STRUKTUR

DAN
KONSTRUKSI 1

Ps. Arsitektur
Fak. Teknik
Univ. Udayana

SUB STRUKTUR
(PONDASI)

PENGERTIAN PONDASI

PONDASI MERUPAKAN BAGIAN BANGUNAN

YANG MENGHUBUNGKAN BANGUNAN

DENGAN TANAH, YANG MENJAMIN
KESTABILAN BANGUNAN THD BERAT
SENDIRI, BEBAN BERGUNA, DAN GAYAGAYA LUAR THD GEDUNG SEPERTI
TEKANAN ANGIN, GEMPA BUMI DLL.
SUMBER : FRICK, HEINZ, SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 40

FUNGSI PONDASI
SEBAGAI KAKI BANGUNAN ATAU ALAS
BANGUNAN.
SEBAGAI PENAHAN BANGUNAN DAN
MENERUSKAN BEBAN DARI ATAS KE DASAR
TANAH YANG CUKUP KUAT
SEBAGAI PENJAGA AGAR KEDUDUKAN
BANGUNAN STABIL (TETAP)
SUMBER : FRICK, HEINZ, SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 40

KEKUATAN TANAH SEBAGAI

DASAR PONDASI

TERGANTUNG PADA SUSUNAN DAN

STRUKTUR TANAH, MAKIN HETEROGEN
STRUKTURNYA MAKIN SULIT PERENCANAAN
PONDASINYA
SUMBER : FRICK, HEINZ, SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 40

PENYELIDIKAN KEKUATAN TANAH

MENCAKUP :

KEDALAMAN DAN KETEBALAN LAPISAN

BUMI , TERUTAMA LAPISAN YG AKAN
MENERIMA BEBAN

TEGANGAN TANAH () YANG DIZINKAN

KEADAAN HIDROLOGIS
SUMBER : FRICK, HEINZ, SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 40

KEKOKOHAN LANDASAN TANAH JUGA

DIPENGARUHI OLEH :

PEMADATAN DAN PENURUNAN TANAH AKIBAT

VIBRASI LALU LINTAS, PERALATAN BERAT
INDUSTRI DLL
PENURUNAN TANAH AKIBAT PERUBAHAN
HIDROLOGI ATAU PENGIKISAN PADA TEPI
SUNGAI DLL
PERGESERAN TANAH ATAU LONGSOR AKIBAT
TEKANAN BERAT, TERENDAM AIR AKIBAT BANJIR
ATAU AIR PASANG
SUMBER : FRICK, HEINZ, SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 41

HAL-HAL YG DIHINDARI UNTUK MENJAMIN

KESTABILAN/KESEIMBANGAN BANGUNAN THD
PEMBEBANAN :
KETIDAK

SEIMBANGAN
PEMBEBANAN
MENGAKIBATKAN
GAYA TORSI/PUNTIR
SUMBER : FRICK, HEINZ,
SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 41

HAL-HAL YG DIHINDARI UNTUK MENJAMIN

KESTABILAN/KESEIMBANGAN BANGUNAN THD
PEMBEBANAN :
GAYA

TEKAN
MENGAKIBATKAN
RETAK PADA BADAN
PONDASI
SUMBER : FRICK, HEINZ,
SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 41

HAL-HAL YG DIHINDARI UNTUK MENJAMIN

KESTABILAN/KESEIMBANGAN BANGUNAN THD
PEMBEBANAN :
MOMEN

LENTUR
MENGAKIBATKAN
RETAK PADA
KAKI/SAYAP PONDASI
SUMBER : FRICK, HEINZ,
SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 40

HAL-HAL YG DIHINDARI UNTUK MENJAMIN

KESTABILAN/KESEIMBANGAN BANGUNAN THD
PEMBEBANAN :
GAYA

HORIZONTAL
MENGAKIBATKAN
PUNTIRAN

SUMBER : FRICK, HEINZ,

SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 41

PENENTUAN UKURAN
MINIMAL PONDASI
PENENTUAN LUAS PONDASI DPT DIHITUNG
DENGAN RUMUS :

TANAH

F
A

KETERANGAN :

=
=

TANAH

KEKUATAN TANAH YANG DIIZINKAN

GAYA-GAYA YG BEKERJA (BEBAN
MATI, BEBAN HIDUP DLL)
LUAS PONDASI (PANJANG X LEBAR)

SUMBER : FRICK, HEINZ, SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 41

PENENTUAN UKURAN
MINIMAL PONDASI

UNTUK PONDASI LAJUR, PANJANG PENAMPANG PONDASI DITENTUKAN

1 METER, SEHINGGA YANG DICARI ADALAH LEBARNYA

UNTUK PONDASI PLAT BETON, BIASANYA

PANJANG = LEBAR (BERBENTUK
BUJURSANGKAR), SHG UNTUK MENCARI
LUAS PONDASI PLAT BETON DAPT
DIGUNAKAN RUMUS :

P = l = A
SUMBER : FRICK, HEINZ, SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 43

KEDALAMAN PONDASI (h) DITENTUKAN OLEH TEBAL

DINDING ATAS (t), LEBAR PONDASI (b), DAN SUDUT
MEMBAGI TEKAN (), YANG TERGANTUNG PADA BAHAN
BANGUNAN PONDASI YG DIPILIH SBB:
BAHAN BANGUNAN
PONDASI

SUDUT MEMBAGI
TEKANAN

KEDALAMAN
PONDASI
MINIMAL

60 - 70

60 cm

PONDASI BATA MERAH

60

45 cm

PONDASI BETON

60

30 cm

TIDAK TERBATAS

30 cm

PONDASI BATU KALI

PONDASI BETON BERTULANG

SUMBER : FRICK, HEINZ, SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 43

PENENTUAN UKURAN PONDASI

PENENTUAN UKURAN FONDASI

BATU KALI

PENENTUAN UKURAN FONDASI

BETON

SUMBER : FRICK, HEINZ, SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 43

PONDASI PADA KEADAAN TANAH

MIRING
DALAM KEADAAN TANAH
MIRING (> 10%) DI
LERENG GUNUNG DSB,
PONDASI HRS DIBUAT
DATAR ATAU MERUPAKAN
TANGGA, DGN ANAK
TANGGANYA YG DATAR
PULA.
SUMBER : FRICK, HEINZ, SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 43

PENYALURAN BEBAN TERHADAP

PONDASI

STRUKTUR BANGUNAN MASIF

PONDASI LAJUR

PONDASI TIANG DENGAN

STR BANG. MASIF YANG
MEMBAGI BEBAN

PENYALURAN BEBAN TERHADAP

PONDASI

STRUKTUR BANGUNAN PELAT DINDING SEJAJAR

PONDASI LAJUR

PONDASI TIANG DENGAN

SLOOF PENGIKAT BERBENTUK
PONDASI LAJUR

PENYALURAN BEBAN TERHADAP

PONDASI

STRUKTUR BANGUNAN RANGKA

PONDASI SETEMPAT

PONDASI TIANG DENGAN

PLAT BETON BERTULANG

SUMBER : FRICK, HEINZ, SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 44-45

PERBEDAAN KEKOKOHAN LANDASAN ATAU

PERBEDAAN TEKANAN ATAS TANAH DPT
DIATASI DENGAN MEMBERI CELAH DILATASI
SEBAGAI BERIKUT :

KEADAAN TANAH YG BERBEDA MENUNTUT SISTEM

PONDASI YG BERBEDA PULA
SUMBER : FRICK, HEINZ, SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 45

TINGGI GEDUNG YG BERBEDA BANYAK ATAU

BEBAN GEDUNG YG STRUKTURNYA BERBEDA
MENYEBABKAN PENURUNAN YG TIDAK SAMA,
MAKA DIBERI CELAH DILATASI DIANTARA
BANGUNAN TERSEBUT

TINGGI GEDUNG YG BERBEDA

GEDUNG DGN BEBAN YG BERBEDA

SUMBER : FRICK, HEINZ, SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 46

BAHAN PONDASI

BAHAN BANGUNAN BERKAITAN ERAT DGN

BENTUK PONDASI
SPT CONTOH : KONSTRUKSI KAYU UNTUK
RUMAH PANGGUNG / TIANG PANCANG, BATU
KALI, BATU MERAH ATAU BETON BERBATU
(CYCLOPEAN CONCRETE) UNTUK PONDASI
LAJUR, BETON BERTULANG UNTUK PONDASI
SETEMPAT, PELAT BETON BERTULANG, TIANG
PANCANG ATAU PEMBORAN DAN BAJA UNTUK
TIANG PANCANG
SUMBER : FRICK, HEINZ, SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 47

PONDASI BATU KALI

DIBUAT DGN BATU PECAHAN YANG CUKUP

BESAR
BATU KALI DISUSUN BERSELANG DAN DIISI
RAPAT DGN MORTAR (1/2 PC : 1 KAPUR : 7
PASIR)
LEBAR PONDASI MIN. ADALAH TEBAL
DINDING DITAMBAH 10 CM KANAN KIRINYA.
TINGGI MIN. 2X LEBARNYA
SUMBER : FRICK, HEINZ, SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 47

PONDASI BATU KALI

PONDASI BOLEH JUGA DIBENTUK TRAPESIUM YG

SIMETRIS JIKA PENGATURAN TERSEBUT DIPERHATIKAN
DAN GALIAN TERISI RAPAT

PONDASI BATU BATA

HARUS DIBUAT DARI BATU BATA (DPT JUGA DARI

BETON CETAK YG TDK BERLUBANG) MUTU TINGGI
AGAR TDK HANCUR PD TANAH YG LEMBAB
TINGGI PONDASI BATU BATA MIN. ADALAH 5 LAPIS
BATU DGN SIAR MELINTANG YG TERATUR

SUMBER : FRICK, HEINZ, SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 48

PONDASI BETON TDK

BERTULANG

PD UMUMNYA HANYA DIGUNAKAN PD GEDUNG

BERTINGKAT
PONDASI INI HANYA MENERIMA GAYA TEKAN SAJA
MUTU BETON MINIMAL KELAS II, K 125.

PONDASI LAJUR BETON

PONDASI LAJUR BETON
TANPA TULANG
BERTULANG
SUMBER : FRICK, HEINZ, SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 49

PONDASI BETON BERTULANG

DIGUNAKAN PD BANGUNAN BERTINGKAT

BANYAK DAN KALAU DAYA DUKUNG TANAH
KECIL
PERBANDINGAN LEBAR DGN TINGGI TDK
TERBATAS SHG EKONOMIS KRN MENGHEMAT
BETON
TEBAL SELIMUT BETON (ANTARA TANAH DAN
BAJA TULANGAN) SEBAIKNYA SETEBAL 5 CM
SUMBER : FRICK, HEINZ, SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 49

PONDASI BETON BERTULANG

a.

Pondasi setempat; b. pondasi pelat beton; c. pondasi tiang pancang

SUMBER : FRICK, HEINZ, SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 49

PONDASI KAYU

DPT DIGUNAKAN SBG PONDASI LAJUR MAUPUN TIANG

PANCANG DI DAERAH RAWA ATAU DLM AIR
KEKURANGAN OKSIGEN DLM AIR/RAWA AKAN
MENGHINDARKAN KEBUSUKAN

SUMBER : FRICK, HEINZ, SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 50

PENENTUAN KONSTRUKSI PONDASI

YANG BAIK
POLA PIKIR PENENTUAN KONSTRUKSI YG BAIK

BALOK PEMERATA BEBAN (SLOOF)

DAN
LAPISAN KEDAP AIR (TRASRAAM)

FUNGSI SLOOF UNTUK MEMBAGI

BEBAN SECARA MERATA SEKALIGUS
MENGIKAT POND. BT KALI ATAU TIANG.
DPT DIBUAT DARI KONSTRUKSI KAYU,
BATU BATA ATAU BETON BERTULANG

SUMBER : FRICK, HEINZ, SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 74

GAMBAR KONSTRUKSI SLOOF

KONSTRUKSI SLOOF
KAYU

KONSTRUKSI SLOOF
BATU BATA

SUMBER : FRICK, HEINZ, SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 74

GAMBAR KONSTRUKSI SLOOF

KONSTRUKSI SLOOF BETON

BERTULANG
SUMBER : FRICK, HEINZ, SETIAWAN,
PUJO. L, 2001 : 74-75

LAPISAN KEDAP AIR (TRASRAAM)

PENCEGAHAN NAIKNYA KELEMBABAN TANAH

MELALUI PONDASI KE DALAM DINDING YG
MENYEBABKAN DINDING BUSUK
DAPAT BERUPA LAPISAN BATA MERAH DIIKAT
DENGAN MORTAR (1 PC : 3 PASIR), LAPISAN ASPAL
(BITUMEN/KERTAS ASPAL), KARET TRASRAAM/KARET
TALANG, PLAT SENG DATAR, PLESTERAN EMULSI
(MENGANDUNG EPOKSI)
DPT DIBAGI MENJADI TRASRAAM VERTIKAL DAN
HORISONTAL.
SUMBER : FRICK, HEINZ, SETIAWAN, PUJO. L, 2001 : 75

GAMBAR TRASRAAM

Daftar Pustaka
1. Frick Heinz, (1980), Ilmu Konstruksi bangunan, Kanisius,
Yogyakarta
2. Frick Heinz, Pujo L Setiawan, Ilmu Konstruksi Struktur,
Cara Membangun Kerangka Gedung, Ilmu Konstruksi
Bangunan 1, Kanisius, Yogyakarta
3. Frick Heinz, LMF. Purwanto, Seri Konstruksi Arsitektur 1,
Sistem Bentuk Struktur Bangunan, Dasar-dasar Konstruksi
Dalam Arsitektur, Kanisius, Yogyakarta
4. Sutrisno, R, (1984), Bentuk Struktur Bangunan Dalam
Arsitektur Modern, PT Gramedia, Jakarta
5. Weidhaas, Ernest R. (1972), Architectural Drafting and
Construction, Pensylvania, Allyn and Bacon, Inc.
6. Kumpulan Kuliah Struktur dan Konstruksi 1, (2003), PS
Arsitektur, Fak. Teknik Universitas Udayana

TERIMAKASIH