Anda di halaman 1dari 8

6 Tahapan yang tidak boleh di abaikan dalam penerapan

manajemen resiko di perusahaan

Tujuan manajemen risiko adalah untuk meminimalkan kerugian dan


meningkatkan kesempatan atau peluang di perusahaan. Pada
dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya
kerugian maupun kecelakaan kerja.

Sumber: udemy.com

Risiko selalu ada pada setiap tingkatan jabatan maupun proses operasi
perusahaan. Dalam kegiatan operasi perusahaan, risiko akan selalu
mengancam sehingga bisa memengaruhi tujuan atau sasaran perusahaan
yang berakibat kerugian finansial, kerugian waktu, hingga kecelakaan kerja.
Bila dibiarkan, hal ini bisa mengakibatkan usaha perusahaan berjalan statis
dan berakhir pada kehancuran bisnis itu sendiri.

Risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai


dampak terhadap sasaran, diukur dengan hukum sebab akibat. –
Standar AS/ NZS 4360

Identifikasi risiko, penilaian risiko, analisis risiko hingga pengendalian risiko


perlu dilakukan agar kerugian atau kecelakaan kerja dapat diminimalkan atau
bahkan dihilangkan. Inilah yang dinamakan manajemen risiko.

Peran Penting Manajemen Risiko


Apa itu manajemen risiko? Mengapa manajemen risiko penting dilakukan
perusahaan? Konsep manajemen risiko awalnya dikenal di bidang kesehatan
dan keselamatan kerja (K3) pada tahun 1980-an setelah berkembangnya
model teori kecelakaan kerja yang dikeluarkan ILCI (teori ILCI Loss
Causation).

Manajemen risiko haruslah menjadi bagian penting dari pelaksanaan sistem


manajemen sebuah perusahaan. Manajemen merupakan bagian yang tidak
berdiri sendiri dan tidak terpisahkan dari kegiatan proses organisasi/
perusahaan dalam mencapai tujuan atau sasaran.

Manajemen risiko adalah suatu upaya pengelolaan risiko secara komprehensif,


terencana dan sistematis guna mencegah terjadinya kerugian atau kecelakaan
kerja dan membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dengan
melihat risiko dan dampak yang dapat ditimbulkan.

Baca juga artikel ini:

 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja: Saatnya Mengenal Paradigma


Baru Thomas Krause
 Safety Maturity Model: Mengukur Tingkat Kedewasaan Penerapan
SMK3

Secara tidak langsung, manajemen risiko juga memberikan perbaikan dalam


aspek keselamatan, kesehatan kerja, kepatuhan terhadap peraturan
perundangan, perlindungan lingkungan hidup, persepsi publik, kualitas
produk, tata kelola perusahaan (corporate governance), efisiensi operasi, dan
lain-lain.

Berikut manfaat penerapan manajemen risiko di perusahaan:

 Melindungi pekerja dan bisnis dari kerugian atau kecelakaan kerja


 Menjamin kelangsungan usaha dengan mengurangi risiko dari setiap
kegiatan yang mengandung bahaya
 Meminimalkan biaya kerugian untuk penanggulangan kejadian yang
tidak diinginkan
 Memberikan rasa aman untuk para pemegang saham mengenai
kelangsungan dan keamanan investasinya
 Meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai risiko operasi
bagi setiap unsur dalam organisasi
 Memenuhi persyaratan perundangan yang berlaku.

Tahapan Penerapan Manajemen Risiko yang Efektif di


Perusahaan

Dalam menerapkan manajemen risiko di bidang K3, ada beberapa tahapan


atau langkah yang perlu Anda lakukan. Tahapan ini bertujuan agar proses
manajemen risiko K3 di perusahaan Anda berjalan cepat, tepat dan efektif.

Sumber: verticalam.com.au

1. Menentukan Konteks

Penetapan konteks dari manajemen risiko harus dilakukan pertama kali agar
proses pengelolaan risiko tidak salah arah dan tepat sasaran. Penetapan
konteks memudahkan Anda mengidentifikasi dan melakukan tahapan-
tahapan selanjutnya.

Penetapan konteks meliputi:

 Konteks eksternal dan internal, menggambarkan lingkungan eksternal


dan internal di mana perusahaan beroperasi dan mengupayakan
sasaran yang ditetapkan.
 Konteks manajemen risiko, perusahaan perlu menetapkan tujuan,
strategi, ruang lingkup dan parameter dari aktivitas atau bagian dari
perusahaan di mana proses manajemen risiko harus dilaksanakan dan
ditetapkan.
 Menentukan kriteria risiko, didapat dari kombinasi kriteria tingkat
kemungkinan dan keparahan.

a. Nilai Tingkat Kemungkinan

b. Nilai Tingkat Keparahan

c. Skala Tingkatan Risiko


Penetapan konteks ini biasanya mengacu pada beberapa hal, di antaranya visi
dan misi perusahaan, Rencana Jangka Panjang (RJP), Rencana Kerja
Anggaran Perusahaan (RKAP), dan Key Performance Indicator (KPI).

2. Melakukan Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko dilakukan sebagai langkah untuk mengenali atau untuk


menjawab pertanyaan apa saja risiko yang dapat terjadi, bagaimana dan
mengapa hal tersebut dapat terjadi. Identifikasi risiko bertujuan untuk
mengetahui semua sumber bahaya dan aktivitas berisiko pada suatu kegiatan
kerja atau proses kerja tertentu.

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam identifikasi risiko antara lain:

 Membuat daftar risiko secara lengkap dari berbagai kejadian yang


dapat berdampak pada setiap elemen kegiatan
 Mencatat faktor-faktor yang memengaruhi risiko yang ada secara rinci
 Membuat skenario proses kejadian yang akan menimbulkan risiko
berdasarkan informasi gambaran hasil identifikasi.

Hasil identifikasi risiko nantinya akan memberikan gambaran mengenai


konsekuensi dan probabilitas dari risiko yang ada untuk menentukan tingkat
atau level risiko pada tahap analisis.

3. Penilaian Risiko

Tahapan ini dilakukan melalui proses analisis risiko dan evaluasi risiko.
Analisis risiko dilakukan untuk menentukan besarnya suatu risiko dengan
mempertimbangkan tingkat konsekuensi (keparahan) dan kemungkinan yang
dapat terjadi untuk mengambil tindakan pengendalian.
Untuk menentukan tingkat atau level risiko, Anda dapat melakukan penilaian
menggunakan matriks sesuai standar AS/ NZS 4360 di bawah ini:

Matriks Risiko

Keterangan:

Extreme High Risk (E): Sangat berisiko, dibutuhkan tindakan secepatnya

High Risk (H): Risiko tinggi, dibutuhkan perhatian dari manajemen puncak

Medium Risk (M): Risiko sedang, tanggung jawab manajemen harus spesifik

Low Risk (L): Risiko rendah, ditangani dengan prosedur rutin

Sebagai tindak lanjut dari penilaian risiko perlu dilakukan evaluasi risiko.
Tujuannya untuk melihat apakah risiko yang telah dianalisis dapat diterima
atau tidak dengan tingkat/ level risiko sesuai kriteria standar yang digunakan,
di mana selanjutnya akan masuk pada pertimbangan tahapan pengendalian.

4. Pengendalian Risiko

Pengendalian risiko merupakan tahapan paling penting sebagai penentu


keseluruhan manajemen risiko. Pengendalian risiko adalah upaya-upaya yang
dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya risiko. Pengendalian risiko dapat
dilakukan dengan cara:

 Eliminasi, risiko dihindarkan dengan menghilangkan sumber bahaya


 Substitusi, mengganti bahan, alat atau cara kerja dengan yang lain
sehingga kemungkinan kecelakaan dapat diminimalkan
 Pengendalian engineering, mengurangi risiko dengan melakukan
rekayasa teknik pada alat, mesin, infrastruktur, lingkungan dan atau
bangunan
 Pengendalian administratif, mengurangi kontak antara penerima
dengan sumber bahaya. Contohnya: rotasi dan penempatan pekerja,
perawatan secara berkala pada peralatan, dan monitoring efektivitas
pengendalian yang sudah dilakukan
 Alat Pelindung Diri (APD), mengurangi risiko dengan menggunakan
APD seperti helm keselamatan, masker, sepatu keselamatan, pakaian
pelindung, kacamata keselamatan dan lain-lain.

5. Pemantauan dan Tinjauan Ulang

Pemantauan selama pengendalian risiko berlangsung perlu dilakukan minimal


setiap tiga bulan (tergantung kebijakan perusahaan) untuk mengetahui
efektivitas dan berbagai perubahan yang dapat terjadi. Berbagai perubahan
atau tindakan pengendalian yang kurang efektif kemudian akan ditinjau ulang
untuk selanjutnya dilakukan perbaikan.

6. Komunikasi dan Konsultasi

Hasil manajemen risiko harus dikomunikasikan dan diketahui oleh semua


pihak yang berkepentingan sehingga akan memberikan manfaat dan
keuntungan bagi semua pihak. Pihak berkepentingan yang dimaksud adalah
manajemen, pekerja, pemasok, kontraktor dan masyarakat sekitar aktivitas
perusahaan. Dengan mengetahui dan memahami semua risiko yang ada di
lingkungannya, maka semua pihak akan bertindak dengan hati-hati dan
mengutamakan keselamatan dalam aktivitasnya.

Ingatlah, pada kenyataannya tidak ada perusahaan yang kebal akan risiko,
akan tetapi perusahaan bisa mencoba menghadapi risiko tersebut.
Manajemen risiko akan membantu Anda menemukan kesempatan atau
peluang sebanyak-banyaknya guna menghindari atau meminimalkan
kerugian perusahaan. Manajemen risiko dapat memberikan manfaat yang
optimal jika diterapkan sejak awal kegiatan.

Semoga Bermanfaat, Salam safety!

Sumber: www.SafetySign.co.id
Baca juga
29 Oktober 2018
10 Langkah Efektif Mencegah Bahaya Terpeleset, Tersandung, dan Terjatuh di Tempat Kerja
Kecelakaan akibat terpeleset, tersandung, dan terjatuh menyumbang 15% kematian tidak
disengaja, menempati urutan kedua setelah kecelakaan yang melibatkan kendaraan bermotor.

25 Oktober 2018
SAFETY STORY: Lakukan Manual Handling dengan Benar
Sobri yang sampai saat ini belum masuk kerja, dua hari yang lalu mengalami cedera di bagian
punggung bawah akibat mengangkat barang dengan cara yang tidak tepat. Yang membuatnya
makin parah, barang yang dibawanya juga melebihi batas berat barang yang boleh diangkat
seseorang.

22 Oktober 2018
7 Kesalahan Fatal Penerapan LOTO yang Bisa Membahayakan Nyawa Pekerja
Program lockout/tagout (LOTO) yang diterapkan sesuai standar bisa mencegah 120 korban jiwa
dan 50.000 cedera pada pekerja setiap tahunnya. − Occupational Safety and Health
Administration (OSHA)

18 Oktober 2018
SAFETY STORY: Belajar Mencuci Tangan dengan Benar
Pertama, basuh tangan, tuangkan sabun, dan gosok telapak tangan sambil meratakan sabun ke
seluruh permukaan tangan. Kedua, gosok bagian punggung tangan secara bergantian. Ketiga,
gosok sela-sela jari.

11 Oktober 2018
Tidak Boleh Asal Pakai, Ini Cara Tepat Menggunakan Earmuff!
Dibanding earplug, earmuff dapat memberikan perlindungan lebih besar dan lebih konsisten.
Dari segi penggunaan, earmuff lebih mudah digunakan dan disesuaikan, umumnya lebih tahan
lama daripada earplug.

Anda mungkin juga menyukai