Anda di halaman 1dari 8

Acara Praktikum 4

Kedalaman

2.1 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mencari kedalaman suatu lapisan
dengan menggunakan metode grafis dan matematis.

2.2 Dasar Teori


Kedalaman ialah jarak vertikal dari ketinggian tertentu (umumnya permukaan
bumi) kearah bawah terhadap suatu titik, gambar atau bidang. Menghitung ketebalan
lapisan ada beberapa cara, diantaranya:
 Menghitung secara matematis
 Alignment diagram
 Secara grafis
Dengan cara perhitungan matematis, yang perlu diperhatikan adalah
kemiringan lereng, kemiringan lapisan dan jarak jurus dari singkapan ke titik tertentu.
Pada permukaan horisontal, kedalaman lapisan (d) dapat dihitung dengan rumus:
D = m tag δ
Dimana:
M = jarak tegak lurus dari singkapan ketitik tertentu
δ = ketinggian lapisan
Apabila tidak tegak lurus jurus, maka kemiringan lapisan yang dipakai adalah
kemiringan semu
D = m [sin σ = cos σ tan δ]
m = jarak
σ = kemiringan lereng
δ = kemiringan lapisan
jarak vertikal dari ketinggian tertentu (permukaan air laut) ke arah bawah
terhadap suatu titik, garis atau bidang. Pada permukaan horizontal, kedalaman lapisan
(d) dapat dihitung dengan rumus d = m Tan .
Cara pengukuran kedalaman :
1. Pengukuran kedalaman pada arah lintasan tegak lurus jurus lapisan pada medan
datar/topografi tidak berelief. (Gambar 3.3)
d  m . tan  d  m' . tan  . sin 
2. Pengukuran kedalaman pada arah lintasan tegak lurus jurus lapisan pada
medan/topografi dengan slope.

(a) (b)
Gambar 2.1
Kedalaman Lapisan pada Topografi Miring

a. Dip searah dengan slope. (Gambar 3.4.a)


d  l cos  . tan   sin 

b. Dip berlawanan dengan slope. (Gambar 3.4.b)


d  l cos  . tan   sin 

c. Dip searah dengan slope.

d  l tan  . cos  . sin   sin 

d. Dip berlawanan arah dengan slope.


d  l tan  . cos  . sin   sin 
2.3 Metode
A. Alat dan Bahan
1. Pensil
2. Pena
3. Penggaris
4. Penghapsu
5. Hvs
B. Prosedur Kerja
1. Cara Matematis
a. Pengukuran tegak lurus jurus perlapisan, topografi datar.

d = s . tg δ

d = kedalaman
s = jarak titik pengukuran terhadap
singkapan perlapisan
δ = kemiringan lapisan (dip)
b. Pengukuran tegak lurus jurus perlapisan, topografi miring:
1. dip searah dengan slope:
d = s . (cos σ . tg δ – sin σ)
σ = kemiringan lereng (slope)
2. dip berlawanan dengan slope:
d = s . (cos σ . tg δ + sin σ)
c. Pengukuran tidak tegak lurus jurus lapisan:
1. dip searah dengan slope:
d = s . (cos σ . tg δ . sin γ – sin σ)
A = sudut antara lintasan pengukuran dengan jurus lapisan
2. dip berlawanan dengan slope:
d = s . (cos σ . tg δ . sin γ + sin σ)
2. Cara Grafis
Pengukuran kedalaman cara grafis menggunakan aligment diagram,
Prosedur pencariannya juga sama. Perbedaannya hanya pada skala yang
digunakan. Gambar 2.2 digunakan bila pengukuran horisontal dan tegak lurus
jurus. Apabila tidak tegak lurus jurus maka digunakan. Gambar 2.3
Gambar 2.2 Palmer alignment diagram. Diagram ini hanya digunakan untuk jarak terhadap
singkapan (diukur dari titik yang ingin diketahui kedalaman lapisan batuannya) pada
bidang horisontal yang diukur tegak lurus jurus perlapisan. Jarak terhadap singkapan
600 m dan dip 200, maka kedalaman lapisan pada titik tersebut adalah 220 m.

Gambar 2.2 tersebut juga dapat digunakan bila permukaan tanah memiliki
kemiringan, dengan syarat jarak lereng pengukuran diukur tegak lurus terhadap jurus
perlapisan. Dip (kemiringan lapisan) ditambah (atau dikurang) slope angle (sudut
lereng). Jika kemiringan lapisan memiliki arah yang berlawanan terhadap kemiringan
lereng, kemiringan lereng ditambahkan terhadap kemiringan lapisan (dip + slope).
Jika kemiringan lapisan memiliki arah yang sama dengan kemiringan lereng, maka
kemiringan lereng dikurangkan dari kemiringan lapisan (dip – slope).
Gambar 2.3. Mertie alignment diagram. Diketahui kemiringan lapisan (dip) yang
berlawanan arah kemiringan lereng (slope), sudut antara jurus dan arah pengukuran
500, dip 400, sudut lereng (slope) 250 dan lebar singkapan 1100 m. Kedalaman lapisan
batuan adalah 900 m.
2.4 Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
1. Singkapan batu pasir memiliki jarak terhadap singkapan sebesar 50 m
diukur secara tegak lurus pada topografi datar dengan kedudukan N 60°

E / 60°. Tentukanlah kedalaman pada singkapan tersebut.


2. Pada singkapan batu lempung diukur tegak lurus jurus perlapisan pada
topografi miring yang dimana dip searah dengan slpoe dan jarak
pengukuran tersebut sebesar 100 m dengan kedudukan N 150° E / 30° dan

memiliki kemiringan lereng 15°. Tentukanlah kedalaman pada singkapan


tersebut.
3. Singkapan batu pasir memiliki jarak terhadap singkapan sebesar 80 m
diukur secara tidak tegak lurus dengan nilai kedudukan N 100° E / 50°.

Dengan kemiringan lereng 15° γ 15° searah.


4. Jarak suatu singkapan pada medan yang datar adalah 500 m kemiringan
lapisan 10° diukur tegak lurus jurus perlapisan. Carilah kedalaman
lapisan tersebut.
5. Lapisan batuan terhadap suatu permukaan atau horizontal yang
mempunyai kedudukan, diukur tidak tegak lurus terhadap jurus.
Diketahui kemiringan lapisan berlawanan arah dengan kemiringan
lereng. Sudut antara jurus dan arah pengukuran 60° dip 40° slope 30°.

Lebar singkapan 900 m. hitunglah kedalaman pada lapisan tersebut.


B. Pembahasan

C. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, praktikan menyimpulkan bahwa
Kedalaman adalah jarak vertikal dari ketinggian tertentu (umumnya permukaan bumi)
kearah bawah terhadap suatu titik, gambar atau bidang. Menghitung ketebalan lapisan
ada beberapa cara, diantaranya:
 Menghitung secara matematis
 Alignment diagram
 Secara grafis
Dengan cara perhitungan matematis, yang perlu diperhatikan adalah
kemiringan lereng, kemiringan lapisan dan jarak jurus dari singkapan ke titik tertentu.
Pada permukaan horisontal, kedalaman lapisan (d) dapat dihitung dengan rumus:
D = m tag δ
Dimana:
M = jarak tegak lurus dari singkapan ketitik tertentu
δ = ketinggian lapisan
Apabila tidak tegak lurus jurus, maka kemiringan lapisan yang dipakai adalah
kemiringan semu
D = m [sin σ = cos σ tan δ]
m = jarak
σ = kemiringan lereng
δ = kemiringan lapisan

Anda mungkin juga menyukai