Anda di halaman 1dari 14

BIOTEKNOLOGI

A. Pengertian, Prinsip Dasar, dan Jenis Bioteknologi


1. Pengertian Bioteknologi
a. Bioteknologi dapat diartikan sebagai penerapan prinsip ilmu dan rekayasa dalam
mengolah bahan organik atau anorganik dengan memanfaatkan makhluk hidup untuk
membuat suatu produk dan jasa yang bermanfaat bagi manusia. Makhluk hidup atau
zat hidup yang biasa dimanfaatkan dalam bioteknologi dapat berupa hewan,
tumbuhan, mikrob (misalnya bakteri dan jamur) dan enzim.
b. Menurut Karl Ereky (1919), bioteknologi mengandung pengertian interaksi biologi
dengan teknologi. Artinya, bioteknologi merupakan semua bentuk produksi yang
memanfaatkan proses transformasi biologis.
c. Bioteknologi merupakan suatu pengetahuan yang melibatkan beberapa disiplin ilmu.
Diantaranya adalah biologi molekul, modifikasi genetika, mikrobiologi, kontrol
biologi, teknologi makanan, dan teknologi fermentasi.

2. Prinsip Dasar Bioteknologi


Sejak ribuan tahun yang lalu manusia telah menggunakan mikrob untuk
menghasilkan beberapa produk. Misalnya, berupa bahan makanan (roti, keju, tempe,
oncom, tapai); minuman (yoghurt, sake, tuak, anggur, wiski); serta ramuan obat-obatan
dari dedaunan (obat-obatan herbalis). Semua bentuk implementasi bioteknologi demikian
telah digunakan oleh nenek moyang manusia secara sukses dalam waktu yang lama,
meskipun tanpa sebutan bioteknologi dan pemahaman proses-proses biologi di dalamnya.
Demikian juga usaha yang dilakukan untuk mendapatkan sifat unggul dari tanaman
pertanian dan ternak. Sejak dahulu, para petani telah biasa melakukan pemulihan
tanaman pertanian dan ternak melalui proses perkawinan silang sehingga diperoleh sifat
baik dan menonjol dan murni.
Pada umumnya, implementasi bioteknologi oleh nenek moyang manusia hanya
berdasarkan pada kegunaannya yang masih relatif sederhana dan bukan untuk tujuan
komersial. Namun, praktik bioteknologi tersebut semakin berkembang dari tahun ke
tahun.

3. Jenis Bioteknologi
Bioteknologi dapat dibedakan atas bioteknologi yang konvensional/tradisional dan
bioteknologi modern.
a. Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi tradisional yang telah
dipraktikkan oleh nenek moyang. Misalnya membuat tempe, oncom, tuak, tape.
Ciri-ciri bioteknologi tradisional adalah :
1) Dilakukan tanpa dilandasi prinsip-prinsip ilmiah
2) Dilakukan hanya berdasarkan pada pengalaman yang diwariskan secara turun
temurun.
3) Umumnya belum dapat diproduksi secara massal, sebab produksinya hanya
digunakan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga.
b. Bioteknologi Moden
Bioteknologi modern merupakan praktik bioteknologi yang ditandai dengan
teknik rekayasa genetika.

Ciri-ciri bioteknologi modern adalah :


1) Dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmiah.

1
2) Dilakukan tidak hanya secara turun temurun melainkan berdasarkan pengkajian
yang mendalam
3) Dapat diproduksi secara massal
Berdasarkan alasan digunakan makhluk hidup dalam rangka menghasilkan
produk atau jasa dalam bioteknologi adalah :
1) Makhluk hidup senantiasa berkembang biak
2) Makhluk hidup mudah diperoleh.
3) Makhluk hidup yang dikembangbiakkan secara aseksual (kloning) jika dipelihara
secara terus-menerus senantiasa memiliki sifat yang tetap, tidak berubah.
4) Sifat makhluk hidup dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan manusia, misal
melalui persilangan, penyambungan gen dan pemutasian.
5) Dapat menghasilkan berbagai macam produk yang dibutuhkan manusia.

Sebelum membahas bioteknologi dan implementasinya, terlebih dahulu perlu


dipahami pengertian dari rekayasa genetika dan komponennya.
Rekayasa genetika adalah suatu teknik memanipulasi gen suatu organisme untuk
mengdapatkan produk baru. Cara-cara yang umum dipakai yaitu teknik ADN rekombinan
dan teknik hibridoma.

a. Teknik ADN Rekombinan


Teknik ADN rekombinan dilakukan dengan mengganti atau menambah ADN dari luar
ke ADN asli dalam sel. Teknik ini disebut juga manipulasi genetika. Manipulasi gen
dapat dilakukan dengan cara menyisipkan atau menambahkan gen-gen tertentu pada
suatu organisme melalui vektor. Vektor yang biasa digunakan adalah plasmid bakteri.
Bahan yang disisipkan atau ditambahkan berupa potongan ADN. ADN merupakan
bahan genetik yang menyimpan informasi dari suatu organisme. Bakteri yang telah
mengandung gen titipan tersebut, selanjutnya dikendalikan oleh gen asing ini, artinya
gen asing tersebut tetap melakukan fungsi seperti pada sel asalnya. Semua turunan
bakteri ini tetap akan memiliki gen asing tersebut. Sebelum gen asing dicangkokkan
perlu isolasi terlebih dahulu. Oleh karena pencangkokan gen menggunakan plasmid
bakteri, teknik ini disebut juga teknologi plasmid.
Beberapa unsur penting dalam pelaksanaan rekayasa genetika yaitu plasmid,
enzim, dan tranformasi.
1) Plasmid
Plasmid adalah lingkaran kecil ADN bakteri atau eukariota bersel satu, yang
dapat bereplikasi. Plasmid berfungsi sebagai pembawa (vektor) gen yang akan
disisipkan. Dipilihnya plasmid bakteri karena beberapa alasan berikut
a) Susunan kimia sel bakteri telah dikuasai sejak lama.
b) Kemampuan perkembanganbiakan (membelah) bakteri sangat tinggi.
c) Plasmid sel bakteri memiliki kemampuan mereplikasi dan mudah disisipi gen
lain.
Setelah plasmid yang mengandung gen asing masuk ke dalam sel bakteri
akan mereplikasi seperti ketika berada dalam sel asal.
2) Enzim
Untuk memotong ADN dan mengambil gen-gen tertentu diperlukan suatu
enzim yang disebut enzim restriksi atau enzim pembatas, misalnya enzim
endonuklease. Enzim ini berfungsi sebagai gunting biologi. Setiap satu enzim
pembatas hanya mampu memotong gen pada tempat-tempat tertentu. Artinya
setiap pemotongan suatu gen tertentu diperlukan enzim pembatas yang tertentu
pula. Sampai saat ini ditemukan lebih dari 200 jenis enzim pembatas (gunting
biologis).

2
Dengan enzim endonuklease restriksi dapat dilakukan penyambungan gen
dari sumber yang berbeda-beda. Secara normal enzim endonuklease restriksi
digunakan oleh bakteri untuk melindungi diri dari virus. Dengan enzim ini bakteri
dapat memotong ADN virus tanpa merusak ADN bakteri sendiri.
3) Transformasi
Unsur penting yang ketiga dalam rekayasa genetika yaitu transformasi.
Transformasi adalah pemindahan sifat-sifat dari satu mikrobia ke mikrobia lainya
melalui bagian-bagian ADN tertentu dari mikrobia pertama. Potongan-potongan
ADN atau gen yang dikehendaki, selanjutnya dicangkokkan (ditransformasikan)
ke dalam plasmid. Caranya, plasmid dibuka dengan enzim pembatas. Selanjutnya,
potongan ADN ditempelkan ke dalam plasmid yang telah terbuka. Penyambungan
potongan gen dengan plasmid memerlukan enzim khusus, yaitu enzim ligase.
Gen asing akan mempengaruhi gen sel bakteri, akibatnya kultur bakteri akan
mengikuti gen asing untuk berbuat (atau memproduksi) seperti apa yang
diproduksi gen tersebut ketika berada dalam sel asal. Dengan demikian melalui
teknik ADN rekombinan memberi kesempatan yang lebih besar untuk membentuk
kombinasi baru, yang tidak mungkin terjadi secara alamiah (pada kombinasi
normal)

b. Teknik Hibridoma
Hibridoma adalah sel-sel yang dihasilkan dengan cara peleburan atau fusi dua
tipe sel yang berbeda menjadi kesatuan tunggal yang mengandung gen-gen dari kedua
sel yang digabungkan. Salah satu teknik penggabungan yang umum digunakan yaitu
elektrafusi atau fusi secara elektris. Teknik ini menggabungkan dua sel dalam suatu
bidang elektris dengan frekuensi tinggi sehingga sel-sel tertarik satu sama lain dan
melebur (fusi). Dengan demikian, sel hibridoma mengandung gen komplit yang
berasal dari dua sel berbeda. Kemudian sel ini ditumbuhkan sehingg dihasilkan
banyak sekali sel yang mengandung gen komplit dari dua sel asal.
Teknologi hibridoma dikembangkan untuk beberapa kepentingan sebagai
berikut :
1) Memperoleh antibodi dalam skala besar yang selanjutnya akan digunakan untuk
tujuan diagnostik/pemeriksaan dan terapi/pengobatan misalnya antibodi
monoklonal.
2) Untuk menyilangkan atau memotong sawar spesies secara genetik dalam sel
eukariotik yang tidak dapat diselesaikan melalui peleburan gamet.

B. Peran serta Implikasi Bioteknologi pada Sains, Lingkungan, Teknologi, dan


Masyarakat

1. Manfaat Bioteknologi
Kontribusi bioteknologi telah mencakup dalam berbagai aspek kehidupan. Beberapa
bentuk implementasi bioteknologi, baik secara konvensional maupun secara modern telah
mendatangkan banyak manfaat bagi manusia.
a. Implementasi Bioteknologi Konvensional
1) Implementasi Bioteknologi pada Bidang Pangan
Implementasi bioteknologi pada bidang pangan antara lain dalam
pembuatan tempe, oncom, tapai, tuak, keju, yoghurt, nata de coco, dan protein sel
tunggal.
2) Implementasi Bioteknologi pada Bidang Pertanian
Secara tradisional, praktik bioteknologi telah dilakukan para petani sejak
dahulu. Untuk memperoleh sifat unggul tanaman pertanian, para petani dapat
melakukannya melalui proses persilangan atau pemuliaan.

3
3) Implementasi Bioteknologi pada Bidang Peternakan
Seperti halnya pada tanaman pertanian, pemuliaan hewan ternak telah
dilakukan sejak lama. Pemuliaan hewan ternak dilakukan dengan cara kawin
silang sehingga dari persilangan tersebut akan diperoleh suatu keturunan dengan
sifat unggul.
4) Implementasi Bioteknologi pada Bidang Medis
Implementasi bioteknologi pada bidang medis, antara lain berupa penemuan
antibiotik dan vaksin.
a) Antibiotik
Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh suatu mikrob (bakteri atau
jamur) untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikrob lain.
Beberapa contoh antibiotik adalah penisilin, griseofulvin, fumagalin, dan
streptomisin.
b) Vaksin
Vaksin merupakan semacam bibit penyakit yang telah dilemahkan.
Penanaman vaksin ke dalam tubuh manusia dikenal dengan istilah vaksinasi.
Vaksinasi dilakukan untuk mencegah serangan penyakit (infeksi) atau
menimbulkan efek kekebalan pada tubuh manusia.
5) Implementasi Bioteknologi pada Bidang Pertambangan
Implementasi bioteknologi pada bidang pertambangan dilakukan dengan
memanfaatkan mikrob tertentu, misalnya bakteri. Dalam hal ini bakteri
dimanfaatkan untuk mengekstraksi logam dari bijihnya. Misalnya untuk
mendapatkan logam tembaga dan uranium. Teknik semacam ini sangat berhasil
dilakukan di Amerika Serikat.
6) Implementasi Bioteknologi pada Bidang Energi
Implementasi bioteknologi pada bidang energi adalah ditemukannya gas bio
(metan) sebagai sumber energi alternatif. Gas bio merupakan gas yang dihasilkan
dalam proses biologis. Pembentukan gas bio terjadi melalui pembongkaran
senyawa organik dengan memanfaatkan suatu mikrob yang berasal dari golongan
arkhae. Berikut ini merupakan bentuk persamaan reaksi terbentuknya gas bio.

C6H12O6  3CH4 + 3 CO2


(glukosa) (metan) (karbon dioksida)

nilai energi : 16 kj/g 56 kj/g

b. Implementasi Bioteknologi Modern


1) Implementasi Bioteknologi pada Bidang Pangan
Implementasi bioteknologi pada bidang pangan dapat berupa peningkatan
kualitas buah tanaman. Misalnya, dihasilkannya buah-buahan yang bersifat tahan
hama. Teknik tersebut dapat dilakukan dengan cara memperlambat proses
pemasakan buah melalui rekayasa terhadap gen-gen yang menyebabkan
pematangan buah. Teknik demikian telah dilakukan terhadap tanaman tomat,
pisang, mangga, melon, apel, dan pir. Selain itu, penggunaan bioteknologi modern
lainnya adalah dihasilkannya buah-buahan berukuran besar dan buah-buahan
tanpa biji.
2) Implementasi Bioteknologi pada Bidang Sandang
Salah satu bentuk implementasi bioteknologi pada bidang sandang dapat
berupa peningkatan kualitas serat kapas. Kapas merupakan tanaman perkebunan
yang sengaja dipelihara untuk industri sandang.
Dalam rangka peningkatan mutu serat kapas, beberapa saintis telah
menggunakan teknologi ADN rekombinasi terhadap tanaman kapas. Dari

4
percobaan yang dilakukan, para saintis berhasil membuat tanaman kapas
transgenik untuk menghasikan serat kapas berwarna dan bersifat tahan lama.
3) Implementasi Bioteknologi pada Bidang Pertanian
a) Tanaman yang Dapat Menambat Nitrogen (N2) dari Udara Bebas
Beberapa penelitian telah dilakukan agar suatu tanaman selain famili
Leguminoceae dapat mengikat nitrogen dari udara bebas. Salah satu cara yang
dilakukan yaitu dengan menginjeksi tanaman dengan bakteri Rhizobium, yang
hidup dalam akar tanaman polong-polongan. Dalam bakteri Rhizobium
tersebut telah ditransfer gen-gen tertentu dari bakteri lain yang menginfeksi
tanaman selain dari famili Leguminoceae. Hasilnya, bakteri tersebut mampu
menambat nitrogen setelah diinfeksikan ke dalam tanaman selain dari famili
Leguminoceae.
b) Tanaman yang Kebal Terhadap Penyakit Mozaik Daun
Penyakit mozaik pada tanaman tembakau disebabkan oleh TMV
(Tobacco Mozaic Virus). Dengan teknik rekayasa genetika, berhasil dibuat
tanaman tembakau yang kebal terhadap serangan TMV. Vektor yang
digunakan adalah plasmid sel bakteri Agrobacterium tumefaciens. Berikut
merupakan skema pembuatan tanaman tembakau yang kebal terhadap
serangan virus TMV.

c) Tanaman Tahan Hama


Dengan rekayasa genetika tanaman dapat dibuat kebal hama. Salah satu
caranya adalah dengan menyisipkan gen penghasil protein yang bersifat toksik
untuk insekta, tetapi aman bagi organisme lain. Contoh protein insektisida
adalah dari Bacillus thuringiensis. Serangga (khususnya ordo Lepidoptera)
yang memakan kristal protein beracun ini akan segera mati. Proses merusak
Bacillus thuringiensis sebagai berikut
(1) Bacillus thuringiensis mempunyai 2 fase hidup, yaitu fase vegetatif dan
spora. Sel vegetatif berisi endospora dan kristal toksin protein insektisida,
Basillus thuringiensis lisis dan melepaskan spora dan kristal toksin.
(2) Kristal melakukan agregasi dengan sebagian besar protein, yang
sesungguhnya merupakan protoksin (ini harus diaktivasi sebelum memberi
beberapa pengaruh). Kristal protein tidak larut dalam kondisi normal
sehingga sama sekali tidak merugikan manusia, binatang dalam tingkat
takson yang lebih tinggi, dan sebagian besar insekta. Namun, kristal
protein ini larut dalam pH 9,5. keadaan pH 9,5 tersebut umum ditemukan
pada mid-gut (usus tengah) larva Lepidoptera.
(3) Setelah masuk dalam usus insekta (Lepidoptera), protoksin bekerjasama
dengan profase usus untuk menghasilkan toksin aktif. Toksin ini disebut
endotoksin delta. Endotoksin delta ini melekat pada sel epitel mid-gut,

5
menyebabkan timbulnya pori-pori membran sel. Menimbulkan equilibrasi
ion. Sebagai akibatnya, sel epitel usus lisis, larva menghentikan makanan
dan pH gut diturunkan oleh ekuilibrasi dengan pH darah. pH yang turun
ini memungkinkan spora bakteri tumbuh, spora bakteri kemudian
menginvasi inang (Lepidoptera) menyebabkan keracunan darah yang
mematikan Lepidoptera.
d) Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah suatu teknik perbanyakan tanaman secara
vegetatif buatan. Teknik tersebut dapat dilakukan denga cara mengisolasi
suatu bagian dari tanaman (seperti protoplasma sel, jaringan, dan organ)
kemudian menumbuhkannya pada media buatan tertentu dengan kondisi
aspetik. Dalam hal ini, bagian-bagian tanaman tersebut akan tumbuh dan
beregenerasi menjadi tanaman yang lengkap.
Pada dasarnya, teknik kultur jaringan dapat dilakukan dengan
memanfaatkan sifat totipotensi yang dimiliki oleh sel tanaman. Totipotensi
adalah suatu potensi genetika dari satu tipe sel makhluk hidup multiseluler
untuk memberikan kemunculan beberapa tipe sel makhluk hidup yang sama
atau lengkap seperti penampakan keseluruhan makhluk hidup tersebut. Di
dalam inti sel terdapat informasi genetika yang bertanggung jawab untuk
aktivitas, tumbuh, dan perkembangan. Jadi, setiap sel dapat menerima seluruh
informasi secara lengkap dan memiliki potensi dasar.

Peristiwa totipotensi pada tanaman berhasil dibuktikan pertama kali oleh


F. C. Steward pada tahun 1958. Dalam percobaannya, satu sel tunggal dari
floem wortel ternyata dapat dikultur dan tumbuh menjadi satu tumbuhan yang
utuh dan lengkap.
Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari teknik kultur jaringan.
Misalnya mengetahui proses morfologis; memperoleh tanaman dengan sifat
unggul dan tahan penyakit; memperoleh tanaman dengan sifat yang sama
dengan induknya; dan memperoleh tanaman untuk tujuan tertentu (seperti
untuk keseragaman atau uniformitas, memproduksi bahan alam sekunder, dan
komersial).
4) Implementasi Bioteknologi pada Bidang Peternakan
Salah satu bentuk implementasi bioteknologi modern pada bidang
peternakan adalah dihasilkannya ternak transgenik melalui teknologi kloning.
Kloning berasal dari bahasa yunani, clone = potongan yang digunakan untuk
memperbanyak tanaman. Akan tetapi, dalam perkembangan berikutnya pengertian
kloning adalah upaya untuk memproduksi sejumlah individu atau anakan yang
persis sama dengan induknya tanpa melalui proses pembuahan.

6
a. Plasmid bakteri Escherichia coli disisipi dengan gen somatotropin sapi,
kemudian plasmid dimasukkan lagi ke dalam bakteri.
b. Bakteri baru ini ditumbuhkan dalam fermenter, kemudian somatotropin
diisolasi dari bakteri dan dimurnikan serta siap diinjeksikan ke sapi untuk
meingkatkan produksi susu.

Bagaimana proses terjadinya kloning domba Dolly ? Mula-mula sel tunggal


dari kelenjar susu domba dewasa difusikan dengan sel telur yang belum dibuahi
dari domba lain yang ADN nukleusnya telah diambil sebelumnya. Hasil fusi
kedua sel tersebut akan menghasilkan embrio yang kemudian ditanamkan pada
domba lain (induk semang). Selanjutnya, induk semang akan mengandung embrio
tersebut hingga lahir. Hal demikian telah membuktikan bahwa reproduksi
makhluk hidup dapat dilakukan tanpa melalui proses pembuahan, tetapi cukup
dengan mengambil salah satu sel organ tubuh yang lain.

Teknologi kloning pada hewan memiliki banyak manfaat, antara lain


sebagai berikut :
a) Menghasilkan obat-obatan
b) Menghasilkan organ-organ manusia untuk keperluan transplantasi
c) Menyelamatkan spesies-spesies yang terancam punah.

7
5) Implementasi Bioteknologi pada Bidang Lingkungan
Implementasi bioteknologi pada bidang lingkungan antara lain
dihasilkannya bakteri transgenik yang mampu mendegradasi limbah. Pada
umumnya, limbah yang masuk ke lingkungan mengandung senyawa kimia yang
sulit terdegradasi. Senyawa tersebut sering kali menimbulkan masalah terhadap
kehidupan makhluk hidup. Melalui rekayasa genetika (ADN rekombinan), ke
dalam sel bakteri dimasukkan gen yang menjadi enzim khusus sehingga dapat
menguraikan atau memecah ikatan zat kimia. Salah satu bakteri tersebut adalah
Pseudomonas putida yang memiliki kemampuan mendegradasi oktan, xilen, dan
kamper (kapur barus).

6) Implementasi Bioteknologi pada Bidang Medis


a) Produksi Insulin
Produksi insulin dapat dilakukan dengan cara mentransplantasikan
gen-gen pengendali hormon (berasal dari pankreas manusia) ke plasmid
bakteri E. coli. Ketika bakteri bereproduksi, dengan sendirinya hormon insulin
dihasilkan. Insulin yang dihasilkan berjumlah sangat banyak dan bersifat lebih
murni.

b) Produksi Somatostatin dan Somatotropin


Somatostatin dan Somatotropin merupakan dua contoh hormon tubuh
manusia yang dihasilkan melalui proses kloning dengan menggunakan bakteri
E.coli. Pada proses tersebut gen eukariosit dari hipofisis manusia disisipkan ke
gen E.coli. Selain untuk mengobati gangguan pertumbuhan, kedua hormon ini
juga bermanfaat untuk pengobatan patah tulang, luka bakar, dan pendarahan
pada lambung.
c) Produksi Interferon
Interferon merupakan protein yang dibuat oleh sel-sel manusia sebagai
bentuk respons terhadap infeksi virus. Interferon dapat digunakan untuk
pengobatan penyakit hepatitis, herpes simpleks, dan herpes zooster. Sebagian
ahli meyakini bahwa interferon juga mampu menghalangi pertumbuhan dan
pelipatgandaan virus penyebab kanker.
d) Diagnosa Penyakit Genetika
Uji genetika berguna untuk melihat kelainan genetika, baik yang akan
menimpa diri orang itu sendiri maupun keturunannya kelak. Beberapa tes
yang biasa dilakukan adalah untuk hal-hal berikut
1) Identifikasi karier. Contohnya, tes terhadap pasangan yang memiliki
riwayat kelainan gen resesif sehingga khawatir dapat menularkan penyakit
tertentu kepada anaknya.
2) Diagnosa kehamilan (diagnosis prenatal). Contohnya, tes untuk
mengetahui kondisi kesehatan bayi terhadap penyakit tertentu. Misalnya,
penyakit keterbelakangan mental atau sindrom Down, talasemia, dan
anemia sel bulan sabit. Teknik tersebut dapat dilakukan pada tahap awal

8
kehamilan sehingga dapat memberi informasi pada orang tua, apakah
kehamilannya akan diteruskan atau digugurkan.
3) Skrining bayi. Contohnya, tes untuk mendeteksi kelainan yang mungkin
diderita bayi dalam pertumbuhannya. Dalam hal ini, orang tua mungkin
merasa khawatir jika mereka akan menurunkan kelainan tertentu pada
keturunannya.

e) Pengembangan Efektifitas Vaksin


Melalui teknik rekayasa genetika, para ahli medis telah berusaha untuk
mengembangkan efektivitas vaksin. Pengembangan kemampuan vaksin
tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan solusi terhadap penyakit-penyakit
yang disebabkan oleh virus yang tidak efektif lagi oleh perlakuan obat.
Ada dua cara yang dilakukan saintis dalam memperbaiki atau
meningkatkan kemampuan kerja vaksin. Pertama, membuat imunisasi dengan
menggunakan protein yang berasal dari virus dan bakteri. Protein tersebut
dapat dibuat banyak dalam sel mikrob yang telah direkayasa atau dengan
menyisipkan di dalam genom mikrob inang. Kedua, membuat imunisasi
dengan virus lain yang gennya telah direkayasa sehingga membawa gen dan
mengekspresikan antigen dari virus yang diidap penderita.
f) Pembuatan Antibodi Monoklonal dan Poliklonal

Pembuatan Antibodi Monoklonal


Antibodi monoklonal adalah antibodi yang sama jenisnya dan
dihasilkan oleh sel-sel plasma yang merupakan turunan dari sel  (beta)
yang sama. Sel  adalah sel-sel yang terdapat dalam limpa, darah, dan
kelenjar getah bening yang berfungsi membuat antibodi secara alami.
Antibodi monoklonal dihasilkan oleh sel-sel hibridoma, yaitu sel
hasil fusi dari dua sel yang berbeda, misalnya antara sel-sel  dari limpa
dengan sel mieloma (sejenis sel kanker ganas dan membelah terus).
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk mendeteksi suatu
penyakit, tes kehamilan, dan mengobati kanker. Gambar berikut
merupakan skema pembuatan antibodi monoklonal.

Produksi antibodi monoklonal dilakukan dengan beberapa tahap berikut :


Tahap 1 : Interferon (senyawa yang diproduksi mikroorganisme yang
direkayasa dapat meningkatkan sistem kekebalan)

9
diinjeksikan ke dalam mencit, untuk memperoleh respon
imun/antibodi (dilakukan dengan sel )
Tahap 2 : Fusi sel antara sel mieloma dan sel  yang berasal dari
mencit.
Tahap 3 : kultivasi sel hibrid hasil fusi, selanjutnya sel hibridasi yang
memproduksi antibodi monoklonal dikloning menggunakan
metode pengenceran untuk mendapatkan klon yang
homogen.
g) Terapi gen
Terapi gen merupakan suatu revolusi pengobatan dalam bidang medis.
Terapi gen dilakukan dengan cara mentransfer gen-gen sehat dari seseorang ke
sel-sel orang lain yang gen-gennya mengalami kerusakan. Dalam hal ini yang
bertindak sebagai vektor adalah virus. Salah satu contoh pemanfaatan terapi
gen adalah untuk pengobatan penyakit emfisema.
h) Bayi Tabung
Saat ini teknologi bayi tabung banyak diminati oleh masyarakat,
khususnya oleh pasangan suami istri yang lambat mendapatkan keturunan,
tidak subur, bahkan mandul.
Bayi tabung adalah bayi hasil proses konsepsi (hasil pertemuan antara
sel telur dan sel sperma) yang dilakukan dalam sebuah tabung di laboratorium
yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai tempat pembuahan yang
asli (rahim atau uterus ibu). Misalnya, pengaturan temperatur dan situasinya
dibuat persis sama dengan aslinya.
Secara sederhana, proses pembuatan bayi tabung dilakukan melalui
tahap-tahap berikut :
1) Mula-mula dilakukan pengambilan sel telur dari seorang ibu yang baru
saja mengalami ovulasi. Pengambilan sel telur dilakukan dengan
menggunakan suatu alat khusus.
2) Sel telur yang telah diambil tersebut kemudia dibuahi oleh sel sperma dari
suami yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pembuahan tersebut dilakukan
di dalam tabung yang suasanya dibuat persis seperti uterus.
3) Setelah terjadi pembuahan, zigot dipelihara di dalam tabung sampai pada
saat tertentu.
4) Zigot dibiarkan berkembang dan mengalami pembelahan hingga menjadi
beberapa puluh sel.
5) Setelah terbentuk beberapa puluh sel, anakan sel tersebut dimasukkan
kembali ke dalam rahim atau uterus ibu. Diharapkan, anakan sel di dalam
rahim tersebut akan tumbuh menjadi embrio (hamil) hingga saat kelahiran
tiba.

c. Keunggulan Bioteknologi Modern dibandingkan Bioteknologi Konvensional


Berikut ini diberikan beberapa ilustrasi sebagai perbandingan dari penggunaan
kedua jenis bioterknologi tersebut.
1) Sebelumnya, perkembangbiakan tanaman dan hewan hanya terjadi pada tanaman
dan hewan yang berkerabat dekat (sejenis). Namun, melalui teknologi ADN
rekombinan proses perkembangbiakan dapat dilakukan dengan menyisipkan suatu
gen dari organisme apa saja ke tanaman dan hewan.
2) Sebelumnya, gen-gen sehat dan gen-gen rusak dapat saja ditransfer atau
diturunkan secara bersama-sama ke keturunannya. Namun, melalui teknologi
ADN rekombinan keadaan demikian tidak akan terjadi. Sebelum disisipkan ke
dalam organisme, gen-gen tersebut terlebih dahulu harus dipilih dan diseleksi
secara hati-hati.

10
3) Sebelumnya, perkembangbiakan berlangsung lambat dan memerlukan ruang atau
tanah yang cukup luas. Namun, melalui teknologi ADN rekombinan proses
perkembangbiakan dapat berlangsung cepat, tanpa memerlukan ruang yang luas.
Teknologi ini hanya memerlukan sel-sel khusus yang dapat memperbanyak diri
dengan cepat di dalam laboratorium.
4) Sebelumnya, produk industri dihasilkan secara fermentasi sederhana. Namun,
melalui teknologi ADN rekombinan produk fermentasi dapat dihasilkan lebih
cepat dalam jumlah yang jauh lebih banyak.
5) Sebelumnya, tes kehamilan seorang ibu dapat diketahui ketika janin sudah
berumur 3 sampai 4 bulan. Namun, melalui teknologi ADN rekombinan
keberadaan janin telah dapat dideteksi ketika masih berumur beberapa minggu.
6) Sebelumnya, kebutuhan insulin untuk penderita diabetes tersedia dalam jumlah
terbatas. Namun, melalui teknologi ADN rekombinan suatu bakteri dapat
menghasilkan insulin dalam jumlah yang banyak.

2. Bahaya Bioteknologi
a. Dampak Negatif Teknologi Bayi Tabung pada Manusia
1) Persewaan Rahim dan Permasalahannya
Jika karena sesuatu hal seorang ibu tidak dapat mengandung anaknya, maka
mungkin ia akan mencoba dengan jalan “menyewa” rahim perempuan lain. Akan
tetapi, dalam kenyataanya keadaan tersebut telah menimbulkan konflik dan
meramaikan pengadilan di Amerika Serikat. Hal tersebut terjadi karena
perempuan yang rahimnya telah disewa ternyata juga merasa sebagai ibu dari bayi
yang dikandungnya.
2) Bertentangan dengan Fitrah Manusia sebagai Makhluk Tuhan
Implementasi teknologi bayi tabung mendapat tantangan dari masyarakat karena
bertentangan dengan fitrah manusia ditinjau dari norma agama dan ketuhanan
serta melanggar kodrat alam.
3) Kemajuan Teknologi Telah Memperbudak Manusia
Kemajuan teknologi di semua bidang termasuk teknologi bayi tabung lama
kelamaan akan menjadikan manusia sebagai budak teknologi. Akibat jangka
panjang adalah manusia akan menjadi malas berusaha, malas berpikir, dan hanya
mau menggunakan teknologi tersebut.
4) Menimbulkan Kecemburuan Sosial
Program pembuatan bayi tabung memerlukan biaya yang besar. Mengingat proses
teknologinya yang canggih tentu memerlukan dokter-dokter yang khusus, fasilitas
yang baik, serta alat-alat canggih dan modern. Keadaan demikian akan
menimbulkan kecemburuan sosial karena hanya dapat dijangkau oleh golongan
kelas menengah ke atas. Akhirnya, program pembuatan bayi tabung ini dianggap
kurang efisien karena tidak dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

b. Dampak Negatif Teknologi Kloning Manusia


Keberhasilan tim saintis Skotlandia membuat fotokopi domba Dolly merupakan
kejutan luar biasa dalam dunia sains. Menurut Dr. Ian Wilmut, teknologi kloning
sangat mungkin diterapkan pada manusia sehingga secara teori dapat dibuat fotocopy
puluhan, ratusan, bahkan ribuan orang kembar secara massal. Temuan dan pendapat
tersebut telah menimbulkan perdebatan yang sengit di seluruh dunia, baik di kalangan
saintis sendiri, politisi, maupun dari kalangan agama.
Beberapa negara Eropa, Perancis, Belanda, Jerman, Portugal, Spanyol secara
tegas menyatakan larangan terhadap kloning manusia. Berikut ini beberapa masalah
yang akan muncul jika kloning dilakukan terhadap manusia.

11
1) Hancurnya nilai-nilai umum dan tradisional. Suatu saat akan timbul pandangan
mekanisme kehidupan yang baru sebagai akibat terjadinya kehidupan yang
dimanipulasikan secara mekanik oleh manusia sendiri.
2) Tidak jelasnya status anak atau hilangnya garis keturunan anak yang dilahirkan
melalui kloning. Dalam kasus ini, siapa yang menjadi orang tuanya, apakah yang
memanipulasi atau orang yang selnya diambil? Dimana martabat mereka sebagai
manusia?
3) Berkaitan dengan masalah moral. Kloning manusia dilahirkan secara manipulasi
perbuatan manusia. Pada akhirnya, manusia akan kesulitan untuk memahami jiwa
manusia hasil rekaan mereka sendiri atau hasil dari rekayasa. Kita dapat
membayangkan bagaimana jika semua manusia memiliki muka sama akibat
kloning massal terhadap manusia ?
4) Menyebabkan terjadinya perkawinan antar saudara.
5) Mengurangi tingkat keanekaragaman di dunia.

c. Dampak Negatif Beberapa Produk Bioteknologi


1) Menimbulkan reaksi alergi. Beberapa orang dilaporkan menjadi alergi setelah
memakan bahan makanan yang berasal dari tanaman (kacang-kacangan)
transgenik. Di dalam kacang-kacangan tersebut terdapat protein lektin, suatu
senyawa penyebab timbulnya reaksi alergi.
2) Berpotensi menimbulkan penyakit pada manusia. Gen-gen yang mengkode untuk
pembentukan antibiotik dapat saja mengalami kecelakaan di dalam tubuh bakteri
sehingga menyebabkan penyakit pada manusia.
3) Berpotensi untuk digunakan sebagai alat perang. Beberapa orang mungkin
dengan sengaja menciptakan kombinasi gen-gen baru untuk kepentingan perang
(semacam senjata kimia da senjata biologis).
4) Berpotensi menimbulkan penyakit pada hewan percobaan. Pada hewan
percobaan, implementasi bioteknologi telah menyebabkan munculnya penyakit
sapi gila (BSE = Bovine Spongiform Encerphalopathy),
5) Berpotensi menimbulkan resiko terhadap lingkungan. Pelepasan tanaman tomat
transgenik yang resistan terhadap serangga Lepidoptera telah menyebabkan
hilangnya bakteri, cacing tanah, dan organisme lainnya di dalam tanah. Pelepasan
tanaman transgenik tahan herbisida dapat menyebabkan gulma menjadi resistan
terhadap herbisida. Hal demikian dapat terjadi karena perpindahan gen-gen tahan
herbisida dari tanaman transgenik ke gulma. Selain itu, tanaman transgenik dapat
juga menjadi perantara masuknya gen-gen ke tumbuhan liar yang kemudian
berubah menjadi gulma dan menjadi ancaman berbahaya bagi kehidupan lain,
terutama terhadap tanaman transgenik yang mengandung partikel virus dan
senyawa beracun.

3. Beberapa Usaha untuk Mencegah Dampak Bioteknologi di Masa yang Akan Datang
Kekhawatiran masyarakat dan beberapa organisasai tentang produk transgenik
sebenarnya layak untuk dicermati. Tidak semua kekhawatiran yang mereka ungkapkan
salah sasaran. Sebab, beberapa hal yang selama ini mereka khawatirkan telah menjadi
kenyataan.
Menanggapi rasa khawatir tersebut, pemerintah dari beberapa negara, termasuk
Amerika Serikat telah membuat langkah-langkah pengamanan untuk penelitian ADN
rekombinan. Langkah-langkah pengamanan tersebut meliputi pengawasan biologi dan
pengawasan fisik.
Pengawasan biologi, dimaksudkan untuk memperkecil kemungkinan hidup susatu
organisme di luar laboratorium. Mereka membatasi kemungkinan pemindahan suatu bibit
bakteri dari hospes laboratorium ke hospes lain.

12
Pengawasan fisik, dimaksudkan untuk membatasi organisme itu pada laboratorium
saja. Hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan khusus melalui prosedur
tertentu. Untuk pembuktian terhadap percobaan yang berisiko tinggi, laboratorium
tersebut harus dirancang secara khusus sehingga memiliki tingkat perlindungan yang
tinggi.
Sekelompok saintis yang tergabung dalam Union of Concerned Scientists (UCS)
meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengembangkan protokol keamanan hayati
(biosafety) internasional.
Untuk menjaga keamanan hayati, UCS mengajukan delapan butir langkah-langkah
pengamanan. Kdelapan langkah pengamanan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tidak ada satu perusahaan pun yang dapat diizinkan memasarkan tanaman
transgenik sebelum ada uji risiko dan kontrol terhadap seluruh tanaman transgenik.
b. Semua biji tanaman transgenik yang diekspor dari Amerika Serikat harus
diberi label yang menyatakan bahwa hukum Amerika Serikat tidak menjamin
keamanan biji tersebut digunakan di negara lain.
c. PBB diminta mengembangkan protokol keselamatan Internasional guna
menjamin negara-negara dunia ketiga (negara-negara berkembang) dapat melakukan
protes terhadap resiko bahaya tanaman hasil rekayasa genetika.
d. Amerika Serikat harus menciptakan program untuk mengkaji dan
meminimalkan risiko tanaman transgenik sebelum dijual.
e. Seluruh tanaman transgenik harus dievaluasi paling tidak dalam dua aspek
bahaya lingkungan (potensinya menjadi gulma dan aliran gen-gennya) sebelum
disetujui akan dijual.
f. Pemerintah harus mengembangkan undang-undang baku untuk mengkaji
risiko terbentuknya virus-virus baru, dampak yang tidak diinginkan dari pestisida dan
bahan-bahan tanaman farmasi yang memiliki sifat ekotoksisitas.
g. Pemerintah harus mensponsori penelitian bagi pengkajian seluruh risiko
lingkungan hasil rekayasa genetika.
h. National Academy of Science (di Amerika Serikat) harus membuat laporan
mengenai kemungkinan biji-bijian tanaman rekayasa yang dikembangkan di Amerika
Serikat akan disebarkan ke pusat-pusat keanekaragaman tanaman. Selain itu, lembaga
tersebut harus menyediakan data bagi pengkajian dampak tanaman rekayasa yang
akan dilepas ke negara-negara pusat keanekaragaman.
Indonesia sebagai negara yang sedang membangun perlu mengembangkan
bioteknologi yang aan bagi kesehaan manusia dan lingkungan hidup. Dalam hal ini,
melalui rapat Paripurna Dewan tanggal 16 Juli 2004, Komisi I DPR telah menyetujui
Undang-undang Pengesahan Cartagena Protocol on Biosafety to the Convention on
Biological Diversity (Protokol Cartagena tentang Keamanan Hayati atas Konvensi
tentang Keanekaragaman Hayati). Adapun isu penting yang muncul dalam
pembahasan pengesahan RUU Protokol Cartagena antara lain sebagai berikut :
a. Perlu adanya jaringan kerja sama dalam pertukaran informasi tentang
bioteknologi dan keamanan hayati secara internasional.
b. Perlu adanya kajian komprehensif tentang berbagai implikasi multidimensional
yang mungkin akan muncul sehingga akan mendatangkan kerugiaan materiil dan
immateriil.
c. Perlu adanya pengkajian dan pengelolaan atas manfaat yang dapat dirasakan
secara langsung setelah Indonesia meratifikasi Protokol Cartagena tersebut.
d. Perlu adanya upaya terpadu dalam pengembangan kapasitas kelembagaan dan
sumber daya manusia di daerah-daerah. Hal tersebut bertujuan untuk pengamanan
lalu lintas organisme hasil modifikasi genetika (OHMG) yang berpeluang masuk
ke Indonesia melalui pelabuhan-pelabuhan di daerah.

13
e. Dapat menjawab kepentingan nasional, antara lain dapat menyejahterakan
masyarakat dengan memberikan nilai tambah serta dapat melestarikan sumber
hayati tanpa merusak lingkungan.

Selain membuat peraturan dalam pengembangan bioteknologi, mungkin perlu juga


disepakati tentang etika dalam penggunaan bioteknologi modern. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dari sisi etika. Misalnya, respek terhadap hidup dan
kehidupan; perlunya keseimbangan antara risiko dan manfaat; dan adanya suatu
kesepakatan bahwa etis tidaklah sesederhana alamiah. Moratorium (penundaan)
terhadap kloning manusia di semua negara maju merupakan satu contoh adanya
kesimbangan etika dalam penggunaan bioteknologi.

@@@@@ as @@@@@

14

Anda mungkin juga menyukai