Anda di halaman 1dari 4

NOTULEN RAPAT KOMITE PMKP

Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Agenda : Evaluasi Program PMKP Triwulan II

RENCANA TINDAK
NO PROGRAM PELAKSANAAN EVALUASI
LANJUT
1 Standarisasi Asuhan Klinis (PPK  Tim task force yang  Dokter spesialis/KSM masih  Tim harus terus mendesak
dan CP) Secara Bertahap ditunjuk dr. Ayu Wikan berbeda pendapat untuk KSM untuk segera
a. Penyusunan panduan dan dr. Desita menyetujui PPK dan CP memutuskan dan
standarisasi asuhan klinis (PPK  Tim sudah  Penetapan Krisis hipertensi dan menyetujui CP yang akan
dan CP) mengumpulkan PPK dan persalinan normal sebagai CP diberlakukan
b. PemilihandanPenetapan 5 area CP dari berbagai sumber perlu dievaluasi  Mendesak komite medik
prioritas penyakit dan prosedur  Tim sudah membuat  Krisis hipertensi, jarang sekali untuk segera rapat
tindakan untuk distandarisasi PPK dan CP untuk sebagai kasus tunggal biasanya pembahasan dan
c. Penyusunan Panduan Praktik semua bidang ada diagnosis utama/penyerta penyetujuan PPK dan CP
Klinis (PPK) danclinical spesialisasi  Persalinan normal, bukan  CP krisis hipertensi
pathway(CP)  CP yang disepakati kompetensi layanan FKTL disarankan ganti kasus
d. Edukasi ke staf klinis berdasar spesialisasi (sistem BPJS, dapat dilakukan yang lain, misalnya dengue
e. Uji coba implementasi besar jumlah kasus oleh FKTP) dan tidak fever atau typhoid fever
f. Perbaikan PPK dan CP serta terbanyak “complicated”.  CP persalinan normal
sistem implementasi  Bidang ilmu: bedah, disarankan ganti sectio
penyakit dalam, obsgyn, caesaria
anak, dan syaraf
 Bedah  appendicitis
akut
 Penyakit dalam 
Krisis hipertensi
RENCANA TINDAK
NO PROGRAM PELAKSANAAN EVALUASI
LANJUT
 Obsgyn  persalinan  Jika memang yang
normal disepakati KSM adalah
 Anak  dengue fever kasus Krisis hipertensi dan
 Syaraf  stroke persalinan normal, tim
(sekalian masuk ke Mutu mengikut. Tim tidak
indikator ILM) dapat memaksa
 Direktur dimohon
mendesak komite medik
untuk segera
mengimplementasikan CP
2 Monitoring Mutu  Menyebarkan form  Indikator mutu seharusnya  Koordinasi dengan Diklat
a. Identifikasi indikator yang profil indikator mutu ke “top-down” bukan “bottom-up” untuk menyelenggarakan
sudah dimonitor di RS supervisor  Supervisor lebih tahu unit pelatihan pemilihan
b. Pemilihan indikator area klinis,  Mengumpulkan masing-masing, kesulitan indikator mutu,
manajerial dan supervisor, bersama- pengumpulan data, dsb pengumpulan data, analisis,
sasarankeselamatanpasien sama menentukan sehingga indikator mutu dan validasi data
(SKP) yang akan dimonitoring indikator mutu yang bersifat bottom-up  Pimpinan diiikutkan
c. Penetapan indikator area klinis, akan ditetapkan pelatihan mutu
manajerial dan SKP yang akan  Indikator mutu yang
dimonitoring akan digunakan sesuai 3
d. Penyusunan standar pencatatan, area : klinis, manajemen,
pengumpulan laporan, analisis, dan SKP
validasi, laporan ke Direktur  Unit yang tidak masuk
RS, feed back ke unit kerja, ke dalam 3 area
danpublikasi data. prioritas, tetap
e. Edukasi staf penanggungjawab menyusun indikator unit
pengumpul data (PMKP 1.5) masing-masing
 Indikator ILM yang
diusulkan: AMI, stroke,
asma anak, perinatal
RENCANA TINDAK
NO PROGRAM PELAKSANAAN EVALUASI
LANJUT
3 Keselamatan Pasien  IKP yang dilaporkan:  persepsi “cedera”  dampak  Pada saat grading akan
a. Penyusunan sistem pencatatan a. Waktu tunggu yang terjadi akibat gangguan terlihat sebagai KTD atau
dan pelaporan insiden pulang lama (3,5 struktur atau penurunan fungsi bukan.
keselamatan pasien (IKP). jam) tubuh dapat berupa fisik, sosial,  Penanggungjawab RCA
b. Pencatatan dan pelaporan b. Kesalahan aturan dan psikologis. adalah dr Sulistiari
insidenkeselamatanpasien obat  Tidak cedera  meskipun Retnowati, SpOG
c. Risk grading c. Kesalahan etiket terjadi insiden, apabila tidak
d. Investigasi dan analisis obat menimbulkan dampak psikis
d. Kulit terkelupas saat maupun fisik.
melepas plester  Dibuat tim untuk pembahasan
e. Saluran gas N2O RCA
bocor
f. Pasien jatuh dari
tempat tidur
g. Kassa tertinggal
dalam perut pasien
operasi
 Masih terdapat
perbedaan pemahaman
definisi antara cidera
dan tidak cidera (KTC)
 Kasus tertinggalnya
kassa  dibuat RCA

Pimpinan rapat Notulis

Anda mungkin juga menyukai