Disusun Oleh :
Nama : Annisa Suci Andarini
NIM : 022000006
Elektronika Instrumentasi
Jurusan Teknofika Nuklir
Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia
2021
I. TUJUAN
- Menentukan tahanan baban dengan metoda Volt-amper meter
- Menentukan besar kesalahan relative dalam pengukuran
V=I.R (1)
V Vx Rx
E V V Rx
Tegangan V adalah tegangan yang terukur pada Rx, sedang arus yang lewat/ditunjukkan
ampermeter adalah arus yang lewat beban dan lewat voltmeter, sehingga rumusnya :
I = Ix. + V
Rv
= Ix + Ix. Rx (3)
Rv
(
= Ix. 1 + Rx
Rv
)
Arus yang diukur ampermeter sama dengan arus yang lewat Rx (=Ix) jika Rx<<Rv
Untuk mengetahui besar kealahan dalam pengukuran tegangan, maka lihatlah gambar
di bawah ini :
A
Rx
E Ry V Rm
B
Gambar 1. Pengukuran tegangan.
Tegangan sebenarnya sebelum dipasang voltmeter dapat dirumuskan (sebesar tegangan AB)
Ry
Vab = E
Ry + Rx
(4)
Sedangkan setelah dipasang alat ukur voltmeter, karena ada pengaruh Tm (tahanan dalam)
dari voltmeter maka rumus 5. Akan menjadi :
Ry // Rm
Vab = E
Ry // Rm + Rx (5)
Dari kedua persamaan di atas maka besar kesalahan relatif/nisbi dirumuskan sebagai
berikut :
Vab − V ab
R = x100% (6)
Vab
dimana :
Untuk menghitung besar kesalahan dalam pengukuran arus kita lihat gambar di bawah ini :
Rx
I Rm
E
Ry
E
I=
Rx + Ry
(7)
Sedangkan arus hasil pengukuran besarnya adalah :
E
I= (8)
Rx + Ry + Rm
Sehingga besar kesalahan relatif dalam pengukuran arus tersebut adalah :
I −I (9)
R = x100%
I
dimana :
I = besar arus sebenarnya
𝑅𝑦//𝑅𝑚 9500
𝑉𝑎𝑏 5 𝑣𝑜𝑙𝑡 = 𝐸= 5 = 4,9 𝑉
𝑅𝑦//𝑅𝑚 + 𝑅𝑥 9500 + 100
𝑅𝑦//𝑅𝑚 9500
𝑉𝑎𝑏 7,5 𝑣𝑜𝑙𝑡 = 𝐸= 7,5 = 7,4 𝑉
𝑅𝑦//𝑅𝑚 + 𝑅𝑥 9500 + 100
𝑅𝑦//𝑅𝑚 9500
𝑉𝑎𝑏 10 𝑣𝑜𝑙𝑡 = 𝐸= 10 = 9,8 𝑉
𝑅𝑦//𝑅𝑚 + 𝑅𝑥 9500 + 100
𝑉𝐴𝐵−𝑉𝑎𝑏
Sehingga : ∆R (%) = × 100%
𝑉𝑎𝑏
𝐼 𝐴𝐵 − 𝐼 𝑎𝑏 0,46 − 0,49
∆R (%) = × 100% = × 100% = 6,52%
𝐼 𝑎𝑏 0,46
𝐼 𝐴𝐵 − 𝐼 𝑎𝑏 0,71 − 0,73
∆R (%) = × 100% = × 100% = 2,81%
𝐼 𝑎𝑏 0,71
𝐼 𝐴𝐵 − 𝐼 𝑎𝑏 0,94 − 0,99
∆R (%) = × 100% = × 100% = 5,31%
𝐼 𝑎𝑏 0,94
VI. PEMBAHASAN
A. Pengukuran Tahanan Beban
Pada percobaan pengukuran tahanan beban. Ada 2 metode untuk penentuan
pengukuran tahanan beban. Metode pertama dengan memasang amperemeter seri dengan
tahanan (gambar 1) dan metode kedua memasang amperemeter seri dengan tegangan
sumber/power supply (gambar 2), serta pemasangan voltmeter pada kedua motode adalah
sama. Sehingga berdasarkan teori, arus yang melewati amperemeter pada motode 1 akan
lebih kecil dengan arus yang melewati amperemeter pada metode 2, karena arus pada
metode 2 merupakan arus total dari arus yang melewati tahanan beban dan arus yang
melewati voltmeter dan pada voltmeternya sendiri merupakan tegangan tahanan beban.
Sedangkan arus yang terbaca pada amperemeter di metode 1 merupakan arus yang hanya
melewati tahanan beban dan pada voltmeternya merupakan tegangan total.
Berdasarkan data percobaan, arus pada metode 1 lebih kecil daripada arus pada
metode 2. Setiap masing-masing metode memiliki nilai arus yang semakin besar jika
tegangan sumbernya semakin besar dan arus yang semakin kecil jika hambatan diperbesar.
Hubungan antara arus dengan hambatan digambarkan grafik sebagai berikut:
160
140
3 volt
120 5 volt
7 volt
100
9 volt
Arus
80 11 volt
60
40
20
0
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000
Hambatan (Rx)
Ditinjau dari landasan teori pada metode 1, tegangan sumber pada power supply
akan sama dengan tegangan yang terbaca pada voltmeter jika nilai Ri<<Rx. Berdasarkan
hasil perhitungan, bahwa Ri jauh lebih kecil daripada tahanan beban (Rx), namun untuk
pengukuran tahanan beban yang besar (100 kΩ) nilai Ri cukup besar jika dijadikan tahanan
dalam pada amperemeter yang seharusnya tahanan dalam ampere meter semakin kecil akan
semakin baik. Sehingga dapat dikatakan untuk pengukuran tahanan beban pada metode 1
hanya cocok untuk pengukuran tahanan beban yang kecil.
Selanjutnya, ditinjau dari landasan teori pada metode 2, arus yang terbaca pada
amperemeter akan sama dengan arus yang melewati tahanan beban jika Rx<<Rv.
Berdasarkan hasil perhitungan, bahwa Rv jauh lebih besar daripada tahanan beban Rx,
terutama untuk tahanan beban yang besar, nilai tahanan dalam voltmeter sangat besar juga
agar arus akan cenderung lebih mengalir pada tahanan beban Rx.
Adapun beberapa data yang kurang sesuai dimana pada metode kedua arus yang
mengalir lebih kecil dari pada metode satu, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, resistor mempunyai nilai toleransi sehingga nilai hambatan dalam resistor
tersebut tidak terlalu sesuai dengan namanya resistornya. Kedua, skala yang digunakan
pada pengukuran saat praktikum tidak semuanya sama, sehingga mempengaruhi juga hasil
yang diatur. Dan yang terakhir, karena pada saat praktikum percobaan motode 1 dengan
menggunakan resistor 100Ω yang resistor tersebut ternyata mengeluarkan panas dan
hangus pada komponennya, sehingga nilai hambatan dalam resistor tersebut berkurang dari
yang seharusnya dan arus akan mengalir lebih banyak.
VII. KESIMPULAN
Dari percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan data percobaan 1, arus pada metode 1 lebih kecil daripada arus pada
metode 2. Setiap masing-masing metode memiliki nilai arus yang semakin besar jika
tegangan sumbernya semakin besar (I~V) dan arus yang semakin kecil jika hambatan
diperbesar (I~1/R),
2. Nilai tahanan dalam pada volmeter dan amperemeter didapatkan dari perhitungan skala
yang dipakai saat pengukuran dan nilai remarks,
3. Pada pengukuran arus yang melewati tahanan beban, alat dipasangkan secara seri dan
amperemeter akan semakin bagus jika memiliki tahanan dalam yang sangat kecil
daripada tahanan beban yang diukur, agar arus yang melewati tahanan beban akan sama
dengan arus yang melewati amperemeter,
4. Pada pengukuran tegangan, alat selalu dipasangkan secara parallel karena tahanan
dalam volmeter sangat besar dan akan semakin baik jika tahanan dalam voltmeter
semakin besar agar arus yang mengalir pada voltmeter semakin kecil dan arus
cenderung akan mengalir pada tahanan yang diukur.
5. Ketidaksesuaian data pengukuran disebabkan oleh antara lain: komponen resistor yang
memiliki nilai toleransi, skala pengukuran yang digunakan berbeda-beda, kerusakan
pada komponen, dan kurangnya ketelitian dalam membaca skala multimeter analog.
DAFTAR PUSTAKA