Anda di halaman 1dari 19

ORGAN RESEPTOR RASA

 Tempat
 Taste bud ditemukan pada tiga tipe papil lidah yaitu:
1) Papila sirkumvalata pada garis V dibagian posterior lidah.
2) Papila fungiformis diatas permukaan posterior sayang.
3) Papila foliata lipatan sepanjang lateral lidah. (pada bayi,
tidak pada orang dewasa).

DEPARTEMEN FISIOLOGI MEDICAL ARMY’13


Muhammad Irfan
Jonathan Martino P.
Inggri Ocvianti.N
Risa Muthmainah
Deby Wahyu P.
Nunung Agustia Rini
Yohanes Satrio Gambar 1. Lokasi taste bud pada papila lidah
Khuswatun Hasanah
 Selain itu taste bud juga terdapat di palatum, pilar tonsilar,
Rr. Syf. Rafiqah
Siti Aulia R. epiglotis, dan esophagus bagian proksimal.
Pamela
 Pengecapan  taste buts.
 Pori kecap lubang kecil pada kuncup kecap yang dilewati oleh
cairan didalam mulut untuk berkontak dengan permukaan reseptor.
 Pucuk pengecapan berisi reseptor pengecapan.
 Tasta pengikat bahan pemicu rasa

Sensasi Rasa Dasar

Rasa manis (ujung lidah)

Gula, sakarida, alkohol.


Pengikatan glukosa atau bahan- bahan kimia yang memberikan rasa manis
dengan reseptor sel kecap akan mengaktifkan protein G, yang kemudian
Gambar 2. Lokasi taste bud
akan mengaktifkan jalur pembawacpesan kedua cAMP disel kecap.

Terdpt di ujung sel


pengecap. Dia Rasa asam (sisi belakang lidah)
menonjol keluar
Asam-ion hidrogen. Depolarisasi sel reseptor oleh tastan asam terjadi
menuju pori
pengecapan untyuk karena H+ menghambat saluran K+ di membran sel reseptor. Penurunan
mendekati rongga perpinfahan pasif ion K+ bermuatan positf keluar sel mengurangi
mulut. Berfungsi
memberioan reseptor negatifitas internal sehingga terjadi depolarisasi potensial reseptor.
pengecapan pada
permukaannya.

Rasa asin (sisi depan lidah)

Garam anorganik-ion natrium. Masuknya ion Na bermuatan positif melalui


saluran Na+ khususnya di membran sel reseptorsuatu perpindahan yang
menurunkan negativitas internal sel menyebabkan depolaarisasi sebagai
respon terhadap garam.
Rasa pahit (belakang lidah dekat akarnya)  Impuls pengecapan dari 2/3 anterior lidahakan diteruskan ke
saraf lingualis, kemudia mellui kodra timpani menuju nervus
Dipicu ole Alkaloid (nikotin, kafein, skriknin dan morfin), racun mematikan
fasialis, kemudian ke tarktus solitarius di batang otak.
tidak ada alkaloid (aspirin). Sebagai protektip untuk mencegah ingesti
 Sedangkan sensasi pengecapan dari papila sirkumvalata
senyawa-senyawa yang berpotensi bahaya. Terdapat sel-sel kecap yang
ditransmisikan melalui nervus glosoparingeusjuga ketraktus
memiliki reseptor terhadap rasa pahit yang berbeda-beda. Protein G
solitarius tetapi pada ketinggian yang sedikit lebih posterior.
dalam pengecapan ditemukan disalah satu jalur sinyal pahit.
 Beberapa sinyal pengecapan dari dasar lidah dan bagian-bagian
lain didaerah pharing akan ditransmisikan ke traktus soliatrius
Rasa umami (lezat) melalui nervus vagus.
 Semua serabut saraf bersinap di batang otak bagian posterior
L-glutamat
didalamm nukleus traktus solitarius. Nukleus tersebut akan
mengirimkan neuron susunan kedua ke daerah kecil di nukleus
Transmisi Sinyal Pengecap Ke Ssp medial posterior ventral talamus. Dari talamus neuron ketiga
ditransmisikan ke ujung bawah gyrus possentralis pada korteks
serebri parietalis.

Ambang Batas dan Adaptasi Rasa

 Ambang batas untuk merangsang rasa asam oleh hidroklorida rata-


rata 0,0009 N
 Ambang batas untuk merangsang rasa asin oleh natrium adalah 0,01
M
 Manis oleh sukrosa adalah 0,01 M.
 Sedangkan untuk pahit oleh kuinidin adalah 0,000008 M. Kepekaan
terhadap rasa pahit lebih kuat dibandingkan rasa lain karena untuk
memberikan fungsi perlindungan untuk melawan berbagai toksik
berbahaya di dalam makanan

Gambar. Perjalanan sinyal pengecapan ke ssp


INDERA PENCIUMAN

Olfaktorius
 Memiliki sel psuedostratified epithelium. Mukosa olfaktorius
terletak di atap rongga hidung, mengandung tiga jenis sel reseptor:
sel penunjang (mengeluarkan mukus yang melapisi saluran hidung),
sel basal ( prekursor untuk sel reseptor olfaktorius baru yang
diganti setiap 2 bulan) dan sel reseptor olfaktorius (akson sel
reseptor olfaktorius ini secara kolektif membentuk saraf
olfaktorius).
Adaptasi Pengecapan  Sensasi pengecapan terjadi si SSP sendiri.  Reseptor olfa memiliki silia untuk mengikat odoran. Saat kita
bernapas tenang, odoran biasanya mencapai reseptor sensitif
hanya dengan difusi karena mukosa olfa terletak di atas jalur
normal aliran udara. Odoran juga mencapai mukosa olfa sewaktu
kita makan dengan menghembus ke hidung dari mulut melalui faring.
 Syarat suatu benda dapat dibaui adalah:
1. Mudah menguap sehingga sebagian melokulnya dapat masuk ke
hidung
2. Larut dalam air sehingga dapat masuk ke lapisan mukus yang
menutupi mukosa olfa.
 Setiap reseptor olfa hanya berespon terhadap atu diskret suatu
bau dan bukan terhadap molekul odoran keseluruhan. Jadi masing-
masing bagian dari suatu odoran dideteksi oleh satu dari ribuan
reseptor berbeda.
 Saat sinyal bau terikat dengan reseptor olfa maka akan
menyebabkan pengaktifan protein G, memicu reaksi intrasel
dependen –cAMP yang menyebabkan terbukanya saluran Na+.
Akibatnya akan terjadi perpindahan ion dan menyebabkan
depolarisasi pontensial yang menghasilkan potensial aksi di serat
aferen.

 Serat aferen bersinap di bulbus olfaktorius. Masing2 dari bulbus


olfa dilapisis oleh taut saraf kecil yang dikenal sebagai glomerulus.
Di dalam glomerulus, ujung2 sel reseptor yang membawa informasi
tentang komponen bau tertentu bersinaps dengan sel berikutnya di
jalur olfa yaitu sel mitral. Glomerulus ini menerima sinyal hanya
dari reseptor yang mendeteksi komponen bau tertentu, sehingga
berfungsi sebagai “arsip bau”. Glomerulus juga berperan sebagai
stasium pemancar utama untuk pemrosesan informasi bau.
 Sel mitral sebagai tempat berakhirnya reseptor olfa di glomerulus
untuk menyempurnakan sinyal bau dan meneruskan ke otak.
 Serat-serat yang meninggalkan bulbus olfa berjalan dalam dua rute  Baru2 ini dideteksi bahwa didalam hidung kita terdapat enzim
berbeda: “pemakan bau” yang berfungsi sebagai pembersih molekuler,
a. Sebuah rute subkorteks yang terutama menuju ke daerah membersihkan molekul-molekul odoriferus sehingga mereka tidak
sisitem limbik. Khususnya sisi medial bawah lobus temporalis terus-menerus merangsang reseptor olfa. Hal inilah yang
(dianggap sebagai korteks penciuman primer). Rute ini menyebabkan kita tidak mencium bau terlalu lama.
mencakup hipotalamus, emungkinkan koordinasi erat antara bau
dan reaksi perilaku.
b. Sebuah rute melalui talamus ke korteks. Seperti indera lain, PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN
rute korteks penting untuk persepsi sadar dan diskriminasi
halus bau.

 Walaupun sistem olfa sensitif dam memiliki kemampuan


 Telingan dibagi menjadi tiga yaitu eksterna, tengah dan dalam.
diskriminasi yang tinggi namun sistem ini juga cepat beradapatasi.
 Telingan eksterna, terdiri dari telingan luar (pianna) dan kanalis
Namun, sebenarnya reseptor olfa itu sendiri beradaptasi lambat.
telinga (meatus akustikus eksternus). Meatus akustikus eksternus
Adaptasi ini melibatkan proses adaptasi SSP. Adaptasi bersifat
dibagian interlanya ditutupi oleh membran tipis yang disebut
spesifik untuk bau tertentu, dan responsivitas terhadap bau lain
membran timpani (gendang telinga).
tidak berubah.
 Membran timpani pemisah telinga luar dan tengah.
 Tuba eustachii menghubungkan telinga dan pharing. Dia  Nada: Semakin tinggi frekuensi getaran semakin tinggi nada.
merupakn lubang yang berisi udara. Tuba ini biasanya tertutup Manusia  frekuensi 20-20000 siklus perdetik. Peka pada
sesaat selama mengunyah, menelan, atau menguap, tubanya frekuensi 1000 dan 4000 siklus perdetik.
terbuka memungkinkan telingan tengah menyamakan tekanannya  Intensitas/kekuatan. Diukur dengan satuan desibel (dB).
dengan tekanan atmosfer. Pembicaraan normal 60 DB, bunyi 80 dB dapat menyebabkan
 Tulang stapes, maleus dan inkus  menghantarkan bunyi dari kehilangan pendengaran.
lingkungan ke telinga dalam.  Warna/ kualitas bergantung pada frekuensi tambahan yang
 Telinga dalam terdiri dari 2 sensor sensorik utama. Aparatus mengenai nada dasar.
vestibularis dan kanalis semisirkularis untuk keseimbangan.
 Koklea reseptor sensorik. 0,1 dB (nyaris tak terdengar)
 Fenestra ovalis & fenestra rotundum memisahkan koklea yang 120 dB (suara paling keras)
berisi cairan dengan telinga tengah yang berisi udara. Ambang nyeri - 130 dB
percakapan normal - 50 dB
Gelombang Suara restoran yang bising - 70 dB
Konser diperkuat - 120 dB atau lebih
Pendengaran persepsi oleh saraf.
Gelombang suara getaran suara yang merambat yang terdiri dari daerah
bertekanan tinggi akibat kompresi (pemadatan) molekul udara bergantian
dengan daerah bertekanan rendah akibat penjarangan (peregangan)
molekul udara.

Gambar: sifat gelombang suara


Transduksi Bunyi

1. Energi gelombang bunyi di udara  gerakan mekanik.


2. Gelombang cairan di koklea membuka kanan ion sel rambut.
3. Aliran ion ke dalam sel rambut
4. Terciptanya sinyal listrik Melepaskan neurotransmitter
5. Terbentuknya potensial aksi di neuron auditorik primer.
Langkah Tranduksi:
Gelombang bunyi dari luar diarahkan meatus acustikus esternus sampai
mencapai membran timpani dan menyebabkan membran timpani bergetar
(transuksi pertama). Getara di teruskan ke tulang pendengaran. Apabila
suara terlalu kerah (potensi merusak) otot-otot kecil akan menarik tulang
pendengaran untuk menurunkan gerakan untuk meredam transmisi bunyi.
Dengan bergeraknya stapes tewrjadi gerakan tarik dorong pada jaringan
tipis fenestra ovalis tempat stapes melekat. Gerakan pada fenestrasa
ovalis menimbulkan gelombang pada kanal-kanal berisi cairan di koklea
Tes umum dengan garputala untuk membedakan antara tuli
(tranduksi kedua). Terjadi penekanan pada membran fleksibel duktus
sensorineural dan konduktif
koklealis dan sel rambut sensorik di dalam duktus tertekuk. Gelombang
1. Tes rinne
energi menghilang ke udara telinga tengah di fenestrasa rotundum.
 Metode : dasar garputala yang digetarkan tempatkan pada
Gerakan duktus koklealis membuka atau menutup kanal ion pada membran
processus mastoid sampai subjek tidak lagi mendengarnya,
sel rambut, membentuk sinyal listrik (transduksi ketiga). Sinyal listrik ini
kemudian dengarkan di udara tepat di samping telinga
mengubah pelepasan neurotransmitter (transduksi keempat). Pengikatan
 Normal : Tes Rinne yang positif menandakan bahwa OP
neurotransmitter dengan neuron audotorik primer menginisiasi potensial
memiliki konduksi udara yang lebih baik dibandingkan
aksi (transduksi kelima) yang mengirimkan informasi mengenai bunyi
dengan konduksi tulangnya
melalui cabang koklealis nervus vestibularis (nervus kranialis VIII) dan
 Konduksi tuli (telinga) : Tidak mendengar getaran di udara
otak.
setelah dihantarkan konduksi tulang.
 Sensorineural tuli (satu telinga) : getaran terdengar di
Indera keseimbangan
udara setelah konduksi tulang lebih, selama tuli saraf
parsial. Indera keseimbangan
2. Tes weber Input
 Metode : dasar garputala yang digetarkan tempatkan pada 1. Telinga bagian dalam
vertex di tengkorak 2. Penglihatan (mata) : selain telinga mata juga sebagai alat indera
 Normal : sama-sama terdengar di kedua sisi telinga keseimbangan, klo kita berjalan mata di tutup, bisa gak kalian jalan
 Konduksi tuli (telinga) : terdengar lebih keras di telinga nya seimbang??? Pasti jalan nya miring sana sini, ga lurus seperti
sakit karena efek masking kebisingan lingkungan, tidak biasa nya kita berjalan dengan mata terbuka
terdengar di sisi yang sakit 3. Stretch receptor (reseptor regang)
 Sensorineural tuli (satu telinga) : terdengar lebih keras di Peregangan pada otot dan sendi
telinga yang normal
3. Tes schwabach Reseptor fungsional
 Metode : konduksi tulang pasien dibandingkan dengan 1. Apparatus vestibular
subjek yang normal a. Vestibula
 Normal : -  Memantau perubahan garis lurus ke arah kecepatan
 Konduksi tuli (telinga) : konduksi tulang yang lebih baik dari (keseimbangan statis)
biasanya (konduksi cacat tidak termasuk masking  Reseptor: makula dari sakulus dan utrikulus.
kebisingan)  Memonitor posisi kepala di ruang -
 Sensorineural tuli (satu telinga) : konduksi tulang lebih mengontrol postur
buruk dari biasanya b. Kanalis semisirkularis
 Memantau pergerakan putar dan sudut
(keseimbangan dinamis)
Labirin membranosa antara perilimfe dan endolimfe dalam telinga dalam; banyak kelainan
telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular
menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan
merang-sang sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terja¬di
aktivitas elektris yang berjalan sepanjang cabang vesti-bular nervus
kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan percepatan linear
merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas
elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di
dalam kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akus-dk), yang muncul
dari koklea, bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari
kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis
(nervus kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis
Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. auditorius internus adalah nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis
Organ untuk pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis auditorius internus mem-bawa nervus tersebut dan asupan darah ke
semisirkularis), begitu juga kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus batang otak
koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi.
Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint. Ketiga Respon rotasi ampullary
kanalis semisi posterior, superior dan lateral terletak membentuk sudut
90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang berhubungan dengan
keseimbangan. Organ ahir reseptor ini di stimulasi oleh perubahan
kecepatan dan arah gerakan seseorang.
Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5
cm dengan dua setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir
untuk pendengaran, dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin, namun
tidak sem-purna mengisinya,Labirin membranosa terendam dalam cairan
yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan cairan
serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin
membranosa tersusun atas utrikulus, akulus, dan kanalis semisirkularis,
duktus koklearis, dan organan Corti. Labirin membranosa memegang cairan
yang dina¬makan endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat tepat
Jalur keseimbangan
FISIOLOGI 2

Penglihatan adalah proses dimana cahaya yang direfleksikan dari suatu


objek akan diterjemahkan di otak. Sistem visual ini akan berjalan melalui
3 proses yaitu :
- Mata
Cahaya akan memasuki mata dan lensa akan memfokuskan cahay ke
retina
- Visual pathway
Ketika sampai di retina, fotoreseptor retina akan
mentransduksikan energi cahay menjadi energi listrik
- Visual cortex
Jalur neural dari retina ke otak akan memproses impuls tadi
menjadi gambaran visual. Input ini akan masuk ke lobus frontalis di
korteks serebral yang berperan dalam memproses bayangan visual
dan mempersepsikannya.
Jalur keseimbangan terbagi 2 neuron : neuron ke 1: Neurit-neurit
Ingat ya, stimulus untuk penglihatan adalah cahaya. Nantinya akan dibahas
membentuk N. Vestibularis dari N. Vestibulocochlearis pada dasar liang
lebih lanjut
pendengaran dalam dan menuju nuklei vestibularis. Nuklei ke 2 : Nucleus
vestibularis lateralis (inti Deiters) keluar serabut-serabut yang menuju  Struktur aksesoris mata
Formatio retikularis, ke inti-inti motorik saraf ke III, IV dan V.
 Konjungtiva  Fungsi Air Mata
- Konjungtiva adalah struktur asessoris mata berupa membran - Kelenjar lakrimal ini diregulasi oleh sistem saraf parasimpatis
mukosa yang transparan dan tipis. Konjuntiva terbagi menjadi 2 dan diinervasi oleh nervus fasialis (n.VII)
ada konjungtiva palpebra dan konjungtiva bulbar. Kalo konjungtiva - Berfungsi untuk membersihkan dan melindungi permukaan
palpebra melpisi bagian dalam dari kelopak mata sedangkan mata
konjungtiva bulbar melapisi bagian terluar dari sklera. - Jika berlebihan akan mengalir juga di hidung melewati
- Fungsi utama dari konjungtiva adalah memproduksi air mata yang nasolacrimal
berupa mukus. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang - Jika terjadi iritasi di mata, air mata akan membersihkan dan
dihasilkan oleh sel goblet. Fungsi air mata ini adalah untuk mencairkan substansi iritan tersebut
membasahi bola mata terutama kornea. - Peningkatan produksi air mata
- Fungsi yang lain adalah fungsi proteksi yang mencegah adanya  Mengisi rongga hidung
benda asing yang merusak bagian dari mata.  Terjadi ketika mata teriritasi. Air mata akan membantu
membuang substansi yang mengiritasi tersebut
 Apparatus lakrimalis  Secara emosional (misalnya lagi galau hihi) , mekanisme
- Sistem lakrimal mencakup keseluruhan struktur yang terlibat pastinya belum terlalu jelas. Tetapi diduga karena stimulasi
dalam produksi dan drainase air mata. Pada sistem lakrimal, air dari nervus parasimpatik.
mata akan melalui 4 tahapan yaitu produksi dari sistem sekresi
lakrimal, proses distribusi air mata melalui berkedip, evaporasi  Vision (Penglihatan)
dari permukaan okuler dan drainase melalui aparatus atau - Merupakan indra yang paling dominan
sistem eksretori lakrimalis. - 70% reseptor sensoris terdapat di mata.
- Untuk aliran dari air mata, air mata akan melewati secara - Hampir setengah dari korteks serebral terlibat dalam
medial pada permukaan anterior bola mata untuk memasuki 2 pemrosesan informasi visual,
pembukaan kecil yang disebut puncta lacrimal. Kemudian air - Fotoreseptor dan pola yang didapatkan dari cahaya akan
mata akan melewati dua duktus, (1) kanalis lakrimalis yang akan memasuki mata
menuju saccus lacrimalis dan kemudian menuju (2) duktus - Otak akan menerjemahkan sinyal tersebut dan akan
nasolakrimal. Duktus tersebut akan membawa aliran lakrimal memberikan persepsinya kepada kita,
ke rongga nasal di bagian konka nasal inferior.
- Nah itu sebabnye kalau kite galau terus nangis kan ade  Bola mata
semacam air keluar dari hidung ha itu lah aek mate (kayak ingus Masih ingat kan di histologi, lapisan bola mata ada berapa lapisan? Yap
mun ndak salah hheee) ada 3 lapisan, yaitu :
1. Bagian terluar (fibrosa) terdiri dari sklera dan kornea. Kornea Tadi udah sedikit dibahas mengenai iris kan. Sekarang kita akan
merupakan jaringan transparan yang menutupi bagian iris, karena mengenal lebih lanjut tentang iris. Fungsi iris adalah untuk
berbentuk melengkung, kornea juga membantu memfokuskan meregulasi banyaknya cahaya yang akan masuk melalui pupil. Iris
cahaya ke retina. Sklera, yaitu bagian putih pada mata melapisi mengandung dua set anyaman otot polos, satu sirkular dan saty radial.
hampir seluruh permukaan bola mata kecuali kornea. Refleks otonom akan meregulasi diameter pupil sebagai respons
2. Bagian tengah/ Tunika vaskular terhadap cahaya.
a. Koroid Pada saat sinar terang menstimulasi mata, saraf parasimpatis
Koroid merupakan bagian posterior dari tunika vaskular yang melalui nervus occulomotorius akan menstimulasi otot sirkular pupil
tervaskularisasi. Karena itu, koroid menyediakan nutrisi bagi di iris untuk berkontraksi yang akan menyebabkan mengecilnya
bagian posterior retina. ukuran pupil (konstriksi). Pada saat gelap, saraf simpatik akan
b. Badan siliaris menstimulasi otot radial atau dilator pupil untuk berkontraksi yang
Pada bagian anterior dari tunika vaskularis, koroid berlanjut menyebabkan peningkatan ukuran pupil (dilatasi).
menjadi badan siliaris. Badan siliaris terdiri dari prosessus
siliaris dan otot siliaris. Prosesus siliaris nantinya akan  Pengaturan otonomik dari akomodasi dan apertura pupil
menghasilkan aqueous humor. Otot siliaris adalah otot polos Mata dipersarafi oleh serabut saraf simpatis dan parasimpatis.
sirkular yang mengelilingi serat zonula untuk membantu lensa Serabut preganglion parasimpatis muncul dari nukleus edinger-westphal
dalam melihat dekat atau jauh. dan kemudian berjalan dalam saraf ketiga ke ganglion siliaris, yang
c. Iris terletak tepat dibelakang mata. Disini serabut preganglion bersinaps
Bagian yang berwarna pada bola mata, terletak antara kornea dengan sel saraf parasimpatis postganglionik yang kembali mengirimkan
dan lensa dan melekat pada prosesus siliaris. Fungsi iris adalah serabut-serabut melalui nervus siliaris kedalam bola mata. Nervus ini
untuk meregulasi banyaknya cahaya yang masuk melalui pupil. merangsang (a) otot siliaris yang mengatur lensa mata untuk berfokus dan
(b) sfingter iris yang menyebabkan konstriksi pupil.
 Iris
keluar dari retina tidak tepat di bagian tengah. Titik di retina tempat
Persarafan simpatis mata berasal dari saraf optik keluar dan pembuluh darah berjalan disebut diskus optikus,
dalam sel kornu intermediolateral segmen bagian ini sering disebut bintik buta karena tidak ada bayangan yang dapat
torakal medula spinalis. Dari sini, serabut dideteksi di bagian ini karena tidak adanya sel kerucut dan sel batang.
simpatis memasuki rantai simpatis dan Sinar harus melewati lapisan ganglion dan bipolar sebelum
berjalan ke atas ganglion servikalis mencapai fotoreseptor di semua bagian retina kecuali di fovea. Di fovea,
superior, tempat serabut simpatis yaitu cekungan seukuran pentul jarum yang terletak tepat di tengah retina,
tersebut bersinaps dengan sel saraf lapisan sel ganglion dan bipolar tersisih ke tepi sehingga cahaya langsung
postganglionik. Serabut simpatis mengenai fotoreseptor. Fovea memiliki konsentrasi sel kerucut yang tinggi
postganglionik kemudian menyebar di retina.
sepanjang permukaan arteria karotis dan
berturut-turut dari arteri yang lebih kecil sampai serabut saraf tersebut  Fotoreseptor
mencapai mata. Serabut simpatis ini mempersarafi serabut radial iris dan
beberapa otot ekstraokular mata.

 Struktur retina

Fotoreseptor adalah neuron yang mengubah energi cahaya


Retina merupakan bagian yang mengandung fotoreseptor. Bagian ke sinyal elektris. Terdapat dua jenis fotoreseptor yaitu sel
saraf retina terdiri dari tiga lapisan sel peka rangsang yaitu : (1) lapisan batang dan sel kerucut. Sel batang berfungsi dengan baik pada
paling luar (paling dekat dengan koroid) yang mengandung sel batang dan pencahayaan rendah dan digunakan untuk penglihatan malam. Sel
sel kerucut, yang ujung peka cahayanya menghadap ke koroid (menjauhi kerucut bertanggung jawab untuk penglihatan ketajaman tinggi dan
sinar datang). (2) lapisan tengah : sel bipolar dan (3) lapisan dalam sel penglihatan warna pada siang hari ketika tingkat cahaya tinggi.
ganglion. Akson –akson sel ganglion menyatu membentuk saraf optik, yang
Fotoreseptor mempunyai struktur dasar yang sama : (1)  Pembuatan dan transmisi informasi visual
segmen luar yang ujungnya menyentuh epitel pigmen retina, (2) - Pertama-tama cahaya akan melewati retina dan melewati dua
segmen dalam yang mengandung inti sel dan organel untuk sintesis lapisan neuron pada retina yaitu sel ganglion dan sel bipolar.
ATP dan protein, dan (3) segmen basal dengan terminal sinaps yang - Karena fotoreseptor bersinaps dengan sel bipolar, maka cahaya
melepaskan glutamat ke sel bipolar. yang masuk akan menstimulasi fotoreseptor yang berlokasi
Pigmen visual yang peka cahaya terikat ke membran cakram didekat koroid dan menyerap cahaya.
di segmen luar fotoreseptor. Pigmen visual ini merupakan - Pigmen visual yang peka cahaya terikat ke membran cakram di
transduser yang mengubah energi cahaya menjadi pengubahan segmen luar fotoreseptor akan mengubah bentuknya. Pigmen visual
potensial membran. Batang mempunyai satu jenis pigmen visual ini merupakan transduser yang mengubah energi cahaya menjadi
rodopsin. Kerucut mempunyai tiga pigmen berbeda yang berkaitan pengubahan potensial membran. Batang mempunyai satu jenis
erat dengan rodopsin. pigmen visual rodopsin. Kerucut mempunyai tiga pigmen berbeda
Pigmen visual kerucut dapat diransang oleh beberapa yang berkaitan erat dengan rodopsin
panjang gelombang cahaya yang berbeda sehingga memungkinkan - Perubahan bentuk dari pigmen visual, melalu serangkaian tahap
kita untuk melihat warna. Mata mengandung kerucut untuk cahaya akan menyebabkan terbentuknya potensial reseptor yang akhirnya
merah,hijau,biru. Warna suatu benda yang kita lihat ditentukan menghasilkan potensial aksi.
oleh panjang gelombang cahaya yang dipantulkan oleh benda - Potensial aksi akan menyalurkan informasi ini ke otak melalui
tersebut. nervus optikus untuk pemrosesan visual. Fotopigmen terdiri dari
dua komponen : opsin, suatu protein yang merupakan bagian
 Cahaya integral dari membran diskus; dan retinen yang merupakan
- Cahaya adalah suatu bentuk radial elektromagnetik yang terdiri fotopigmen yang menyerap cahaya.
dari paket-paket energi mirip partikel yang dinamai foton yang
berjalan dalam bentuk gelombang.
- Terdapat banyak sekali sumber radiasi elektromagnetik termasuk
sinar gamma, sinar x, sinar UV, cahaya tampak, radiasi infra merah,
gelombang mikro dan radio. Cakupan radiasi ini dinamakan
spektrum elektromagnetik. Spektrum cahaya tampak adalah
spektrum yang dapat dilihat oleh mata manusia yang berkisar pada
panjang gelombang 400-700 nm
 Dderajat stimulasi pada berbagai sel kerucut

Pada gambar terlihat bahwa pigmen warna yang terdapat dalam setiap sel
kerucut yang berbeda menyebabkan sel kerucut mempunyai kepekaan yang
selektif terhadap berbagai warna seperti warna biru, merah dan hijau.
Sifat abssorpsi dari pigmen yang terdapat di dalam ketiga macam kerucut
itu menunjukkan bahwa puncak absorbsi adalah pada panjang gelombang
cahaya. Hal ini menunjukkan juga bagaimana cara retina dapat
membedakan warna.

Red blindness
No red-sensitive cones

Green blindness
No green-sensitive cones

Blue blindness
No blue-sensitive cones
Nah ini merupakan gambaran kalua terjadinya buta warna. Visual Pathway
Kalua orang yang mengalami kebutaan warna merah, maka matanya tidak
dapat meliat warna merah dan hasilnya warna yang dapat dilihat seperti
pada gambar diatas, begitu juga jika mengalami buta warna biru ataupun
hijau.

Ishihara pseudoisochromatic plates

Dilihat dari gambar jaras saraf penglihatan mata itu berasal dari nervus
optikus (II) lalu ada yang bersilang di optic kiasma (yaitu serat2 saraf ang
berjalan di medial) ada yang tidak bersilang (yang berjalan di lateral), lalu
akan berjalan pada traktus optikus menuju ke Lateral Geniculate Nucleus
(LGN) di thalamus. Lalu serat2 sarafnya akan menyebar (optic radiation)
menuju ke koreteks striata.
Ishihara pseudoisochromatic plates merupakan suatu uji untuk
menentukan seseorang yang mengalami buta warna. Nah jadi kalau terjadi kerusakan saraf pada persilangan di optic kiasma
akan menyebabkan penglihatan kedua mata di medial menghilang. Untuk
lebih jelasnya liat gambar berikut ini ya.
Lensa
Protein crystalline yang tersusun seperti lapisan bawang
Bentuknya : bikonveks (cembung), transparan dan fleksibel (dapat
memipih dan menggembung untuk mengatur refraksi)
Dapat berubah bentuk untuk memfokuskan cahaya pada retina
Berada pada tempatnya dengan adanya ligament suspensory (zonule)
Tidak ada vaskularisasi (nutrisi dari Humor aquouse)

Refraksi terjadi pada media berbeda

Nah informasi visual dari mata kiri itu berjalan menuju ke hemisfer kanan,
begitu juga sebaliknya.
Di mata N Opticus menyebar 2 arah, satu ke temporal satu ke nasal.
Nah yang di temporal fungsinya  melihat daerah medial.
Yang di nasal fungsinya  melihat daerah lateral.

Internal Chamber

Refraksi terjadi pada media berbeda karena adanya perbedaan densitas.

Gambar itu cuman ma nunjukin anatomi mata aja.


Refraksi oleh lensa mata

Dengan bentuk lensa yang bikonveks akan membelokkan cahaya dan


memfokuskannya pada satu titik

Bentuk bayangan :
Ini adalah contoh mata myopia dengan panjang bola mata yang lebih
Nayata, terbalik diperkecil
panjang dari normal sehingga menyebabkan titik focus jatuh di depan
retina dan koreksinya dengan lensa koncav (cekung).
Pengaturan homeostasis

Pada saat melihat jauh sekitar 6 meter mata (lensa) tidak akan terjadi
akomodasi karena bayangan akan tepat jatuh di retina dengan keadaan
lensa normal yang memipih.
Sedangkan pada saat melihat dekat mata (lensa) akan berakomodasi
(mencembung) untuk dapat kembali memfokuskan cahaya pada retina.

Ini adalah contoh mata hipermetropia dengan panjang bola mata yang lebih
pendek dari normal sehingga menyebabkan titik focus jatuh di belakang
retina dan koreksinya dengan lensa konvex (cembung).

Anda mungkin juga menyukai