Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Gender, Pendidikan Orang Tua, Idealisme, Relativisme,
Harga Diri, Motivasi Belajar, dan Lingkungan Teman Sebaya secara parsial maupun bersama-sama terhadap
Kecurangan Akademis Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FE UNY. Penelitian ini merupakan penelitian kausal
komparatif dengan 163 Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FE UNY angkatan 2013, 2014 dan 2015 sebagai
sampel penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis one way anova, analisis regresi
sederhana dan analisis regresi ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa bergender laki-laki
memiliki kecenderungan Kecurangan Akademis yang lebih tinggi dibandingkan perempuan, dengan rata-rata
30,76 > 26,12; nilai Fhitung 16,068; dan signifikansi 0,000. Pendidikan Orang Tua tidak terbukti berpengaruh
negatif terhadap Kecurangan Akademis (rhitung 0,041; sig. 0,010). Relativisme tidak terbukti berpengaruh
positif terhadap Kecurangan Akademis (rhitung 0,012; sig. 0,169). Secara Parsial, Idealisme, Harga Diri, dan
Motivasi Belajar berpengaruh negatif terhadap Kecurangan Akademis dengan signifikansi <0,05, nilai rhitung
secara berurutan sebesar 0,129; 0,145; 0,182. Lingkungan Teman Sebaya berpengaruh positif terhadap
Kecurangan Akademis (rhitung 0,117; sig. 0,000). Secara bersama-sama, Pendidikan Orang Tua, Idealisme,
Relativisme, Harga Diri, Motivasi Belajar, dan Lingkungan Teman Sebaya memiliki pengaruh terhadap
Kecurangan Akademis dengan nilai R2 yang disesuaikan sebesar 0,308; dan nilai Fhitung (13,00) lebih besar dari
Ftabel (2,07).
Kata Kunci: Kecurangan Akademis, Gender, Pendidikan Orang Tua, Orientasi Etis, Harga Diri, Motivasi
Belajar, Lingkungan Teman Sebaya.
Abstract
This study is aimed at investigating the effect of Gender, Parent’s Education, Idealism, Relativism, Self Esteem,
Learning Motivation, and Peer Environment on Academic Fraud partially and simultaneously. This research
was a comparative causal study with 163 Accounting Education Students of Yogyakarta State University batch
2013, 2014, and 2015 as research samples. Data were analyzed using one way anova, simple regression and
multiple regression. The result of the study show that male students tend to do Academic Fraud more than
female student as indicated by Academic fraud means 30,76 larger than 26,12 on the value of F count 16,068;
and significance value 0,000. The negative effect of Parent’s Education on Academic Fraud is not proven (r
count 0,041; sig. 0,010). Positive effect of Relativism on Academic Fraud is not proven, (r count 0,012; sig.
0,169). Idealism, Self Esteem and Learning Motivation are negatively affect Academic Fraud, with sig. <0,05
and value of r count 0,129; 0,145; and 0,182. Peer Environment positively affect Academic Fraud, (r count
0,117; sig. 0,000). Simultaneously,Parent’s Education, Idealism, Relativism, Self Esteem, Learning
Motivation, and Peer Environment affect Academic Fraud as indicated by value of adjusted R2 0,308; and F
count (13,00) greater than F table (2,07).
Keywords: Academic Fraud, Gender, Parent’s Education, Idealism, Relativism, Self Esteem, Learning
Motivation, and Peer Environment
2 Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 2 Tahun 2017
tujuan negara yang dapat diwujudkan dengan menunjukkan bahwa 40-50% responden
transformasi pengetahuan, nilai dan Disebutkan pula bahwa 12-24% dari para
keterampilan, baik yang terjadi di dalam alumni menyatakan bahwa mereka menulis
maupun di luar lembaga pendidikan yang informasi yang tidak benar dalam curriculum
berlangsung sepanjang hayat. Kemudian vitae mereka. Hal ini menunjukkan adanya
dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem kecurangan yang dilakukan oleh responden
Pendidikan Nasional pada BAB II, Pasal 3 khususnya dalam dunia pendidikan.
watak serta peradaban bangsa yang tinggi. Salah satu perguruan tinggi yang
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Adanya Peraturan Rektor UNY Nomor 2
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, Tahun 2004 tentang Peraturan Akademis
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan Universitas Negeri Yogyakarta menunjukkan
menjadi warga negara yang demokratis serta komitmen yang tinggi dalam melaksanakan
dari yang namanya kecurangan (fraud). Pasal 50 Peraturan Rektor UNY Nomor 2
Faktanya, sebuah survei dilakukan oleh Tahun 2004 menyatakan dengan tegas sikap
Fortune, majalah bisnis di Amerika yang UNY terhadap kecurangan. Khususnya pada
dikutip oleh Irianto (2003) mengenai perilaku ayat 3, “Mahasiswa yang terbukti melakukan
tidak etis atau kecurangan yang dilakukan oleh kecurangan dalam pelaksanaan ujian akhir
pelajar, mahasiswa, dan alumnus perguruan semester, dikenai sanksi dibatalkan nilai akhir
tinggi selama menempuh studi. Hasil survei yang diperoleh dari mata kuliah yang
(pelajar) di lingkungan pendidikan menengah kepada setiap komponen UNY yang terdiri
dari beberapa fakultas dan jurusan.
Analisis Faktor-Faktor... (Swasih Fithria Asma Fadlilah) 3
Hendricks (2004:18-25) membagi beberapa yang ditujukan dalam rangka memenuhi tugas
faktor yang mempengaruhi Kecurangan akhir skripsi yaitu “Analisis Faktor-Faktor
Akademis, yakni faktor individual, pribadi, Kecurangan Akademis Mahasiswa Pendidikan
kontekstual dan situasional. Faktor individual Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
terbagi menjadi beberapa kategori, usia, jenis Negeri Yogyakarta”.
kelamin, prestasi akademis, pendidikan orang Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tua, dan aktivitas ekstrakulikuler. Faktor dan menganalisis faktor-faktor yang dapat
pribadi dilihat dari moralitas, variabel yang mempengaruhi Kecurangan Akademis
berkaitan dengan pencapaian akademis, dan Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FE UNY
impulsivitas. Faktor kontekstual yaitu yaitu berfokus pada pengaruh Gender,
keanggotaan perkumpulan mahasiswa, Pendidikan Orang Tua, Orientasi Etis yakni
perilaku teman sebaya, dan penolakan teman Idealisme dan Relativisme, Harga Diri,
sebaya terhadap perilaku curang. Selanjutnya, Motivasi Belajar, dan Lingkungan Teman
faktor situasional adalah belajar terlalu banyak Sebaya. Manfaat dan kegunaan yang
dan lingkungan ujian. diharapkan dari penelitian ini adalah yakni
Dengan pertimbangan bahwa faktor dapat memberikan masukan kepada instansi
situasional memerlukan observasi yang intens dan pendidik mengenai faktor Kecurangan
terhadap responden dan membutuhkan Akademis sehingga diharapkan akan
beberapa eksperimen, maka peneliti meningkatkan program atau proyek untuk
mengkhususkan bahasan dalam penelitian ini mengurangi atau mencegah terjadinya
meliputi faktor individual, pribadi dan Kecurangan Akademis khususnya pada
kontekstual. Kemudian dari hasil wawancara Jurusan Pendidikan Akuntansi Universitas
dan studi literasi, didapatkan informasi bahwa Negeri Yogyakarta.
beberapa faktor yang diduga mempengaruhi
METODE PENELITIAN
Kecurangan Akademis Mahasiswa Pendidikan
Akuntansi FE UNY yakni Gender, Pendidikan Jenis Penelitian
Orang Tua, Orientasi Etis yakni Idealisme dan Jenis penelitian ini merupakan jenis
Relativisme, Harga Diri, Motivasi Belajar dan penelitian kausal komparatif dan dengan
Kecurangan Akademis khususnya pada Oktober 2016 sampai Juni 2017 bertempat di
dan Relativisme. Idealisme dilihat dari tiga tugas yang rutin, (7) dapat mempertahankan
indikator yakni (1) bepegang teguh pada aturan pendapatnya, (8) tidak mudah melepaskan hal
universal, (2) meminimalisir tindakan yang diyakini, dan (9) senang mencari dan
merugikan orang lain dan (3) Tegas terhadap memecahkan masalah atau soal-soal
pelanggaran perilaku etis. Kemudian (Sardiman, 2009: 83).
Relativisme dilihat dari tiga indikator, yakni Indikator Lingkungan Teman Sebaya dapat
(1) meyakini bahwa aturan etika berdasarkan dilihat dari (1) intensitas interaksi yang
adat/budaya yang ada, (2) meyakini tidak ada dilakukan, (3) tempat berbagi cerita dan saling
standar etis yang absolut benar, dan (3) memotivasi, (4) partner belajar, (5) ukuran
tindakan moral tergantung individu yang keberhasilan belajar (Santrock, 2012),
terlibat. kemudian (6) tempat berbagi pengetahuan
Harga Diri diukur berdasarkan pernyataan tentang kebudayaan dan (7) tempat berbagi
mendukung terhadap pernyataan Coopersmith pengetahuan tentang peranan sosial yang baru
dalam Meida (2009) aspek-aspek Harga Diri (Vembriarto, 2003).
meliputi (1) self values yakni bagaimana Indikator yang digunakan untuk
seseorang menilai dirinya sendiri, (2) mengungkapkan data Gender (X1) ditinjau dari
leadership popularity yakni penilaian individu perbedaan biologisnya yakni laki-laki dan
terhadap dirinya sendiri berdasarkan perempuan. Variabel ini menggunakan teknik
pengalaman keberhasilan yang diperoleh dummy yang membedakan laki-laki menjadi
dalam kehidupan sosialnya, (3) family parents skor 0 dan perempuan skor 1.
yakni penilaian individu terhadap dirinya Kemudian untuk variabel Pendidikan Orang
sendiri berdasarkan dari sikap atau penerimaan Tua merupakan akumulasi perhitungan tingkat
keluarga, dan (4) achievement yakni penilaian pendidikan ibu dan ayah. Pendidikan Orang
individu terhadap dirinya sendiri berdasarkan Tua dilihat dari lama masa belajar orang tua
pencapaian yang dilakukan oleh seorang yang dibedakan menjadi SD (enam tahun),
individu. SMP (sembilan tahun), SMA (dua belas
Indikator Motivasi Belajar yang digunakan tahun), perguruan tinggi setara D1 (tiga belas
dalam penelitian ini, yakni (1) adanya hasrat tahun), D2 (empat belas tahun), D3 (lima belas
untuk berhasil, (2) adanya harapan dan cita- tahun), S1 (enam belas tahun), S2 (delapan
cita masa depan (Hamzah, 2008:23), kemudian belas tahun) dan S3 (dua puluh satu tahun).
(3) teknun menghadapi tugas, ulet menghadapi Dalam penelitian ini, uji coba instrumen
kesulitan, (4) menunjukkan minat terhadap dilakukan dengan uji coba terpakai yang
macam-macam masalah, (5) lebih senang berarti pengujian instrumen dilakukan pada 30
bekerja mandiri, (6) cepat bosan pada tugas- Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FE UNY
Analisis Faktor-Faktor... (Swasih Fithria Asma Fadlilah) 7
angkatan 2013, 2014, 2015 yang juga Tabel 1. Ringkasan Hasil Uji Validitas
Instrumen
digunakan ketika menguji hipotesis. Uji
Jumlah Jumlah
Jumlah
persyaratan instrumen penelitian yang butir butir
Variabel butir
yang yang
digunakan yaitu uji validitas dan reliabilitas. semula
gugur valid
Pengujian validitas menggunakan rumus Idealisme 10 2 8
korelasi Product Moment, adapun rumusnya Relativisme 10 5 5
Harga Diri 18 5 13
menurut Suharsimi Arikunto (2013 : 87)
Motivasi
digunakan rumus sebagai berikut : 22 13 9
Belajar
Lingkungan
Teman 15 7 8
Sebaya
Keterangan: Kecurangan
25 10 15
rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y Akademis
N : Jumlah responden Jumlah 100 42 58
∑XY : Jumlah perkalian skor butir X dan Sumber: Data primer yang diolah
skor
total Y Uji Reliabilitas dalam penelitian ini
∑X : Jumlah skor butir X
menggunakan rumus Cronbach Alpha yakni:
∑Y : Jumlah skor total Y
2
∑X : Jumlah kuadrat dari skor butir X
∑Y2 : Jumlah kuadrat dari skor total Y
(Suharsimi Arikunto, 2013: 87) Keterangan:
r11 : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan atau
Kriteria pengambilan keputusan untuk
banyaknya soal
menentukan valid yakni apabila harga rhitung ∑ơb2 : Jumlah varians butir
ơ2 t : Varians total
sama dengan atau lebih besar dari harga rtabel
(Suharsimi Arikunto, 2013: 122)
pada taraf signifikan 5% maka butir yang
dimaksud valid, jika kurang dari itu maka butir Jika Cronbach Alpha lebih besar dari rtabel
yang dimaksud tidak valid. Dari hasil analisis dengan taraf signifikasi 5%, maka kuisioner
validitas instrumen diketahui nilai korelasi tersebut dinyatakan reliabel. Sebaliknya jika
antara skor item dan skor total. Nilai tersebut Cronbach Alpha lebih kecil dari rtabel dengan
pada taraf signifikansi 5% dengan jumlah data dinyatakan tidak reliabel. Untuk
Ringkasan hasil uji validitas instrumen dari digunakan pedoman sebagai berikut:
probabilitas <= 0,05 maka distribusi tidak Variabel bebas mengalami multikolinieritas
normal. jika ahitung<a dengan VIFhitung> VIF. Variabel
Berikut adalah tabel ringkasan hasil uji bebas tidak mengalami multikolinieritas jika
normalitas: àhitung>a dengan VIFhitung< VIF (Danang
Sunyoto, 2007: 90). Hasil uji multikolinieritas
Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Normalitas
secara ringkas disajikan dalam tabel berikut:
Variabel Z P Keterangan
Pendidikan
0,682 0,741
Orang Tua Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji
Orientasi Etis Multikolinieritas
yakni 0,652 0,789 Sebaran Nilai
Idealisme Normal Nilai Kete-
Variabel Tole-
Orientasi Etis VIF rangan
rance
yakni 0,564 0,908 Gender 0,95 1,053
Relativisme Pendidikan Orang
Harga Diri 0,772 0,59 Tua 0,914 1,095
Motivasi
0,938 0,342 Idealisme 0,899 1,112 tidak
Belajar Sebaran terjadi
Relativisme 0,866 1,155
Lingkungan Normal multiko-
Harga Diri 0,645 1,55 linieritas
Teman 0,977 0,295
Sebaya Motivasi Belajar 0,636 1,572
Sumber: Data primer yang diolah Lingkungan
Teman Sebaya 0,792 1,263
Uji Multikolinieritas Sumber: Data Primer yang diolah
Uji multikolinieritas digunakan untuk
Uji Heteroskedastisitas
memenuhi persyaratan analisisi regresi ganda
Dalam persamaan regresi berganda perlu
atau lebih yaitu untuk mengetahui hubungan
juga diuji mengenai sama atau tidak varians
antarvariabel bebas apakah terjadi
dari residual observasi yang satu dengan yang
multikolinieritas atau tidak. Kriteria
lain. Jika residualnya mempunyai varians yang
menentukan ada tidaknya multikolinieritas
tidak sama atau berbeda maka terjadi
antarvariabel bebas adalah sebagai berikut:
heteroskedastisitas (Danang Sunyoto, 2007:
Nilai tolerance adalah besarnya tingkat
93). Analisis uji asumsi heteroskedastisitas
kesalahan (a) tingkat kesalahan yang
dapat dilakukan dengan uji glejser. Dasar
digunakan dalam penelitian ini sebesar 0,10.
pengambilan keputusan (Sahid Raharjo, 2013)
Nilai Variance Inflation Factor (VIF) adalah
uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
faktor inflasi penyimpangan baku kuadrat.
Tidak terjadi heteroskedastisitas, jika nila
Besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF)
thitung lebih kecil dari ttabel dan nilai signifikansi
dapat dicari dengan rumus: VIF =1/a. Dengan
lebih besar dari 0,05. Terjadi
rumus tersebut besarnya nilai VIF adalah 10
heteroskedastisitas, jika nila thitung lebih besar
1
atau0,10.
10 Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 2 Tahun 2017
dari ttabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari variabel Gender terhadap Kecurangan
0,05. Akademis:
Hasil uji heteroskedastisitas secara ringkas
Tabel 8. Rangkuman Hasil Analisis One
dapat dilihat dalam tabel berikut: Way Anova (X1 – Y)
Harga F Kete-
Variabel Sig
Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji hitung tabel rangan
Heteroskedastisitas Terdapat
X1 Y 16,068 2,07 0,000
Variabel thitung sig Keterangan perbedaan
tidak terjadi Sumber: Data primer yang diolah
Gender 0,245 0,807 heteros-
kedastisitas Berdasarkan tabel di atas, signifikansi yang
Variabel thitung sig Keterangan didapat kurang dari 0,05, sehingga dapat
Pendidikan
Orang Tua 0,429 0,669 disimpulkan bahwa Mahasiswa Pendidikan
Idealisme -1,186 0,238 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Relativisme -0,224 0,823 tidak terjadi
Harga Diri 0,065 0,948 heteros- Negeri Yogyakarta bergender laki-laki
Motivasi kedastisitas memiliki pengaruh terhadap Kecurangan
Belajar 0,973 0,332
Lingkungan Akademis. Selanjutnya perlu diketahui rerata
Teman Sebaya -0,191 0,849 kecurangan akademis berbasis Gender sebagai
Sumber: Data primer yang diolah
berikut:
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN Tabel 9. Rerata Kecurangan Akademis
Berbasis Gender
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini Mini Mak
Rata
Gender Jumlah mu sim
digunakan untuk menguji apakah variabel -rata
m um
bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Perempu 26,1 16
146 40
Uji hipotesis pertama menggunakan one way an 2
30,7 21
anova, uji hipotesis kedua, ketiga, keempat, Laki-laki 17 39
6
kelima, dan keenam menggunakan analisis Sumber: Data primer yang diolah
regresi sederhana sedangkan uji hipotesis Tabel di atas menunjukkan bahwa Laki-laki
ketujuh menggunakan analisis regresi ganda. memiliki kecenderungan lebih tinggi dalam
Hipotesis pertama menyatakan bahwa melakukan Kecurangan Akademis
Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Fakultas dibandingkan dengan Perempuan. Dibuktikan
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta dengan rata-rata Kecurangan Akademis laki-
bergender laki-laki memiliki kecenderungan laki sebesar 30,76 sedangkan perempuan
Kecurangan Akademis lebih tinggi hanya sebesar 26,12. Maka hipotesis yang
dibandingkan dengan perempuan. Berikut ini menyatakan bahwa Mahasiswa Pendidikan
merupakan ringkasan hasil uji one way anova Akuntansi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
Analisis Faktor-Faktor... (Swasih Fithria Asma Fadlilah) 11
signifikan 0,000 (7) Pendidikan Orang Tua, Tingginya frekuensi diskusi antar dosen
Orientasi Etis yakni Idealisme dan atau pendidik tersebut diharapkan akan
Relativisme, Harga Diri, Motivasi Belajar, dan melahirkan gagasan atau ide agar dapat
Lingkungan Teman Sebaya memiliki pengaruh menurunkan Kecurangan Akademis yang
secara bersama-sama terhadap Kecurangan terjadi khususnya pada Jurusan Pendidikan
Akademis yang ditunjukkan dengan nilai Akuntansi.
Adjusted R2 sebesar 0,308; dan nilai Fhitung
lebih besar dari Ftabel yaitu 13,00 > 2,07. 3. Pendidik dapat meningkatkan pengawasan
saat ujian berlangsung agar mahasiswa
Saran tidak saling bertanya antar teman saat ujian.
1. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang
menyarankan adanya pengembangan mengungkapkan Kecurangan Akademis
kajian selanjutnya mengenai faktor-faktor yang memiliki skor tertinggi adalah saling
Kecurangan Akademis pada Mahasiswa bertanya antar teman saat ujian. Hal ini
Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi didukung oleh butir tertinggi ketiga yakni
Universitas Negeri Yogyakarta pada saling membantu orang lain menyontek.
khususnya atau bagi dosen dan pendidik
pada umumnya untuk meningkatkan 4. Pendidik dapat membantu mahasiswa untuk
kualitas pembelajaran peserta didik. memelihara Idealisme yang dimiliki.
Bersamaan dengan penanaman nilai bahwa
2. Berdasarkan hasil penelitian yang Kecurangan Akademis merupakan tindakan
menunjukkan bahwa masih adanya praktik yang merugikan orang lain. Hal ini
Kecurangan Akademis pada Mahasiswa berdasarkan hasil penelitian yang
Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi mengungkapkan skor tertinggi Idealisme
Universitas Negeri Yogyakarta, peneliti yakni seorang individu tidak seharusnya
menyarankan agar ditingkatkannya melakukan tindakan menyakiti ataupun
pengembangan program atau proyek untuk merugikan baik secara fisik maupun
mencegah terjadinya Kecurangan psikologis.
Akademis khususnya pada Jurusan
Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi 5. Pendidik dapat membantu mahasiswa untuk
Universitas Negeri Yogyakarta semisal diapresiasi saat melakukan sesuatu yang
meningkatkan intensitas diskusi antar baik dengan harapan akan dapat
dosen atau pendidik mengenai solusi meningkatkan Harga Diri yang dimiliki
Kecurangan Akademis yang terjadi. mahasiswa. Hal ini berdasarkan hasil
Analisis Faktor-Faktor... (Swasih Fithria Asma Fadlilah) 15
7. Pendidik dapat terus melakukan evaluasi Endra Murti Sagoro. (2013). Pensinergian
atas saran penelitian di atas, sehingga Mahasiswa, Dosen, dan Lembaga
dalam Pencegahan Kecurangan
harapannya akan tercipta Lingkungan Akademis Mahasiswa Akuntansi.
Teman Sebaya yang kondusif sehingga Jurnal Pendidikan Akuntansi
Indonesia, Vol. XI, No. 2, 54-57
dapat mengurangi Kecurangan Akademis
yang terjadi. Hal ini berdasarkan hasil Forsyth, D. (1992). “Judging the Morality of
Business Practices : the influence of
penelitian yang menunjukkan bahwa personal moral philosophies”. Journal
Lingkungan Teman Sebaya berpengaruh of Business Ethics. Vol 11, pp 416-470
16 Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 2 Tahun 2017
Hamzah B. Uno. (2008). Teori Motivasi dan Putri. Skripsi Fakultas Studi
Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara Kedokteran: Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Hendricks, B. (2004). Academic Dishonesty: A
Study In The Magnitude of and Sahid Raharjo. (2013). “Uji
Justifications For Academic Heteroskedastisitas dengan uji glejser
Dishonesty Among College dengan program spss”. Diakses
Undergraduate And Graduate tanggal 8 Agustus 2016 dari
Students. New Jersey: Rowan http://www.konsistensi.com/2013/08/u
University. ji-heteroskedastisitas-dengan-uji.html
Irianto, Gugus. (2003). Skandal Korporasi dan Sardiman A.M. (2009). Interaksi dan Motivasi
Akuntan. Lintasan Ekonomi, Volume Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
XX, Nomor 2, 104-114 Grafindo Persada.
Lambert, E. G., Hogan, N. L., & Barton, S.M. Suharsimi Arikunto. (2013). Dasar- Dasar
(2003). Collegiate academic Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
dishonesty revisited: what have they Aksara
done, how often have they done it, who
does it, and why did they do it. Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian.
Electronic Journal of Sosiology. Bandung: Alfabeta.
Diakses tanggal 6 Agustus 2016 dari
http://www.sociology.org/content/vol7 Sutrisno Hadi. (2004). Analisis Regresi.
.4/ lambert_etal.html Yogyakarta: Adi Offset
Meida Devi Wardhani. (2009). Hubungan
antara Konformitas dan Harga Diri Vembriarto. (2003). Sosiologi Pendidikan.
dengan Perilaku Konsumtif Remaja Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana