ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi maserasi optimal dan menguji aktivitas IC50
antioksidan buah pinang secara spektrofotometri UV-Vis. Prosedur dimulai dengan menyiapkan
sampel pinang dengan tiga keadaan, kering, basah dan cair. Penentuan keadaan maserasi
optimal dimulai dengan melakukan variasi pelarut dengan menggunakan pelarut akuades,
metanol dan etanol, variasi waktu dengan waktu perendaman 10 menit, 30 menit, 60 menit, 120
menit, 240 menit, dan 600 menit, serta penentuan nilai IC50 antioksidan. Hasil penelitian
menunjukkan pelarut dan keadaan yang optimal adalah akuades dan sampel kering dengan
konsentrasi 95.772 ppm. Waktu optimal pada 240 menit dengan konsentrasi 2.93 ppm. Aktifitas
antioksidan buah pinang sangat kuat dengan nilai IC50 sebesar 9.063µg/mL.
ABSTRACT
The aimed of this research is to know the optimum state of maseration and examine the IC50
activity antioxidants of Areca nut by UV-Vis spectrophotometry. The procedure was begun by
preparing nut samples within three states as follows: dry, wet and liquid. Optimal maceration
state determination begun with varying solvents such as aquades, methanol and ethanol. The
variation of the immersion time rules in 10 minutes, 30 minutes, 60 minutes, 120 minutes, 240
minutes and 600 minutes, as well as the determination of IC50 values of antioxidant. The results
showed that the combination of an aquades solvent and dry samples in 95.772 ppm
concentration reached the optimum state. Meanwhile the optimal time gained in 240 minutes
with a concentration of 2.93 ppm. Antioxidant activity of areca nut was very strong with IC50
value of 9.063μg/mL.
Antioksidan mampu mengikat radikal bebas termasuk alkaloid, flavonoid, triterpen dan
sebelum terjadi kerusakan dalam tubuh steroid (Peng et al., 2015). Hasil penelitian
(Chatterjee et al, 2007). Pada keadaan dari Inggrid dan Santoso (2014)
normal, ada keseimbangan antara radikal menunjukkan bahwa senyawa antioksidan
bebas dan antioksidan dalam tubuh. seperti fenolik dan flavonoid pada beberapa
Keseimbangan ini penting untuk kesehatan ekstrak tanaman lebih efektif dan aman untuk
makhluk hidup (Valko et al, 2006). Hal ini dikonsumsi dibandingkan dengan antioksidan
menjadi penting karena ketika jumlah radikal sintetis seperti butylated hydroxytoluene
bebas tidak seimbang dengan jumlah (Inggrid dan Santoso, 2014). Beberapa
antioksidan dalam tubuh, maka akan senyawa kimia yang berfungsi sebagai
terbentuk stres oksidatif yang menyebabkan penangkal radikal bebas memiliki efek
kerusakan pada struktur sel, jaringan dan samping (Zou et al., 2016).
organ (Inggrid dan Santoso, 2014). Buah pinang sebagai obat herbal di
Manusia membutuhkan antioksidan Indonesia perlu dijaga mutu dan keamanan
eksogen jika terjadi paparan radikal bebas, yang berupa simplisia maupun ekstrak.
karena tubuh manusia tidak memiliki sistem Faktor yang dapat mempengaruhi mutu dari
pertahanan berlebih (Ikhlas, 2013). Sumber tanaman obat salah satunya adalah pelarut
antioksidan eksogen dapat berupa makanan yang digunakan dalam proses ekstraksi
atau suplemen (Arista, 2013). Konsumsi (Rivai, dkk., 2013). Efek senyawa bahan
makanan yang mengandung antioksidan aktif yang diperoleh dari suatu proses
dapat membantu meningkatkan sistem imun ekstraksi sangat tergantung pada sifat
dalam tubuh sehingga menghambat tanaman yang diekstraksi, asal, derajat
timbulnya penyakit degeneratif akibat pemrosesan, kadar air dan ukuran partikel
penuaan yang terjadi karena adanya radikal bagian tanaman yang diekstraksi, sedangkan
bebas. Maka dari itu, asupan antioksidan kualitas ekstrak bahan aktif dari tanaman
yang optimal sangat penting untuk semua sangat tergantung pada bagian tanaman yang
kelompok umur (Winarsi, 2007:20). Jenis diekstraksi, pelarut dan teknik ekstraksi yang
antioksidan yang dapat diperoleh dari asupan digunakan (Kumoro, 2015).
makanan seperti vitamin, flavonoid, dan lain-
METODE PENELITIAN
lain termasuk ke dalam kelompok
antioksidan sekunder. Antioksidan sekunder Alat dan Bahan
atau non-enzimatis berfungsi untuk Alat yang digunakan dalam penelitian
menangkap senyawa oksidan dan mencegah ini yaitu neraca analitik, seperangkat alat
terjadinya reaksi berantai (Winarsi, 2007:21). gelas, dan spekrofotometer UV-Vis
Salah satu buah yang mengandung senyawa Shimadzu UV-1800. Bahan yang digunakan
antioksidan non-enzimatis adalah buah dalam penelitian ini yaitu aquades, etanol,
pinang. Buah pinang (Areca catechu L.) metanol p.a, DPPH
dapat digunakan sebagai salah satu sumber (1,1-diphenyl-2picrylhydrazyl), dan buah
antioksidan dan anti inflamasi (Peng et al., pinang.
2015).
Prosedur Kerja
Pinang (Areca catechu L.) biasa Preparasi sampel
digunakan sebagai resep utama beberapa
resep obat herbal untuk mengobati penyakit Sampel berupa buah pinang segar yang
diare, edema, parasit, dan lain-lain. Penelitian dikupas dan dipotong kecil-kecil, kemudian
modern menunjukkan bahwa pinang jumlahnya dibagi 3 untuk disiapkan dalam 3
memiliki berbagai aktivitas farmakologi dan keadaan yaitu kering, basah dan cair.
mengandung lebih dari 59 senyawa kimia
15
J. Saintifik@ MIPA. Vol 1 (1) April 2017 ISSN (p). 2087-3816
Validasi Analisis dan Penentuan Keadaan dikeringkan dengan oven selama 3-4 jam
Optimal pada suhu 600C dan digunakan sebagai
Sebelum dilakukan uji aktivitas sampel kering.
antioksidan perlu dilakukan validasi metode Bagian ketiga dihaluskan dan disaring
dan penentuan keadaan optimal. Validasi dengan kain tipis untuk mendapatkan sari
metode dilakukan untuk menentukan panjang pinang berwarna jingga kemerahan.
gelombang maksimum, kurva kalibrasi dan
linearitas. Penentuan panjang gelombang B. Validasi Analisis dan Penentuan
maksimum ditentukan dengan mengukur Keadaan Optimal
spektrum serapan larutan DPPH konsentrasi Validasi analisis dilakukan dengan
5ppm-25ppm pada panjang gelombang 190- menentukan panjang gelombang maksimum,
1100nm. Kurva kalibrasi dibuat dengan kurva kalibrasi dan linearitas. Pada
menggunakan larutan DPPH pada penentuan panjang gelombang maksimum,
konsentrasi 0.1ppm-100ppm diukur pada hasil yang diperoleh yaitu absorbansi atau
panjang gelombang maksimum. Linearitas serapan maksimum pada 3 panjang
ditentukan dari kurva kalibrasi dan dilakukan gelombang yaitu 515nm, 327nm dan 202nm.
analisis regresi linear. Panjang gelombang maksimum yang
digunakan selanjutnya adalah 515nm.
Keadaan optimal didapat dengan Panjang gelombang 327 muncul karena
melakukan variasi pelarut dan variasi waktu. spektrum dari sumber radiasi yang digunakan
Variasi pelarut dilakukan dengan merendam pada instrumen yaitu, denterium. Sedangkan
pinang ke dalam 3 pelarut berbeda selama 24 puncak 202 nm muncul akibat perpindahan
jam, pinang cair dilakukan variasi pelarut sumber radiasi lampu 1 ke lampu 2.
dengan mencampurkan sampel dengan Intensitas spektrum sumber cahaya
pelarut menggunakan labu ukur dan biarkan ditunjukkan pada gambar 1.
selama 30 menit, kemudian diukur dengan
spektrofotometri UV-Vis. Variasi waktu
dilakukan dengan merendam sampel dalam
akuades selama 10 menit, 30 menit, 60
menit, 120 menit, 240 menit, dan 600 menit
lalu larutan dipipet 1mL dan dicampur
dengan metanol sebelum dilakukan
pengukuran menggunakan spektrofotometer Gambar 1. Intensitas spektrum sumber cahaya
UV-Vis. denterium (Owen, 2000:31)
Pengujian Antioksidan
Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan
mencampurkan larutan DPPH 50ppm dengan
sari pinang dan diamkan selama 30 menit di
ruang gelap kemudian diukur dengan
spektrofotometer UV-Vis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 2. Kurva kalibrasi DPPH
A. Preparasi Sampel
Sampel berupa buah pinang segar yang Berdasarkan gambar diatas, hubungan
dikupas dan dipotong kecil-kecil, kemudian antara konsentrasi dan absorbansi terlihat
jumlahnya dibagi 3 untuk disiapkan dalam 3 berbanding lurus. Semakin meningkat
keadaan berbeda. Bagian pertama digunakan konsentrasi, semakin tinggi nilai absorbansi
sebagai sampel basah (segar). Bagian kedua
16
J. Saintifik@ MIPA. Vol 1 (1) April 2017 ISSN (p). 2087-3816
Konsentrasi (ppm)
Gambar 3. Kurva regresi linear 2,5
2
Berdasarkan gambar 3, persamaan garis 1,5
1,047
regresi yang didapat adalah 1
0,567 0,851
0,5
y = 0.02708x+0.00295 dengan koefisien 0,482
0
korelasi sebesar 0.998 sesuai dengan kriteria 0 200 400 600 800
untuk koefisien korelasi menurut Chowet al Waktu Perendaman (menit)
(2004) yaitu ≤ 0,99 (Chowet al, 2004:16).
Gambar 5. Kurva hasil variasi waktu
1. Variasi Pelarut
Gambar 5 menunjukkan konsentrasi
Penentuan kadar antioksidan pada buah tertinggi didapat dari perendaman selama 240
pinang perlu dilakukan dalam kondisi menit atau 4 jam menggunakan pelarut
optimal, maka dilakukan variasi pelarut akuades terhadap buah pinang. Penurunan
dengan menggunakan 3 pelarut polar yaitu, perolehan konsentrasi ini mungkin juga
akuades, metanol dan etanol terhadap buah disebabkan karena kesetimbangan difusi
pinang dalam 3 kondisi yaitu kering, basah senyawa pada sampel pinang ke dalam
dan cair. Berikut hasil dari variasi pelarut pelarut sudah tercapai dalam waktu 4 jam
yang dilakukan. dan penambahan waktu ekstraksi juga
mungkin menyebabkan senyawa-senyawa
KONSENTRASI
95,772
91,202 tersebut mengalami degradasi atau
(PPM)
dekomposisi.
43,687
C. Aktivitas Antioksidan
12,0144 12,125
4,4332 4,4701 0,186 1,098 1. Penentuan Nilai Probit
Sampel Kering Sampel basah Sampel cair Penentuan nilai probit dilakukan
Akuades Metanol dengan menghitung % pengikatan dari
Gambar 4. Data hasil variasi pelarut absorbansi sampel. Absorbansi yang
didapat dari pengukuran sampel pada
spektrofotometer UV-Vis, yaitu 0.267 dan
Berdasarkan data hasil pada gambar 4,
0.271 kemudian digunakan untuk
pelarut dan keadaan yang optimal adalah
menentukan nilai persentase pengikatan.
akuades pada saat kondisi sampel kering.
% Pengikatan dihitung dengan
Menurut penelitian sebelumnya oleh Peng et
menggunakan rumus berikut.
al (2015), uji aktifitas antioksidan dari
(Serapan blanko - serapan sampel)
ekstrak air buah pinang mentah sangat kuat % Pengikatan x 100%
Serapan blanko
dibandingkan dengan ekstrak buah pinang
dengan pelarut lain (Peng et al, 2015). Nilai % pengikatan yang didapat
kemudian dikonversi ke nilai probit dengan
menggunakan rumus berikut.
17
J. Saintifik@ MIPA. Vol 1 (1) April 2017 ISSN (p). 2087-3816
18
J. Saintifik@ MIPA. Vol 1 (1) April 2017 ISSN (p). 2087-3816
19