Nama kelompok :
Sistem Bahasa
PETUANAN FAKFAK
FAK FAK
Masjid tua Patimburak,yang merupakan jejak penyebaran Agama Islam di Tanah
Papua.dan juga menjadi simbol kekerabatan antar masyarakat di fakfak,hal tersebut dapat
terlihat dari Desain artektur baguanan Masjid.
Bila di kaji dari aspek social dan kekerabatan maka suku fakfak adalah contoh dan teladanya. bagi
masyarakat yang lain yang ada di papua atau Indonesia pada umumnya,betapa tidak sebab kalau ki berbicara mngenai
kekerabatan maka di fakfak di kenal dengan istilah “ SATU TUNGKU TIGA BATU “ apa itu satu tungku tiga
batu.filosofinya adalah masyarakat suku fakfak walaupun mereka berbeda keyakinan namun mereka tetap satu leluhur
atau mempunyai nama besar atau marga yang sama misalnya ada Marga A yang beragama Islam tapi ada juga
saudaranya marga A yang beragama Kristen Katholik dan Kristen Protestan.
Begitu juga dengan system social lainya contohnya jika saudara mereka yang muslim ingin membangun
masjid maka saudara mereka yang beragama Kristen prostestan dan katholik harus hadir,begitu juga ketika
pembangunan Gereja maka saudara yang muslim juga harus hadir.
Toleransi beragama di fakfak itu selalu terjaga hingga kini sebab dengan perbedaan tersebut telah mentatkan
mereka semenjak zaman nenek moyang mereka.
FAK FAK
FAK FAK
FAK FAK
FAK FAK
Kesenian suku fak fak, masyarakat fak fak
mempunya beberapa tarian-tarian seperti Tari
Sawat,tari Lakadinding tari itu sering di gunakan untuk
tari penyabutan tamu – tamu yang datang dan tari
Tum’or itu merupakan tarian perang
SISTEM KEKERABATAN
FAK FAK
Sistem kekerabatan yang ada adalah sistem kekerabatan menurut marga atau fam fam
dalam suku Mbaham. Sistem kekerabatan ini masih ada hingga kini dan dipegang teguh baik
oleh orang orang Suku Mbaham maupun Suku Matta di bagian barat atau ujung jasirah
Mbaham. Sistim kekerabatan ini merupakan system politik kuno bagi suku Mbaham, dimana ada
kelompok marga yang dianggap paling tua atau Nen dalam bahasa Matta ada kelompok marga
yang berada di golongan tengah, dan ada juga yang dianggap paling terakhir atau bungsu.
Ada juga pengelompokan didalam satu marga, sesuai dengan struktur keturunan dari nenek
moyang marga tertentu didalam marga atau Fam itu sendiri.
Struktur keturunan disini dimaksudkan adalah sebagai contoh marga memiliki satu
moyang yang kemudian moyang tadi memiliki keturunan misalnya tiga orang anak hingga kini
keturunan dari tiga orang tadi terbagi menjadi tiga golongan besar karena mereka telah memiliki
banyak keturunan. Dan didalam pengelompokan struktur sesuai marga ada tiga kelompok yaitu
golongan pertama, golongan tengah, dan yang paling bungsu.
System perkawinan
FAKFAK
Dalam sistem perkawinan pada suku-suku asli difakfak selalu ditandai dengan
pembayaran mas kawin yang jumlahnya ditentukan sesuai dengan kesepakan kedua belah
pihak, yaitu pihak laki-laki dan perempuan. Seringkali pembayaran mas kawin kurang
dipahami oleh semua orang sehingga makna pembayaran mas kawin menjadi pembicaraan
sinis atau negativ, bahkan sering dikatakan perempuan fakfak itu mahal harganya atau juga
ajang menunjukan siapa yang kaya (du piat) yang bisa membayar mas kawin anak laki-
lakinya yang mengambil anak perempuan orang lain. Ada pula pandangan negativ terhadap
perempuan, bahwa perempuan dalam budaya fakfak menduduki tempat yang rendah yaitu
posisinya hanya didapur, dikebun, bekerja untuk suami dan anak-anak makan, melayani
suami, tidak punya hak bicara, hak kepemilikan, dll sebab sudah lunas dibayar, hal ini
merupakan pelecehan terhadap budaya fakfak. Simbol Budaya berikut ini memberikan makna
bagi seorang perempuan dalam kultur/budaya Fakfak.
FAKFAK
1. Mas Kawin.... Pembayaran mas kawin bukan berarti seorang perempuan dibeli atau dijual dengan harga yang mahal dan
sudah lunas dibayar. Perempuan fakfak dihargai bukan dengan sejumlah mas dan uang yang kadang sampai ratusan juta
rupiah. Namun perempuan fakfak dihargai karena sejumlah simbol yang melekat pada dirinya misalnya: Tombor kahrang
(bagai seorang putri dengan kelengkapan kabari propror ) yang diambil dan masuk dalam keluarga besar laki-laki yang
diharapkan dari rahimnya akan lahir generasi baru yang berkualitas. Mas kawin adalah simbol pengikat hubungan
kekerabatan, mas kawin tersebut tidak akan hilang begitu saja tetapi akan berputar dalam satu sistem kekerabatan yaitu
bahwa pada suatu saat anak perempuan yang dilahirkan dari rahim Tombor kahrang akan kawin lagi dengan anak laki-laki
dari saudara jauh Tombor kahrang maka harta tersebut akan kembali lagi (Uwet du napit) tidak tergantung pada besar
kecilnya mas kawin yang dibayarkan.
2. Ndo wahenema, Seorang perempuan (tombor kahrang) sebelum mengikuti prosesi perkawinan perlu diperlengkapi oleh
pihak keluarga perempuan dengan Kabari propror,... adalah noken/dari warna-warni yang disulam dari kulit kayu oleh ibu-
ibu terampil, didalamnya berisi lopa-lopa(dompet) yang juga dianyam dari daun nipa dalam jumlah yang banyak
membentuk noken yang indah digantungkan pada kepala atau leher tombor kahrang. Isi noken mengadung filosofi tentang
tanggung jawab yang dipikul seorang perempuan fak-fak yang sungguh berat. Sebagai bank keluarga yang perlu dijaga
kredibilitasnya, dapat menyimpan dan menggandakan uang hingga dapat berbunga...... tugas berat inilah maka seorang
perempuan fakfak dihargai.
3. Tombor mag/tombor wah/kupang wah, adalah proses pembayaran mas kawin yang merupakan tanggung jawab kedua belah
pihak, baik pihak laki-laki maupun pihak perempuan. (Sakeos.Iha)