Anda di halaman 1dari 2

Tegangan

Kita mulai dengan menunjukkan sebuah elemen rangkaian yang sangat umum sebagai sebuah objek
tanpa bentuk yang mempunyai dua buah terminal dimana koneksi terhadap elemen-elemen lain dapat
dilakukan (Gambar 2.8)

Dalam gambar diatas, kita misalkan bahwa sebuah arus DC dikirim ke terminal A, melalui elemen dan
kembali dengan jalur keluar pada terminal B. Mari kita asumsikan juga bahwa untuk menekan muatan
melalui elemen diperlukan pengeluaran energy. Dengan demikian akan kita katakana bahwa sebuah
tegangan listrik (atau sebuah selisih atau beda potensial) muncul diantara kedua terminal. Jadi tegangan
pada sepasang terminal merupakan ukuran untuk kerja yang diperlukan untuk memindahkan muatan
melalui elemen.

Sesuai dengan prinsip konservasi energy, energy yang dilepaskan untuk memaksa muatan bergerak
melalui elemen haruslah muncul disuatu tempat yang lain. Ketika nantinya kita menemukan elemen-
elemen rangkaian khusus, kita akan dapat melihat bahwa energy ini tersimpan dalam bentuk energy
listrik atau mungkin juga berubah secara irreversible (tidak dapat balik ke bentuk semula) menjadi
panas, energy akustik, atau bentuk non-listrik lainnya.

Daya

Tegangan sendiri telah didefinisikan dalam bentuk energy yang dikeluarkan, dan daya adalah laju
dimana energy tersebut dilepaskan. Akan tetapi tidak ada satu pernyataan pun yang dapat dibuat terkait
dengan transfer energy untuk misalnya masing-masing dari empat kasus yang ditunjukkan pada gambar
2.9

Dengan demikian kita telah mendefinisikan daya dan besaran ini kita representasikan dengan P atau p.
Jika satu joule energy dikeluarkan dalam upaya mentransfer satu coulomb muatan melalui sebuah divais
listrik dalam waktu satu detik maka laju transfer energinya adalah satu watt. Daya yang diserap haruslah
proporsional terhadap banyaknya coulomb muatan yang ditransfer tiap detik (arus) dan energy yang
diperlukan untuk mentransfer satu coulomb muatan melalui elemen (tegangan). Jadi,

P=vi
Soal latihan 2.1

Pada gambar 2.13a diatas dapat kita lihat bahwa arus referensi didefinisikan secara konsisten sesuai
dengan konvensi tanda pasif, yang mengasumsikan bahwa elemen menyerap daya. Dengan arus sebesar
+3 A mengalir ke terminal referensi positif maka dapat kita hitung.

P=(2V) (3A) = 6W

Pada gambar 2.13b memperlihatkan gambar yang sedikit berbeda. Disini kita mempunyai arus sebesar -
3A yang mengalir masuk pada terminal referensi positif. Akan tetapi, tegangan terminal didefinisikan
sebagai tegangan negative sehingga daya yang terserap adalah,

P= (-2V) (-3A) = 6W

Jadi kedua kasus sesungguhnya ekivalen. Kita menukar terminal referensi positifnya sehingga tegangan
semula harus dikalikan dengan -1. Arus +3 A yang mengalir masuk pada terminal atas sama arus +3A
yang mengalir masuk pada terminal atas sama dengan arus +3A yang mengalir keluar dari terminal
bawah, atau ekivalen dengan arus sebesar -3A yang mengalir masuk pada terminal bawah.

Selanjutnya, dengan mengacu pada Gambar 2.13c sekali lagi kita mengaplikasikan aturan kesepakatan
tanda pasif dan menghitung daya yang terserap sebagai

P= (4V) (-5A) = -20W

Karena kita menghitung daya terserap yang bernilai negative, hasil ini menunjukkan bahwa elemen
dalam Gambar 2.13c sesungguhnya menyuplai atau memasok daya +20W (yaitu elemen ini merupakan
sebuah sumber energy).

Anda mungkin juga menyukai