Anda di halaman 1dari 16

Analisis Faktor-Faktor...

(Swasih Fithria Asma Fadlilah) 1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KECURANGAN AKADEMIS MAHASISWA


PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
THE ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING ACADEMIC FRAUD IN STUDENTS OF
ACCOUNTING EDUCATION FACULTY OF ECONOMICS YOGYAKARTA STATE UNIVERSITY
Oleh: Swasih Fithria Asma Fadlilah
Prodi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
zyfitri@gmail.com
Mimin Nur Aisyah, M.Sc., Ak.
Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Gender, Pendidikan Orang Tua, Idealisme, Relativisme,
Harga Diri, Motivasi Belajar, dan Lingkungan Teman Sebaya secara parsial maupun bersama-sama terhadap
Kecurangan Akademis Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FE UNY. Penelitian ini merupakan penelitian kausal
komparatif dengan 163 Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FE UNY angkatan 2013, 2014 dan 2015 sebagai
sampel penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis one way anova, analisis regresi
sederhana dan analisis regresi ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa bergender laki-laki
memiliki kecenderungan Kecurangan Akademis yang lebih tinggi dibandingkan perempuan, dengan rata-rata
30,76 > 26,12; nilai Fhitung 16,068; dan signifikansi 0,000. Pendidikan Orang Tua tidak terbukti berpengaruh
negatif terhadap Kecurangan Akademis (rhitung 0,041; sig. 0,010). Relativisme tidak terbukti berpengaruh
positif terhadap Kecurangan Akademis (rhitung 0,012; sig. 0,169). Secara Parsial, Idealisme, Harga Diri, dan
Motivasi Belajar berpengaruh negatif terhadap Kecurangan Akademis dengan signifikansi <0,05, nilai rhitung
secara berurutan sebesar 0,129; 0,145; 0,182. Lingkungan Teman Sebaya berpengaruh positif terhadap
Kecurangan Akademis (rhitung 0,117; sig. 0,000). Secara bersama-sama, Pendidikan Orang Tua, Idealisme,
Relativisme, Harga Diri, Motivasi Belajar, dan Lingkungan Teman Sebaya memiliki pengaruh terhadap
Kecurangan Akademis dengan nilai R2 yang disesuaikan sebesar 0,308; dan nilai Fhitung (13,00) lebih besar dari
Ftabel (2,07).
Kata Kunci: Kecurangan Akademis, Gender, Pendidikan Orang Tua, Orientasi Etis, Harga Diri, Motivasi
Belajar, Lingkungan Teman Sebaya.

Abstract
This study is aimed at investigating the effect of Gender, Parent’s Education, Idealism, Relativism, Self Esteem,
Learning Motivation, and Peer Environment on Academic Fraud partially and simultaneously. This research
was a comparative causal study with 163 Accounting Education Students of Yogyakarta State University batch
2013, 2014, and 2015 as research samples. Data were analyzed using one way anova, simple regression and
multiple regression. The result of the study show that male students tend to do Academic Fraud more than
female student as indicated by Academic fraud means 30,76 larger than 26,12 on the value of F count 16,068;
and significance value 0,000. The negative effect of Parent’s Education on Academic Fraud is not proven (r
count 0,041; sig. 0,010). Positive effect of Relativism on Academic Fraud is not proven, (r count 0,012; sig.
0,169). Idealism, Self Esteem and Learning Motivation are negatively affect Academic Fraud, with sig. <0,05
and value of r count 0,129; 0,145; and 0,182. Peer Environment positively affect Academic Fraud, (r count
0,117; sig. 0,000). Simultaneously,Parent’s Education, Idealism, Relativism, Self Esteem, Learning
Motivation, and Peer Environment affect Academic Fraud as indicated by value of adjusted R2 0,308; and F
count (13,00) greater than F table (2,07).
Keywords: Academic Fraud, Gender, Parent’s Education, Idealism, Relativism, Self Esteem, Learning
Motivation, and Peer Environment
2 Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 2 Tahun 2017

PENDAHULUAN (setingkat SMU) melakukan kecurangan

Mencerdaskan kehidupan bangsa dan (mencontek, menjiplak, dan sebagainya).

meningkatkan kualitas manusia merupakan Kemudian survei di perguruan tinggi

tujuan negara yang dapat diwujudkan dengan menunjukkan bahwa 40-50% responden

pendidikan. Pendidikan merupakan (mahasiswa) melakukan kecurangan.

transformasi pengetahuan, nilai dan Disebutkan pula bahwa 12-24% dari para

keterampilan, baik yang terjadi di dalam alumni menyatakan bahwa mereka menulis

maupun di luar lembaga pendidikan yang informasi yang tidak benar dalam curriculum

berlangsung sepanjang hayat. Kemudian vitae mereka. Hal ini menunjukkan adanya

dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem kecurangan yang dilakukan oleh responden

Pendidikan Nasional pada BAB II, Pasal 3 khususnya dalam dunia pendidikan.

yaitu: Secara umum, bentuk Kecurangan

Pendidikan Nasional berfungsi Akademis ini dapat ditemukan pada tiap

mengembangkan kemampuan dan membentuk jenjang pendidikan, termasuk perguruan

watak serta peradaban bangsa yang tinggi. Salah satu perguruan tinggi yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan berupaya melaksanakan pendidikan sesuai

kehidupan bangsa, bertujuan untuk dengan undang-undang yang ada adalah

berkembangnya potensi siswa agar menjadi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Adanya Peraturan Rektor UNY Nomor 2

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, Tahun 2004 tentang Peraturan Akademis

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan Universitas Negeri Yogyakarta menunjukkan

menjadi warga negara yang demokratis serta komitmen yang tinggi dalam melaksanakan

bertanggung jawab. pendidikan sesuai dengan ketentuan dalam

Namun, pendidikan masa kini tidak luput perundang-undangan.

dari yang namanya kecurangan (fraud). Pasal 50 Peraturan Rektor UNY Nomor 2

Faktanya, sebuah survei dilakukan oleh Tahun 2004 menyatakan dengan tegas sikap

Fortune, majalah bisnis di Amerika yang UNY terhadap kecurangan. Khususnya pada

dikutip oleh Irianto (2003) mengenai perilaku ayat 3, “Mahasiswa yang terbukti melakukan

tidak etis atau kecurangan yang dilakukan oleh kecurangan dalam pelaksanaan ujian akhir

pelajar, mahasiswa, dan alumnus perguruan semester, dikenai sanksi dibatalkan nilai akhir

tinggi selama menempuh studi. Hasil survei yang diperoleh dari mata kuliah yang

menujukkan bahwa 70-80% responden bersangkutan”. Ketetapan ini diintegrasikan

(pelajar) di lingkungan pendidikan menengah kepada setiap komponen UNY yang terdiri
dari beberapa fakultas dan jurusan.
Analisis Faktor-Faktor... (Swasih Fithria Asma Fadlilah) 3

Pendidikan Akuntansi merupakan salah dalam Jurusan Pendidikan Akuntansi.


satu jurusan di Universitas Negeri Yogyakarta. Kemudian peneliti mewawancara 5 mahasiswa
Output yang dihasilkan oleh Jurusan dari jurusan lain yang tersebar di 4 fakultas di
Pendidikan Akuntansi adalah sarjana Universitas Negeri Yogyakarta menyatakan
kependidikan. Prospek profesi sarjana bahwa tindakan Kecurangan Akademis biasa
kependidikan adalah guru atau dosen terjadi dalam proses pembelajaran khususnya
(pendidik). Sebelum menjadi sarjana di perguruan tinggi. Pernyataan ini diperkuat
kependidikan, terlebih dahulu mahasiswa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
jurusan Pendidikan Akuntansi dibelajarkan Greene dan Saxe (1992) dalam Hendricks
dan dididik dengan tetap mengacu pada (2004:1) yang menemukan bahwa 81%
Peraturan Akademis UNY. mahasiswa terindikasi pernah melakukan
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti kecurangan selama pembelajaran di perguruan
pada hari Senin, 5 September 2016 pada 24 tinggi.
responden Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Pemaparan fakta ini menunjukkan bahwa
angkatan 2012, 2013, 2014 dan 2015 Kecurangan Akademis yang terjadi di
menunjukkan bahwa seluruh responden perguruan tinggi, khususnya pada Universitas
mengakui pernah melakukan Kecurangan Negeri Yogyakarta Jurusan Pendidikan
Akademis berupa menyalin tugas. Akuntansi perlu diteliti lebih lanjut. Penelitian
Pertanyaan yang sama diajukan kepada yang dilakukan selanjutnya adalah menggali
setidaknya 6 responden yang merupakan faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
perwakilan dari angkatan 2013, 2014 dan mahasiswa untuk melakukan tindak
2015, “Apakah teman-teman satu kelas atau Kecurangan Akademis.
satu angkatan melakukan hal yang sama Penelitian yang telah ada menemukan
(Kecurangan Akademis)?”. Hasil wawancara bahwa Kecurangan Akademis dapat dikaitkan
menunjukkan bahwa 100% responden dengan fraud triangle. Penelitian tersebut
menyatakan bahwa teman-teman satu kelas menyatakan bahwa tekanan, kesempatan dan
ataupun satu angkatan melakukan Kecurangan rasionalisasi berpengaruh signifikan terhadap
Akademis. Berikut adalah salah satu statement tindak Kecurangan Akademis. Namun,
wawancara pada responden angkatan 2013, penelitian ini masih terbatas pada faktor
“Hal ini sudah biasa mbak, apalagi di kelas tekanan, kesempatan dan rasionalisasi,
sampai ada grup khusus untuk contekan”. sedangkan penelitian mengenai faktor lainnya
Dari wawancara yang telah dilakukan, sangat minim. Maka, peneliti memutuskan
menunjukkan bahwa ternyata tindakan untuk melakukan penelitian dengan
Kecurangan Akademis masih ditemukan menggunakan faktor yang lebih variatif.
4 Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 2 Tahun 2017

Hendricks (2004:18-25) membagi beberapa yang ditujukan dalam rangka memenuhi tugas
faktor yang mempengaruhi Kecurangan akhir skripsi yaitu “Analisis Faktor-Faktor
Akademis, yakni faktor individual, pribadi, Kecurangan Akademis Mahasiswa Pendidikan
kontekstual dan situasional. Faktor individual Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
terbagi menjadi beberapa kategori, usia, jenis Negeri Yogyakarta”.
kelamin, prestasi akademis, pendidikan orang Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tua, dan aktivitas ekstrakulikuler. Faktor dan menganalisis faktor-faktor yang dapat
pribadi dilihat dari moralitas, variabel yang mempengaruhi Kecurangan Akademis
berkaitan dengan pencapaian akademis, dan Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FE UNY
impulsivitas. Faktor kontekstual yaitu yaitu berfokus pada pengaruh Gender,
keanggotaan perkumpulan mahasiswa, Pendidikan Orang Tua, Orientasi Etis yakni
perilaku teman sebaya, dan penolakan teman Idealisme dan Relativisme, Harga Diri,
sebaya terhadap perilaku curang. Selanjutnya, Motivasi Belajar, dan Lingkungan Teman
faktor situasional adalah belajar terlalu banyak Sebaya. Manfaat dan kegunaan yang
dan lingkungan ujian. diharapkan dari penelitian ini adalah yakni
Dengan pertimbangan bahwa faktor dapat memberikan masukan kepada instansi
situasional memerlukan observasi yang intens dan pendidik mengenai faktor Kecurangan
terhadap responden dan membutuhkan Akademis sehingga diharapkan akan
beberapa eksperimen, maka peneliti meningkatkan program atau proyek untuk
mengkhususkan bahasan dalam penelitian ini mengurangi atau mencegah terjadinya
meliputi faktor individual, pribadi dan Kecurangan Akademis khususnya pada
kontekstual. Kemudian dari hasil wawancara Jurusan Pendidikan Akuntansi Universitas
dan studi literasi, didapatkan informasi bahwa Negeri Yogyakarta.
beberapa faktor yang diduga mempengaruhi
METODE PENELITIAN
Kecurangan Akademis Mahasiswa Pendidikan
Akuntansi FE UNY yakni Gender, Pendidikan Jenis Penelitian

Orang Tua, Orientasi Etis yakni Idealisme dan Jenis penelitian ini merupakan jenis

Relativisme, Harga Diri, Motivasi Belajar dan penelitian kausal komparatif dan dengan

Lingkungan Teman Sebaya. pendekatan kuantitatif.

Berdasarkan latar belakang masalah dan Waktu dan Tempat Penelitian

pertimbangan bahwa penelitian mengenai Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Kecurangan Akademis khususnya pada Oktober 2016 sampai Juni 2017 bertempat di

Jurusan Pendidikan Akuntansi belum ada, Fakultas Ekonomi UNY.

maka peneliti merumuskan judul penelitian


Analisis Faktor-Faktor... (Swasih Fithria Asma Fadlilah) 5

Target/Subjek Penelitian setuju, setuju, tidka setuju, dan sangat tidak


Sampel penelitian ini adalah 163 setuju. Untuk alternatif jawaban yangbersifat
Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FE UNY positif diberi skor berturut-turut 4, 3, 2, 1 dan
angkatan 2013, 2014, dan 2015. Pengumpulan untuk alternatif jawaban yang bersifat negatif
data menggunakan metode kuesioner atau diberi skor berturut-turut 1, 2, 3, 4.
angket dengan teknik random sampling. Indikator yang digunakan untuk
Prosedur mengungkapkan data mengenai Kecurangan
Penelitian ini dilaksanakan dengan empat Akademis (Y) diadopsi dari Cizek (2003),
tahap yakni (1) pengumpulan data, (2) tabulasi Colby (2006) oleh Sagoro (2013) dan
data, (3) analisis data, dan (4) penarikan Lambert,dkk (2003) yakni (1) penggunaan
kesimpulan dan saran. catatan pada saat ujian, (2) yakni menyalin
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan jawaban orang lain ketika ujian, (3)
1. Data menggunakan metode tidak jujur untuk
Data dalam penelitian ini adalah data yang mengetahui apa yang akan diujikan, (4)
berkenaan dengan faktor-faktor kecurangan melakukan kerja sama dengan pengajar,
akademis. Teknik pengumpulan data yang menyalin beberapa kalimat (termasuk dari
digunakan yaitu menggunakan angket atau internet) tanpa memasukkan keterangannya ke
kuesioner. Kuesioner dibagikan kepada dalam daftar pustaka, melakukan tindakan
mahasiswa Pendidikan Akuntansi FE UNY plagiat, (4) membantu orang lain untuk berlaku
angkatan 2013, 2014, dan 2015 secara curang, bekerja dalam kelompok pada
langsung menggunakan kuesioner tercetak. pekerjaan rumah yang ditugaskan sebagai
2. Instrumen pekerjaan individu, menyalin tugas karya
Instrumen penelitian yang digunakan ilmiah orang lain dan mengaku sebagai
adalah angket tertutup, yaitu angket yang telah pekerjaan sendiri, memalsukan daftar pustaka,
dilengkapi dengan alternatif jawaban dan dan terlambat mengumpulkan makalah dengan
responden bisa langsung memilih salah satu alasan fiktif.
jawaban yang disediakan. Peneliti Indikator Orientasi Etis dalam penelitian ini
menggunakan skala bertingkat dengan empat menggunakan teori yang dikemukakan Forsyth
alternatif jawaban untuk variabel Kecurangan (1992) yakni dibedakan menjadi dua jenis
Akademis yaitu selalu, sering, kadang-kadang, yakni Idealisme dan Relativisme. Perbedaan
dan jarang. Alternatif jawaban untuk variabel ini ditinjau dari faktor pribadi masing-masing
Orientasi Etis yakni Idealisme dan individu terhadap nilai yang ia tanamkan
Relativisme, Harga Diri, Motivasi Belajar dan dalam diri. Forsyth (1992) telah
Lingkungan Teman Sebaya yaitu sangat mengungkapkan beberapa indikator Idealisme
6 Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 2 Tahun 2017

dan Relativisme. Idealisme dilihat dari tiga tugas yang rutin, (7) dapat mempertahankan
indikator yakni (1) bepegang teguh pada aturan pendapatnya, (8) tidak mudah melepaskan hal
universal, (2) meminimalisir tindakan yang diyakini, dan (9) senang mencari dan
merugikan orang lain dan (3) Tegas terhadap memecahkan masalah atau soal-soal
pelanggaran perilaku etis. Kemudian (Sardiman, 2009: 83).
Relativisme dilihat dari tiga indikator, yakni Indikator Lingkungan Teman Sebaya dapat
(1) meyakini bahwa aturan etika berdasarkan dilihat dari (1) intensitas interaksi yang
adat/budaya yang ada, (2) meyakini tidak ada dilakukan, (3) tempat berbagi cerita dan saling
standar etis yang absolut benar, dan (3) memotivasi, (4) partner belajar, (5) ukuran
tindakan moral tergantung individu yang keberhasilan belajar (Santrock, 2012),
terlibat. kemudian (6) tempat berbagi pengetahuan
Harga Diri diukur berdasarkan pernyataan tentang kebudayaan dan (7) tempat berbagi
mendukung terhadap pernyataan Coopersmith pengetahuan tentang peranan sosial yang baru
dalam Meida (2009) aspek-aspek Harga Diri (Vembriarto, 2003).
meliputi (1) self values yakni bagaimana Indikator yang digunakan untuk
seseorang menilai dirinya sendiri, (2) mengungkapkan data Gender (X1) ditinjau dari
leadership popularity yakni penilaian individu perbedaan biologisnya yakni laki-laki dan
terhadap dirinya sendiri berdasarkan perempuan. Variabel ini menggunakan teknik
pengalaman keberhasilan yang diperoleh dummy yang membedakan laki-laki menjadi
dalam kehidupan sosialnya, (3) family parents skor 0 dan perempuan skor 1.
yakni penilaian individu terhadap dirinya Kemudian untuk variabel Pendidikan Orang
sendiri berdasarkan dari sikap atau penerimaan Tua merupakan akumulasi perhitungan tingkat
keluarga, dan (4) achievement yakni penilaian pendidikan ibu dan ayah. Pendidikan Orang
individu terhadap dirinya sendiri berdasarkan Tua dilihat dari lama masa belajar orang tua
pencapaian yang dilakukan oleh seorang yang dibedakan menjadi SD (enam tahun),
individu. SMP (sembilan tahun), SMA (dua belas
Indikator Motivasi Belajar yang digunakan tahun), perguruan tinggi setara D1 (tiga belas
dalam penelitian ini, yakni (1) adanya hasrat tahun), D2 (empat belas tahun), D3 (lima belas
untuk berhasil, (2) adanya harapan dan cita- tahun), S1 (enam belas tahun), S2 (delapan
cita masa depan (Hamzah, 2008:23), kemudian belas tahun) dan S3 (dua puluh satu tahun).
(3) teknun menghadapi tugas, ulet menghadapi Dalam penelitian ini, uji coba instrumen
kesulitan, (4) menunjukkan minat terhadap dilakukan dengan uji coba terpakai yang
macam-macam masalah, (5) lebih senang berarti pengujian instrumen dilakukan pada 30
bekerja mandiri, (6) cepat bosan pada tugas- Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FE UNY
Analisis Faktor-Faktor... (Swasih Fithria Asma Fadlilah) 7

angkatan 2013, 2014, 2015 yang juga Tabel 1. Ringkasan Hasil Uji Validitas
Instrumen
digunakan ketika menguji hipotesis. Uji
Jumlah Jumlah
Jumlah
persyaratan instrumen penelitian yang butir butir
Variabel butir
yang yang
digunakan yaitu uji validitas dan reliabilitas. semula
gugur valid
Pengujian validitas menggunakan rumus Idealisme 10 2 8
korelasi Product Moment, adapun rumusnya Relativisme 10 5 5
Harga Diri 18 5 13
menurut Suharsimi Arikunto (2013 : 87)
Motivasi
digunakan rumus sebagai berikut : 22 13 9
Belajar
Lingkungan
Teman 15 7 8
Sebaya
Keterangan: Kecurangan
25 10 15
rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y Akademis
N : Jumlah responden Jumlah 100 42 58
∑XY : Jumlah perkalian skor butir X dan Sumber: Data primer yang diolah
skor
total Y Uji Reliabilitas dalam penelitian ini
∑X : Jumlah skor butir X
menggunakan rumus Cronbach Alpha yakni:
∑Y : Jumlah skor total Y
2
∑X : Jumlah kuadrat dari skor butir X
∑Y2 : Jumlah kuadrat dari skor total Y
(Suharsimi Arikunto, 2013: 87) Keterangan:
r11 : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan atau
Kriteria pengambilan keputusan untuk
banyaknya soal
menentukan valid yakni apabila harga rhitung ∑ơb2 : Jumlah varians butir
ơ2 t : Varians total
sama dengan atau lebih besar dari harga rtabel
(Suharsimi Arikunto, 2013: 122)
pada taraf signifikan 5% maka butir yang
dimaksud valid, jika kurang dari itu maka butir Jika Cronbach Alpha lebih besar dari rtabel

yang dimaksud tidak valid. Dari hasil analisis dengan taraf signifikasi 5%, maka kuisioner

validitas instrumen diketahui nilai korelasi tersebut dinyatakan reliabel. Sebaliknya jika

antara skor item dan skor total. Nilai tersebut Cronbach Alpha lebih kecil dari rtabel dengan

kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel taraf siginifikansi 5% maka kuesioner

pada taraf signifikansi 5% dengan jumlah data dinyatakan tidak reliabel. Untuk

(n) sebesar 0,361. menginterpretasi hasil uji reliabilitas, maka

Ringkasan hasil uji validitas instrumen dari digunakan pedoman sebagai berikut:

X3.1, X3.2, X4, X5, X6, dan Y dapat dilihat pada


Tabel 2. Indikator interpretasi hasil uji
tabel berikut ini: reliabilitas
Interval Koefisien Tingkat
Hubungan
8 Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 2 Tahun 2017

0,00-0,199 Sangat Rendah Ftabel maka hubungan antara variabel bebas


0,20-0,399 Rendah
terhadap variabel terikat tidak linier.
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Linieritas
(Sugiyono 2010: 231) F Devi-
Hu- Hi- Ta- ation
Berikut disajikan tabel ringkasan uji Kete-
No bu- tung bel from Sigrangan
reliabilitas instrumen: ngan Line-
arity
1 X2-> 0,673 0,733 0,01 Li-
Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Y nier
Instrumen 2 X3.1 2,428 0,008 0,0 Li-
Cronbach -> Y nier*
Variabel Interpretasi
Alpha
3 X3.2 1,413 0,18 0,16
Idealisme 0,856 Sangat kuat ->Y
Relativisme 0,682 Kuat 2,07
4 X4-> 1,529 0,088 0,0
Harga Diri 0,826 Sangat kuat Y Li-
Motivasi 5 X5-> 1,067 0,392 0,0 nier
0,771 Kuat
Belajar Y
Lingkungan 6 X6-> 1,112 0,352 0,0
0,699 Kuat
Teman Sebaya Y
Kecurangan *dinyatakan linier dengan catatan signifikansi
0,779 Kuat
Akademis linierity kurang dari 0,05
Sumber: Data Primer yang diolah Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan
3. Teknik Analisis Data X2 = Pendidikan Orang Tua
Teknik analisis data yang digunakan adalah X3.1 = Orientasi Etis yakni Idealisme
teknik analisis regresi sederhana dan regresi X3.2 = Orientasi Etis yakni Relativisme
X4 = Harga Diri
ganda dengan melakukan uji prasyarat terlebih X5 = Motivasi Belajar
dahulu yaitu: X 6 = Lingkungan Teman Sebaya
Y = Kecurangan Akademis
Uji Linieritas
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui
Keterangan:
Freg = Harga bilangan F untuk garis regresi. apakah setiap variabel penelitian menyebar
RKreg = Rerata kuadrat garis regresi. secara normal. Uji normalitas menggunakan
RKres = Rerata kuadrat residu.
(Sutrisno Hadi, 2004: 13). Kolmogorov-Smirnov test.
Selanjutnya Fhitung dikonsultasikan dengan Dasar pengambilan keputusan berdasarkan
Ftabel pada taraf siginifikan 5%. Apabila Fhitung probabilitas. Jika nilai probabilitas > 0,05
lebih kecil atau sama dengan Ftabel maka maka distribusi normal. Kemudian jika nilai
terdapat hubungan linier antara variabel bebas
terhadap variabel terikat. Jika Fhitung lebih besar
Analisis Faktor-Faktor... (Swasih Fithria Asma Fadlilah) 9

probabilitas <= 0,05 maka distribusi tidak Variabel bebas mengalami multikolinieritas
normal. jika ahitung<a dengan VIFhitung> VIF. Variabel
Berikut adalah tabel ringkasan hasil uji bebas tidak mengalami multikolinieritas jika
normalitas: àhitung>a dengan VIFhitung< VIF (Danang
Sunyoto, 2007: 90). Hasil uji multikolinieritas
Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Normalitas
secara ringkas disajikan dalam tabel berikut:
Variabel Z P Keterangan
Pendidikan
0,682 0,741
Orang Tua Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji
Orientasi Etis Multikolinieritas
yakni 0,652 0,789 Sebaran Nilai
Idealisme Normal Nilai Kete-
Variabel Tole-
Orientasi Etis VIF rangan
rance
yakni 0,564 0,908 Gender 0,95 1,053
Relativisme Pendidikan Orang
Harga Diri 0,772 0,59 Tua 0,914 1,095
Motivasi
0,938 0,342 Idealisme 0,899 1,112 tidak
Belajar Sebaran terjadi
Relativisme 0,866 1,155
Lingkungan Normal multiko-
Harga Diri 0,645 1,55 linieritas
Teman 0,977 0,295
Sebaya Motivasi Belajar 0,636 1,572
Sumber: Data primer yang diolah Lingkungan
Teman Sebaya 0,792 1,263
Uji Multikolinieritas Sumber: Data Primer yang diolah
Uji multikolinieritas digunakan untuk
Uji Heteroskedastisitas
memenuhi persyaratan analisisi regresi ganda
Dalam persamaan regresi berganda perlu
atau lebih yaitu untuk mengetahui hubungan
juga diuji mengenai sama atau tidak varians
antarvariabel bebas apakah terjadi
dari residual observasi yang satu dengan yang
multikolinieritas atau tidak. Kriteria
lain. Jika residualnya mempunyai varians yang
menentukan ada tidaknya multikolinieritas
tidak sama atau berbeda maka terjadi
antarvariabel bebas adalah sebagai berikut:
heteroskedastisitas (Danang Sunyoto, 2007:
Nilai tolerance adalah besarnya tingkat
93). Analisis uji asumsi heteroskedastisitas
kesalahan (a) tingkat kesalahan yang
dapat dilakukan dengan uji glejser. Dasar
digunakan dalam penelitian ini sebesar 0,10.
pengambilan keputusan (Sahid Raharjo, 2013)
Nilai Variance Inflation Factor (VIF) adalah
uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
faktor inflasi penyimpangan baku kuadrat.
Tidak terjadi heteroskedastisitas, jika nila
Besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF)
thitung lebih kecil dari ttabel dan nilai signifikansi
dapat dicari dengan rumus: VIF =1/a. Dengan
lebih besar dari 0,05. Terjadi
rumus tersebut besarnya nilai VIF adalah 10
heteroskedastisitas, jika nila thitung lebih besar
1
atau0,10.
10 Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 2 Tahun 2017

dari ttabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari variabel Gender terhadap Kecurangan
0,05. Akademis:
Hasil uji heteroskedastisitas secara ringkas
Tabel 8. Rangkuman Hasil Analisis One
dapat dilihat dalam tabel berikut: Way Anova (X1 – Y)
Harga F Kete-
Variabel Sig
Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji hitung tabel rangan
Heteroskedastisitas Terdapat
X1 Y 16,068 2,07 0,000
Variabel thitung sig Keterangan perbedaan
tidak terjadi Sumber: Data primer yang diolah
Gender 0,245 0,807 heteros-
kedastisitas Berdasarkan tabel di atas, signifikansi yang
Variabel thitung sig Keterangan didapat kurang dari 0,05, sehingga dapat
Pendidikan
Orang Tua 0,429 0,669 disimpulkan bahwa Mahasiswa Pendidikan
Idealisme -1,186 0,238 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Relativisme -0,224 0,823 tidak terjadi
Harga Diri 0,065 0,948 heteros- Negeri Yogyakarta bergender laki-laki
Motivasi kedastisitas memiliki pengaruh terhadap Kecurangan
Belajar 0,973 0,332
Lingkungan Akademis. Selanjutnya perlu diketahui rerata
Teman Sebaya -0,191 0,849 kecurangan akademis berbasis Gender sebagai
Sumber: Data primer yang diolah
berikut:
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN Tabel 9. Rerata Kecurangan Akademis
Berbasis Gender
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini Mini Mak
Rata
Gender Jumlah mu sim
digunakan untuk menguji apakah variabel -rata
m um
bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Perempu 26,1 16
146 40
Uji hipotesis pertama menggunakan one way an 2
30,7 21
anova, uji hipotesis kedua, ketiga, keempat, Laki-laki 17 39
6
kelima, dan keenam menggunakan analisis Sumber: Data primer yang diolah

regresi sederhana sedangkan uji hipotesis Tabel di atas menunjukkan bahwa Laki-laki
ketujuh menggunakan analisis regresi ganda. memiliki kecenderungan lebih tinggi dalam
Hipotesis pertama menyatakan bahwa melakukan Kecurangan Akademis
Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Fakultas dibandingkan dengan Perempuan. Dibuktikan
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta dengan rata-rata Kecurangan Akademis laki-
bergender laki-laki memiliki kecenderungan laki sebesar 30,76 sedangkan perempuan
Kecurangan Akademis lebih tinggi hanya sebesar 26,12. Maka hipotesis yang
dibandingkan dengan perempuan. Berikut ini menyatakan bahwa Mahasiswa Pendidikan
merupakan ringkasan hasil uji one way anova Akuntansi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
Analisis Faktor-Faktor... (Swasih Fithria Asma Fadlilah) 11

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri X 0,3 0,1 -5,2 -0,4 44,


0
4 81 45 21 77 885
Yogyakarta bergender laki-laki memiliki
X 0,4 0,1 -5,9 -0,6 44,
kecenderungan Kecurangan Akademis lebih 0
5 27 82 94 36 288
tinggi dibandingkan dengan perempuan X 0,3 0,1 4,6 0,5 18,
0
6 42 17 15 09 464
diterima. Sumber: Data primer yang diolah
Hipotesis ke dua, tiga, empat, lima, enam
Dari tabel hasil analisis regresi sederhana
menyatakan bahwa Pendidikan Orang Tua,
atas uji hipotesis di atas, maka dapat ditarik
Orientasi Etis yakni Idealisme dan Reativisme,
kesimpulan bahwa:
Harga Diri, Motivasi Belajar dan Lingkungan
1. Harga koefisien variabel Pendidikan Orang
Teman Sebaya berpengaruh secara parsial
Tua sebesar 0,319 dan bilangan konstanta
terhadap Kecurangan Akademis Mahasiswa
sebesar 22,863 sehingga didapat model
Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi
persamaan regresi Y = 0,319X2 + 22,863.
Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa
penelitian mengenai pengaruh Pendidikan
nilai koefisien X2 sebesar 0,319 yang berarti
Orang Tua, Orientasi Etis yakni Idealisme dan
apabila skor Pendidikan Orang Tua (X2)
Relativisme, Harga Diri, Motivasi Belajar, dan
meningkat 1 poin, maka Kecurangan
Lingkungan Teman sebayar terhadap
Akademis (Y) akan meningkat sebesar
Kecurangan Akademis Mahasiswa Pendidikan
0,319 poin. Dari persamaan tersebut maka,
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang
Negeri Yogyakarta dapat dilihat pada tabel
menyatakan bahwa Pendidikan Orang Tua
berikut ini:
berpengaruh negatif terhadap Kecurangan

Tabel 10. Hasil Analisis Regresi Sederhana Akademis Mahasiswa Pendidikan


atas Uji Hipotesis Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Harga
Va Harga t Ko Kons Negeri Yogyakarta tidak didukung dalam
r dan r2 Si
ri 2 efi tan
rx r x Hi Ta g penelitian ini.
abel sien ta
2y 2y tung bel
X 0,2 0,0 2,6 1,6 0,3 22, 0,0
Y
2 02 41 23 5 19 863 1 2. Harga koefisien Idealisme sebesar -0,537
Harga
Va Harga t Ko Kons dan bilangan konstanta sebesar 40,993
r dan r2 Si
ri 2 efi tan
rx r x Hi Ta g sehingga didapat model persamaan regresi
abel sien ta
2y 2y tung bel Y = -0,537X3.1 + 40,993. Persamaan
X 0,3 0,1 -4,8 -0,5 40,
0 tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien
3.1 59 29 82 37 993
1,6
Y 0, X3.1 sebesar -0,537 yang berarti apabila skor
X 5
0,1 0,0 1,3 0,2 23, 1
3.2 Orientasi Etis yakni Idealisme (X3.1)
08 12 82 55 225 7
12 Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 2 Tahun 2017

meningkat 1 poin, maka Kecurangan Akademis Mahasiswa Pendidikan


Akademis (Y) akan menurun sebesar 0,537 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
poin. Dari persamaan tersebut maka, dapat Negeri Yogyakarta.
disimpulkan bahwa Idealisme berpengaruh
negatif terhadap Kecurangan Akademis 4. Harga koefisien variabel Motivasi Belajar
Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Fakultas sebesar -0,636 dan bilangan konstanta
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. sebesar 44,288 sehingga didapat model
Kemudian harga koefisien Relativisme persamaan regresi Y = -0,636X5 + 44,288.
sebesar 0,255 dan bilangan konstanta Persamaan tersebut menunjukkan bahwa
sebesar 23,255 sehingga didapat model nilai koefisien X5 sebesar -0,636 yang
persamaan regresi Y = 0,255 X3.2 + 23,255. berarti apabila skor Motivasi Belajar (X5)
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa meningkat 1 poin, maka Kecurangan
nilai koefisien X3.2 sebesar 0,255 yang Akademis (Y) akan menurun sebesar 0,636
berarti apabila skor Relativisme (X3.2) poin. Dari persamaan tersebut maka, dapat
meningkat 1 poin, maka Kecurangan disimpulkan bahwa Motivasi Belajar
Akademis (Y) akan meningkat sebesar berpengaruh negatif terhadap Kecurangan
0,255 poin. Dari persamaan tersebut maka, Akademis Mahasiswa Pendidikan
dapat disimpulkan bahwa Relativisme Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
berpengaruh positif terhadap Kecurangan Negeri Yogyakarta.
Akademis Mahasiswa Pendidikan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas 5. Harga koefisien variabel Lingkungan
Negeri Yogyakarta. Teman Sebaya sebesar 0,509 dan bilangan
konstanta sebesar 18,464 sehingga didapat
3. Harga koefisien variabel Harga Diri sebesar model persamaan regresi Y = 0,509X6 +
-0,477 dan bilangan konstanta sebesar 18,464. Persamaan tersebut menunjukkan
44,885 sehingga didapat model persamaan bahwa nilai koefisien X6 sebesar 0,509 yang
regresi Y = -0,477X4 + 44,885. Persamaan berarti apabila skor Lingkungan Teman
tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien Sebaya (X6) meningkat 1 poin, maka
X4 sebesar -0,477 yang berarti apabila skor Kecurangan Akademis (Y) akan meningkat
Harga Diri (X4) meningkat 1 poin, maka sebesar 0,509 poin. Dari persamaan tersebut
Kecurangan Akademis (Y) akan menurun maka, dapat disimpulkan bahwa
sebesar 0,477 poin. Dari persamaan tersebut Lingkungan Teman Sebaya berpengaruh
maka, dapat disimpulkan bahwa Harga Diri positif terhadap Kecurangan Akademis
berpengaruh negatif terhadap Kecurangan
Analisis Faktor-Faktor... (Swasih Fithria Asma Fadlilah) 13

Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Fakultas Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Fakultas


Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

SIMPULAN DAN SARAN


Untuk hasil uji hipotesis ketujuh yaitu uji
regresi ganda diperoleh data sebagai berikut: Simpulan
Hasil penelitian terhadap Mahasiswa
Tabel 11.Rangkuman Hasil Analisis Pendidikan Akuntansi FE UNY adalah (1)
Regresi Ganda
Harga R, Mahasiswa bergender laki-laki memiliki
Ko
Harga
R2, dan ns kecenderungan Kecurangan Akademis yang
2 F
Var. Adjusted R Koef ta
lebih tinggi dibandingkan perempuan,
R Adj ta nt
R 2 2 hit
R b a ditunjukkan dengan rata-rata 30,76 lebih besar
X2 0,164
dari 26,12 dengan nilai Fhitung sebesar 16,068;
X3.1 0 0, -0,369
2, 49 dan nilai signifikan 0,000 (2) Pendidikan
X3.2 ,5 3 0,3 13, -0,059
07 ,89
X4 Y 7 3 08 00 -0,254 Orang Tua berpengaruh negatif terhadap
4
X5 7 3 -0,320
X6 0,252 Kecurangan Akademis tidak didukung dalam
Sumber: Data primer yang penelitian ini meskipun nilai rhitung sebesar
diolah
0,041; dan nilai signifikan 0,010 (3) Orientasi
Harga koefisien korelasi ganda Etis yakni Idealisme berpengaruh negatif
Rx(2,3.1,3.2,4,5,6)y sebesar 0,577; koefisien terhadap Kecurangan Akademis dengan nilai
determinasi ganda R2x(2,3.1,3.2,4,5,6)y sebesar rhitung sebesar 0,129; dan nilai signifikan 0,000;
0,333; dan koefisien determinasi ganda yang Relativisme berpengaruh positif terhadap
2
telah disesuaikan (Adjusted R x(2,3.1,3.2,4,5,6)y) Kecurangan Akademis tidak didukung dalam
sebesar 0,308, nilai nilai Fhitung lebih besar dari penelitian ini meskipun nilai rhitung sebesar
Ftabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 13,00 0,012 dan nilai signifikan 0,169 (4) Harga Diri
(13,00 > 2,07), dan diperoleh persamaan berpengaruh negatif terhadap Kecurangan
regresi ganda Y= 0,164X2 – 0,369X3.1 - Akademis yang ditunjukkan dengan nilai rhitung
0,059X3.2 - 0,254X4 – 0,320X5 + 0,252X6 + sebesar 0,145; dan nilai signifikan 0,000 (5)
49,894. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Motivasi Belajar berpengaruh negatif terhadap
Pendidikan Orang Tua, Orientasi Etis yakni Kecurangan Akademis yang ditunjukkan
Idealisme dan Relativisme, Harga Diri, dengan nilai rhitung sebesar 0,182; dan nilai
Motivasi Belajar dan Lingkungan Teman signifikan 0,000 (6) Lingkungan Teman
Sebaya memiliki pengaruh secara bersama- Sebaya berpengaruh positif terhadap
sama terhadap Kecurangan Akademis Kecurangan Akademis yang ditunjukkan
dengan nilai rhitung sebesar 0,117; dan nilai
14 Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 2 Tahun 2017

signifikan 0,000 (7) Pendidikan Orang Tua, Tingginya frekuensi diskusi antar dosen
Orientasi Etis yakni Idealisme dan atau pendidik tersebut diharapkan akan
Relativisme, Harga Diri, Motivasi Belajar, dan melahirkan gagasan atau ide agar dapat
Lingkungan Teman Sebaya memiliki pengaruh menurunkan Kecurangan Akademis yang
secara bersama-sama terhadap Kecurangan terjadi khususnya pada Jurusan Pendidikan
Akademis yang ditunjukkan dengan nilai Akuntansi.
Adjusted R2 sebesar 0,308; dan nilai Fhitung
lebih besar dari Ftabel yaitu 13,00 > 2,07. 3. Pendidik dapat meningkatkan pengawasan
saat ujian berlangsung agar mahasiswa
Saran tidak saling bertanya antar teman saat ujian.
1. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang
menyarankan adanya pengembangan mengungkapkan Kecurangan Akademis
kajian selanjutnya mengenai faktor-faktor yang memiliki skor tertinggi adalah saling
Kecurangan Akademis pada Mahasiswa bertanya antar teman saat ujian. Hal ini
Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi didukung oleh butir tertinggi ketiga yakni
Universitas Negeri Yogyakarta pada saling membantu orang lain menyontek.
khususnya atau bagi dosen dan pendidik
pada umumnya untuk meningkatkan 4. Pendidik dapat membantu mahasiswa untuk
kualitas pembelajaran peserta didik. memelihara Idealisme yang dimiliki.
Bersamaan dengan penanaman nilai bahwa
2. Berdasarkan hasil penelitian yang Kecurangan Akademis merupakan tindakan
menunjukkan bahwa masih adanya praktik yang merugikan orang lain. Hal ini
Kecurangan Akademis pada Mahasiswa berdasarkan hasil penelitian yang
Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi mengungkapkan skor tertinggi Idealisme
Universitas Negeri Yogyakarta, peneliti yakni seorang individu tidak seharusnya
menyarankan agar ditingkatkannya melakukan tindakan menyakiti ataupun
pengembangan program atau proyek untuk merugikan baik secara fisik maupun
mencegah terjadinya Kecurangan psikologis.
Akademis khususnya pada Jurusan
Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi 5. Pendidik dapat membantu mahasiswa untuk
Universitas Negeri Yogyakarta semisal diapresiasi saat melakukan sesuatu yang
meningkatkan intensitas diskusi antar baik dengan harapan akan dapat
dosen atau pendidik mengenai solusi meningkatkan Harga Diri yang dimiliki
Kecurangan Akademis yang terjadi. mahasiswa. Hal ini berdasarkan hasil
Analisis Faktor-Faktor... (Swasih Fithria Asma Fadlilah) 15

penelitian yang mengungkapkan bahwa positif terhadap Kecurangan Akademis


skor tertinggi variabel Harga Diri adalah Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Fakultas
menganggap segala hal mudah dalam diri Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
mereka. Dengan pertimbangan bahwa
Harga Diri memiliki kontribusi negatif, 8. Berdasarkan hasil penelitian yang
maka harapannya seiring dengan apresiasi menunjukkan bahwa hipotesis yang
yang diberikan oleh pendidik, akan menyatakan Pendidikan Orang Tua
meningkatkan Harga Diri mahasiswa dan berpengaruh negatif terhadap Kecurangan
mengurangi Kecurangan Akademis. Akademis Mahasiswa Pendidikan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
6. Pendidik dapat membantu menjaga Negeri Yogyakarta tidak didukung dalam
Motivasi Belajar mahasiswa dengan penelitian ini, maka peneliti menyarankan
menekankan bahwa keberhasilan bukan adanya penelitian lanjutan mengenai
merupakan hal yang sulit dicapai. Hal ini Pendidikan Orang Tua yang ditinjau tidak
berdasarkan hasil penelitian yang hanya dari tingkat pendidikan terakhir
mengungkapkan bahwa skor tertinggi orang tua, namun bisa dari kualitas
variabel Motivasi Belajar adalah keinginan pendidikan orang tua saat anak usia dini,
dalam diri bahwa mereka ingin berhasil pendidikan orang tua saat anak tumbuh
dalam hidupnya. Dengan pertimbangan berkembang, atau frekuensi orang tua
bahwa Motivasi Belajar memiliki dalam mendampingi tumbuh kembang anak
kontribusi negatif, maka harapannya seiring khususnya untuk penelitian pengaruh
dengan penanaman bahwa keberhasilan terhadap Kecurangan Akademis.
bukan sesuatu yang sulit dicapai, akan
DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan Motivasi Belajar mahasiswa
Danang Sunyoto. (2007). Analisis Regresi dan
dan mengurangi Kecurangan Akademis. Korelasi Bivariat. Yogyakarta: Amora
books

7. Pendidik dapat terus melakukan evaluasi Endra Murti Sagoro. (2013). Pensinergian
atas saran penelitian di atas, sehingga Mahasiswa, Dosen, dan Lembaga
dalam Pencegahan Kecurangan
harapannya akan tercipta Lingkungan Akademis Mahasiswa Akuntansi.
Teman Sebaya yang kondusif sehingga Jurnal Pendidikan Akuntansi
Indonesia, Vol. XI, No. 2, 54-57
dapat mengurangi Kecurangan Akademis
yang terjadi. Hal ini berdasarkan hasil Forsyth, D. (1992). “Judging the Morality of
Business Practices : the influence of
penelitian yang menunjukkan bahwa personal moral philosophies”. Journal
Lingkungan Teman Sebaya berpengaruh of Business Ethics. Vol 11, pp 416-470
16 Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 2 Tahun 2017

Hamzah B. Uno. (2008). Teori Motivasi dan Putri. Skripsi Fakultas Studi
Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara Kedokteran: Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Hendricks, B. (2004). Academic Dishonesty: A
Study In The Magnitude of and Sahid Raharjo. (2013). “Uji
Justifications For Academic Heteroskedastisitas dengan uji glejser
Dishonesty Among College dengan program spss”. Diakses
Undergraduate And Graduate tanggal 8 Agustus 2016 dari
Students. New Jersey: Rowan http://www.konsistensi.com/2013/08/u
University. ji-heteroskedastisitas-dengan-uji.html

Irawati, I. (2008). Budaya Menyontek di Santrock, Jhon. (2009). Psikologi Pendidikan.


Kalangan Pelajar. (Online), (Ahli Bahasa: Diana Angelica). Edisi
(http://www.kabarindonesia.com, Tiga. Buku Satu. Jakarta: Selemba
diakses tanggal 03 Agustus 2016) Humanika.

Irianto, Gugus. (2003). Skandal Korporasi dan Sardiman A.M. (2009). Interaksi dan Motivasi
Akuntan. Lintasan Ekonomi, Volume Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
XX, Nomor 2, 104-114 Grafindo Persada.

Lambert, E. G., Hogan, N. L., & Barton, S.M. Suharsimi Arikunto. (2013). Dasar- Dasar
(2003). Collegiate academic Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
dishonesty revisited: what have they Aksara
done, how often have they done it, who
does it, and why did they do it. Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian.
Electronic Journal of Sosiology. Bandung: Alfabeta.
Diakses tanggal 6 Agustus 2016 dari
http://www.sociology.org/content/vol7 Sutrisno Hadi. (2004). Analisis Regresi.
.4/ lambert_etal.html Yogyakarta: Adi Offset
Meida Devi Wardhani. (2009). Hubungan
antara Konformitas dan Harga Diri Vembriarto. (2003). Sosiologi Pendidikan.
dengan Perilaku Konsumtif Remaja Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana

Anda mungkin juga menyukai