RUMAH SAKIT
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan limpahan
rahmat-Nyalah maka kami bisa menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini saya mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Pengelolaan Limbah
Rumah Sakit” yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk
mempelajarinya.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau
menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Penulis
PENDAHULUAN
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah, antara lain:
PEMBAHASAN
Limbah adalah bagian dari hasil produksi yang pada umumnya dapat
menimbulkan dampak terhadap lingkungan yang kurang baik, namun jika limbah
tersebut dapat dimanfaatkan atau didaur ulang kembali menjadi produk yang sejenis atau
jenis produk lainnya maka akan mempunyai nilai tambah (added value) yang sangat
menguntungkan. Dari semua kegiatan-kegiatanrumah sakit, menghasilkan berbagai
macam limbah berupa benda cair, padat dan gas.Pengelolaan limbah rumah sakit adalah
bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk
melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah
rumah sakit. Sesuai dalam UU No. 9 tahun 1990 tentang Pokok-pokok Kesehatan, bahwa
setiap warga berhak memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.Ketentuan
tersebut menjadi dasar bagi pemerintah untuk menyelenggarakan kegiatan yang berupa
pencegahan dan pemberantasan penyakit, pencegahan dan penanggulangan pencemaran,
pemulihan kesehatan, penerangan dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat (Siregar,
2001).
Upaya perbaikan kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai
macam cara, yaitu pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, penyehatan
lingkungan, perbaikan gizi, penyediaan air bersih, penyuluhan kesehatan serta pelayanan
kesehatan ibu dan anak. Selain itu, perlindungan terhadap bahaya pencemaran
lingkungan juga perlu diberi perhatian khusus.Rumah sakit merupakan sarana upaya
perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan dan dapat dimanfaatkan
pula sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.Pelayanan kesehatan
yang dilakukan rumah sakit berupa kegiatan penyembuhan penderita dan pemulihan
keadaan cacat badan serta jiwa (Said dan Ineza, 2002). Kegiatan rumah sakit
menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda cair, padat dan
gas.Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan
di rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran
lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit.
Limbah Rumah Sakit adalah semua limbah yang dihasilkan oleh kegiatan
rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya.Limbah rumah Sakit bisa mengandung
bermacam-macam mikroorganisme bergantung pada jenis rumah sakit, tingkat
pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang.Limbah cair rumah sakit dapat
mengandung bahan organik dan anorganik yang umumnya diukur dan parameter BOD,
COD, TSS, dan lain-lain.Sedangkan limbah padat rumah sakit terdiri atas sampah
mudah membusuk, sampah mudah terbakar, dan lain-lain. Limbah- limbah tersebut
kemungkinan besar mengandung mikroorganisme patogen atau bahan kimia beracun
berbahaya yang menyebabkan penyakit infeksi dan dapat tersebar ke lingkungan rumah
sakit yang disebabkan oleh teknik pelayanan kesehatan yang kurang memadai,
kesalahan penanganan bahan-bahan terkontaminasi dan peralatan, serta penyediaan dan
pemeliharaan sarana sanitasi yang masib buruk (Said, 1999).
Limbah yang masih bisa dimanfaatkan agar dipisahkan dari limbah yang
tercemar oleh limbah B3 ataupun limbah infeksius. Limbah domestik yang dapat didaur
ulang ataupun dimanfaatkan harus dipisah dalam tempat terpisah. Limbah domestik
berupa kertas/karton, plastik, gelas dan logam masih mempunyai nilai jual untuk di
reuse. Begitu pula dengan limbah domestik berupa sampah organik bisa untuk kompos.
Limbah plastik bekas pengobatan lainnya seperti bekas infus yang tidak terkontaminasi
limbah B3 atau limbah infeksius dapat didaur ulang. Pada saat ini hanya sekitar 19%
limbah domestik dari rumah sakit yang sudah dimanfaatkan untuk didaur ulang.
Limbah berbahaya dan beracun sendiri tidak menutup kemungkinan untuk dapat
dimanfaatkan ataupun untuk di-reuse. Beberapa limbah kimia yang dapat dimanfaatkan
kembali antara lain adalah limbah radiologi seperti fixer dan developer dengan
dikirimkan ke pihak ke-3 yang berizin.
a. House Keeping yang baik, usaha ini dilakukan oleh rumah sakit dalam menjaga
kebersihan lingkungan dengan mencegah terjadinya ceceran, tumpahan atau
kebocoran bahan serta menangani limbah yang terjadi dengan sebaik mungkin.
b. Segregasi aliran limbah, yakni memisahkan berbagai jenis aliran limbah
menurut jenis komponen, konsentrasi atau keadaanya, sehingga dapat
mempermudah, mengurangi volume, atau mengurangi biaya pengolahan limbah.
c. Pelaksanaan preventive maintenance, yakni pemeliharaan/penggantian alat atau
bagian alat menurut waktu yang telah dijadwalkan.
d. Pengelolaan bahan (material inventory), adalah suatu upaya agar persediaan
bahan selalu cukup untuk menjamin kelancaran proses kegiatan, tetapi tidak
berlebihan sehiugga tidak menimbulkan gangguan lingkungan, sedangkan
penyimpanan agar tetap rapi dan terkontrol.
e. Pengaturan kondisi proses dan operasi yang baik: sesuai dengan petunjuk
pengoperasian/penggunaan alat dapat meningkatkan efisiensi.
f. Penggunaan teknologi bersih yakni pemilikan teknologi proses kegiatan yang
kurang potensi untuk mengeluarkan limbah B3 dengan efisiensi yang cukup
a. Bangsal harus memiliki dua macam tempat limbah dengan dua warna, satu
untuk limbah klinik dan yang lain untuk bukan klinik.
b. Semua limbah dari kamar operasi dianggap sebagai limbah klinik.
c. Limbah dari kantor, biasanya berupa alat-alat tulis, dianggap sebagai limbah
klinik.
d. Semua limbah yang keluar dari unit patologi harus dianggap sebagai limbah
klinik dan perlu dinyatakan aman sebelum dibuang.
2) Penampungan
Sampah klinis hendaknya diangkut sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan.
Sementara menunggu pengangkutan untuk dibawa ke incinerator atau
pengangkutan oleh dinas kebersihan (atau ketentuan yang ditunjuk), sampah
tersebut hendaknya :
Disimpan dalam kontainer yang memenuhi syarat.
Di lokasi/tempat yang strategis, merata dengan ukuran yang disesuaikan
dengan frekuensi pengumpulannya dengan kantong berkode warna yang
telah ditentukan secara terpisah.
3) Pengangkutan
Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan intenal dan eksternal.
Pengangkutan internal berawal dari titik penampungan awal ke tempat
pembuangan atau ke incinerator (pengolahan on-site). Dalam pengangkutan
internal biasanya digunakan kereta dorong. Kereta atau troli yang digunakan
untuk pengangkutan sampah klinis harus didesain sedemikian rupa sehingga :
Permukaan harus licin, rata dan tidak tembus
Tidak akan menjadi sarang serangga
Mudah dibersihkan dan dikeringkan
Sampah tidak menempel pada alat angkut
Sampah mudah diisikan, diikat, dan dituang kembali
Bila tidak tersedia sarana setempat dan sampah klinis harus diangkut ke tempat
lain :
Harus disediakan bak terpisah dari sampah biasa dalam alat truk
pengangkut. Dan harus dilakukan upaya untuk men-cegah kontaminasi
sampah lain yang dibawa.
Harus dapat dijamin bahwa sampah dalam keadaan aman dan tidak
terjadi kebocoran atau tumpah.
Sesuai dengan debit air buangan dari rumah sakit yang juga tergantung dari
besar kecilnya rumah sakit, atau jumlah tempat tidur, maka
kontruksi Anaerobic Filter Treatment Systemdapat disesuaikan dengan
kebutuhan tersebut, misalnya :
c. Pembuangan efluen
Dalam pengoperasian instalasi nuklir tidak dapat dihindarkan
terjadinya pembuangan efluen ke atmosfer dan ke badan-air. Efluen
gas/partikulat yang dibuang langsung ke atmosfer berasal dari sistem ventilasi.
Udara sistem ventilasi di tiap instalasi nuklir sebelum dibuang ke atmosfer
melalui cerobong, dibersihkan kandungan gas/partikulat radioaktif yang
terkandung di dalamnya dengan sistem pembersih udara yang mempunyai
efisiensi 99,9 %. Efluen cair yang dapat dibuang langsung ke badan-air hanya
berasal dari sistem ventilasi dan dari unit pengolahan limbah cair radioaktif.
Tiap jenis radionuklida yang terdapat dalam efluen yang di buang ke lingkungan
harus mempunyai konsentrasi di bawah BME..
Pembuangan efluen radioaktif secara langsung, setelah proses
pengolahan/dibersihkan, dan setelah peluruhan ke lingkungan merupakan
penerapan strategi EDS. Dalam pembuangan secara langsung, setelah
dibersihkan dan setelah peluruhan aktivitas/konsentrasi radionuklida yang
terdapat dalam efluen harus berada di bawah BME. Radionuklida yang terdapat
dalam efluen akan terdispersi dan selanjutnya melalui berbagai jalur perantara
(pathway) yang terdapat di lingkungan akan sampai pada manusia sehingga
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan
di rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran
lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit.
b. Sumber-sumber limbah rumah sakit antara lain limbah infeksius, limbah tajam
limbah plastik dan limbah jaringan tubuh.
c. Dari berbagai jenis sampah/limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit sangat
berpotensi untuk menyebabkan gangguan dalam kehidupan dan kesehatan manusia
serta lingkungannya,dan dampak negatif yang dapat terjadi bila sampah rumah sakit
tidak di tangani secara baik dan benar dapat mengakibatkan berbagai macam
gangguan-gangguan antara lain;infeksi silang (Nosokomial) dapat terjadi pada
pengguna rumah sakit yaitu pasien,pengunjung,dan karyawan.
d. Limbah yang masih bisa dimanfaatkan agar dipisahkan dari limbah yang tercemar
oleh limbah B3 ataupun limbah infeksius. Limbah domestik yang dapat didaur ulang
ataupun dimanfaatkan harus dipisah dalam tempat terpisah.
e. Dalam pelaksanaan pengelolaan limbah, upaya pertama yang harus dilakukan adalah
upaya preventif yaitu mengurangi volume bahaya limbah yang dikeluarkan ke
lingkungan yang meliputi upaya mengunangi limbah pada sumbernya, serta upaya
pemanfaatan limbah
3.2 Saran
rumah sakit yang meliputi berbagai macam klasifikasinya. Demi kesempurnaan makalah
ini saya harapkan kritikan serta saran yang membangun. Saran dari pembaca saya
harapkan agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua.