Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG

KECAMATAN TELAGASARI

PERATURAN DESA KALIBUAYA


NOMOR 11 TAHUN 2015

TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RJPMDesa)
TAHUN 2015-20121

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA KALIBUAYA

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 79 Undang-


Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Pemerintah
Desa wajib menyusun perencanaan pembangunan desa
sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada
perencanaan pembangunan Kabupaten;
b. bahwa untuk melaksanakan pembangunan dalam skala desa
tersebut, pelaksanaanya harus sesuai dengan daftar skala
prioritas pembangunan desa baik bidang fisik, ekonomi dan
social budaya, maka perlu dibuat Rancangan Pembangunan
Jangka Menengah Desa (RPJM Desa);
c. bahwa RPJM Desa tersebut merupakan rencana strategis
pembangunan Tahun 2015 – 2021 yang merupakan Visi, Misi,
Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan Desa yang wajib di
tetapkan dengan Peraturan Desa;
d. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu
menetapkan Peraturan Desa kalibuaya tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa Tahun 2015 - 2021.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomer 14 Tahun 1950 tentag Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Djawa
Barat (berita Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah
denga Undang-undang Nomer 4 tahun 1968 tentang
Pembentukan kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang
dengan mengubah Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950
tentang pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1968 Nomer 31, Tambahan Lembaran
Negara Republic Indonesia 2851);
2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5234);
3. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5495);
4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587); sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014
tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5589);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan undang-undang nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
2014 nomor 123);
6. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014
tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 7 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan
Kabupaten Karawang (Lembaran Daerah Kabupaten
Karawang Tahun 2008 Nomor 7 Seri E);
10.Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 7 Tahun 2014
tentang pembentukan Produk Hukum Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Karawang Tahun 2014 Nomor 7);
11.Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 13 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Karawang
Tahun 2014 Nomor 13).

Dengan Kesepakatan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
Dan
KEPALA DESA KALIBUAYA

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DESA KALIBUAYA TENTANG RENCANA


PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA ( RPJMDes )
TAHUN 2015 – 2021

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:


1. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain.
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hokum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui
dan dihomati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

2. Pemerintah Desa adalah peyelenggaraan urusan pemerintah dan


kepentingan masyarakat setempat dalam system pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu perangkat Desa sebagai unsure penyelenggara Pemerintahan Desa.

4. Badan Permusyawaratan desa atau disebut dengan nama lain, yang


selanjutnya disebut BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

5. Peraturan di Desa adalah Peraturan yang meliputi Peraturan Desa,


Peraturan Bersama Kepala Desa dan Peraturan Kepala Desa.

6. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan


oleh Kepala desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD.

7. Peraturan Bersama Kepala Desa adalah Peraturan yang ditetapkan oleh dua
atau lebih Kepala desa dan bersifat mengatur.

8. Peraturan Kepala Desa adalah Peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa
dan bersifat mengatur.

9. Keputusan Kepala Desa adalah penetapan yang bersifat konkrit, individual,


dan final.

10.Evaluasi adalah pengakajian dan penilaian terhadap rancangan Peraturan


desa untuk mengetahui bertentangan dengan kepentingan umum dan /atau
peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.

11.Pengundangan adalah penempatan Peraturan di Desa dalam Lembaran


Desa atau Berita Desa.

12.Klarifikasi adalah pengkajian dan penilain terhadap Peraturan di Desa


untuk mengetahui bertentangan dengan kepentingan umum, dan/atau
Peraturan Perundangan-undangan yang lebih tinggi.

13.Bertentangan dengan kepentingan umum adalah kebijakan yang


menyebabkan terganggunya kerukunan antar warga masyarakat,
terganggunya akses terhadap pelayanan publik, terganggunya ketentraman
dan ketertiban umum, terganggunya kegiatan ekonomi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan/atau diskriminasi terhadap
suku, agama dan kepercayaan ras, antar golongan, dan gender.

14.Angg aran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disebut APBD
Desa adalah rencan keuangan tahunan pemerintah Desa

15.Swadaya masyarakat adalah kemampuan dari suatu kelompok masyarakat


dengan kesadaran dan inisiatif sendiri mengadakan ikhtiar ke arah
pemenuhan kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang yang
dirasakan dalam kelompok masyarakat itu.

16.Gotong-royong adalah bentuk kerjasama yang spontan dan sudah


melembaga serta mengandung unsur-unsur timbal balik yang bersifat
sukarela antara warga desa dan atau antara warga desa dengan
pemerintahan desa untuk memenuhi kebutuhan bersama yang insidentil
maupun berkelangsungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
bersama baik materil maupun spiritual.

17.Rencana Pembangunan Jangka Menengah yang selanjutnya disingkat


RPJM-Desa adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahunan
yang memuat arah kebijakan pembangunan desa, arah kebijakan keuangan
desa, kebijakan umum, program, program Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD), lintas SKPD, dan program prioritas ke wilayahan, disertai dengan
rencana kerja.

18.Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat RKP-Desa


adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun yang
merupakan penjabaran dari RPJM-Desa yang memuat rancangan kerangka
ekonomi desa, dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang
dimutahirkan, program prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan
pendanaan serta prakiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh
pemerintah desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

19.Lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang selanjutnya disingkat LPM adalah


lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan
merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat.

20.Kader Pemberdayaan Masyarakat yang selanjutnya disingkat KPM adalah


anggota masyarakat desa yang memiliki pengetahuan, kemauan untuk
menggerakkan masyarakat berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat
dan pembangunan partisipatif.

21.Profil Desa adalah gambaran menyeluruh tentang karakter desa yang


meliputi data dasar keluarga, potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, kelembagaan, prasarana dan sarana serta perkembangan
kemajuan dan permasalahan yang dihadapi desa.

22.Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APB Desa


adalah Rencana Keuangan Tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas dan
disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD yang ditetapkan dengan
Peraturan Desa.

23.Alokasi Dana Desa yang selanjutnya disingkat ADD adalah dana yang
dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten untuk Desa, yang bersumber dari
bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh
Kabupaten.

24.Visi adalah Gambaran tentang Kondisi Ideal Desa yang diinginkan.

25.Misi adalah Pernyataan tentang sesuatu yang harus dilaksanakan sehingga


Visi dapat terwujud secara efektif dan efisien.

26.Musyawarah Menggagas Masa Depan Desa yang selanjutnya disingkat


MMDD adalah musyawarah untuk mencari/menggali gagasan baik di
tingkat dusun maupun desa.

BAB II
TUJUAN DAN PRINSIP
PENYUSUNAN RPJM - DESA

Bagian Pertama
Tujuan
Pasal 2

Tujuan penyusunan RPJM-Desa adalah:

a. Merumuskan rencana pembangunan desa yang sesuai dengan kebutuhan


masyarakat dan keadaan lingkungan setempat;

b. Merumuskan arah, tujuan, kebijakan dan strategi pembangunan desa;

c. Menyelaraskan rencana kegiatan dan anggaran: dan

d. Meningkatkan peran serta masyarakat di desa dalam proses pembangunan.


Bagian Kedua
Prinsip Penyusunan RPJM-Desa
Pasal 3

Penyusunan RPJM-Desa dilakukan dengan mengacu pada prinsip-prinsip :

a. Lengkap, artinya RPJM-Desa mencakup semua aspek pembangunan


masyarakat dan desa;

b. Cermat, artinya data-data dasar diperoleh dan dihimpun secara teliti, objektif
dan dapat dipercaya;

c. Sistematis, artinya RPJM-Desa disusun berdasarkan alur pemikiran logis dan


sesuai tata susun yang runtut;

d. Partisipatif, artinya melibatkan semua pihak/pemangku kepentingan secara


aktif dalam proses pembahasan dan pengambilan keputusan;

e. Keterbukaan, artinya memberikan akses seluas-luasnya kepada para pemangku


kepentingan untuk mendapatkan informasi dan mengontrol proses penyusunan
RPJM-Desa.

BAB III
TATA CARA PENYUSUNAN DAN
PENETAPAN RPJM-DESA

Bagian Pertama
Pembentukan Tim Penyusun RPJM-Des
Pasal 4

1. Tim Penyusun RPJM-Desa dibentuk dalam forum Rapat Pembentukan Tim


Penyusun RPJM-Desa.
2. Proses pemilihan anggota Tim Penyusun dilakukan dalam Rapat Pembentukan
Tim Penyusun RPJM-Desa.
3. Rapat Pembentukan Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
diselenggarakan oleh Pemerintah Desa.
4. Jumlah anggota Tim Penyusun sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
sekurang-kurangnya 11 (sebelas) orang, yang terdiri dari :

a. Kepala Desa;

b. Sekretaris Desa;
c. Sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Pengurus LPM;

d. Sekurang-kurangnya 2 (dua) orang KPM, yang salah satunya adalah


perempuan.

e. Sekurang-kurangnya 2 (dua ) orang Kepala dusun; dan

f. Sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang wakil masyarakat yang sekurang-


kurangnya satu diantaranya adalah perempuan.

Bagian Kedua
Mekanisme Penyusunan, Pembahasan, dan
Penetapan Rancangan RPJM-Desa

Paragraf 1
Penyusunan Rancangan RPJM-Desa

Pasal 5

Tahap Persiapan adalah kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka :

a. Memastikan kesiapan KPM dan LPM;

b. Memastikan penugasan KPM dan LPM melakukan fasilitasi pengkajian keadaan


desa;

c. Memastikan penerbitan Surat Keputusan Penetapan Tim Penyusun RPJMDesa;

d. Memastikan tersedianya hasil-hasil Menggagas Masa Depan Desa dan


Penggalian Gagasan tahun sebelumnya sebagai informasi dan bahan
pendukung pelaksanaan pengkajian keadaan desa;

e. Menetapkan jadwal dan agenda pelaksanaan kegiatan penyusunan RPJMDesa;

f. Menyiapkan sarana, alat dan kebutuhan lainnya untuk mendukung kelancaran


pelaksanaan kegiatan penyusunan RPJM-Desa.

Pasal 6

Pengkajian keadaan desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, adalah


proses penggalian dan pengumpulan data mengenai keadaan masyarakat,
masalah, potensi dan berbagai informasi terkait, yang menggambarkan secara
jelas dan lengkap kondisi dan dinamika masyarakat desa.
Paragraf 2
Pembahasan Rancangan RPJM-Desa

Pasal 7

1. Rancangan (Awal) RPJM-Desa dibahas bersama masyarakat dalam Forum


Musrenbang Desa.
2. Musrenbang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah Forum Musrenbang
Desa yang diselenggarakan khusus, 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun untuk
membahas rancangan (Awal) RPJM-Desa.

Paragraf 3
Penetapan Rancangan RPJM-Desa
Pasal 8

1. Rancangan RPJM-Desa dapat diajukan oleh pemerintah desa.


2. Dalam menyusun rancangan RPJM-Desa, pemerintah desa harus
memperhatikan dengan sungguh-sungguh aspirasi yang berkembang di
masyarakat yang diwadahi oleh LPM.
3. Rancangan RPJM-Desa yang berasal dari pemerintah desa disampaikan oleh
kepala desa kepada pemangku kepentingan yaitu LPM, PKK-Desa, KPM, Tokoh
Masyarakat, Tokoh Agama, dan sebagainya.
4. Setelah menerima rancangan RPJM-Desa, pemerintah desa melaksanakan
Musrenbang desa untuk mendengarkan penjelasan kepala desa tentang
perencanaan pembangunan desa.
5. Jika rancangan RPJM-Desa berasal dari pemerintah desa, maka pemerintah
desa mengundang LPM, lembaga-lembaga kemasyarakatan, Tokoh Agama,
Tokoh Masyarakat, dan lain-lain untuk melakukan Musrenbang Desa
membahas RPJM-Desa.
6. Setelah dilakukan Musrenbang Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (4)
dan (5), maka pemerintah desa menyelenggarakan rapat paripurna yang
dihadiri oleh BPD dan pemerintah desa serta LPM dan lembaga
kemasyarakatan dalam acara penetapan persetujuan BPD atas rancangan
RPJM-Desa menjadi RPJM-Desa yang dituangkan dalam Peraturan Desa.
7. Rancangan (Akhir) RPJM-Desa ditetapkan dalam Forum Rapat BPD yang
diselenggarakan oleh dan sesuai Peraturan Tata Tertib BPD.
8. Rapat sebagaimaana dimaksud pada ayat (7), dipimpin oleh Pimpinan BPD.

9. Setelah mendapat persetujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) dan (7)
Pasal ini, maka kepala desa menetapkan RPJM-Desa, serta memerintahkan
sekretaris desa untuk mengundangkannya dalam lembaran desa.

Pasal 9

1. Pemerintah Desa wajib mengembangkan nilai-nilai demokrasi, untuk


mengambil keputusan dalam forum Musrenbang-Desa.
2. Mekanisme pengambilan keputusan dalam forum Musrenbang-Desa dalam
perencanaan pembangunan desa berdasarkan musyawarah dan mufakat.

BAB IV
SISTEMATIKA PENYUSUNAN RPJM-DESA
Pasal 10

1. Rancangan atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Kalibuaya


Tahun 2015-2021 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : PROFIL DESA

BAB III : PROSES PENYUSUNAN RPJM DESA

BAB IV : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

BAB V : PENUTUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

2. Sistematika sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan landasan dan


pedoman bagi pemerintah desa untuk penyusunan RPJM-Des sebagaimana
Lampiran I dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Desa ini.
3. Perubahan/Review Daftar Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
(RPJM-DESA) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), secara keseluruhan
sebagaimana Lampiran II Peraturan Desa ini.

Pasal 11

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tahun 2011-2015


merupakan landasan dan pedoman bagi Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa dalam Pelaksanaan pembangunan 5 (lima) tahun.
Pasal 12

Berdasarkan Peraturan Desa ini disusun Rencana Kerja Pembangunan Desa


(RKP- Desa) yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa dan merupakan
penjabaran kegiatan dari RPJM-Desa, yang selanjutnya disusun dalam APB Desa.

Pasal 13

RKP-Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 merupakan landasan dan


pedoman bagi pemerintah desa dalam menyusun Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa ( APB Desa ).

Pasal 14

Pelaksanaan pembangunan dapat mengalami perubahan dari RPJM-Desa karena


terjadi bencana alam dan atau keadaan darurat lainnya, atau suatu keadaan yang
sifatnya berhubungan dengan kepentingan umum atau ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

BAB V
PELAPORAN
Pasal 15

1. Kepala Desa berkewajiban menyampaikan laporan tentang penyusunan


RPJM-Desa dan Peraturan Desa Tentang RPJM-Desa kepada Bupati sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
2. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), selambat-lambatnya
disampaikan 30 (tiga puluh) hari setelah ditetapkannya Peraturan Desa
tentang RPJM-Desa.

BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 16

1. Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perencanaan


pembangunan desa berupa bimbingan, arahan dan supervisi.
2. Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
didelegasikan kepada Camat sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 17
Hal-hal lain yang belum cukup diatur dalam peraturan RPJM-Desa ini, sepanjang
mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dalam Keputusan
Kepala Desa.
Pasal 18

Peraturan Desa tentang RPJM-Desa ini mulai berlaku pada saat diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan


Desa ini dengan menempatkannya dalam lembaran desa.

Ditetapkan di Kalibuaya
Pada tanggal 02 November 2015
KEPALA DESA KALIBUAYA

NANA MULYANA

Diundangkan di Kalibuaya
Pada tanggal 02 November 2015
SEKRETARIS DESA KALIBUAYA

YAYAN MULYANTO

LEMBARAN DESA KALIBUAYA KECAMATAN TELAGASARI


KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2015
NOMOR 11

Anda mungkin juga menyukai