Anda di halaman 1dari 7

CERITA KEMBALI BAHASAN PRAKTIKUM PETROLOGI ACARA 6

a. Well Logging
Dalam sesi pertama ini, kami diperkenalkn kembali apa itu well logging secara
lebih rinci dibandingkan dengan praktikum sebelumnya tentang metode-metode
geofisika untuk eksplorasi bahan tambang. Well logging secara simpel diartikan
sebagai pencatatan sumur , atau proses pencaatatan data-data lapisan tanah dalam
suatu sumur yang dilakukan dengan sebuah alat perekam. Alat tersebut memiliki
beberapa sensor-sensor petrofisis yang kemudian dimasukkan ke dalam sumur, dan
ditarik kembali, sehingga menghasilkan catatan data petrofisis tiap lapisan batuan.
Sensor yang ada seperti Log Natural Gamma Ray, Log Self Potential, Log Density,
Log Neutron, Log Resistivity, dll. Namun karena keterbatasan waktu yang dibahas
hanya Log Gamma Ray.
Log Natural Gamma Ray merespon radiasi sinar gamma alami yang dihasilkan
batuan. Secara singkat Log Natural Gamma Ray merupakan sensor radiakivitas pada
batuan. Menurut hasil diskusi , nilai resistivitas tinggi terdapat pada batuan sedimen,
karena elemen radioaktif cenderung untuk terkonsentrasi/terkumpul di mineral
lempung dan serpih. Radioaktivitas di sini dapat diartikan sebagai pancaran
gelombang elektromagnetik. Log Gamma Ray sendiri dibagi menjadi 2 ;

Diberi usikan , sehingga yang


ditangkap oleh sensor adalah
Aktif respon batuan terhadap usikan
tersebut (usikan bisa berupa
gelombang elektromagnetik, dll)

Log Gamma Ray


Tidak diberi usikan. Sehingga yang
direkan oleh sensor adalah peluruhan
dari suatu unsur radioaktif. Ketika
unsur mengalami peluruhan maka akan
Pasif n=mengeluarkan gelombang
elektromagnetik, yang akan direspon
dalam bentuk cahaya, lalu di
transmisikan dalam bentuk sinyal
listrik.
Berikut contoh gambar hasil pencatatan data log gamma ray hasil referensi
yang mudah dipahami ;

Gambar 1. Hasil pencatatan log gamma ray


Dalam gambar di atas, dapat dipahami secara lebih mudah, bahwa hasil
pendataan gamma ray menunjukkan bahwa lapisan menunjukkan terjadinya naik
turunnya nilai log gamma ray, sehingga dapat dikatakan bahwa terjadi perlapisan
yang bersifat perulangan. Setelah di lihat dengan data nilai log , didapati bahwa
lapisan dengan respon gamma ray yang tinggi merupakan shale , dan lapisan yang
mempunyai respon gamma ray yang rendah adalah sand. Sehingga lapisan yang
tercatat adalah shale, sand, shale, sand, dan shale.
Well logging banyak digunakan karena biaya yang dikeluarkan lebih murah
dibandingkan metode-metode eksplorasi yang lain. Biasanya pihak eksploitasi
menyewa well loging dari penyedia jasa. Dengan adanya well logging ini akan
mendukung data-data analisa daerah pegeboran. Dalam pembuatan sumur baru, well
logging sangat berguna untuk mengurangi resiko kegagaln dalam proses eksploitasi
lebih lanjut.
b. Analisis Nilai Resistivitas dan Chargeabilitas Untuk Mineral Mangan di Daerah
Jurang Gandul dan Kempes, Pacitan, Jawa Timur.

Pada analisa paper ini dibahas tentang eksplorasi mineral Mangan dengan
menggunakan Induced Polarization. Menurut paper ini , Metode Induced Polarization
merupakan metode yang mengukur adanya polarisasi di dalam medium karena
pengaruh arus listrik yang melewatinya dan polarisasi banyak terjadi pada medium
yang mengandung mineral logam. Menurut penjelasan , metode ini menggunakan
porous pot. Yang terdiri dari cairan CuSO4 dan tembaga yang dililit.

Gambar 2.a. Porous pot Gambar 2.b. Porous pot Gambar 1.c. Ilustrasi
ditanan

Porous pot disini berfungsi sebagai penetralisisr polarisasi alami yang ada.
Sehingga polaritas yang tertangkap hanyalah yang berasal dari respon batuan.
Sedangkan konfigurasi yang digunakan adalah konfigurasi dipol-dipol.

.
Gambar 2.d Konfigurasi dipol-dipol.
Elektroda-elektroda yang diapakai ada 2, yaitu elektroda potensial dan
elektroda arus. Arus listrik diinjeksikan, dan secara alami tidak akan langsung
mengalir ke dalam tanah , tapi memerlukan waktu beberapa saat untuk mengalir. Ini
merupakan akibat dari resistivitas pada batuan. Ketika arus listrik diputus, maka
masih terdapat gejala naik turunnya tegangan listrik, menandakan masih adanya
tegangan listrik yang tersimpan, sehingga masih adanya arus listrik yang tersipan pada
batuan. Ini akibat sifat chargeabilitas pada batuan. Inilah yang diamati dan dicatat.
Hasil yang dibahas saat praktikum adalah Perbandingan Peta Resistivitas dan
Chargeabilitas di jalur 3.

Peta atas merupakan peta resistivitas dan bagian bawah merupakan


chargeabilitas. Karena dalam penelitian ini yang dicri adalah mineral mangan,
sedangkan mineral Mangan memiliki nilai resistivitas yang tinggi dan chargeabilitas
yang tinggi. Warna bru menuju merah gelap merupakan skala dari rendah sampai
tinggi. Sehingga diidentifikasikan bahwa mineral mangan berada pada zona merah –
merah gelap pada peta resistivitas dan chargeabilitas, seperti yang ditunjukkan di atas.
c. Analisis Sesar Naik dan Intrusi Magma Andhesit dengan Metode Gravitasi dan
GPS di Dusun Krajan Desa Kasihan Kecamatan Tegalombo, Kabupaten
Pacitan, Jawa Timur.
Intinya pada paper ini, metode gravitasi dipakai untuk menunjukkan
dimanakah sesar naik itu berada. Dengan asumsi sebagai berikut ;

Gambar 3.a dan b. Respon magnetik pada sesar dan intrusi magma

Ketika berada di atas zona sesar maka akan terjadi perubahan respon magnetik
yang signifikan. Dengan prinsip super position. Sehingga massa batuan pada hanging
wall lebih tersingkap. Maka respon graviti akan langsung naik pada zona hanging
wall. Sedangkan pada zona intrusi , massa intrusi akan lebih besar dan respon
magnetik akan mengalami kenaikan pada zona intrusi. Sedangkan metode GPS
digunakan untuk memplot lokasi penelitian dan regional. Lalu data yang didapatkan
diolah dan diplot dalam software Surfer.
Hasilnya ;
Hasil ini menunjukkan bahwa
perbedaan medan gravitasi yang paling
mencolok adalah pada pertemuan zona
merah dan biru (garis biru), sesuai
dengan asumsi/ konsep sebelumnya.
Namun ternyata menurut data-data dari
sumber yang ada , zona sesar bukan
terletak di situ, melainkan di garis
merah. Hal ini menunjukkan
interpretasi yang dilakukan masih
terdapat kesalahan . Namun menurut
asisten, setelah dilakukan interpretasi
dengan metode lain, data yang ada
dapat menunjukkan dimana letak zona
sesar secara benar.

d. Identifikasi Sifat Konduktifitas Pada Zona Mineralisasi Mangan di Jurang


Gandul , Tegalombo, Pacitan, Jawa Timur dengan Menggunakan Metode Very
Low Frequency.
Pada pembahasan paper ini, karena kami belum terlalu mengerti apa itu VLF ,
maka pembahasan dimulai dengan inti metode VLF . Metode Very Low Frequency
merupakan salah satu metode aktif . Disebut metode aktif karena sumber respon
merupakan buatan, dari manusia, bukan dari alam seperti gravity, dll. Metode VLF ini
menggunakan gelombang radio yang berasal dari transmitter militer. Untuk Indonesia
biasanya menggunakan transmiter Jepang dan Australia. Gelombang ini masuk ke
dalam tanah , mengenai batuan , sehingga batuan terinduksi dan ada arus induktif.
Arus tersebut disebut Eddy Current. Arus tersebut menghasilkan gelombang sekunder
yang ditangkap oleg receiver. Sehingga diperoleh data konduktifitas lapisan batuan.
Dalam percobaan ini sangat diperlukan kompas untuk Tilt dan Model Resistivity,
meskipun tidak dijelaskan lebih lanjut apa itu.
Pada paper diterangkan bahwa, metode VLF merupakan metode dengan
gelombang elektromagnetik. Sehingga dapat diketahui tingkat-tingkat konduktifitas
batuan yang dilewati. Karena yang dicari adalah Mineral Mangan , maka dicari
anomali yang dicirikan dengan nilai konduktifitas yang tinggi. Data yang diperoleh
dalam pengukuran berasal dari dua buah frekuensi yang dipilih. Untuk frekuensi 1
bernilai 19800 Hz dan untuk frekuensi kedua adalah 22200 Hz. Kemudian dari kedua
frekuensi tersebut diperoleh parameter fisis berupa nilai tilt, ellips dan medan magnet
primer, serta medan magnt sekunder. Setelah itu dibuat grafik Tilt dan Ellips Vs
Jarak.
Penelitian ini menghasilkan identifikasi persebaran mineral mangan di wilayah
tersebut yang ditunjukkan dengan tingginya nilai konduktifitas yang muncul.

Gambar 4. Peta persebaran mineral Mangan.

Anda mungkin juga menyukai