Metode potensiometer adalah suatu metode yang membandingkan dalam keadaan setimbang
dari suatu rangkaian jembatan
Pengukuran tahanan
Langkah kerja :
E1
1. Atur Rheostat R1 sehingga arus I tetap,
sehingga jatuh tegangan pada Rx = Vx dan
R1 pada Rst = Vst.
2. Hubungkan saklar S pada posisi 1, dan atur
potensiometer R2 agar Galvanometer
G menunjuk Nol, maka Vst = I R2
S 3. Hubungkan sklar S pada posisi 2, dan atur
potensiometer agar galvanometer tetap nol,
2 1 maka Vx = I R2.
4. Jadi dapat dicari :
Rx Rst
Vx I R x R x
Vx Vst = =
Vst I R st R st
Vx
R2 E2 Rx = R st
Vst
E st − E ac =1,108 V
I . 101,8 =1,018
1,018
I= =10 m A =10.10 −3 mA
101,8
Jawab :
Dalam pengukuran arus dc, impedansi dalam tidak berpengaruh, hanya tahanan dalam saja
yang berpengaruh.
maka :
Zsh I
Zsh = Z AM , dimana Z AM = (r + jωL) = r
Ish
Ish
r L I
I Zsh = r = R sh
Ish
A B
1
RL R sh = 60 = 0,06 Ω
AM (Ampere-meter) 999
(Beban/
Tahanan)
Dalam alat ukur Volt-meter terdapat tahanan (r) dan induktansi (L) karena ada kumparan,
sehingga terjadi kesalahan/penyimpangan dalam hasil pengukuran.
Memperbesar batas ukur dari Volt-meter
Dapat dilakukan dengan cara memberikan tahanan seri dengan volt-meter
R
VAB = i R s + VM
RS i R s = VAB − VM
E V − VM VAB − i . r
RL R s = AB =
VM i i
V
R s = AB − r
i
B
Contoh :
Volt-meter besi putar dengan simpangan maksimum untuk arus 0,1 A dc, tahanan dalam
500 ohm dan induktansi dalam 1 henry dan bekerja pada frekuesi 50 Hz. Jika diinginkan
batas volt-meter menjadi 250 volt dc dan ac, maka hitunglah besarnya tahanan dan
capasitansi yang akan digunakan memperbesar volt-meter tersebut
Jawab :
V = i .r = 0,1 x 500 = 50 Volt dc
V
R s = AB
i
250
Rs = 500 = 2000 = 2 kΩ
0,1
Karena penunjukkan volt-meter lebih rendah dari 150 volt, maka diperbaiki dengan
penambahan capasitor sebesar :
L 1
c = 0,414 2 = 0,41
Rs (2000) 2
=10 −8 F = 0,01µF
2. Sekarang hubungkan tahanan RX yang akan diukur. Bila arus yang melalui sebesar I, maka
Is = K I
E
KI=
R s + R pr + R x
K I0 E /(R s + R pr )
=
K I E /(R s + R pr + R x )
I 0 (R s + R pr + R x )
=
I (R s + R pr )
I
R x = (R s + R p ) 0 − 1
I
Suatu kebiasaan dalam praktek untuk membuat RP jauh lebih besar dari r sehingga RP
hampir mendekati r, maka
I
R x = (R s + R p ) 0 − 1
I
Dari persamaan di atas diketahui bahwa tahanan sebesar nol ohm akan menyebabkan arus
sebesar I0 melalui alat pengukur. Sedangkan jika arus yang mengalir adalah I0/2 maka didapat:
R x = (R s + r )
Jadi dengan persamaan tsb, maka skala dapat dibuatkan tidak terhadap arus akan tetapi
terhadap tahanan, sehingga besar tahanan RX langsung didapat dari bacaan pada penunjukkan.
Dengan memasang tahanan sebesar (RS+r)/p dengan menutup saklar S, maka daerah
pengukuran dapat diperluas/dirubah sesuai dengan tahan luar RX/p.
Jadi perubahan pada batas pengukuran dapat dilakukan dgn perkalian sbb :
R x 1; R x 10 ; R x 1K; dst.
Pengukuran kapasitor
a. Jembatan arus bolak-balik
a
D = detektor
Vab = Vac ; Vbd = Vcd
b D c Jadi jembatan tersebut dalam keadaan setimbang jika
detektor menunjukkan nol dan memenuhi persyaratan :
Z1 Z 4 = Z 2 Z3 dan Q1 + Q 4 = Q 2 + Q3
d
Ir. Antonius Ibi Weking, MT / FT. E. UNUD
37
b. Jembatan Schering
a
C1
Dengan mengatur R2 dan C1 maka jembatan
R2
dapat dibuat seimbang, sehingga diperoleh :
R1
b D c C1
RX = R2
C3
CX
R1
C3 RX C X = C3
R2
d
c. Jembatan Wein
a
R 4 C4
R2 CX =
R1 R 2 (1 + ω2 R 24 C 24 )
R 2 (1 + ω2 R 24 C 24 )
b D c C4 =
ω2 R 4 R1 C 24
R4 Rx
ω = 2πf → frekuensi sangat berpengaruh
C4
Cx
d
V C i = ωC V
INDUKTOR (Henry)
Menyimpan energi bila dilalui arus
i(t)
+ di 1
v(t) L v( t ) = L dan i( t ) = ∫ v dt
- dt L
Rugi-rugi tembaga = I2 R
R1 L1
Pengukuran Induktor
a. Jembatan Maxwell
a
R1
R2
C1 R2 R3
RX =
R4
b D c
L X = R 2 R 3 C1
R3 LX
RX
d
R1 R2 ω2 C12 R1 R 2 R 3
C1 RX =
1 + ω2 C12 R12
b D c
R1 R 2 C1
LX =
LX 1 + ω2 C12 R12
R3
RX
d
c. Metode Volt-ampere
V
A I= ; ω = 2 πf
ωL
V L Jadi ,
V
L=
ωI