Waktu : 20 menit
A. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah melakukan penyuluhan petugas cleaning service dapat mengetahui
hygiene diruang instalasi gizi RSD Jombang
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan 30 menit diharapkan cleaning service mampu :
1. Mengetahui dan memahami pengertian tentang hygiene diruang instalasi gizi
RSD Jombang
2. Mengetahui dan memahami pengaruh sampah terhadap kesehatan diruang
instalasi gizi RSD Jombang
3. Mengetahui dan memahami syarat penyimpanan sampah yang memenuhi
aturan kesehatan
4. Mengetahui dan memahami keuntungan membuang sampah dengan benar
1
B. Metode Penyuluhan
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah dan tanya
jawab.
C. Media Penyuluhan
Media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah lembar balik/leaflet
D. Langkah-langkah Kegiatan
Tahap Metode
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Kegiatan
1 a. Memberi salam dan a. Mendengarkan Ceramah
Pembukaan 2 menit memperkenalkan diri b. Memperhatikan
b. Menjelaskan maksud c. Memberikan
dan tujuan umpan balik atau
penyuluhan merespon
2
materi tentang syarat
penyimpanan sampah
yang memenuhi
aturan kesehatan dan
menjelaskan tentang
keuntungan
membuang sampah
dengan benar.
3. Penutup 10 menit a. Melakukan evaluasi a. Mendengarkan Ceramah
tanya jawab kepada b. Menjawab dan
kepada sasaran pertanyaan Tanya
penyuluhan c. Menjawab jawab
b. Menyimpulkan hasil salam
penyuluhan tentang
hygiene diruang
instalasi gizi RSUD
Jombang dan
memberikan
motivasi kepada
sasaran penyuluhan
c. Menutup penyuluhan
dan mengucapkan
salam
3
E. MATERI
A. Pegertian Hygiene
Hygiene adalah Suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Hygiene Sanitasi Rumah Sakit
adalah suatu usaha/tindakan untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat
penggunaan pelayanan rumah sakit sebagai sarana tempat pelayanan kesehatan
terutama yang erat hubungannya dengan timbul dan menularnya suatu penyakit.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita, baik berupa benda
hidup, benda mati, benda nyata ataupun abstrak termasuk manusia lainnya. Serta
suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen-elemen di
alam tersebut. Lingkungan sehat adalah jika sampah, air limbah dan tinja dibuang
secara benar.
B. Hygiene Lingkungan
1. Lantai
Lantai adalah bagian dari dasar ruangan yang terbuat dari semen, ubin,
papan dan sebagainya. Lantai sebaiknya terbuat dari dari bahan yang tidak licin,
sehingga tidak membahanyakan ketika bekerja di dalam ruangan tersebut.
Berdasarkan Keputusan Meteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/
Menkes/ SK/VII/ 2003, “permukaan lantai rapat air dan halus, kelandaian cukup,
tidak licin dan mudah dibersihkan”.
2. Dinding
Dinding dapur sebainya dibuat dari bahan yang tahan panas dan dilapisi
dengan keramik agar mudah membersihkannya. Sesuai dengan keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomor 1098/Menkes/ SK/ VII/ 2003, bahwa:
a. Permukaan dinding sebelah dalam halus, kering / tidak menyerap air dan
mudah dibersihkan.
4
b. Bila permukaan dinding kena percikan air maka setinggi 2 (dua) meter
dari lantai dilapisi bahan kedap air yang permukaannya halus, tidak
menahan debu dan berwarna terang.
c. Dinding harus dapat memantulkan cahaya yang cukup bagi ruangan.
Semua kabel dan pipa atau instalasi pipa uap harus berada dalam keadaan
terbungkus atau tertanam dalam instalai atau dinding.
3. Ventilasi
Ventilasi terbagi dua, yaitu ventilasi alami dan buatan. Ventilasi terbagi
dua, yaitu ventilasi alami dan ventilasi buatan. Ventilasi alami yaitu aliran udara
yang masuk melalui pintu, jendela ataupun lubang angin yang sengaja dibuat.
Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat khusus untuk mengalirkan udara,
seperti kipas angin, mesin penghisap dan AC (air contidion)”. Selain itu, ventilasi
juga harus dilapisi dengan kawat kasa agar makanan yang dihasilkan terhindar
dari gangguan binatang serangga yang dapat menularkan bibit dan kuman
penyakit. Ventilasi harus cukup sehingga dapat mengeluarkan asap, bau makanan,
bau uap lemak, bau air, dan panas. Untuk itu dapat digunakan “exhause fan” pada
tempat – tempat tertentu. Ventilasi harus dapat mengatur pergantian udara
sehingga ruangan tidak terasa panas, tidak terjadi kondensasi uap air atau lemak
pada lantai, dinding dan langit - langit. Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1098/ Menkes/SK/ VII/ 2003, persyaratan ventilasi adalah sebagai berikut:
a. Bagunan atau ruangan tempat pengolahan makanan harus dilengkapi
dengan ventilasi yang dapat menjaga keadaan nyaman.
b. Sejauh mungkin ventilasi harus cukup (+ 20% dari luas lantai), untuk :
a) Mencegah udara dalam ruangan terlalu panas,
b) Mencegah terjadinya kondensasi uap air atau lemak pada lantai,
diding atau langit-langit.
c. Membuang bau, asap dan pencemaran lain dari ruangan.
4. Pencahayaan
Cahaya yang baik sangat penting bagi penyelengaraan makanan. Ada dua
bentuk pencahayaan, yaitu cahaya yang berasal dari matahari dan cahaya buatan
5
yang berasal dari energy listrik. Sesuai dengan Keputusa Menteri Kesehatan RI
Nomor 715/ Menkes/ Sk/ V/ 2003, bahwa :
a. Intensitas cahaya harus cukup untuk mendapatkan pemeriksaan dan
pembersihan serta melakukan pekerjaan secra efektif.
b. Di setiap ruangan tempat pengolahan makanan dan tempat mencuci
tangan, intensitas pencahayaan sedikitnya 200 lux pada titik 90cm dari
lantai.
c. Semua pncahayaan tidak boleh menimbulkan silau dan distribusinya tidak
menimbulkan bayangan.
d. Cahaya terang dapat diketahui dengan alat ukur luxmeter (foot candle
meter).
5. Plafon
Langit-langit sebaiknya terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan
memiliki bidang permukaan yang rata. Persyratan langit- langit berdasarkan
keputusan Menteri Kesehatan Republi Indonesia nomor 098/ Menkes/ SK/ VII/
2003, bahwa : “a) Bidang langit-langit harus mentupi atap bangunan, b)
Permukaan langit-langit rata, berwarna terang dan mudah dibersihkan, c) Tinggi
langit-langit tidak kurang dari 2,4 meter di atas lantai dan tidak terdapat lubang”.
Langit-langit harus tertutup, dilengkapi dengan bahan peredam suara
untuk bagian tertentu dan disediakan cerobong asap. Langit-langit dapat diberi
warna agar serasi dengan warna dinding. Jarak antara lantai dengan langit-langit
harus tinggi agar udara panas dapat bersirkulasi dengan baik. Cara
membersihkannya adalah dengan menggunakan sikat bulat bertangkai panjang
pembersihannya dilakukan satu kali dalam sebulan dimana pada saat kegiatan di
dapur tidak beroperasi.
C. Pengaruh sampah terhadap kesehatan
Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan ManusiaManusia yang hidup
dilingkungan, tidak akan terhindar oleh adanya sampah yang hadir
dilingkungan.Pengaruh sampah terhadap kesehatan dapat dikelompokkan
menjadi efek yang langsung dan tidak langsung. Yang dimaksud dengan efek
langsung adalah efek yang disebabkan karena kontak langsung dengan sampah
6
tersebut. Efek tidak langsung yaitu dapat dirasakan masyarakat akibat proses
pembusukan, pembakaran, dan pembuangan sampah. Lokasi dan pengelolaan
sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol)
merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat, tikus dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit.Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai
berikut:
1. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur
airminum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga
meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang
memadai.
2. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
3. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salahsatu contohnya
adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita 20 (taenia). Cacing
ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui
makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
10
11