5.

4 Spesifikasi Tugas Khusus Crystallizer

Nama alat : Crystallizer

Kode alat : S-310
Fungsi : Memproduksi kristal NH4Cl dari larutan jenuh NH4Cl
Jenis : Cooling Agitated Crystallizer dengan tutup atas berbentuk
torispherical dan tutup bawah berbentuk conical
Bahan konstruksi : Low Alloy Steel SA-203 Grade C

a. Menentukan Tipe Crystallizer

Tipe yang digunakan adalah jenis Cooling Agitated Crystallizer dengan koil
pendingin. Pemilihan tipe ini karena pengadukan dapat membantu meningkatkan
proses perpindahan panas agar merata dan menjaga suhu larutan tetap sama,
pengadukan juga membantu kristal yang berukuran sangat kecil (halus) agar
membentuk aggregate yang lebih besar, serta meningkatkan pertumbuhan kristal.
Pengunaan koil digunakan agar panas lebih merata sehingga tidak menimbulkan
perbedaan kelarutan (Badger, 1985)

b. Menentukan Bahan Konstruksi

Bahan konstruksi Low Alloy Steel SA-203 Grade C dipilih karena mempunyai
rentang suhu operasi yang besar dan dapat digunakan pada operasi suhu rendah
(Brownel, 1959)

5.4.1 Neraca Massa dan Neraca Energi Crystallizer

a. Neraca Massa pada Crystallizer

Tabel 5.10 Neraca Massa Crystallizer

Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen
Aliran 5 Aliran 6
NH4Cl (s) 0.0000 12987.9828
NH4Cl (aq) 14624.1830 1636.2002
H2O 3572.4896 3572.4896

Total 18196.6726 18196.6726

66
b. Neraca Energi pada Crystallizer

Tabel 5.11 Neraca Energi Crystallizer

Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Komponen
Q in Q Q out
NH4Cl (s) 257149.4135
NH4Cl (aq) 935175.9785 32395.1708
H2O 746376.9556 239406.9428
Q Pendingin -1152601.41
Total 528951.5272 528951.5272
Qin-Qout 0.0000

5.4.2 Kondisi Operasi Crystallizer

a. Kondisi Operasi Umpan

Data Densitas
Komponen A B n Tc
NH4Cl 0.7546 0.300 0.25871 882.00
H2O 0.3471 0.274 0.28571 647.13
(Yaws, 1999)

Data Viskositas
Komponen A B C D
NH4Cl -0.8508 9.304E+02 -4.757E-12 1.777E-15
H2O -10.2158 1.79E+03 1.77E-02 -1.26E-05
(Yaws, 1999)

Tabel D.12 Data Densitas Campuran Kristal Umpan

Massa BM ρ µ
Komponen xi xi.ρ xi.µ
(kg/jam) (kg/kmol) (kg/m3) (cP)
NH4Cl 14624.183 53.50 0.8037 2172 1745.7966 66.504254 53.447704
H2O 3572.48960 18.02 0.196 981 192.50222 0.3762162 0.0738612
Total 18196.6726 1 3153 1938.2988 66.88047 53.521565

67
Laju alir massa = 18196.67 kg/jam
Suhu masuk = 75 ⁰C = 348 K
Suhu keluar = 41 ⁰C = 314 K
Viskositas umpan = 53.5216 cP = 0.0535 kg/m.s
Densitas umpan = 1938.2988 kg/m3

b. Kinetika Kristalisasi
Kinetika kristalisasi diperlukan dalam perancangan crystallizer untuk mengetahui
distribusi ukuran kristal selama proses pengkristalan. Distribusi Ukuran Kristal
dapat diprediksikan melalui kombinasi kinetika kristalisasi dan waktu peng-
kristalan yang menentukan jumlah dan ukuran kristal yang akan terbentuk
(Jones, 2001)

Mekanisme kristalisasi terdiri dari dua tahap, yaitu nukleasi dan pertumbuhan
kristal. Potensial pendorong untuk kedua tahap itu ialah kelewatjenuhan atau
supersaturasi baik nukleasi maupun pertumbuhan kristal tidak dapat berlangsung
di dalam larutan jenuh atau tidak jenuh. Data kinetika kristalisasi (growth and
nucleation rate ) yang diperlukan pada perancangan crystallizer dapat diukur pada
MSMPR (Mixed Suspension, Mixed Product Removal ) crystallizer yang
dioperasikan secara kontinyu pada keadaan steady state dengan asumsi:
• Belum ada kristal yang terbentuk pada umpan masuk
• Kristal yang terbentuk pada proses kristalisasi berukuran seragam
• Tidak ada kristal yang rusak selama proses kristalisasi berlangsung

Hubungan antara laju pertumbuhan kristal dan laju nukleasi

B⁰ = n⁰ × G (Mullin, 2001 pers 6.84 hal 250)

Dimana:
n = n⁰ exp (-L/G × t) (Mullin, 2001 pers 6.79 hal 249)

Laju alir volumetrik umpan

massa umpan
=
densitas campuran
18196.6726 kg/jam
=
1938.2988 kg/m3
= 9.3880 m3/jam

68
n = n⁰ exp (-L/G × t)
Ln n = Ln (n⁰ . Exp (-L/G.t))
Ln n = Ln (n⁰) + Ln . Exp (-L/G.t))
Ln n = Ln (n⁰) + (-L/G.t))
Ln n = Ln (n⁰) - (1/G.t))L
y = b - ax
Dari persamaan di atas, dengan memplotkan Ln n vs L akan diperoleh suatu garis lurus
lurus dengan slope –(G.t)-1 dan intersep = Ln n⁰

Populasi densitas juga dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

MT
n = (Mullin, 2001)
ρc × f × L3

Dimana:
MT = densitas slurry = 1938.2988 kg/m3
ρc = densitas kristal = 2172.2710 kg/m3
f = shape factor = 1 (untuk partikel berbentuk spheres dan kubus)
L = ukuran kristal, diinginkan ukuran kristal sebesar 100 mesh atau 0.0149 cm

Tabel D.13 Hubungan antara L dan n

L, cm L rata-rata L rata-rata 3 n Ln n
0.0149
0.0199 0.0174 5.27E-06 169378.7699 12.0399
0.0249 0.0224 1.12E-05 79389.4265 11.2821
0.0299 0.0274 2.06E-05 43376.5524 10.6777
0.0349 0.0324 3.40E-05 26234.4334 10.1748
0.0399 0.0374 5.23E-05 17056.5783 9.7443
0.0449 0.0424 7.62E-05 11706.0170 9.3679
0.0499 0.0474 1.06E-04 8378.6046 9.0334
0.0549 0.0524 1.44E-04 6201.7301 8.7326

69
 Grafik Hub antara L dan Ln n
13

12 Grafik Hub
antara L dan
11 Ln n
Ln n

10 Linear
(Grafik Hub
9 antara L dan
y = -92.273x + 13.121 Ln n)
8 R² = 0.9758

7
0.0100 0.0200 0.0300 0.0400 0.0500
L

Gambar 5.1 Grafik Hubungan Antara L vs Ln n

Dari grafik tersebut diperoleh :

Slope = -1/G.t = -92.273
Ln n⁰ = 13.112
n⁰ = 494845.0687

Waktu kristalisasi (t) = Vc / Q

Vc = volume di crystallizer = 9.3880 m3
Q = laju alir keluar crystallizer = 9.3880 m3/jam
Maka:
t = 1 jam= 60 menit

Laju pertumbuhan kristal

1/G.t = -92.273
G = 1 / (1 × (-92.273))
G = 0.0108 cm/jam

Laju nukleasi
B⁰ = 0.0108 × 494845.0687
B⁰ = 5362.8371 cm/jam

70
5.4.3 Dimensi Crystallizer
Vc = Q × t = 9.3880 m3
= 331.533 ft3
= 572888.09 in3

V over design = 1.2 × Vc

= 11.26555 m3
= 397.8396 ft3
= 687465.71 in3

Volume total crystallizer merupakan penjumlahan dari volume shell , volume tutup
bawah tangki. Sedangkan liquid menempati bagian bawah dan bagian shell .
V total = Vshell + V konis terpancung
V liquid = V liquid dishell + V liquid di konis
Dimana:
tan ϴ (D-d) (Hesse,1959 Hal 92)
h =
2
tan ϴ = 60⁰
tan 60⁰ (D-d)
h =
2
= 0.866 (D-d)

Diketahui bahwa D/d = 2 (Mc.Cabe, 2005)

Diambil HL/D = 1 (Mc.Cabe, 2005)

VL = 1/4 × π × D2 × HL shell
= 1/4 × π × D2 × (HL - h)
2
= 0.785 × D × (HL - h)
= 0.785 × D3 - 0.785 × D2 × h
3
= 0.785 × D - 0.785 × D2 × 0.866 (D-d)
= 0.785 × D3 - 0.6798 × D2 × (D-d)
3
= 0.785 × D - 0.6798 × D3 - 0.3399 × D3
= 0.785 × D3 - 0.6798 × D3 - 0.3399 × D3
= 0.4451 × D3

71
V konis = 0.262 × H × (D2 + Dd + d2) (Walas, 2012)
= 0.262 × 0.866 (D-d) × (D + Dd + d2)
2

= 0.262 × 0.866 (D3 + D2d + Dd2 - D2d - Dd2 - d3)

= 0.2269 (D3 - d3)

Sehingga :
V liq = VL + V konis
3
687465.71 in = 0.4451 × D3 + 0.2269 (D3 - d3)
687465.71 in3 = 0.4451 × D3 + 0.2269 (D3 - 0.125 D3)
687465.71 in3 = 0.4451 × D3 + 0.1986 × D3
687465.71 in3 = 0.6437 × D3
D = 102.2169 in

Diambil standar :
D = 108 in = 8.9964 ft = 2.7421 m
d = 54 in = 4.4982 ft = 1.3711 m
h = 46.76 in = 3.8954 ft = 1.1873 m

Menghitung tinggi liquid di crystallizer

V konis = 0.2269 (D3 - d3)
= 250091.25 in3

V liquid di shell = VL - V konis

= 687465.71 - 250091.25
= 437374.45 in3

V liquid di shell = 1/4 × π × D2 × HL shell

437374.45 = 9156.24 × HL shell
HL shell = 47.7679 in

Sehingga :
H liquid = HL shell + h
= 47.7679 + 46.76
= 94.5319 in
= 2.4011 m

72
Tekanan hidrostatik (P) = ρ × g × l
= 1938.299 kg/m3 × 9.8 m/s2 × 2.4011 m
= 46540.6964 Pa
= 6.7484 psi

P desain = ( + Faktor Kelonggaran) × ( P

1 + Pref )
= ( 1 + 20% ) × ( 6.748401 + 14.6960 ) psi
= 25.7333 psi
= 1.7511 atm

5.4.4 Penentuan Tebal Shell dan Tebal Tutup Tangki

P × ri
t = + C
( f × E - 0.6 × P )

Direncanakan bahan konstruksi Low Alloy Steel SA-203 Grade C

dimana :
f = 18750 psia (Brownell, 1959 Tabel 13.1)
E = 0.8 (Brownell, 1959 Tabel 13.2)
C = 0.0625 in (Brownell, 1959)

Tebal shell tangki

pi × ri
ts = + C
2× ( f × E - 0.6 × pi )
25.73328 × 102.2169
= + 0.0625
2 ×( 18750 × 0.8 - 0.6 × 25.73328 )
= 0.1503 in

Tebal standar yang digunakan= 3/4 in

Standarisasi diameter
Do std = di + 2ts
= 102.2 in + ( 2× 3/4 in )
= 103.72 in ≈ 108 in
= 2.7432 m

73
Di std = Do std - 2ts
= 108 in - ( 2× 3/4 in )
= 106.50 in

Hs std = 1.2 × Di
= 1.2 × 106.5 in
= 127.8 in
= 3.2461 m

Tebal tutup bawah tangki

pi × Di α = 60
t = + C
2× ( f × E - 0,6 pi ) cos 1/2 α
25.7333 × 106.5 1
= +
2 × 18750 × 0.8 - 15.4400 × 0.1543 16
= 0.6553 in

Tebal standar yang digunakan= 3/4 in (standarisasi) (Brownell, 1959)

Staright-flange dan tinggi tutup

Untuk tebal head sebesar 3/4, diperoleh panjang standar untuk sf (staright-flange)
dengan bottom head conical adalah :
Sf = 1 1/2 - 3 1/2
Di pilih = 3 1/2 in (Brownell, 1959)

Tinggi tutup :
Do
Hh =
2 tan 1/2 α
108 in
=
2 tan 1/2 60
= 33.3380 in
= 0.8468 m

74
Dari Tabel 5.7 Brownell, 1959 diperoleh
icr = 6 1/2 in
r = 102 in

PxrxW (Brownell, 1959 Pers. 7.77)

Tebal tutup tangki = + C
(2 x f x E - 0,2 P)

1 r (Brownell, 1959 Pers. 7.76)

W = x ( 3 + ( )0,5 )
4 icr
= 1.7403

tha (tebal tutup) = 0.2148 in

= 0.2500 in (standarisasi)

standar flange = 1 1/2 - 2 1/2

a = 1/2 ID
= 53.2500 in

AB = a - icr
= 46 3/4 in

BC = r - icr
= 96 in

AC = (BC2 - AB2)0,5
= 83.2748 in

b = r - AC
= 18.7252 in

OA = th + b + sf
= 21.4752 in
= 0.5455 m

75
Tinggi total tangki :
H total = Hs + Hh + Hb
= 127.80 in + 33.3380 in + 21.4752 in
= 182.6132 in
= 4.6384 m

5.4.5 Perancangan Koil Pendingin Crystallizer

Kondisi operasi pendingin:
Media = Air pendingin
Massa pendingin = 19223.9849 kg/jam = 1349612.1703 lb/jam
Q pendingin = 1267973.5745 kJ/jam
30 o 86 o
Temperatur in = C = F
45 o 113 o
Temperatur out = C = F
Pada Taverage 37 o o
= C = 98.6 F
ρ = 197.3282 kg/m3 = 12.3192 lb/ft3
μ = 0.8200 cP = 1.9837 lb/ft.jam
Cp = 75.3880 kJ/kg.K

Penentuan ΔT LMTD
Tabel Data Penentuan ΔT LMTD
Temperatur Fluida Panas Fluida Dingin Differensial F
Temperatur tinggi 167 113 54
Temperatur rendah 105.8 86 19.8
Differensial 61.2 27 34.2

Δt2 - Δt1
ΔT LMTD =
ln (Δt2/Δt1)
34.2
=
ln ( 54 / 19.8 )
o
= 34.0874 F

a. Menghitung koil pendingin

Luas perpindahan panas yang tersedia
A = Luas selimut reaktor + Luas penampang reaktor
A = π x OD x Ls + (π/4 x OD2)

76
sehingga,
22 22
A = x 8.9964 x 10.65 + / 4 x 80.9352
7 7
= 364.7107 ft2 (A tersedia)

Tabel 8 Kern, 1965, koefisien transfer panas overall untuk jenis fluida dengan
viskositas = 0.82 cp , maka UD = 50 sampai 125 Btu/jam.ft2.oF
Asumsi UD = 88 Btu/jam.ft2.oF

Q 1267973.5745
A = = = 422.7009 ft2 (A Kebutuhan)
Ud x ΔT 88 x 34.0874

A kebutuhan > A tersedia, dengan demikian dapat menggunakan koil pendingin.

b. Merancang koil pendingin

Dipilih koil 2" IPS schedule 40 pada tabel 11 Kern 1965, dimana:
ID = 2.0670 in = 0.172 ft
OD = 2.3800 in = 0.198 ft
a" = 0.6220 ft
at = 1.0088 ft

167 + 105.8 o
Tav = = 136.4 F
2

113 + 86 o
Tac = = 99.5 F
2

c. mass velocity (G)

W 1349612.1703
Gs = = = 1337876 lbm/jam.ft2
at 1.0088

d. Reynold Number
Tav = 136.4 oF
μ = 0.8200 cP = 1.9837 lb/ft.jam
ID x Gs 0.172 x 1337876
Ret = = = 116166.8
μ 1.9837

77
e. Heat-transfer factor (jH)
Dari fig. 28 (Kern, 1965-hal 838)
jH = 180

f. Angka Prandtl
c = 1.9039 Btu/lbm.oF (Kern, 1965)
0.3669 o
k = Btu/jam.ft. F (A.2-6, Geankoplis, 2003)

cxμ 1.9039 x 1.9837

( )1/3 = ( )1/3
k 0.3669
= 2.1753

g. Suku (ho/φs)
ho k cxμ (Kern, 1965)
= jH x x ( )1/3
φs ID k

hi = 834.0700 Btu/jam.ft2.oF
ID 0.172
hio = hi x = 834.0700 x = 724.3793 Btu/jam.ft2.oF
OD 0.198

Cold Fluid (Water)

Asumsi ho = 730 Btu/jam.ft2.oF
hio
tw = tc + (Tav - tac)
hio + ho
724.3793
= 99.5 + x ( 136.4 - 99.5 )
724.3793 + 730
= 117.8787 oF

1 1
tf = (tw + tac) = x ( 117.8787 + 99.5 )
2 2
= 108.6893 oF

Δt = tf - tac
= 108.6893 - 99.5
9.1893 o
= F

78
 Δt 9.1893
= = 3.861071
OD 2.3800

Dari Kern 1965, pada gambar 10.4 diperoleh hc= 32 Btu/jam.ft2.oF

h. Clean Overall Coef (Uc)

hio x hc 724.3793 x 32
Uc = = = 30.6462 Btu/jam.ft2.oF
hio + hc 724.3793 + 32

i. Dirt factor (Rd) dan Hd

Rd = 0.01
Hd = 100

j. Design overall coef (Ud)

Uc x hd 30.6462 x 100
Ud = = = 23.4574 Btu/jam.ft2.oF
Uc - hd 30.6462 + 100
Q 1267973.5745
A = = = 1585.7553 ft2
Ud x ΔT 23.45739 x 34.0874

k. Panjang pipa
Panjang pipa yang dibutuhkan (L) adalah
A 1585.7553
L = = = 106.2269 ft
a" x 24 0.6220 x 24

l. Menghitung jumlah lilitan

Jarak antar pusat koil (Jep)
1 1
Jep = x ODkoil = x 2.38 = 1.19 in = 0.099 ft
2 2
= 0.0302 m
Panjang 1 putaran helix coil (Lhe)
1 1
Lhe = x Putaran miring + x Putaran dasar
2 2
1 1
= x π. rhe + x π. dhe
2 2

79
Diameter spiral atau helix coil = 0.7 - 0.8 IDshell
Dspiral (dhe) = 0.8 x 8.8715 ft = 7.0972 ft
= 2.1632 m

1 1 1/2
Lhe = x dhe + x (dhe2 - jep2)
2 2
1 1
= x 2.1632 + x 3.143 x ( 4.6795 - 0.0009 )1/2
2 2
= 4.48061 m = 14.7002 ft = 176.4091 in ≈ 178 in

panjang koil tiap set (Lci)

L 106.2269
Lci = = = 170.7828 ft = 52.0546 m
at" 0.6220
= 2049.476 in ≈ 2050 in
jumlah putaran tiap set koil
170.7828
Npe = = 11.62 putaran ≈ 12 putaran
14.7002

5.4.6 Perancangan Flange dan Bolting

Flange
Dari Brownell & Young, App. D-4 hal 342 didapat:
Bahan Kontruksi = Plate steel SA-167 grade 3 type 304
Tensile strenght minimum = 75000 psia
Allowable stress (f) = 18750
type flange = Ring flange loose type

Bolting
Dari Brownell & Young, App. D-4 hal 344 didapat:
Bahan Kontruksi = Plate steel SA-193 grade B 8c type 347
Tensile strenght minimum = 75000 psia
Allowable stress (f) = 15000

Gasket
Dari Brownell & Young, fig. 12.11 hal 228, didapat:
Bahan Kontruksi = Corrugated metal, jacketed, asbestos filled -
stainless steels

80
Gasket faktor (m) = 3.5
Min. design seating stress = 6500 psia

a. Perhitungan diameter gasket

Dari Brownell & Young, pers. 12.2 hal 226, didapat:
OD y - pm
= ( ) 1/2
ID y - p(m+1)

OD shell = 108 in
maka didapatkan:
ODgasket 6500 - 14.6960 x 3.5
= ( ) 1/2
108 6500 - 14.696 x 4.5
ODgasket = 108.1233 in

b. Lebar gasket
ODgasket - ODsilinder 108.1233 - 108
N = =
2 2
= 0.0616 in ≈ 0.075 in

c. Diameter gasket rata-rata

G = ODsilinder + N
= 108 + 0.0616
= 108.0616 in

A. Perhitungan Jumlah dan Ukuran Baut (Bolting )

a. Perhitungan beban baut
Dari Brownell & Young, pers. 12.28 hal 240, didapat:
Beban gasket supaya tidak bocor (Hy)
Wm2 = Hy = π x b x G x y

Dari Brownell & Young, fig. 12.11 hal 228, didapat type 1A jenis gasket maka:
N 0.0616
b = = = 0.0308 in
2 2
sehingga didapatkan hy
Wm2 = Hy = 3.14 x 0.0308 x 108.0616 x 6500
= 67971.61 lb

81
 Dari Brownell & Young, pers. 12.90 hal 240, didapat:
Beban baut agar tidak bocor (Hp)
Hp = 2 x (π x b x G) x m x P
= 2 x 10.45717 x 3.5 x 14.6960
= 1075.75 lb

Dari Brownell & Young, pers. 12.89 hal 240, didapat:

Beban karena tekanan dalam (H)
H = π / 4 x G2 x P
2
= 3.143 / 4 x 108.0616 x 14.6960
= 134836.3163 lb

Beban operasi total:

Wml = H + Hp
= 134836.3163 + 1075.75
= 135912.0662 lb

b. Luas baut minimum

Wml 135912.0662
Aml = = = 9.0608 in2
fb 15000

Penentuan ukuran baut diambil dari Brownell & young, 1956, hal.188, Tabel 10-4.

Tabel Data Perhitungan Ukuran Baut Minimum

Bolt Size Root Min NoAct No
R BS E NBs/π C
(d) area of Bolt of Bolt
5/8 0.202 44.86 44 1 1/3 3 3/4 42.00 110.6250
3/4 0.302 30.00 28 1 1/8 3 3/4 26.73 110.2500
7/8 0.419 21.62 20 1 1/4 3 1 1/5 19.09 110.5000
1 0.551 16.44 16 1 3/8 3 1 1/3 15.27 110.7500

Perhitungan bolting optimum

Dari Brownell & Young, pers. 10.4 hal 188:
Data yang diketahui:
tebal shell (go) = 0.75 in
ID = 106.5 in

82
 Sehingga didapat:
Ukuran baut = 1 in
Root area = 0.551 in2
Bolt spacing (BS) = 3 in
Radial distance ( R) = 1 3/8 in
Edge distance ( E) = 1 1/3 in
Bolting circle ( C) = 110.7500

Aml 9.0608
Jumlah baut minimum = = = 16.4443 buah
Root Area 0.551
= 17 buah

B. Diameter Luas Flange

OD = C + 2E = 110.7500 + 2 x 1.333
= 113.4167 in

Check lebar gasket

Ab actual = jumlah bolt x root area
= 17 x 0.551
2
= 9.367 in

lebar gasket minimum

f
Nmin = Ab actual x
2xπxGxy
18750
= 9.367 x
2 x 3.143 x 108.0616 x 6500
= 0.0398 in

karena Nmin < N, jadi perhitungan gasket optimum memenuhi.

83
C. Perhitungan Momen
Untuk kondisi tanpa tekanan dalam
1 (Brownell & Young, 1959, pers.12.88)
W = ( Ab + Aml) fa
2
1
= ( 9.3670 + 9.0608 ) 18750
2
= 172760.6664 lb

Hubungan lever arm diberikan dengan persmaan (12.101) brownell & Young
hG = 1
( C- G)
2
= 1
( 110.750 - 108.0616 )
2
= 1.3442 in

Flange moment dihitung sebagai berikut (Brownell & Young, tabel 12.4)
Ma = W x hG
= 172761 lb x 1.3442 in
= 232221.6736 lb.in

Untuk kondisi beroperasi

W = Wm²
HD = 0.7850 B² p
= 0.7850 ( 108 ²) x 14.6960
= 134560.1030 lb

Lever arm dihitung dengan pers. 12.100 (Brownell & Young, 1959)
1
hD = ( C-B)
2
1
= ( 110.7500 - 108.0000 )
2
= 1.3750 in

84
Momen MD (dari pers.12.98) :
MD = HD x hD
= 134560.1030 lb x 1.3750 in
= 185020.1417 lb.in

HG = Wml - H
= 135912.0662 lb - 134836.3163 lb
= 1075.7500 lb

Momen MG ( dari pers. 12.98) :

MG = HG x hG
= 1075.7500 lb x 1.3442 in = 1446.0031 lb.in
HT dihitung dengan pers. 1297(Brownell & Young. 1959)
HT = H - HD
= 134836.3163 lb - 134560.103 lb
= 276.2132 lb

Hubungan lever arm, hT pers, 12.102 (Brownell & Young, 1959)

hT 1
= ( hD + hG )
2
= 1
( 1.3750 in + 1.3442 in )
2
= 1.3596 in

Flange moment, MT pers 12.97 (Brownell & Young, 1959)

MT = HT x hT
= 276.2132 lb x 1.3596 in
= 375.5369 lb.in

Jumlah moment untuk kondisi beroperasi, Mmax

Mmax = MD + MG + MT
= 185020.1417 + 1446.0031 + 375.5369 lb.in
= 186841.6817 lb.in

85
D. Perhitungan Tebal Momen
A 113.4167
K = = = 1.0502 in
B 108
Dari Brownell & Young, Fig. 12.22 hal 238 didapatkan:
Y = 40

y x Mmax
sehingga tebal flange = ( )1/2
fxB
40 x 186841.68
= ( )1/2
18750 x 108
= 1.9211 in = 2 in

5.4.7 Perancangan Pengaduk (Impeller )

Campuran terdiri dari amonium klorida dan air yang memiliki viskositas yang cukup
rendah dan hasil campuran diharapkan homogen dengan waktu pengadukan yang
cukup cepat maka dipilih pengaduk jenis flat six blade turbine with disk dengan
jumlah baffle 4 buah. Menghitung ukuran pengaduk, data pengaduk diperoleh dari
Tabel 3.4-1 Geankoplis hal 158

• Diameter impeller (Da)

Da/Dt = 0.3 - 0.5 diambil = 0.3
Da = 0.3 x Dt
= 0.3 x 106.5000
= 31.9500 in = 2.6624 ft = 0.8115 m

• Jarak pengaduk dari dasar tangki ( C )

C = 1 / 3 x Dt
= 1 / 3 x 106.5000
= 35.5000 in = 2.9582 ft = 0.9017 m

• Panjang Blade (L)

L = 1 / 4 x Da
= 1 / 4 x 31.9500
= 7.9875 in = 0.6656 ft = 0.2029 m

86
• Tinggi Blade (W)
W = 1 / 5 x Da
= 1 / 5 x 31.9500
= 6.3900 in = 0.5325 ft = 0.1623 m

• Lebar Baffle (J)

J = 1 / 12 x Dt
= 1 / 12 x 106.5000
= 8.8750 in = 0.7396 ft = 0.2254 m

• Jarak antar Blade (Dd)

Dd = 2 / 3 x Da
= 1 / 5 x 31.9500
= 6.3900 in = 0.5325 ft = 0.1623 m

Berdasarkan Walas 2012 hal 279 kecepatan putaran motor standar yang digunakan
secara komersial yaitu 37, 45, 56, 84, 100, 125, 155, 190 dan 320 rpm maka
dipilih asumsi kecepatan putaran yang digunakan yaitu 100 rpm

N = 100 rpm
= 1.667 rps

N x Da2 x ρ
Bilangan Reynold (NRe) =
µ
1.667 x 7.0883 x 1938.2988
=
53.5216
= 427.8523

Nilai Np diperoleh dari gambar 10.5,Wallas,1988 : 292 dengan menghubungkan N Re

dengan NP. Diperoleh NP = 5

NP x ρ x N3 x Da5
P = (Mc. Cabe, 2005 pers 9.22)
gc

87
 5 x 121.0041 x 4.6299 x 0.3519
P =
32.1740
= 2.1885 hp

Kehilangan-kehilangan daya :
- Gain Losses (kebocoran daya pada proses dan bearing) diperkirakan 10% dari
daya masuk.
- Transmission System Losses (kebocoran belt atau gear) diperkirakan 20% dari
daya masuk.

Gain Losses = 10% Pi

Transmission Losses = 20% Pi
Pi = P + 0.1 Pi + 0.2 Pi
0.7 Pi = P
P 2.1885
Pi = = = 3.1264 Hp = 2331.371 Watt
0.7 0.7

Dari grafik 12.18 Timmerhaus 2004 didapatkan efisiensi motor penggerak sebesar
83% maka daya penggerak motor :
Pi 3.1264
Power motor = = = 3.7668 Hp = 2808.8803 Watt
µ 0.83

Panjang batang sumbu pengaduk ( axis length )

axis length (L) = tinggi tangki + jarak dari motor ke bagian atas bearing- jarak
pengaduk dari dasar tangki.
Tinggi total tangki = 15.2172 ft
Jarak dari motor ke bagian atas tangki bearing
= 1 ft
jarak pengaduk dari dasar tangki (Zi) = 2.9582 ft
axis leght (L) = 15.2172 ft - 1 ft - 2.9582 ft
= 11.2589 ft
= 3.43173 m

Diameter sumbu
d³ = Zp x 16
π

88
• Menghitung Tm
Dari M.V Joshi, Pers. 14.10, hal 400, Tm = (1,5 or 2,5 ) x Tc
Digunakan Tm = 1.5 Tc
Tc = P x 75 x 60 (Joshi,1976 pers. 14.8 hal 400)
2xᴨxN
= 3.7668 x 75 x 60
2x 3.14 x 100
= 2699.1185 kg.m

Tm = 2x 2699.1185 kg.m
= 4048.6778 kg.m
= 404867.78 kg/cm

• Menghitung Zp
Zp = Tm (Joshi,1976 pers. 14.9 )
fs

Material sumbu yang digunakan adalah commerical cold rolled steel.

fs 550 kg/cm²
Axis shear stress yang diijinkan, =
Batasan elastis pada tegangan = 24600 kg/cm²
Zp = 404867.78 kg/cm
550 kg/cm²
= 736.1232 cm

• Menghitung diameter sumbu

Zp = π x d3
16
d³ = Zp x 16

d³ = 736.1232 cm x 16
3.14
d³ = 3750.946 cm
d = 15.53747 cm
Digunakan diameter sumbu (d) = 16 cm

89
• Cek tegangan yang disebabkan oleh bending moment
a. Tegangan yang disebabkan oleh bending moment equivalent adalah
f = Me
Zp

= Me
d³
ᴨ( )
32

b. Menghitung bending moment

Me = 1
[M + M² + Tm² ]
2
= Fm x L
= Tm (M.V.Joshi, 1979, ers.14.11)
0.75 x Rb

dimana Rb = 1/2 x Da
= 1/2 x 2.6624 ft
= 1.3312 ft
= 0.4057 m

Maka : Fm = 4048.6778 kg/m

0.75 x 0.4057 m
= 13304.3830 kg

M = Fm x L
= 13304.383 kg x 3.4317 m
= 45656.9908 kg.m

Me = 1
[M + M² + Tm² ]
2
= 226545.5039 kg.m

90
 c. Tegangan yang disebabkan oleh bending moment equivalent
f Me
=
d³
ᴨ( )
32
= 61495.0170 kg/cm²
Karena nilai f > batasan elastisitas tegangan (61495.0170 > 2460) maka diameter
sumbu yang dirancang telah memenuhi

5.4.8 Perancangan Perpipaan dan Nozzle

Nozzle dirancang dengan menggunakan bahan kontruksi stainless steel agar lebih
tahan terhadap korosi
Diameter optimum tube untuk bahan stnailess stell aliran turbulen yaitu :
Diopt = 0.363 mv0,45 𝜌 0.13 (Timmerhaus, 2004 hal 501)

a. Nozzle Umpan Masuk Crystallizer

Data perhitungan :
Laju alir massa (m) = 18196.6726 kg/jam = 5.0546 kg/s
1938.2988 3
Densitas (ρ) = kg/m
Viskositas (μ) = 0.0535 kg/m.s
Debit (Q) = 0.0026 m3/s

Asumsi : jenis alirannya turbulen.

D opt = 0.363 mv0,45 𝜌 0.13
0.45 0.13
= 0.363 x 0.0026 x 1938.2988
= 0.0668 m = 2.629 in

IPS = 4 in (Kern, 1965 Tabel 11)

Sch. No = 40
ID = 4.026 in = 0.1023 m
OD = 4.5 in = 0.1143 m
2
A = 12.7 in = 0.0082 m2

Laju alir volumetrik (Fv)

m 18196.6726 kg/jam
Fv = =
ρ 1938.2988 kg/m3

91
 = 18.7759 m3/jam
= 0.0052 m3/s

Kecepatan aliran (v)

v = Fv = 0.0052 m3/s
A 0.0082 m2
= 0.6365 m/s

Bilangan Reynold (Nre)

ρ x v x ID
Nre =
μ
= 1938.2988 kg/m3 x 0.6365 m/s x 0.1023 m
5.35E-02 kg/m.s
= 4714.7224
(Nre > 2100, maka asumsi bahwa alirannya turbulen memenuhi)

Berdasarkan App F brownell, maka spesifikasi nozzle yang digunakan :

Size = 4 in
OD of pipe = 4 1/2 in
Flange nozzle thickness (n) = 0.337 in
Diameter of hole in reinforcing plate (ID) = 4 5/8 in
Length of side of reinforcing plate (L) = 12 in
Width of reinforcing plate (W) = 15 5/8 in
Distance, shell to flange face, outside (J) = 6 in
Distance, shell to flange face, inside (K) = 6 in
Distance from bottom of tank to center of nozzle
1. Regular, type H = 9 in
2. Low, type C = 6 in

b. Nozzle masuk aliran air pendingin

Data perhitungan :
Laju alir massa (m) = 19223.9849 kg/jam = 5.3400 kg/s
Densitas (ρ) = 197.3282 kg/m3
Viskositas (μ) = 0.00082 kg/m.s
Debit (Q) = 0.0271 m3/s

92
Asumsi : jenis alirannya turbulen.

D opt = 0.363 mv0,45 𝜌 0.13 (Timmerhaus, 2004 hal 501)

0.45
= 0.363 x 0.0271 x 197.3282 0.13
= 0.14218 m = 5.598 in

IPS = 6 in (Kern, 1965 Tabel 11)

Sch. No = 40
ID = 6.065 in = 0.1541 m
OD = 6.625 in = 0.1683 m
2
A = 28.9 in = 0.0186 m2

Laju alir volumetrik (Fv)

m 19223.9849 kg/jam
Fv = =
ρ 197.3282 kg/m3
= 24.3553 m3/jam = 0.0068 m3/s

Kecepatan aliran (v)

Fv 0.0068 m3/s
v = =
A 0.0186 m2
= 0.3628 m/s

Bilangan Reynold (Nre)

ρ x v x ID
Nre =
μ
197.3282 kg/m3 x 0.3628 m/s x 0.1541 m
=
8.20E-04 kg/m.s
= 4483.7969
(Nre > 2100, maka asumsi bahwa alirannya turbulen memenuhi)

Berdasarkan App F brownell, maka spesifikasi nozzle yang digunakan :

Size = 6 in
OD of pipe = 6 5/8 in
Flange nozzle thickness (n) = 0.432 in
Diameter of hole in reinforcing plate (ID) = 6 3/4 in
Length of side of reinforcing plate (L) = 16 1/4 in

93
Width of reinforcing plate (W) = 20 1/4 in
Distance, shell to flange face, outside (J) = 8 in
Distance, shell to flange face, inside (K) = 6 in
Distance from bottom of tank to center of nozzle
1. Regular, type H = 11 in
2. Low, type C = 8 1/8 in

c. Nozzle keluaran aliran air pendingin

Data perhitungan :
Laju alir massa (m) = 19223.9849 kg/jam = 5.3400 kg/s
197.3282 3
Densitas (ρ) = kg/m
Viskositas (μ) = 0.00082 kg/m.s
Debit (Q) = 0.0271 m3/s

Asumsi : jenis alirannya turbulen.

D opt = 0.363 mv0,45 𝜌 0.13 (Timmerhaus, 2004 hal 501)
0.45
= 0.363 x 0.0271 x 197.3282 0.13
= 0.14218 m = 5.598 in

IPS = 6 in (Kern, 1965 Tabel 11)

Sch. No = 40
ID = 6.065 in = 0.1541 m
OD = 6.625 in = 0.1683 m
2
A = 28.9 in = 0.0186 m2

Laju alir volumetrik (Fv)

m 19223.9849 kg/jam
Fv = =
ρ 197.3282 kg/m3
= 24.3553 m3/jam = 0.0068 m3/s

Kecepatan aliran (v)

Fv 0.0068 m3/s
v = =
A 0.0186 m2
= 0.3628 m/s

94
Bilangan Reynold (Nre)
ρ x v x ID
Nre =
μ
197.3282 kg/m3 x 0.3628 m/s x 0.1541 m
=
8.20E-04 kg/m.s
= 4483.7790
(Nre > 2100, maka asumsi bahwa alirannya turbulen memenuhi)

Berdasarkan App F brownell, maka spesifikasi nozzle yang digunakan :

Size = 6 in
OD of pipe = 6 5/8 in
Flange nozzle thickness (n) = 0.432 in
Diameter of hole in reinforcing plate (ID) = 6 3/4 in
Length of side of reinforcing plate (L) = 16 1/4 in
Width of reinforcing plate (W) = 20 1/4 in
Distance, shell to flange face, outside (J) = 8 in
Distance, shell to flange face, inside (K) = 6 in
Distance from bottom of tank to center of nozzle
1. Regular, type H = 11 in
2. Low, type C = 8 1/8 in

d. Nozzle Umpan Keluar Crystallizer

Data perhitungan :
Laju alir massa (m) = 18196.6726 kg/jam = 5.0546 kg/s
Densitas (ρ) = 1938.2988 kg/m3
Viskositas (μ) = 0.0535 kg/m.s
Debit (Q) = 0.0026 m3/s

Asumsi : jenis alirannya turbulen.

D opt = 0.363 mv0,45 𝜌 0.13 (Timmerhaus, 2004 hal 501)
0.45
= 0.363 x 0.0026 x 1938.299 0.13
= 0.066772 m = 2.629 in

IPS = 4 in (Kern, 1965 Tabel 11)

Sch. No = 40
ID = 4.026 in = 0.1023 m

95
 OD = 4.5 in = 0.1143 m
2
A = 12.7 in = 0.0041 m2

Laju alir volumetrik (Fv)

m 18196.6726 kg/jam
Fv = =
ρ 1938.2988 kg/m3
= 9.3880 m3/jam = 0.0026 m3/s

Kecepatan aliran (v)

Fv 0.0026 m3/s
v = =
A 0.0041 m2
= 0.6365 m/s

Bilangan Reynold (Nre)

ρ x v x ID
Nre =
μ
1938.299 kg/m3 x 0.6365 m/s x 0.1023 m
=
5.35E-02 kg/m.s
= 4714.7224
(Nre > 2100, maka asumsi bahwa alirannya turbulen memenuhi)

Berdasarkan App F brownell, maka spesifikasi nozzle yang digunakan :

Size = 4 in
OD of pipe = 4 1/2 in
Flange nozzle thickness (n) = 0.337 in
Diameter of hole in reinforcing plate (ID) = 4 5/8 in
Length of side of reinforcing plate (L) = 12 in
Width of reinforcing plate (W) = 15 5/8 in
Distance, shell to flange face, outside (J) = 6 in
Distance, shell to flange face, inside (K) = 6 in
Distance from bottom of tank to center of nozzle
1. Regular, type H = 9 in
2. Low, type C = 6 in

96
e. Nozzle Pengaduk Crystallizer
Diameter sumbu, d = 6.2992 in
Berdasarkan App F brownell, maka spesifikasi nozzle yang digunakan :
Size = 8 in
OD of pipe = 8 5/8 in
Flange nozzle thickness (n) = 0.5 in
Diameter of hole in reinforcing plate (ID) = 8 3/4 in
Length of side of reinforcing plate (L) = 20 3/4 in
Width of reinforcing plate (W) = 25 in
Distance, shell to flange face, outside (J) = 8 in
Distance, shell to flange face, inside (K) = 6 in
Distance from bottom of tank to center of nozzle
1. Regular, type H = 13 in
2. Low, type C = 10 1/8 in

5.4.9 Perancangan Manhole

Manhole merupakan lubang pemeriksaan yang diperlukan pada saat pembersihan
atau pemeriksaan pada bagian dalam reaktor.
Dirancang manhole dipasang pada bagian atas reaktor dengan ukuran standar yaitu
20 in berdasarkan rekomendasi API Standart 12 C.
(Brownell,1959 App. F Item 4)

Tebal shell = 3/4 in

Tebal flange = 1.9211 in
Jumlah = 1 buah

Ukuran potongan :
Weld A = 1/3 in
Weld B = 3/4 in
Length of side (L) = 44 in
Lebar reinforcement (W) = 51 3/4 in
Diameter manhole (ID) = 20 in
Maksimal diameter lubang (DP) = 25 1/2 in
Diameter of bolt circle (DB) = 26 1/4 in
Cover plate (DC) = 28 3/4 in

97