PENDAHULUAN
1. Differential Level
Sensor ini bekerja dengan membedakan batas atas dan batas bawah.
Cara kerja dari sensor ini adalah elektroda negatif dipasang lebih rendah
dari elektroda positif sehingga jika fluida diisi kedalam tangki maka
elektroda negatif akan tersentuh fluida tersebut lebih dulu dan membuat
larutan memiliki muatan listrik dan ketika larutan menyentuh elektroda
positif maka sistem akan mati dengan sendirinya. Sensor ini memiliki
ofset yang lebih kecil dari pressure control dan respon yang lebih cepat
namun sangat berbahaya untuk cairan yang mudah terbakar karena sensor
ini bekerja dengan adanya loncatan elektron
Batas bawah pada sensor ini berfungsi sebagai emergency switch,
yaitu seandainya jika sistem membuka hingga air mencapai batas atas,
namun selenoid tidak bekerja maka selambat-lambatnya pada batas bawah
selenoid harus bekerja sebelum ditinggalkan oleh cairan (air). Sensor jenis
ini juga bekerja dengan sistem ON-OFF, dimana nilai Set Point akan sama
dengan ofset bawah (SOL 1=1)
2. Pressure Sensor
Sensor ini bisa bekerja dengan sistem ON-OFF (0 dan 100) maupun
sistem PSV (0-100) serta nilai Set Point (SP) dapat ditentukan sesuai
dengan keinginan. Cara kerja sensor pressure adalah mengukur ketinggian
cairan pada tangki berdasarkan tekanan yang diberikan oleh cairan dalam
tangki namun sensor ini memiliki offset yang besar dan respon lambat.
Hal pertama yang dilakukan untuk memperoleh data dari tiap-tiap
jenis sensor tersebut adalah dengan cara mengkalibrasi alat sensor flow
untuk mengetahui seberapa besar kesalahan dan error yang dipunya. Alat
tersebut harus disetting hingga laju alir 1400 mL/menit sesuai dengan
spesifikasi alat dengan range laju alir 1400-1500 mL/menit.
Kalibrasi sensor flow dilakukan secara manual dengan cara
memutar regulator dengan cara menarik regulator keluar terlebih dahulu
baru kemudian memutarnya hingga diperoleh laju alir yang diinginkan
(1400-1500 mL/menit). Setelah itu, menekan regulator tersebut kedalam
dengan tujuan untuk mengunci agar aliran yang masuk agar tidak melebihi
laju alir yang telah ditentukan. Jika kalibrasi telah selesai dilakukan, maka
proses untuk sensor level sudah bisa dilakukan.
BAB II
METODOLOGI
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan
Pada percobaan kali ini alat yang digunakan adalah PCT-40 level control.
Pada percobaan kali ini pengamatan tanggapan alat dengan variasi proportional
(P), intergal (I), dan derivative (D). Prinsip dasar percobaan level control ialah
berusaha mengatur laju alir yang masuk dan laju alir yang keluar tangki agar tidak
meluap atau dengan kata lain sesuai dengan level yang diharapkan. Dalam
praktikum control, diharapkan agar ketiga sistem pengendalian tersebut memiliki
respon yang cepat, offset yang terjadi kecil sehingga erornya pun sekecil
mungkin.
Set poinnya adalah 100 nm pada tangki operasi, sebelum memulai
percobaan dilakukann terlebih dahulu kalibrasi, pompa yang digunakan adalah
pompa manual. Tujuan dari kalibrasi adalah agar pembacaan pada alat terlihat
keakuratannya. Nilai aktual pada tangki operasi sama dengan yang terbaca pada
interface maupun komputer. Namun pada metode ini hasil yang diperoleh kurang
baik karena sangat jauh dari set point.
Metode yang kedua adalah metode PSV (gabungan dari beberapa metode
pengendalian) yaitu metode dengan proportional band, metode integral time, dan
metode derivative time. Dari hasil percobaan yang dilakukan metode dengan
menggunakan proportional band grafik yang didapat masuk dalam kategori
tanggapan osilasi kontinyu, pada osilasi kontinyu variabel proses secara terus
menerus bergelombang dengan amplitudo dan frekuensi yang tetap. Kemudian
pada percobaan selanjutnya, menggunakan metode integral time, pada metode ini
grafik memberikan tanggapan osilasi teredam yakni mengalami sedikit gelombang
diawal perubahan dan selanjutnya amplitudo mengecil dan menghilang. Dan yang
terakhir digunakan ialah metode dengan menggunakan derivative time, pada
metode ini grafik memberikan tanggapan tidak stabil (amplitudo membesar,
kondisi demikian seharusnya tidak boleh terjadi karena sangat berbahaya dan
dapat merusak sistem keseluruhan.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Nilai aktual pada tangki operasi sama dengan yang terbaca pada
interface maupun computer
5.2 SARAN
Dari data yang diperoleh maka sensor jenis differential level sangat cocok
digunakan karena memiliki nilai error yang kecil dan waktu respon yang
cepat pula dan merupakan jenis peralatan yang sederhana.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.directindustry.com/Prod/Greyline-Instrumens/ultrasonic-differential-
level-sensor.html
http://www.greyline.com/dlt20.htm
GAMBAR ALAT