Anda di halaman 1dari 27

KEBIASAAN MAKANAN DAN CARA MEMAKAN IKAN

Disusun Sebagai Makalah Biologi Perikanan


Tahun Akademik 2018-2019

Disusun oleh :
Kelompok 8/Perikanan A

Moch. Galuh 230110170008


Fitri Andayani 230110170013
Jodi Darmawan 230110170032
Riandini Nur Syifa 230110170050

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas nikmat dan
karunia-Nya Makalah Biologi Perikanan tentang “Kebiasaan Makanan dan Cara
Memakan Ikan” dapat diselesaikan dengan baik.
Pembuatan makalah ini memiliki tujuan untuk memberikan gambaran
mengenai kegiatan pembelajaran mata kuliah Biologi Perikanan di Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran dan memberikan
pengetahuan yang lebih luas mengenai kebiasaan makanan dan cara memakan
ikan.
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan
dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan banyak terima kasih atas segala
partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini. Meski demikian, penulis
menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam penulisan
makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis
secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakat umumnya, dan untuk kami juga
khususnya.

Jatinangor, September 2018

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

BAB Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ vi
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan ......................................................................................... 1
1.3 Manfaat ....................................................................................... 2

II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kebiasaan Makanan .................................................................... 3
2.2 Rantai Makanan .......................................................................... 4
2.3 Kebiasaan Cara Memakan .......................................................... 4
2.4 Spesialisasi kebiasaan makanan.................................................. 4

III SIMPULAN DAN SARAN


3.1 Simpulan ..................................................................................... 14
3.2 Saran ........................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 14
LAMPIRAN .......................................................................................... 15

ii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


1. Alat-alat Praktikum ..........................................................................8
2. Bahan-bahan Praktikum ...................................................................9

iii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Ikan nilem ...........................................................................................4


2. Sistem Capillaries ...............................................................................6
3. Grafik hasil perhitungan laju alir darah Kelompok 14 .....................10
4. Grafik hasil perhitungan laju alir darah Perikanan A .......................11

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Alat Praktikum................................................................................. 16
2. Bahan Praktikum ............................................................................. 17
3. Prosedur kerja .................................................................................. 18
4. Kegiatan Praktikum ......................................................................... 19
5. Tabel kelompok ............................................................................... 20
6. Tabel kelas........................................................................................21

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem sirkulasi tersusun atas dari berbagai komponen utama, yaitu jantung,
pembuluh, dan cairan tubuh yang beredar (bersirkulasi). Jantung berfungsi sebagai
pompa penggerak cairan, sedangkan pembuluh berfungsi sebagai saluran yang akan
dilalui cairan yang beredar keseluruh tubuh. Sistem sirkulasi pada hewan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu sistem sirkulasi terbuka dan tertutup. Sistem sirkulasi
terbuka antara lain dapat ditemukan pada Moluska dan Arthropoda. Sementara hewan
yang mempunyai sistem sirkulasi tertutup dapat ditemukan pada Vertebrata (Isnaeni
2006).
Ikan merupakan hewan yang memiliki peredaran darah tunggal karena dalam
sekali peredaran, darah ikan beredar melalui jantung sebanyak satu kali. Darah yang
beredar melalui pembuluh darah, oleh karenanya disebut sistem peredaran darah
tertutup. Sistem peredaran darah pada ikan air tawar dan air laut secara garis besar
sama. Jantung terletak dalam rongga pericardium dibawah faring. Jantung ikan terdiri
dari dua ruang, serambi (atrium) dan bilik (ventrakel). Jantung berisi darah yang
sudah dipakai yang berasal dari tubuh bagian depan dan belakang. Dari jantung
melalui bulbus artriosus darah mengalir ke insang. Pertukaran gas CO2 dan O2 terjadi
dalam arteri branchialis afferent dan arteri branchialis efferent dalam filament
insang. Selanjutnya melalui aorta dorsalis, darah menuju ke tubuh bagian depan dan
belakang. Menurut (Pratiwi 2007) darah ikan tampak pucat dan volumenya relatif sedikit
jika dibandingkan dengan vertebrata darat. Plasma darah mengandung sel darah merah yang
berinti dan sel darah putih dan lien (limpa) sebagai bagian dari sistem peredaran, terdapat di
dekat lambung dan dilengkapi dengan pembuluh-pembuluh limpa. Sinus venosus menerima
darah dari vena hepatica dan vena cardialis. Darah dari kepala dikumpulkan
oleh vena cardial anterior dan darah dari ginjal dan gonad dikumpulkan oleh vena
kardial posterior. Darah dari ekor menuju system portal renalis lalu ke kapiler ginjal

3
4

(Sukya 2003). Pada waktu darah melalui insang, karbondioksida dilepaskan dan
oksigen diambil, hal ini mengubah darah menjadi darah arteri. Aorta dorsal membagi
darah ini melalui cabang-cabangnya keseluruh bagian tubuh.

1.2 Tujuan
Tujuan dari dilakukannya praktikum ini yaitu:

1. Mengetahui perubahan laju kecepatan aliran darah pada ikan nilem pada
perlakuan yang diberi cairan alkohol yang secara tidak langsung dapat
mengetahui sistem peredaran dari ikan nilem dengan aquades sebagai kontrol.
2. Mengetahui perubahan laju kecepatan aliran darah pada ikan nilem pada
perlakuan yang diberi cairan nikotin yang secara tidak langsung dapat
mengetahui sistem peredaran dari ikan nilem dengan aquades sebagai kontrol.

1.3 Manfaat

1. Mengetahui pengaruh larutan aquades, alkohol, dan nikotin terhadap laju


aliran darah ikan nilem (Osteochilus hasselti)
yang diamati pada bagian sirip caudal.
2. Mengetahui perbedaan laju aliran darah benih ikan nilem(Osteochilus
hasselti) yang ditetesi larutan aquades, alkohol, dan nikotin.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Ikan Nilem


Ikan nilem memiliki nama Latin Osteochilus hasselti, merupakan salah satu
dari komoditas unggulan ikan air tawar yang masih belum banyak dibudidayakan di
berbagai wilayah di Indonesia. Ikan ini termasuk hewan herbivora, yang diketahui
hidup dan menyebar di bagian perairan Asia Tenggara, seperti Siam-Thailand,
Tonkin, Semenanjung Malaya, Sumatra, Kalimantan, dan Jawa.

Gambar 1. Benih ikan nilem


(sumber : Ade Wildan, 2017)
Ikan nilem ini umumnnya dipelihara di daerah tropis dengan ketinggian 150
sampai 1000 meter dari permukaan laut. Tetapi ketinggian optimum ialah 800 meter,
sedang suhu optimum pertumbuhannya adalah 18°C sampai 28°C (Saanin 1984).
Ikan melakukan fertilisasi secara eksternal. Telur dan sperma dilepaskan ke
dalam air di sekitarnya dan fertilisasi terjadi diluar tubuh. Fertilisasi ini merupakan
fertilisasi yang primitif. Ikan nilem jantan dan betina dapat di bedakan dengan cara
yaitu Ikan jantan terdapat sepasang testis yang panjang. Mereka terletak ventral dari
ren. Ujung caudal mulai dari vas deferens yang bermuara ke dalam sinus
urogenitalis. Ikan betina terdapat sepasang ovaria yang panjang. Ovaria ini
mempunyai rongga yang ke caudal melanjutkan diri ke dalam oviduk, yang bermuara
ke dalam sinus urogenitalis.

2.1.1 Klasifikasi Ikan Nilem

3
4

Ikan nilem (Osteochilus hasselti) menurut Saanin (1968) diklasifikasikan


sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Craniata
Class : Pisces
Subclass : Actinopterygi
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Cyprinoidae
Famili : Cyprinidae
Genus : Osteochilus
Species : Osteochilus hasselti

2.1.2 Fisiologi Ikan Nilem


Ikan merupakan hewan berdarah dingin (poikilothermal) yang metabolisme
tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Suhu juga berpengaruh terhadap
parameter hematological dan daya tahan terhadap penyakit. Metabolisme tubuh ikan
menurun pada suhu dingin sehingga tingkat konsumsi oksigen kecil dan CO2 yang
dihasilkan pun juga menjadi kecil, sedangkan pada suhu hangat kelarutan gas lebih
kecil dibandingan pada suhu dingin dan suhu ruang sehingga CO2 pun lebih kecil.
Semakin tinggi suhu maka kelarutan gas pada perairan akan semakin menurun.
2.2 Darah Ikan
Darah merupakan salah satu komponen sistem transpor yang sangat vital
keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut zat-
zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh, dan
pengangkut oksigen dan karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti
trombosit dan plasma darah memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama dari
serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Darah merupakan gabungan dari
cairan, sel-sel dan partikel yang menyerupai sel, yang mengalir dalam arteri, kapiler,
dan vena, yang mengirimkan oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan membawa
karbondioksida serta hasil limbah lainnya (Mayhoneys, 2008).
5

Darah tersusun atas plasma darah dan sel darah. Sel darah mencakup eritrosit,
leukosit, dan trombosit. Sedangkan plasma darah yang mengandung sekitar 90% air
dan berbagai zat terlarut atau tersuspensi di dalamnya (Isnaeni, 2006).
2.2.1 Sistem Peredaran Darah Ikan

Sistem peredaran darah pada ikan air tawar dan air laut secara garis besar sama.
jantung terletak dalam rongga pericardium dibawah faring. Jantung ikan terdiri dari
dua ruang, serambi (atrium) dan bilik (ventrakel). Jantung berisi darah yang sudah
dipakai yang berasal dari tubuh bagian depan dan belakang. Dari jantung
melalui bulbus artriosus darah mengalir ke insang. Pertukaran gas CO2 dan O2 terjadi
dalam arteri branchialis afferent dan arteri branchialis efferent dalam filament
insang. Selanjutnya melalui aorta dorsalis, darah menuju ke tubuh bagian depan dan
belakang.
Sama halnya dengan ikan nilem yang merupakan ikan air tawar sistem dari
peredaran ikan nilem adalah sistem peredaran tertutup yang memiliki peredaran darah
tunggal karena dalam sekali peredaran, darah ikan beredar melalui jantung sebanyak
satu kali. Darah yang beredar melalui pembuluh darah, oleh karenanya disebut sistem
peredaran darah tertutup.
Macam-macam pembuluh darah pada ikan:
1. Arteri merupakan pembuluh darah yang menimbulkan tahanan rendah dan
berperan dalam menyalurkan darah keseluruh jaringan tubuh. Bertindak
sebagai reservoir tekanan untuk mempertahankan aliran darah anatara sistol
bilik jantung.
2. Arterior merupakan tempat utama tahanan terhadap aliran darah dan berperan
dalam mendistribusikan atau membagi-bagi darah keberbagai alat tubuh.
3. Kapiler merupakan pembuluh darah dimana terjadi pertukaran zat antara
darah dengan cairan jaringan.
4. Venula merupakan pembuluh darah yang menampung darah dari kapiler dan
mengalirkan ke pembuluh darah vena.
6

5. Vena merupakan pembuluh darah yang memiki tahanan terhadap aliran darah
kecil dan berperan menampung darah dari seluh tubuh melalui venula dan
mengalirkan kembali kejantung.
2.2.2 Laju Alir Darah

Gambar 2. Sistem Capillaries


(Sumber : Guntur)

Pada proses peredaran darah, darah dari seluruh tubuh mengandung CO2
kembali ke jantung melalui vena dari berkumpul di sinus venosus, kemudian masuk
ke serambi. Selanjutnya, darah dari serambi masuk ke bilik dan dipompa menuju
insang melewati konus arterious, aorta ventralis, dan empat pasang arteri aferen
brakialis. Pada arteri aferen brakialis, oksigen diikat oleh darah, selanjutnya menuju
arteri aferen brakialis dan melalui aorta dorsalis darah diedarkan ke seluruh tubuh. Di
jaringan tubuh darah mengikat CO2. Dengan adanya sistem vena, darah dikembalikan
dari bagian kepala dan badan menuju jantung. Beberapa vena yang penting misalnya
vena cardinalis anterior, dan vena cardinalis posterior (membawa darah dari tubuh
melewati hati) dan vena porta renalis (membawa darah dari tubuh melewati ginjal).
Peredaran darah pada ikan disebut peredaran darah tunggal karena darah hanya satu
kali melewati jantung (Pratiwi 2007).
2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Alir Darah
1. Energi Kinetik (energi yang menyebabkan darah mengalir)
2. Energi Potensial (energi yang tersimpan dalam pembuluh darah dan menimbulkan
tekanan darah)
7

2.3 Pengaruh Alkohol


Alkohol adalah salah satu zat penekan susunan syaraf pusat, meskipun dalam
jumlah yang sedikit juga mempunyai efek yang yang simulasinya ringan. Walaupun
setiap individu berbeda-beda terhadap pengaruh alkohol, euphoria ringan akan terjadi
dengan meningkatnya konsentrasi alkohol di dalam darah. Hal ini juga yang
menjadikan laju peredaran darah dapat terhambat.
2.4 Pengaruh Nikotin
Nikotin adalah sebuah senyawa kimia organik yang di dapat dari tumbuhan
(aloloid) seperti pada tumbuhan tembakau dan tomat. Nikotin merupakan racun
syaraf yang potensial, nikotin memiliki kemampuan karsinogen. Penggunaan nikotin
dapat mempengaruhi syaraf pusat meskipun dalam jumlah kecil, sehingga aliran
darah terjadi lebih cepat dibandingkan biasanya.
BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum “Pengaruh Alkohol Dan Nikotin Terhadap Sistem Peredaran Darah
Benih Ikan Nilem” dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Hewan Air Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada Senin, 2 April 2018 pukul
07.30 WIB sampai dengan 09.30 WIB.

3.2 Alat dan Bahan


Praktikum “Pengaruh Alkohol Dan Nikotin Terhadap Sistem Peredaran Darah
Benih Ikan Nilem” menggunakan alat dan bahan sebagai penunjang berlangsungnya
kegiatan praktikum. Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut.

3.2.1 Alat-alat Praktikum


Berikut merupakan alat-alat yang digunakan saat praktikum praktikum
pengaruh alkohol dan nikotin terhadap sistem peredaran darah benih ikan nilem :
Tabel 1. Alat-Alat Praktikum
No. Alat Fungsi Alat
1. Wadah plastik Sebagai tempat ikan
Sebagai tempat untuk mengamati sirip
2. Cawan petri
caudal
3. Mikroskop Untuk megamati objek
4. Pipet Tetes Untuk mengambil larutan
5. Hand counter Untuk menghitung laju peredaran darah
6. Timer / stopwatch Untuk mengamati waktu

3.2.2 Bahan-Bahan Praktikum


Berikut merupakan bahan-bahan yang digunakan saat praktikum pengaruh
alkohol dan nikotin terhadap sistem peredaran darah benih ikan nilem :

8
9

Tabel 2. Bahan-Bahan Praktikum


Nama Bahan Fungsi
Benih ikan nilem Sebagai sampel ikan yang diamati
Alkohol Sebagai penguji laju alir darah
Nikotin Sebagai penguji laju alir darah
Aquades Sebagai kontrol
Kapas Sebagai penutup operkulum benih ikan nilem

3.3 Prosedur Praktikum


Prosedur pengerjaan yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Air dimasukkan ke dalam wadah untuk tempat ikan
2. Benih ikan nilem diambil menggunakan saringan dan dimasukkan
kedalam wadah plastik
3. Mikroskop dinyalakan untuk mengamati sirip caudal ikan nilem
4. Ikan nilem diletakkan di cawan petri dan ditutup bagian operkulumnya
5. Pengamatan akan dilakukan dengan tiga perlakuan yaitu :
a. Ikan pertama bagian sirip caudal ditetesi menggunakan aquades
b. Ikan kedua bagian sirip caudal ditetesi menggunakan nikotin
c. Ikan kedua bagian sirip caudal ditetesi menggunakan alkohol
6. Cawan petri diletakkan di meja objek mikroskop
7. Sirip caudal diamati dengan pembesaran 4 kali lalu hitung laju aliran
darah menggunakan handcounter selama 1 menit diulang 3 kali.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Kelompok

300
267
Laju Alir Darah (Kali/Menit)

250
203
200

150

100
73

50

0
Aquades Nikotin Alkohol
Perlakuan

Gambar 4. Grafik hasil perhitungan laju Peredaran Darah Kelompok 14

Berdasarkan percobaan yang kami lakukan diperlakuan satu dangan yang lain
menghasilkan nilai rata-rata yang berbeda dikarenakan bahan yang ditambahkan pada
setiap perlakuannya, pada perlakuan satu yaitu menggunakan aquades didapatkan
rata-rata dari tiga kali percobaan berada pada angka 203 Pada kondisi tersebut laju
peredaran darah pada benih ikan nilem relatif cepat dan konstan. Pada perlakuan ke
dua yaitu menggunakan bahan nikotin, pada percobaan ini kondisi laju peredaran
darah pada benih ikan nilem sangat cepat hal ini karena nikotin sendiri bersifat racun,
apabila nikotin ditambahkan pada pembuluh, maka nikotin tersebut akan dibawa oleh
aliran darah menuju otak dan bereaksi dengan otak maka otak akan memberikan
sinyal pada kelenjar adrenalin untuk mengeluarkan hormon-hormon adrenalin
sehingga mengakibatkan pembuluh darah menjadi kecil atau menyempit hal inilah

13
14

yang memicu jantung memompa darah lebih cepat dan pada akhirnya aliran darah
menjadi cepat sehingga di dapatkan data yang sangat besar dengan rata-rata angka
hingga 267 dari tiga kali percobaan. Pada perlakuan terakhir yaitu menggunakan
Alkohol, dari percobaan tersebut didapatkan hasil dengan nilai rata-rata 73, hal
tersebut dipengaruhi oleh pemberian alkohol pada tubuh ikan dikarenakan alkohol
sendiri memiliki sifat yang keras dan mematikan sistem syaraf sehingga
mengakibatkan aliran darah menjadi lambat dan laju peredaran darah pun menjadi
terhambat, bahkan jika kita menambahkan alkohol secara berlebihan dan dalam skala
besar itu akan berakibat besar pada ikan tersebut yaitu mengakibatkan sistem kerja
syaraf berhenti secara total dan membuat kematian pada ikan tersebut.

1.2 Data Kelas


300
256
Laju Alir Darah (Kali/Menit)

250
215
200
156
150

100

50

0
Aquades Nikotin Alkohol
Perlakuan

Gambar 5. Grafik hasil perhitungan laju peredaran darah Perikanan A

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari setiap kelompok di kelas perikanan A


dihasilkan rata – rata untuk perlakuan pertama yang menggunakan aquades yaitu
sebesar 215 kali permenit, kemudian pada perlakuan kedua yaitu menggunakan
15

tambahan nikotin dihasilkan nilai rata-rata sebesar 255 kali permenit, Pada perlakuan
terakhir yaitu dengan penambahan alkohol dihasilkan data sebesar 156.
Jadi hal yang paling utama dalam percobaan praktikum pengaruh alkohol dan
nikotin terhadap laju aliran darah benih ikan nilem yaitu pada penambahan larutan
kimia yang digunakan (aquades, nikotin, dan alkohol) dari larutan tersebut yang
sangat berpengaruh terhadap laju peredaran darah benih ikan nilem yaitu pada
penambahan larutan nikotin karena merupakan zat yang beracun bagi sistem syaraf
dan peredaran darah yaitu dapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah yang
meingkat resistensi pembuluh darah perifer sehingga meningkatkan tekanan darah
selain itu nikotin dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan dalam pembuluh darah,
gangguan irama jantung, dan menyebabkan peningkatan daya lekat trombosit
(Admar, 2013). Pada percobaan ini pula alkohol juga sangat berpengaruh terhadap
kecepatan laju peredaran darah, penambahan alkohol pada tubuh ikan dapat
menyebabkan melambatkan laju peredaran darah, meskipun pada penggunaan alkohol
dalam jumlah kecil dapat mengakibatkan efek stimulasi ringan sehingga ketika di
tetesi alkohol laju aliran darah pada ikan nilem menjadi melambat karena adanya
pelebaran pembuluh darah atau yang biasa disebut fase dilatasi ikan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Dalam percobaan kelompok yang kami lakukan membuktikan bahwa laju
peredaran darah pada ikan dapat dipengaruhi oleh larutan nikotin dan alkohol.

1. Pada penambahan alkohol laju peredaran darah pada ikan menjadi lambat hal
ini dikarenakan alkohol menyebabkan pembuluh darah melebar sehingga laju
peredaran darah lebih lambat dari biasanya. Pada penambahan larutan aquades
tidak terjadi perubahan yang signifikan dikarenakan ikan tidak mendapatkan
pengaruh besar dari aquades sehingga perdaran darah nya normal.
2. Pada penambahan larutan nikotin terjadi perubahan laju peredaran darah yang
sangat signifikan dimana terjadi laju peredaran darah yang sangat cepat
dikarenakan nikotin mengandung zat racun yang dapat mempersempit
pembuluh darah sehingga detak jantung menjadi cepat dan laju peredaran
darah menjadi lebih cepat. Berbeda dengan penambahan aquades yang
cenderung normal seperti biasanya.
5.2 Saran
1. Praktikan masih belum teliti terhadap perhitungan yang mereka lakukan,
sehingga masih terjadi kesalahan. Praktikan seharusnya sudah memahami cara
untuk melakukan praktikum ini agar tidak terjadi lagi kesalahan dalam
perhitungan laju aliran darah benih ikan nilem.
2. Praktikan masih belum memperlakukan dengan baik benih ikan nilem,
sehingga benih ikan nilem banyak yang stres dan menimbulkan kematian.
Untuk kedepannya diharapkan praktikan lebih memperhatikan lagi benih ikan
nilem agar tidak terjadi stres dan kematian.

15
DAFTAR PUSTAKA

Adrim, M dan Fahmi. 2010. Panduan Penelitian Untuk Ikan Laut. Pusat Penelitian
Oseanografi-LIPI, Jakarta

Campbell. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid Tiga. Jakarta : Erlangga

Isnaeni,Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius

Kottelat M, Whitten AJ, Kartikasari SN, Wirjoatmojo S. 1993. Freshwater fishes of


Western Indonesia and Sulawesi. Hong Kong: Periplus Editions. Hlm: 344

Mayhoneys. 2008. Sel Darah. http://www.Ittelkom.ac.id. Diakses tanggal 5 April


2018 pukul 14.00 WIB.

Pratiwi, D. A., Maryati, S., dan Srikini. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XI.
Erlangga . Jakarta.

Radiopoetro. 1996. Zoologi. Jakarta : Erlangga

Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XI.
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.

Saanin H. 1984. Taksonomi dan kunci identifikasi ikan. Jakarta : Bina Cipta.

Trewavas, F. 1982. Tilapias: Taxonomi and Speciation . In R.S.V. Dullin and R.H.
Low Mc. Connell ( Eds ). The Biology and Culture of Tilapias . ICLARM
Converence , Mamalia.

16
LAMPIRAN
15

Lampiran 1. Alat praktikum

Hand Counter Mikroskop Cahaya

Wadah Cawan Petri


16

Lampiran 2. Bahan praktikum

1. Ikan Nilem Aquades

Larutan nikotin Larutan alkohol 70%

Kapas
17

Lampiran 3. Prosedur Kerja

Air dimasukkan ke dalam wadah untuk tempat ikan dan ikan di masukan
kedalam wadah

Mikroskop dinyalakan untuk mengamati sirip caudal ikan nilem

Ikan nilem diletakkan di cawan petri dan ditutup bagian operkulumnya

Ikan pertama bagian sirip caudal ditetesi menggunakan aquades

Cawan petri diletakkan di meja objek mikroskop lalu diamati

Lakukan langkah 1 sampai 5 pada peda perlakuan yaitu dengan alkohol dan
nikotin
18

Lampiran 4. Kegiatan praktikum

Memasukan ikan kedalam Menaruh ikan pada cawan petri dengan


wadah plastik menutupi bagian operkulum

Mengamati laju aliran darah Meneteskan larutan


alkohol/ aquades/ nikotin
19

Lampiran 5. Tabel Kelompok


Pengaruh aquades
Aquades
Ikan ke Menit ke- Rata – rata
I II III
1 203 198 208 203

Pengaruh nikotin
Nikotin
Ikan ke Menit ke- Rata – rata
I II III
1 267 260 274 260
Pengaruh alkohol
Alkohol
Ikan ke Menit ke- Rata – rata
I II III
1 73 68 78 73
20

Lampiran 6. Tabel Kelas


Tabel hasil perhitungan pengaruh nikotin dan alkohol terhadap laju alir darah
benih ikan nilem seluruh kelompok Perikanan A :

Rata-rata Laju Peredaran Darah Ikan


Kelompok
Akuades Nikotin Alkohol
1 196 255 177
2 292 266 117
3 262 236 217
4 220 280 132
5 316 355 254
6 188 230 122
7 203 264 182
8 288 285 206
9 239 298 178
10 227 319 213
11 240 265 177
12 160 188 113
13 210 243 155
14 203 267 73
15 147 213 130
16 106 151 79
17 188 245 130
18 186 223 151
Rata-rata 215 255 156

Anda mungkin juga menyukai