Tugas Atb 2 Setra
Tugas Atb 2 Setra
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan pikirannya. Sehinnga
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL……………………………………………………………………………………… i
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………………… ii
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………….. iv
BAB
I PENDAHULUAN……………………………………………………………………… 1
1. Latar
Belakang…………………………………………………………………………… 1
2. Rumusan
Masalah………………………………………………………………………. 2
BAB
II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………
….. 3
DAFTAR
PUTAKA…………………………………………………………………………………… 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Perumusan Masalah
Setra atau sema adalah kuburan dalam bahasa Balinya yaitu suatu tempat untuk
melakukan proses sementara dalam hal upacara kematian dan oleh sebab itu, bagi umat Hindu
pelaksanaan upacara nyekar ke kuburan telah ditiadakan, Sebab disana tidak ada apa-apa lagi
karena badan kasar dan badan halus telah kembali keasalnya. Upacara kematian sebagai
rangkaian ngaben di Bali yang biasanya di hulun setra dibangun Pura Prajapati sebagai stana
dewi durga yang dalam konsep kahyangan tiga berbentuk Padma dan sebuah bentuk Bebaturan
Linggih Sedahan Setra.
’Menurut Lontar tentang Pitra Yadnya seperti Yama Purana Tattwa dalam kutipan
artikel Pura Jenggala, Hulu Prajapati di Bali, menyatakan bahwa kalau roh / atman yang masih
berstatus Preta itu tidak distanakan atau diproses di setra dengan Pura Prajapati sebagai hulunya
maka sang roh akan menjadi apa yang disebut Atma Diyadiyu dan akan gentayangan ke desa-
desa mengganggu kehidupan di dunia sekala’.
Mensatnakan roh yang masih berstatus Preta itu dilakukan dengan memercikan tirtha yaitu :
Tirtha Pengentas Tanem. Sesudah acara ngaben nanti akan dilanjutkan dengan Tirtha
Pengentas Pemuput. Dengan demikian tujuan dari permohonan kepada Sedahan Setra atau Ida
Ratu Ayu sebagai salah satu manifestasi Siwa Durgha sebagai penguasa Setra ini agar roh yang
masih Preta ini terus-menerus mendapatkan penerangan kerahayuan dari manifestasi Tuhan
yang disebut Ida Ratu Ayu atau Sedahan Setra.
Roh Preta yang masih di setra di bawah pengawasan Sedahan Setra tersebut statusnya
masih dalam proses menuju sorga atau neraka sesuai dengan karma wasana yang bersangkutan,
karena itu perlu diupacarai ngaben oleh seorang sulinggih yang telah melakukan dwi jati
melalui proses tata upacara diksa yang mempunyai wewenang luas dan lengkap dalam
pelaksanaan ”Loka Pala Sraya” ini sebagai pemimpin upacara ngaben.
http://www.kamarmurah.com/mengenal-desa-unik-trunyan