KEBERADAAN PROFESI MANAJEMEN KONSTRUKSI

DI INDONESIA

Budi Santosa
Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Universitas Gunadarma

ABSTRAK
Pada era globalisasi mendatang, tantangan di bidang industri
konstruksi menjadi sangat ketat dan kompleks. Peranan manajemen
konstruksi menjadi sangat penting dalam mendukung industri
konstruksi tersebut. Pada saat ini, perkembangan di bidang
manajemen konstruksi khususnya di Indonesia belum menunjukkan
kemajuan yang berarti apabila dibandingkan dengan tantangan yang
bakal dihadapi. Munculnya agen-agen profesi sangat diharapkan
untuk menyemarakkan dan menggairahkan timbulnya profesionalisme
di bidang ini. Keadaan ini harus segera disadari dan dipahami oleh se-
mua pihak yang berkecimpung dalam bidang ini. Mereka dapat belajar
dan mencontoh dari negara-negara yang telah maju dalam hal ini.

Kata Kunci: globalisasi, manajemen konstruksi profesional

PENDAHULUAN lah gejala semakin membengkaknya

Industri konstruksi merupa-
kan kontributor yang esensial terha-
dap proses pembangunan di Indone-
sia. Sektor ini mempengaruhi hampir
setiap sektor ekonomi, mulai dari
bangunan prasarana seperti jalan,
hingga bangunan perumahan, seko-
lah, bendungan, dan pekerjaan kon-
struksi lainnya yang merupakan
landasan fisik di mana usaha pem-
bangunan dan perbaikan standar
hidup dibangun.
Perkembangan paling me-
nonjol dalam bidang konstruksi ada-
ukuran dari kebanyakan proyek serta
organisasinya, semakin rumitnya pro-
yek semacam itu, semakin kompleks-
nya ketergantungan antara yang satu
dengan yang lainnya, semakin berva-
riasinya hubungan antar lembaganya,
dan semakin bertambahnya pera-
turan pemerintah.
Konsekuensi proyek terha-
dap lingkungan dan kebijaksanaan
bidang ketenagakerjaan pada semua
tingkatan semakin hari semakin ber-
tambah. Bidang ekonomi, sosial,
kebudayaan, manajemen juga harus
dapat menghadapi kenyataan yang

SANTOSA, KEBERADAAN PROFESI MANAJEMEN ………… 21

timbul akibat adanya inflasi maupun
kekurangan energi. Kecenderungan
semacam ini akan meningkat terus di
masa mendatang.
Kesulitan ekonomi dan keku-
rangan bahan serta sumber daya la-
innya yang semakin meningkat me-
megang peranan penting dalam
permasalahan yang dihadapi proyek
dewasa ini. Namun bukan berarti
para insinyur dan manajer lalu duduk
berpangku tangan saja, sementara
proyek-proyek yang sangat dibutuh-
kan itu berjalan tanpa kendali atau
terlantar.
Waktu, dana, peralatan, tek-
nologi, manusia, dan bahan-bahan,
semuanya merupakan sumber dana.
Jika semua itu diatur dalam kegiatan
menurut urutan yang logis, maka kita
akan mendapatkan suatu proyek. Te-
lah menjadi kelaziman dalam praktek
bahwa keseluruhan pertanggungja-
waban atas semua faktor ini diserah-
kan pada pundak satu orang, yaitu
manajer proyek. Suatu keberhasilan
dari seorang manajer proyek memer-
lukan pemahaman sepenuhnya dari
segala segi dari industri konstruksi.
PEMBAHASAN
Dari uraian di atas dapat di-
lihat permasalahan, yaitu betapa
sangat pentingnya peranan mana-
jemen konstruksi dalam suatu pro-
yek, namun sementara ini perkem-
bangan di bidang industri konstruksi
belum dapat dibarengi dengan per-
kembangan dalam bidang mana-
jemen. Sudah bukan rahasia umum
lagi bahwa proyek-proyek di Indone-
22 JURNAL DESAIN & KONSTRUKSI, VOL.1, NO.1, JUNI 2002
sia terutama proyek pemerintah me-
rupakan lahan yang empuk untuk
berkembangnya korupsi. Hal ini me-
nandakan masih sangat lemahnya
fungsi manajemen yang ada.
TUJUAN
Sistem manajemen kons-
truksi merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari suatu proyek, baik
itu perusahaan besar ataupun kecil.
Dalam penanganan suatu proyek
khususnya di Indonesia, kontraktor
maupun pemilik, telah memakai sis-
tem manajemen konstruksi dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Namun
oleh karena sistem manajemen yang
mereka gunakan belum berfungsi
sebagaimana mestinya seperti la-
yaknya manajemen yang profesional,
maka timbulnya penyimpangan
dalam proyek selama ini dianggap
hal yang biasa. Suatu hal yang
seharusnya tidak boleh terjadi apa-
bila manajemen yang digunakan ada-
lah manajemen yang benar.
Di Indonesia, profesi mana-
jemen konstruksi memang belum
bisa berkembang sesuai dengan
yang diharapkan. Hal ini merupakan
tantangan dan masalah tersendiri
yang harus segera disadari. Pada
tahun-tahun yang akan datang,
keadaan, masalah, dan problem yang
dihadapi di sebuah proyek akan terus
berkembang dan semakin rumit.
Sudah semestinya suatu sistem ma-
najemen yang andal dan canggih
digunakan.
Manajemen konstruksi men-
datang akan menjadi tulang pung-
gung dalam suatu proyek yang serba
kompleks. Keberadaan suatu agen
profesi manajemen konstruksi menj-
adi kebutuhan yang sangat penting.
Keberadaan profesi manajemen kon-
truksi di Indonesia saat ini belumlah
menggembirakan seperti yang diha-
rapkan. Banyak proyek yang belum
menggunakan agen profesi manaje-
men konstruksi dalam melaksanakan
proyeknya, bahkan seakan-akan
manajemen konstruksi di Indonesia
ini tidak ada.
Untuk perkembangan mana-
jemen konstruksi (MK) mendatang ti-
dak hanya kecanggihan dan keandal-
an yang dibutuhkan, tapi juga
kemandirian dan pengakuan dari ma-
syarakat pada profesi ini; sehingga
pada masa mendatang akan banyak
berkembang perusahaan yang ber-
gerak dalam bidang manajemen ini.
PENDEKATAN YANG DILAKUKAN
Manajemen Konstruksi
Manajemen konstruksi me-
rupakan suatu metoda yang efektif
untuk memenuhi kebutuhan kon-
struksi pemilik. Manajemen kon-
struksi menangani tahapan perenca-
naan disain dan konstruksi proyek ke
dalam tugas yang terpadukan. Tugas
ini selanjutnya dibebankan pada
suatu tim manajemen proyek yang
terdiri dari pemilik, manajer kons-
truksi, dan perancang. Sebuah kon-
traktor dapat pula menjadi bagian
dari tim tersebut. Tim ini bekerja sa-
ma sejak awal perencanaan proyek
sampai pada penyelesaian proyek
SANTOSA, KEBERADAAN PROFESI MANAJEMEN …………
dengan tujuan bersama, yaitu
melayani sebaik-baiknya kepentingan
pemilik. Hubungan kontrak antara
anggota tim dimaksudkan untuk
menekan sekecil mungkin adanya
pertentangan dan menumbuhkan
data tanggap dan kepercayaan di
lingkungan tim. Interaksi yang
bertalian antara biaya konstruksi,
dampak lingkungan, kualitas, dan
jadwal penyelesaian akan diperiksa
oleh tim. Dengan demikian akan
dapat diwujudkan suatu proyek yang
bermutu dan berkualitas bagi pemilik,
dan dalam jangka waktu yang seeko-
nomis mungkin.
Keahlian yang Harus Dimiliki oleh
Manajer Konstruksi
Untuk bisa bersaing dalam
bidangnya, dari seorang manajer
konstruksi dituntut pengalaman dan
kompetensi yang tinggi dalam bidang
perencanaan, pengorganisasian, pe-
ngarahan, dan pengontrolan kons-
truksi; memahami dan mengerti tek-
nologi terbaru; memiliki pengetahuan
dan pengalaman dalam manajemen
material, termasuk biaya, dan peng-
gunaannya; memiliki pengalaman da-
lam manajemen kualitas; penga-
laman dalam hal produktivitas peng-
gunaan, dan ketersediaan buruh;
pengalaman dalam rekayasa biaya,
termasuk estimasi dan penjadualan;
pengalaman strategis kontrak; pe-
ngalaman dalam rekayasa nilai; serta
pengalaman dalam manajemen
resiko.
Menurut Conner (1983), Hol-
ton (1983), Lee (1982), dan Linstrom
23
(1982) seorang manajer konstruksi
mempunyai tanggung jawab sebagai
berikut : merekomendasikan disain
konstruksi; mengkoordinir dan pema-
ketan dokumen kontrak konstruksi;
pengawasan, penganggaran, dan
estimasi biaya; perencanaan, pen-
jadualan, pengawasan, dan koor-
dinasi semua kerja proyek termasuk
disain; tata ruang konstruksi, akses,
dan utilitas sementara; manajemen
dan rekayasa konstruksi pada situs
untuk memasukkan proses peru-
bahan persyaratan pembayaran,
manajemen kualitas, survei, dan in-
vestigasi geoteknik; manajemen ma-
terial termasuk kontrol material lapa-
ngan dan pengadaan; pembahasan
sub-mital kontraktor dihubungkan
dengan metode lapangan untuk me-
nentukan kesesuaian dengan
kontrak; bertanggung jawab dalam
rekayasa nilai; serta program kea-
manan.
Manajemen Konstruksi di
Indonesia dan Dalam Struktur
Organisasi Proyek
Struktur yang diterapkan pa-
da berbagai proyek di Indonesia ber-
variasi, tetapi pada umumnya mana-
jemen konstruksi belum ditempatkan
pada tempat yang sesuai, terutama
pada proyek pemerintah.
Manajemen konstruksi di
Indonesia biasanya masuk sebagai
bagian dari tim pemilik. Bagian
manajemen pada proyek pemerintah
kebanyakan diambil dari instansi
terkait dari pihak pemerintah,
misalnya dari PU atau dari dinas
24 JURNAL DESAIN & KONSTRUKSI, VOL.1, NO.1, JUNI 2002
terkait. Seharusnya posisi tersebut
dapat diisi oleh orang atau agen yang
benar-benar profesional, sehingga
peluang mereka untuk menjadikan
proyek sebagai lahan kolusi dan
bagi-bagi rejeki akan sangat kecil
kemungkinannya. Proyek swasta
umumnya menempatkan manajemen
konstruksi sebagai bagian dari tim
pemilik atau agen yang mandiri, tapi
pada umumnya mereka diambil dari
bagian perusahaan atau anak
perusahaan. Hal ini dilakukan dengan
anggapan akan memudahkan koor-
dinasi, dan memaksimalkan keun-
tungan yang diperoleh. Pos lain yang
sering ditempati manajemen kon-
struksi adalah konsultan pengawas
atau konsultan arsitektur. Bahkan
sering pengawas dan konsultan
arsitektur mempunyai tugas rangkap,
yaitu sebagai bagian yang melak-
sanakan tugas manajemen konstruk-
si selain sebagai pengawas dan pe-
rencana proyek.
Pengamatan pada contoh
proyek yang didanai dari luar negeri,
seperti Jepang, terlihat perbedaan.
Mereka menggunakan konstruksi
manajemen pada struktur organisasi
proyeknya. Mereka menempatkan
manajemen konstruksi sebagaimana
layaknya agen yang profesional yang
mandiri dan diakui keberadaannya.
Beberapa contoh struktur organisasi
proyek ditunjukkan gambar 1,2,3,4
dan 5.
 Owner
Pemda DKI Jakarta

Suku Dinas Tata Bangunan

Pemda DKI Jakarta

Konsultan
Konsultan Pengawas
Perencana
PT. Gubah Laras
PT. Atelier Enam

Kontraktor
PT. PP

Gambar 1.
Skema Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan Penggalian, Dewatering, dan Basement
Pembangunan Gedung Teater PKJ-TIM Jakarta

Gambar 1 menunjukkan Proyek pelapisan ulang tol

struktur organisasi proyek peme-
rintah. Pemilik proyek adalah suku
Dinas Tata Bangunan Pemda DKI
Jakarta. Digunakan dua konsultan
yaitu PT. Atelier Enam sebagai
konsultan perencana dan PT. Gubah
Laras sebagai konsultan pengawas.
Pelaksana pembangunan adalah PT.
PP. Baik konsultan perencana,
pengawas maupun pelaksana meru-
pakan instansi yang terkait dengan
pemerintah.
Cawang-Cengkareng yang merupa-
kan milik PT. Jasa Marga, ditolak
sendiri oleh pemilik.
Owner memberi wewenang
atau menunjuk seseorang sebagai
pemimpin satgas atau pengawas,
yaitu pihak yang mewakili pemilik
dalam melakukan hubungan kerja
dengan pihak luar dalam lingkungan
proyek.

SANTOSA, KEBERADAAN PROFESI MANAJEMEN ………… 25

 Owner

Kontraktor Direksi Pekerjaan /

Pelaksana Satuan Tugas

Gambar 2.
Skema Organisasi Proyek Pelapisan Ulang Tol Cawang-Cengkareng

Gambar 3 dan 4 merupakan konstruksi ditangani oleh kontraktor

contoh proyek yang dimiliki swasta. utama. Pemilik menugaskan khusus
Pemilik pada proyek pembangunan konsultan perencana dan manajemen
Wisma Mulia mendelegasikan tugas konstruksi.
kepada 3 perusahaan. Pelaksanaan

Owner

Konsultan
Konsultan
Manajemen
Perencana
Konstruksi

Kontraktor Utama

Garis komando :
Garis koordinasi :

Gambar 3.

26 JURNAL DESAIN & KONSTRUKSI, VOL.1, NO.1, JUNI 2002

 Skema Organisasi Proyek Wisma Mulia

Pada proyek trans TV Jakar- oleh kontraktor. Manajemen kon-

ta fungsi manajemen konstruksi di-
lakukan oleh konsultan pengawas
yang notabene merupakan bagian
dari PT. Trans TV itu sendiri. Pemilik
memberi tugas pada manajemen
konstruksi yang anggotanya berasal
dari pihak pemilik untuk mengawasi
pekerjaan dilapangan yang dilakukan
struksi mengawasi pelaksanaan dila-
pangan yang dilakukan oleh kon-
traktor, dan kontraktor melaporkan
kemajuan yang telah dicapai kepada
manajemen konstruksi. Manajemen
melaporkan kemajuan tersebut
kepada pemilik.

Owner
PT. Trans TV

Manajemen Konstruksi
Konsultan
PT. Trans TV

Konsultan Struktur
PT. Pidelta Strukturindo

Konsultan Arsitektur
PT. Panca Nugraha

Konsultan M/E
PT. Meco Systech Internusa

Kontraktor Utama
PT. Total Bangun Persada

Gambar 4.
Skema Organisasi pada Proyek PT. Trans TV Jakarta

Gambar 5, menunjukkan pemilik proyek. Tugas konsultan

struktur organisasi proyek pemba-
ngunan gedung Fakultas Kedokteran
Hewan dan rumah sakit hewan
Institut Pertanian Bogor. Proyek ini
didanai oleh pemerintah jepang. Baik
konsultan teknik dan perencanaan,
kontraktor maupun konstruksi mana-
jemen proyek tidak terkait dengan
manajemen konstruksi adalah meng-
evaluasi setiap kegiatan proyek dari
awal proyek dengan melaksanakan
pengawasan, memberikan saran
kepada kontraktor masalah yang
menyangkut manajemen di lapang-
an, memberikan laporan hasil kerja
kontraktor kepada pemilik dan ikut

SANTOSA, KEBERADAAN PROFESI MANAJEMEN ………… 27

membuat laporan kemajuan proyek ngan baik secara rutin maupun
bersama kontraktor, memproses khusus, dan mengadakan revisi bila
pembayaran kepada kontraktor, diperlukan dengan seizin pemberi
memimpin rapat koordinasi di lapa- tugas.

Owner
Institut Pertanian Bogor

Konsultan Teknik dan Perencanaan

Kons. Manajemen Proyek
Nisoken A&E
PT. Kogas Driyap
Pasific Konsultan
Project Management Service (PMS)
International
Jaya CM Manunggal Peratama

Kontraktor
PT. Tokai Kogyo, C Ltd.

Gambar 5.
Skema Struktur Organisasi Proyek Gedung Fakultas Kedokteran Hewan
dan Rumah Sakit Hewan IPB Bogor

PENUTUP DAFTAR PUSTAKA

Penempatan manajemen
konstruksi dalam struktur organisasi
suatu proyek dapat bervariasi, seperti
yang berkembang di Indonesia. Apa-
bila dibandingkan dengan negara
lain, misalnya pada proyek yang meli-
batkan orang asing, terlihat per-
bedaan dalam hal penempatan agen
manajemen konstruksi dalam struktur
organisasi proyek.
Anonim. Tanggung Jawab
Manajemen Konstruksi dalam
Disain. Komite Manajemen
Konstruksi Divisi Konstruksi.
Barrie, D.S, B.S Paulson Jr. dan
Sudinarto. 1995. Manajemen
Konstruksi Profesional.
Erlangga. Jakarta.
Haltenoff, C.E. 1998. The CM Con-
tracting System. Prentice Hall.
Kluenker, C. 2001. Risk VS Conflict
of Interest What Every Owner

28 JURNAL DESAIN & KONSTRUKSI, VOL.1, NO.1, JUNI 2002

 Should Consider When Using
Construction Management.

SANTOSA, KEBERADAAN PROFESI MANAJEMEN ………… 29