Anda di halaman 1dari 15

POTENSIOMETER

Metode potensiometer adalah suatu metode yang membandingkan dalam keadaan setimbang
dari suatu rangkaian jembatan

Pengukuran tahanan
Langkah kerja :
E1
1. Atur Rheostat R1 sehingga arus I tetap,
sehingga jatuh tegangan pada Rx = Vx dan
R1 pada Rst = Vst.
2. Hubungkan saklar S pada posisi 1, dan atur
potensiometer R2 agar Galvanometer
G menunjuk Nol, maka Vst = I R2
S 3. Hubungkan sklar S pada posisi 2, dan atur
potensiometer agar galvanometer tetap nol,
2 1 maka Vx = I R2.
4. Jadi dapat dicari :
Rx Rst
Vx I R x R x
Vx Vst = =
Vst I R st R st
Vx
R2 E2 Rx = R st
Vst

Ir. Antonius Ibi Weking, MT / FT. E. UNUD


27
Pengukuran Tegangan Langkah Kerja:
Hubungkan kontak K dan atur potensio R
I.R
dalam keadaan setimbang (Nol) sehingga
K didapat r, maka :
Ex R G
r E st = I. r ; E x = I.R
Est E x I.R
=
E st I . r
R
Ex = E st
Contoh : r
Ew Rh
Ew = baterai
a d c b I = arus kerja
Rh = rheostad
a-b = potensiometer = 200 Ω
Ex 1 Ex = tegangan yang diukur
K Est = tegangan standard 1,018 Volt
R = tahanan pengaman
Est 2 G G = Galvanometer
R

Ir. Antonius Ibi Weking, MT / FT. E. UNUD


28
Arus kerja diatur oleh Rh, baterai Ew dan standard cell Est. Kontak K ditutup, saklar s
pada posisi 1, potensiometer pada kedudkan c, misal pada 101,8 cm = 101,8 Ω dan
reostad Rh diatur sehingga galvanometer G meninjukkan Nol, maka

E st − E ac =1,108 V
I . 101,8 =1,018
1,018
I= =10 m A =10.10 −3 mA
101,8

Kemudian saklar s pada kedudukan 2, dengan Rh tetap sehingga I tetap 10 mA dan


potensiometer diatur sehingga galvanometer menunjukkan Nol, misalnya potensiometer
terletak pada titik d, maka :

E x =10 .10−3 x R a − d volt

Ir. Antonius Ibi Weking, MT / FT. E. UNUD


29
APLIKASI AMPERE-METER, VOLT-METER DAN OHM-METER
Ampere-meter Digunakan untuk mengukur arus.
r L Cara menghubungkannya adalah diseri dengan
beban yang diukur.

AM (Ampere-meter) RL Dalam alat ukur ampere-meter terdapat tahanan (r)


dan induktansi (L) karena ada kumparan, sehingga
(Beban/
terjadi kesalahan/penyimpangan dalam hasil
Tahanan)
pengukuran.

Memperbesar Batas Ukur/Range Ampere-meter


Memperbesar batas ukur Ampere-meter dilakukan bila arus yang diukur melebihi dari besarnya
arus batas ukur. Cara memperbesar batas ukur AM dengan memeasang tahahan/impedansi secara
pararel/shunt seperi gambar berikut ini
Zsh
VAB = I Z AM = I (r + jωL)
Ish I
I r L V AB = I sh Z sh ⇒ I Z AM = I sh Z sh ⇒ Z sh = Z AM
Ish
A B
RL ZAM = Impedansi Ampere-meter
AM (Ampere-meter)
(Beban/ Jadi nilai tahanan shunt tsb lebih kecil dari impedansi
Tahanan) dalam ampere-meter

Ir. Antonius Ibi Weking, MT / FT. E. UNUD


30
Contoh :
Suatu ampere-meter untuk mengukur arus dc dengan batas ukur 1 mili-ampere. Tahanan
dalamnya 60Ω dan induktansinya 0,75 H.
Hitunglah tahanan shunt jika ampere-meter tersebut diperbesar sampai batas ukur maksimum
1 Ampere.

Jawab :
Dalam pengukuran arus dc, impedansi dalam tidak berpengaruh, hanya tahanan dalam saja
yang berpengaruh.
maka :

Zsh I
Zsh = Z AM , dimana Z AM = (r + jωL) = r
Ish
Ish
r L I
I Zsh = r = R sh
Ish
A B
1
RL R sh = 60 = 0,06 Ω
AM (Ampere-meter) 999
(Beban/
Tahanan)

Ir. Antonius Ibi Weking, MT / FT. E. UNUD


31
Volt-Meter
Pemasangan Volt-Meter untuk mengukur tegangan terminal dipasang pararel
seperti gambar dibawah ini :
R
E = Tegangan sumber
R = Tahanan rangkaian
E VM RL RL = Tahanan beban
VM = Volt-meter

Dalam alat ukur Volt-meter terdapat tahanan (r) dan induktansi (L) karena ada kumparan,
sehingga terjadi kesalahan/penyimpangan dalam hasil pengukuran.
Memperbesar batas ukur dari Volt-meter
Dapat dilakukan dengan cara memberikan tahanan seri dengan volt-meter
R
VAB = i R s + VM
RS i R s = VAB − VM
E V − VM VAB − i . r
RL R s = AB =
VM i i
V
R s = AB − r
i

Ir. Antonius Ibi Weking, MT / FT. E. UNUD


32
Untuk mengukur tegangan ac, dengan menambahkan kapasitor (C) yang dipararel dengan R seri
yang berguna untuk mengkompensasi induktansi dari volt-meter sehingga didapat :
R A
L
c=
(1 + 2 ) R s2
C RS
E RL L
c = 0,414
VM R s2

B
Contoh :
Volt-meter besi putar dengan simpangan maksimum untuk arus 0,1 A dc, tahanan dalam
500 ohm dan induktansi dalam 1 henry dan bekerja pada frekuesi 50 Hz. Jika diinginkan
batas volt-meter menjadi 250 volt dc dan ac, maka hitunglah besarnya tahanan dan
capasitansi yang akan digunakan memperbesar volt-meter tersebut
Jawab :
V = i .r = 0,1 x 500 = 50 Volt dc
V
R s = AB
i
250
Rs = 500 = 2000 = 2 kΩ
0,1

Ir. Antonius Ibi Weking, MT / FT. E. UNUD


33
Arus yang melalui kumparan tanpa capasitor :
V
Iac = AB
Z
Z = ( r + R s ) 2 + ( 2 π f L) 2

Z = (500 + 2000) 2 + (2 x 3,14 x 50 x 1) 2 = 250 Ω


250
Iac = = 0,099 Ampere
2520

Jadi penunjukkan volt-meter :


I ac 250
x 250 = = 250 = 248 Volt
0,1 0,1 x 2520

Karena penunjukkan volt-meter lebih rendah dari 150 volt, maka diperbaiki dengan
penambahan capasitor sebesar :
L 1
c = 0,414 2 = 0,41
Rs (2000) 2
=10 −8 F = 0,01µF

Ir. Antonius Ibi Weking, MT / FT. E. UNUD


34
Ohm-meter
Digunakan untuk mengukur tahanan secara langsung dengan bantuan sumber tegangan
(baterai) seperti gambar dibawah ini.
Cara Kerja :
Rp 1. Saklar S dibuka, titik a dan b dihubung singkat.
Potensiometer RP diatur sehingga didapat
simpangan yang maksimum (Nol Ohm), Jadi arus
r L Rs a maksimu (Io) yang melalui RS adalah :
Is = I 0 (r + R p ) / R p
Nyatakan persamaan tahanan pararel dari r dan RP
Rx
s sebagai Rpr, maka dengan notasi K=(r+RP)/RP, kita
(Rs+r)/p
E mendapatkan persamaan sbb
b
E
Is = = K I0
R s + R pr

2. Sekarang hubungkan tahanan RX yang akan diukur. Bila arus yang melalui sebesar I, maka
Is = K I
E
KI=
R s + R pr + R x

Ir. Antonius Ibi Weking, MT / FT. E. UNUD


35
Dengan menggunakan hasil bagi maka didapat :

K I0 E /(R s + R pr )
=
K I E /(R s + R pr + R x )
I 0 (R s + R pr + R x )
=
I (R s + R pr )
I 
R x = (R s + R p ) 0 − 1
 I 
Suatu kebiasaan dalam praktek untuk membuat RP jauh lebih besar dari r sehingga RP
hampir mendekati r, maka
I 
R x = (R s + R p ) 0 − 1
 I 
Dari persamaan di atas diketahui bahwa tahanan sebesar nol ohm akan menyebabkan arus
sebesar I0 melalui alat pengukur. Sedangkan jika arus yang mengalir adalah I0/2 maka didapat:
R x = (R s + r )
Jadi dengan persamaan tsb, maka skala dapat dibuatkan tidak terhadap arus akan tetapi
terhadap tahanan, sehingga besar tahanan RX langsung didapat dari bacaan pada penunjukkan.
Dengan memasang tahanan sebesar (RS+r)/p dengan menutup saklar S, maka daerah
pengukuran dapat diperluas/dirubah sesuai dengan tahan luar RX/p.
Jadi perubahan pada batas pengukuran dapat dilakukan dgn perkalian sbb :
R x 1; R x 10 ; R x 1K; dst.

Ir. Antonius Ibi Weking, MT / FT. E. UNUD


36
PENGUKURAN KAPASITOR DAN INDUKTOR
KAPASITOR (Farad)
Menyimpan energi jika tegangan, arus yang mengalir sebanding dengan perubahan tegangan
terhadap waktu (dv/dt)
i(t)
+ dv 1
v(t) C i=C , v( t ) = ∫ i dt
- dt C

Kapasitor tak ideal


RP

RP adalah tahanan yang menunjukkan kerugian dielektrik


CP dari kapasitor CP.

Pengukuran kapasitor
a. Jembatan arus bolak-balik
a
D = detektor
Vab = Vac ; Vbd = Vcd
b D c Jadi jembatan tersebut dalam keadaan setimbang jika
detektor menunjukkan nol dan memenuhi persyaratan :
Z1 Z 4 = Z 2 Z3 dan Q1 + Q 4 = Q 2 + Q3

d
Ir. Antonius Ibi Weking, MT / FT. E. UNUD
37
b. Jembatan Schering

a
C1
Dengan mengatur R2 dan C1 maka jembatan
R2
dapat dibuat seimbang, sehingga diperoleh :
R1
b D c C1
RX = R2
C3
CX
R1
C3 RX C X = C3
R2
d

c. Jembatan Wein
a
R 4 C4
R2 CX =
R1 R 2 (1 + ω2 R 24 C 24 )

R 2 (1 + ω2 R 24 C 24 )
b D c C4 =
ω2 R 4 R1 C 24
R4 Rx
ω = 2πf → frekuensi sangat berpengaruh
C4
Cx
d

Ir. Antonius Ibi Weking, MT / FT. E. UNUD


38
d. Metode Volt-Ampere
A

V C i = ωC V

INDUKTOR (Henry)
Menyimpan energi bila dilalui arus

i(t)
+ di 1
v(t) L v( t ) = L dan i( t ) = ∫ v dt
- dt L

Induktor tak ideal :

Rugi-rugi tembaga = I2 R
R1 L1

Ir. Antonius Ibi Weking, MT / FT. E. UNUD


39
Dalam pengukuran biasanya digunakan skema ekuivalen seperti di bawah ini :
Sehingga didapat :
R1 L1
RS LS RS = dan L s =
(1 − ω2 L1C) 2 1 − ω2 L1C

Pengukuran Induktor
a. Jembatan Maxwell

a
R1
R2
C1 R2 R3
RX =
R4
b D c
L X = R 2 R 3 C1
R3 LX
RX
d

Ir. Antonius Ibi Weking, MT / FT. E. UNUD


40
b. Jembatan Hey

R1 R2 ω2 C12 R1 R 2 R 3
C1 RX =
1 + ω2 C12 R12
b D c
R1 R 2 C1
LX =
LX 1 + ω2 C12 R12
R3
RX
d

c. Metode Volt-ampere

V
A I= ; ω = 2 πf
ωL

V L Jadi ,
V
L=
ωI

Ir. Antonius Ibi Weking, MT / FT. E. UNUD


41

Anda mungkin juga menyukai