Anda di halaman 1dari 7

59

“TINJAUAN TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA


SAMARINDA”
Abdul Mukmin Rehas dan Parlindungan Pasaribu
mukmin@uwgm.ac.id, parlindunganpasaribu@uwgm.ac.id,
Dosen Fakultas Hukum Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda

ABSTRAK

Sampah selalu timbul menjadi persoalan rumit dalam masyarakat yang kurang memiliki
kepekaan terhadap lingkungan. Ketidakdisiplinan mengenai kebersihan dapat menciptakan
suasana yang tidak menyenangkan akibat timbunan sampah. Salah satu bentuk perilaku
membuang sampah pada masyarakat adalah dengan membuang sampah di sungai. Kondisi ini
menyebabkan lingkungan di sekitar tepi sungai terlihat sangat kotor akibat tumpukan sampah,
lalat beterbangan, banyak tikus dan nyamuk, bahkan menyebarkan aroma yang tidak sedap. Kota
Samarinda adalah salah satu kota yang sampai saat ini masih menghadapi masalah
persampahan. Sehingga bagaimana peran pemerintah Kota Samarinda dalam menangani
mengenai Permasalahan sampah di Kota Samarinda. Dengan menggunakan metode Yuridis
Empiris, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pemerintah dalam menangani sampah
di Kota Samarinda dan apa kendala yang hadapi oleh pemerintah dalam penanganan sampah
tersebut. Berdasarkan hasil tersebut bahwa upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
menangani persampahan di Kota Samarinda sudah efektif namun kurang didukung oleh Lapisan
Masyarakat. Sehingga perlu adanya kesadaran bagi masyarakat untuk menjadi pelopor
lingkungan yang bersih dan sehat karena manfaat lingkungan yang bersih akan dirasakan sendiri
manfaatnya.

Kata kunci: Peran, upaya Pemerintah dalam Penanggulangan dan Pengelolaan Sampah di Kota
Samarinda.

ABSTRACT

Garbage always besist as a complicated problem in a society who are lacked sensitivity to the
environment. Indiscipline regarding cleanliness can create an unpleasant atmosphere due to the
trash heap. One form of throwing garbage in public behaviour is to throw garbage into the river.
This condition causes the environment around the edges of the river looks very dirty due to the
piles of garbage, flies flying around, lots of rats and mosquitoes, even spreading the scent is not
pleasant. Samarinda city is one of the cities that is still facing the problem of waste. It is about
how the government's role in addressing the Samarinda City garbage problem in the city of
Samarinda. By using Juridical Empirically, this study aims to determine the role of government
in dealing with garbage in the city of Samarinda and what constraints faced by the government
in handling the waste. The result showed that the efforts made by the government in order to deal
with the waste in the city of Samarinda been effective but less supported by Walks of Life. Thus
the need for awareness for people to be pioneers in a clean environment and healthy for the
benefits of a clean environment will be felt own benefits.

Keywords: Strategy, the Government's efforts in the Prevention and Management of Waste in
Samarinda.
60

PENDAHULUAN kesadaran akan pentingnya kebersihan


menjadi faktor yang paling dominan,
A. Latar Belakang disamping itu kepekaan masyarakat
Sampah selalu timbul menjadi terhadap lingkungan harus dipertanyakan.
persoalan rumit dalam masyarakat yang Mereka tidak mengetahui bahaya apa yang
kurang memiliki kepekaan terhadap akan terjadi apabila tidak dapat menjaga
lingkungan. Ketidakdisiplinan mengenai lingkungan sekitar (Nurdin, 2004). Salah
kebersihan dapat menciptakan suasana yang satu bentuk perilaku membuang sampah.
tidak menyenangkan akibat timbunan Pada masyarakat adalah dengan membuang
sampah. Kondisi yang tidak menyenangkan sampah di sungai. Kondisi ini menyebabkan
ini akan memunculkan bau tidak sedap, lalat lingkungan di sekitar tepi sungai terlihat
berterbangan, dan gangguan berbagai sangat kotor akibat tumpukan sampah, lalat
penyakit siap menghadang di depan mata beterbangan, banyak tikus dan nyamuk,
dan peluang pencemaran lingkungan disertai bahkan menyebarkan aroma yang tidak
penurunan kualitas estetika pun akan sedap.
menjadi santapan sehari-hari bagi Kota Samarinda adalah salah satu kota
masyarakat (Sugito, 2008). yang sampai saat ini masih menghadapi
Bank Dunia dalam laporan yang masalah persampahan. Persoalan sampah
berjudul “What a Waste: A Global Review of setiap tahun bertambah parah, terakhir yang
Solid Waste Management”, mengungkapkan menjadi masalah adalah terkait tempat
jumlah sampah padat di kota-kota dunia pembuangan akhir (TPA) sampah kota
akan terus naik sebesar 70% mulai tahun ini Samarinda sudah tidak mampu menampung
hingga tahun 2025, dari 1,3 miliar ton per tumpukan sampah bahkan kondisi TPA kota
tahun menjadi 2,2 miliar ton per tahun. Samarinda saat ini sangat memperihatinkan,
Mayoritas kenaikan terjadi di kota-kota di karena sudah hampir sampai ke pemukiman
negara berkembang. Di Indonesia, jumlah warga. Sebagian besar masyarakat yang
sampah padat yang diproduksi secara hidup di bantaran sungai karang mumus,
nasional mencapai 151.921 ton per hari. Hal Samarinda mempunyai kebiasaan
itu berarti, setiap penduduk Indonesia rata- membuang sampah ke sungai atau ke parit-
rata membuang sampah padat sebesar 0,85 parti pembuangan air dan dari sampah –
kg setiap hari. Data Bank Dunia juga sampah tersebut menimbulkan berbagai
menyebutkan, dari total sampah yang masalah antara lain lingkungan di sekitar
dihasilkan secara nasional, hanya 80% yang tepi sungai terlihat sangat kotor, banyak
berhasil dikumpulkan. Sisa terbuang lalat, banyak tikus dan nyamuk, bahkan
mencemari lingkungan. Volume sampah di menyebarkan aroma yang tidak sedap, faktor
Indonesia sekitar 1 juta meter kubik setiap – faktor yang mempengaruhi perilaku faktor
hari, namun baru 42% di antaranya yang predisposisi (predisposing factor), seperti
terangkut dan diolah dengan baik. kebiasaan masyarakat, pengetahuan
Jadi, sampah yang tidak diangkut setiap masyarakat tentang sampah, yang kedua
harinya sekitar 348.000 meter titik atau adalah faktor yang memudahkan (Enabling
sekitar 300.000 ton (Departemen Pekerjaan Factor) seperti ketersediaan fasilitas tempat
Umum, 2012). sampah yang disediakan dan lain sebagainya
Perilaku membuang sampah dan faktor yang memperkuat (Reinforcing
sembarangan ini, tidak mengenal tingkat Factor) seperti sikap dan perilaku petugas
pendidikan maupun status sosial. kesehatan.
Keberadaan sampah di kehidupan sehari-
hari tak lepas dari tangan manusia yang B. Permasalahan
membuang sampah sembarangan, mereka 1. Bagaimana Bagaimanakah peran
menganggap barang yang telah dipakai tidak pemerintah Kota Samarinda dalam
memiliki kegunaan lagi dan membuang menangani permasalahan sampah di kota
dengan seenaknya sendiri. Kurang Samarinda ?
61

2. Apakah yang menjadi kendala bagi mengumpulkan data dari buku-buku


pemerintah Kota Samarinda dalam yang sesuai dengan permasalahan
menangani permasalahan sampah di kota dalam penelitian ini.
Samarinda b. Studi ke Lokasi Penelitian, dimana
C. Tujuan Penelitian penulis mengadakan pengamatan
1. Untuk mengetahui dan menganalisa terhadap sasaran atau objek yang di
peran Pemerintah Kota Samarinda teliti untuk menemui responden guna
dalam menangani permasalahan memperoleh data-data yang akurat
sampah di Kota Samarinda. dengan cara wawancara secara
2. Untuk mengetahui dan menganalisa langsung dan Tanya jawab terhadap
kendala bagi pemerintah Kota pihak-pihak yang terlibat secara
Samarinda dalam menangani langsung dalam objek penelitian, data-
permasalahan sampah di Kota data atau informasi yang diperoleh
Smarinda. kemudian di analisa kemudian cara
yang digunakan dalam penelitian ini
METODE PENELITIAN untuk mengumpulkan data yaitu
wawancara, yang ditujukan kepada
A. Jenis Penelitian responden dan narasumber dengan
Metode Penelitian yang digunakan adalah menggunakan wawancara dengan cara
metode penelitian Yuridis Empiris yaitu bebas untuk membantu agar materinya
metode penelitian dengan cara mengadakan tidak keluar dari metode penelitian.
penelitian langsung pada objek yang akan c. Narasumber
diteliti guna mendapatkan data yang 1. Kepala Dinas Kebersihan dan
diperlukan dan segala sesuatu yang Pertamanan Kota Samarinda
berkaitan rumusan masalah yang dikaji atau 2. Warga Masyarakat (sistem
diteliti. sampel)

B. Sumber Data D. D. Analisa Data


1. Data Primer Analisa data ini dilakukan dengan cara study
Adalah data yang diperoleh langsung dokumentasi yaitu mempelajari peraturan-
dari lokasi penelitian, serta responden peraturan yang menjadi objek penelitian
yang memberikan informasi kepada yang dipilih dan himpunan berdasarkan azas
peneliti. Adapun cara pengumpulan hukum, kaidah hukum dan ketentuan hukum
data primer yaitu dengan mempelajari positif yang mendasarinya.
dan mengkaji terlabih dahulu peraturan
perundang undangan terkait dengan hal
yang akan diteliti yaitu tentang sampah PEMBAHASAN
atau persampahan.
A. A. Peran Pemerintah Kota Samarinda
2. Data Sekunder dalam menangani permasalahan sampah
Data Sekunder adalah diperoleh dari di kota Samarinda.
berbagai bahan pustaka seperti buku, Pemerintah sebagai lembaga tertinggi
majalah , hasil penelitian dan serta dalam suatu Negara berwenang untuk
bahan-bahan yang terkait dengan mengatur ataupun mengendalikan apa saja
permasalahan yang penulis angkat. yang berkaitan dengan pengelolaan
lingkungan hidup di Indonesia, dan dalam
3. Data Tersier Undang-undang Dasar 1945 Amandemen I-
adalah barupa istilah-istilah. IV dalam pasal 33 yang mengatur tentang
sumber-sumber Negara yang menguasai
C. Teknik Pengumpulan Data hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
a. Studi Kepustakaan Negara dan digunakan sebesar-besarnya
Studi kepustakaan adalah merupakan untuk kemakmuran rakyat. Dan untuk
teknik pengumpulan data dengan cara mengimplementasikan hal tersebut maka
62

pemerintah melakukan hal-hal sebagai pencegahan penurunan daya dukung


berikut : dan daya tampung lingkungan hidup.
1. mengatur dan mengembangkan 6. Memamfaatkan dan mengembangkan
kebijaksanaan dalam rangka teknologi yang akrab lingkungan hidup.
pengelolaan lingkungan hidup 7. Menyelenggarakan penelitian dan
2. mengatur penyediaan, peruntukan, pengembangan dibidang lingkungan
penggunaan, pengelolaan lingkungan hidup.
hidup dan pememfaatan kembali 8. Menyediakan informasi lingkungan
sumber daya alam, termasuk sumber hidup dan menyebarluaskan kepada
genetika. masyarakat.
3. mengatur perbuatan hukum dan 9. Memberikan pengahargaan kepada
hubungan hukum antara orang lain orang atau lembaga yang berjasa di
dan/atau subyek hukum lainya serta bidang lingkungan hidup
pembuatan hukum terhadap sumber
daya alam dan sumber daya buatan,
termasuk sumber daya genetika Sementara itu Pemerintah Kota Samarinda
4. mengendalikan kegiatan yang dalam rangka menangani permasalahan
mempunyai dampak social sampah dilakukan dengan beberapa hal,
5. mengembangkan pendanaan bagi antara lain ;
upaya pelestarian fungsi lingkungan
hidup sesuai peraturan perundang- 1. Mencanangkan program 3R yakni
undangan yang berlaku. Reduce, Reuse dan Recycle
3R merupakan program yang dimana
Dalam pelaksanaan pengelolaan perwujudannya sangat bergantung pada
lingkungan hidup secara nasional partisipasi masyarakat. Salah satu
pemerintah bahkan mempunyai kewajiban metode yang diunakan untuk mengatasi
yang dituangkan dalam undang-undang masalah sampah yakni
lingkungan hidup, antara lain : mensosialisasikan pengelompokan
1. Mewujudkan, menumbuhkan, sampah, namun entah mengapa cara ini
mengembangkan dan meningkatkan tidak pernah berhasil.
kesadaran dan tanggung jawab para Kurangnya kesadaran dan
pengambil keputusan dalam partisipasi masyarakat dirasakan
pengelolaan lingkungan hidup. menjadi persoalan utama. Masyarakat
2. Mewujudkan, menumbuhkan, masih menyepelekan masalah sampah
mengembangkan dan meningkatkan ini terbukti dengan masih banyaknya
kesadaran akan hak dan tanggung orang yang membuang sampah
jawab masyarakat dalam pengelolaan sembarangan. Akibatnya lingkungan
lingkungan hidup. menjadi tercemar. Masyarakat dan
3. Mewujudkan, menumbuhkan, pemerintah harus dapat bekerja sama
mengembangkan dan meningkatkan dalam mengatasi masalah ini, ada
kemitraan antara masyarakat, dunia banyak hal yang dapat dilakukan
usasha dan pemerintah dalam upaya seperti membuat aturan yang jelas
pelestarian daya dukung dan daya Untuk mendisiplinkan masyarakat
tampung lingkungan hidup. pemerintah bila perlu harus membuat
4. Mengembangkan dan menerapkan peraturan yang tegas untuk setiap orang
kebijaksanaan nasional pengelolaan yang membuang sampah sembarangan,
lingkungan hidup yang menjamin pemberlakuan denda mungkin akan
terpeliharanya daya dukung dan daya menjadi upaya yang efektif.
tampung lingkungan hidup.
5. Mengembangkan dan menerapkan 2. Melakukan program Reduce artinya
perangkat yang bersifat preemitif, mengurangi
preventif dan proaktif dalam upaya
63

Hal ini berarti sebisa mungkin kita sampah untuk organik dan an-organik
harus mengurangi penggunaan barang- di rumah. Hal itu dapat memudahkan
barang yang sulit terurai secara alami proses selanjutnya dari pengolahan
contohnya setiap kita berbelanja kita sampah itu sendiri, disini keberhasilan
harus membawa tas belanja sendiri program pengelolaan sampah
jangan sampai anda malah ditentukan.
menggunakan banyak tas plastik
nantinya, Reuse artinya kita harus 5. Mendorong semaksimal mungkin
menggunakan kembali barang – barang kreatifitas masyarakat.
yang sulit terurai secara alami misal Sebagai manusia yang dibekali
tidak langsung membuang plastik akal fikiran, kita dituntut untuk bisa
belanja. Recycle artinya mendaur ulang berkreasi, tentu dalam masalah ini pun
kembali contohnya botol-botol bekas bumi kita membutuhkan inovasi-
sisa minuman bisa kita gunakan untuk inovasi yang bisa membuat masalah
bahan membuat tempat pensil atau sampah ini teratasi, misal dengan
hiasan lainnya semua hal itu dapat menciptakan alat pengubah sampah
mengurangi jumlah sampah. baik organik maupun anorganik
menjadi suatu hal yang baru dan dapat
3. Membuat organisasi atau komunitas digunakan dengan
Pengelola sampah. 6. Pengembangan produk dan kemasan
Saat ini pemerintah masih terbatas ramah lingkungan.
pada pengumpulan sampah tanpa upaya 7. Pengembangan teknologi, standar dan
berkelanjutan, pemerintah harus prosedur penanganan sampah
membuat komunitas pengolah sampah a. Penetapan kriteria dan standar
disetiap wilayah,sehingga sampah- minimal penentuan lokasi
sampah yang sudah terkumpul dalam penanganan akhir sampah
bentuk sampah organik dan an-organik b. Penetapan lokasi pengolahan akhir
dapat ditindaklanjuti untuk menjadi sampah
sesuatu yang baru,karena sekarang ini c. Luas minimal lahan untuk lokasi
ketika orang-orang sudah mulai pengolahan akhir sampah
mengelompokan sampah berdasarkan d. Penetapan lahan penyangga.
sifatnya ketika sampah itu di angkut
oleh mobil kebersihan akhirnya malah B. B. Kendala bagi pemerintah Kota
di campur kembali.Sampah organik Samarinda dalam menangani
dapat diubah menjadi kompos, permasalahan sampah di kota Samarinda
sedangkan untuk sampah anorganik Kendala-kendala yang dihadapi Dinas
kita dapat mengolahnya menjadi barang Kebersihan dan Pertamanan Kota
kerajinan, atau kita bisa melibatkan Samarinda Dalam Upaya Penanggulangan
para penjual produk dari barang-barang Sampah kendala-kendala yang dihadapi
tersebut untuk berpartisipasi dengan dalam penanganan sampah di kota
mendaur ulang bekas produk mereka Samarinda yaitu seperti masih kurangnya
untuk di daur ulang kembali. jumlah TPS/kontainer di kota samarinda dan
menyebabkan tingginya timbunan sampah
4. Membiasakan masyarakat dengan yang ada di dalam bak kontainer serta
gerakan cintai bumi kurangnya kesadaran masyarakat dalam
Disini dituntut partisipasi dan mematuhi aturan waktu dan tempat dalam
kesadaran masyarakat. Sebelum membuang sampah yang menyebabkan
seseorang berniat untuk mengubah tempat pembuangan sampah selalu terlihat
lingkungan maka orang tersebut harus penuh. Padahal di area kontainer tersebut
memulai dengan mengubah dirinya, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
pengelolaan sampah secara mandiri Samarinda sudah memasang spanduk untuk
merupakan salah satu solusi yang tepat, selalu membuang sampah kedalam
mulai menyediakan 2 jenis tong
64

Kontainer . Dengan semakin meningkatnya 1) Didalam pikiran alam bawah sadar,


jumlah penduduk Kota Samarinda berarti masyarakat menganggap bahwa
volume sampah kota pun menjadi membuang sampah sembarangan ini
bertambah. Jika TPS dan armada bukan merupakan suatu hal yang salah
pengangkut sampah tidak seimbang dengan dan wajar untuk dilakukan.
volume sampah yang semakin lama semakin 2) Norma dari lingkungan sekitar seperti
bertambah maka akan sulit untuk keluarga, sekolah, masyarakat, atau
menciptakan lingkungan kota yang bersih bahkan tempat pekerjaan. Pengaruh
dan sehat. Dalam Peraturan Daerah Kota lingkungan merupakan suatu faktor
Samarinda Nomor 02 Tahun 2011 tentang besar didalam munculnya suatu
Pengelolaan Sampah telah dijelaskan bahwa perilaku. Contohnya, pengaruh
penyediaan atau pengadaan TPS, lingkungan seperti membuang sampah
pengangkut sampah dari TPS ke TPA sembarangan, akan menjadi faktor
termasuk menyediakan gerobak sampah besar dalam munculnya perilaku
pada tempat tertentu dimana TPS tidak membuang sampah sembarangan.
memungkinkan dibangun merupakan 3) Seseorang akan melakukan suatu
kewajiban Pemerintah Daerah dan menjadi tindakan yang dirasa mudah untuk
tanggung jawab Dinas Kebersihan dan dilakukan. Jadi, orang tidak akan
Pertamanan Kota samarinda dalam membuang sampah sembarangan jika
memberikan pelayanan kepada masyarakat tersedianya banyak tempat sampah.
khususnya dalam bidang pelayanan jasa. 4) Tempat yang kotor dan memang sudah
Hal ini mengindikasikan bahwa Dinas banyak sampahnya. Tempat yang asal
Kebersihan dan Pertamanan Kota mulanya terdapat banyak sampah, bisa
Samarinda belum maksimal dalam membuat orang yakin bahwa
memenuhi kewajibannya melayani membuang sampah sembarangan
masyarakat di bidang persampahan karena diperbolehkan ditempat itu. Jadi, warga
kebersihan merupakan tanggung jawab sekitar tanpa ragu untuk membuang
bersama yang mestinya disadari oleh semua sampahnya di tempat itu.
pihak baik itu dari masyarakat maupun b. Umur sarana dan Fasilitas yg sudah
instansi yang berwenang, seperti yang tua
tertera dalam Peraturan Daerah Kota c. Dan anggaran
Samarinda Nomor 02 Tahun 2011 Pasal 45
Ayat 2 menyebutkan bahwa Ketua Rukun PENUTUP
Tetangga (RT) sebagai penanggung jawab
tempat pemukiman penduduk bertanggung A. A. Kesimpulan
jawab atas ketertiban dan kebersihan 1. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah
lingkungan di wilayahnya. Berdasarkan dalam rangka menangani persampahan
peraturan tersebut dengan kata lain setiap di kota samarinda sudah efektif, namun
warga wajib menjaga kebersihan demikian peran pemerintah masih
lingkungannya tanpa lepas dari pantauan belum membuahkan hasil yang baik
dan arahan dari Ketua Rukun Tetangga (RT) dikarenakan belum sepenuhnya upaya
dan Lurah Selaku pimpinan tersebut didukung oleh semua lapisan
penyelenggaraan urusan pemerintahan di masyarakat karena pada dasarnya
wilayah kerja Kelurahan. permasalahan sampah di kota
Jadi pada dasarnya yg menjadi kendala samarinda ini karena masih kurangnya
dalam penangan permasalahan sampah di kesadaran masyarakat akan kebersihan
kota samarinda yaitu : kotanya.
a. Kurang disiplinnya masyarakat kota 2. Kendala penanganan sampah di kota
samarinda, masih banyak yang tidak samarinda pada dasarnya hampir sama
mengerti dan belum sadar akan dengan daerah lain, namun demikian
kebersihan kotanya yang dominan dalam kendala tersebut
adalah kesadaran masyarakat terhadap
65

kebersihan, pembiayaan, sarana


prasarana dan penegakan hukum
(sanksi)

B. Saran
A. Masyarakat
1. Mari kita menjadi pelopor lingkungan
bersih dan sehat karena manfaat untuk
lingkungan yang bersih kita sendiri
yang merasakan manfaatnya.
2. Jangan membuang sampah
sembarangan
3. Kurangi pemakaian barang atau
benda yang melahirkan sampah.

B. Pemerintah
1. Perhatian terhadap sampah harus
menjadi prioritas
2. Penegakan hukum terhadap perda
sampah harus optimal
3. Peningkatan kesejahteraan para
petugas DPK khusunya karyawan
kontrak atau harian.
4. Perhatian terhadap sarana dan
prasarana yang semakin tua.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Daud Silalahi dalam Hukum


Lingkungan, dalam sistim penegakan
hukum lingkungan Indonesia, Alumni. 2001
hal : 10.

[2] Adalah kesatuanruang dengan semua


benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan dan
kesejahteraan manusia serta mahluk hidup
lain.

[3] Otto sumarwoto, 1976 di kutip dari


bukunya Daud Silalahi Dalam Hukum
Lingkungan, dalam sistim penegakan
Hukum Lungkungan, Alumni, 2001 : hal :9

Teguh Adminto adalah Mahasiswa Fakultas


Hukum dan Asisten Laboratorium Hukum
Universitas Muhammadiyah Malang

Anda mungkin juga menyukai