PPK IDI-Pemeriksaan Mata & Telinga
PPK IDI-Pemeriksaan Mata & Telinga
Tempat
Taste bud ditemukan pada tiga tipe papil lidah yaitu:
1) Papila sirkumvalata pada garis V dibagian posterior lidah.
2) Papila fungiformis diatas permukaan posterior sayang.
3) Papila foliata lipatan sepanjang lateral lidah. (pada bayi,
tidak pada orang dewasa).
Olfaktorius
Memiliki sel psuedostratified epithelium. Mukosa olfaktorius
terletak di atap rongga hidung, mengandung tiga jenis sel reseptor:
sel penunjang (mengeluarkan mukus yang melapisi saluran hidung),
sel basal ( prekursor untuk sel reseptor olfaktorius baru yang
diganti setiap 2 bulan) dan sel reseptor olfaktorius (akson sel
reseptor olfaktorius ini secara kolektif membentuk saraf
olfaktorius).
Adaptasi Pengecapan Sensasi pengecapan terjadi si SSP sendiri. Reseptor olfa memiliki silia untuk mengikat odoran. Saat kita
bernapas tenang, odoran biasanya mencapai reseptor sensitif
hanya dengan difusi karena mukosa olfa terletak di atas jalur
normal aliran udara. Odoran juga mencapai mukosa olfa sewaktu
kita makan dengan menghembus ke hidung dari mulut melalui faring.
Syarat suatu benda dapat dibaui adalah:
1. Mudah menguap sehingga sebagian melokulnya dapat masuk ke
hidung
2. Larut dalam air sehingga dapat masuk ke lapisan mukus yang
menutupi mukosa olfa.
Setiap reseptor olfa hanya berespon terhadap atu diskret suatu
bau dan bukan terhadap molekul odoran keseluruhan. Jadi masing-
masing bagian dari suatu odoran dideteksi oleh satu dari ribuan
reseptor berbeda.
Saat sinyal bau terikat dengan reseptor olfa maka akan
menyebabkan pengaktifan protein G, memicu reaksi intrasel
dependen –cAMP yang menyebabkan terbukanya saluran Na+.
Akibatnya akan terjadi perpindahan ion dan menyebabkan
depolarisasi pontensial yang menghasilkan potensial aksi di serat
aferen.
Struktur retina
Pada gambar terlihat bahwa pigmen warna yang terdapat dalam setiap sel
kerucut yang berbeda menyebabkan sel kerucut mempunyai kepekaan yang
selektif terhadap berbagai warna seperti warna biru, merah dan hijau.
Sifat abssorpsi dari pigmen yang terdapat di dalam ketiga macam kerucut
itu menunjukkan bahwa puncak absorbsi adalah pada panjang gelombang
cahaya. Hal ini menunjukkan juga bagaimana cara retina dapat
membedakan warna.
Red blindness
No red-sensitive cones
Green blindness
No green-sensitive cones
Blue blindness
No blue-sensitive cones
Nah ini merupakan gambaran kalua terjadinya buta warna. Visual Pathway
Kalua orang yang mengalami kebutaan warna merah, maka matanya tidak
dapat meliat warna merah dan hasilnya warna yang dapat dilihat seperti
pada gambar diatas, begitu juga jika mengalami buta warna biru ataupun
hijau.
Dilihat dari gambar jaras saraf penglihatan mata itu berasal dari nervus
optikus (II) lalu ada yang bersilang di optic kiasma (yaitu serat2 saraf ang
berjalan di medial) ada yang tidak bersilang (yang berjalan di lateral), lalu
akan berjalan pada traktus optikus menuju ke Lateral Geniculate Nucleus
(LGN) di thalamus. Lalu serat2 sarafnya akan menyebar (optic radiation)
menuju ke koreteks striata.
Ishihara pseudoisochromatic plates merupakan suatu uji untuk
menentukan seseorang yang mengalami buta warna. Nah jadi kalau terjadi kerusakan saraf pada persilangan di optic kiasma
akan menyebabkan penglihatan kedua mata di medial menghilang. Untuk
lebih jelasnya liat gambar berikut ini ya.
Lensa
Protein crystalline yang tersusun seperti lapisan bawang
Bentuknya : bikonveks (cembung), transparan dan fleksibel (dapat
memipih dan menggembung untuk mengatur refraksi)
Dapat berubah bentuk untuk memfokuskan cahaya pada retina
Berada pada tempatnya dengan adanya ligament suspensory (zonule)
Tidak ada vaskularisasi (nutrisi dari Humor aquouse)
Nah informasi visual dari mata kiri itu berjalan menuju ke hemisfer kanan,
begitu juga sebaliknya.
Di mata N Opticus menyebar 2 arah, satu ke temporal satu ke nasal.
Nah yang di temporal fungsinya melihat daerah medial.
Yang di nasal fungsinya melihat daerah lateral.
Internal Chamber
Bentuk bayangan :
Ini adalah contoh mata myopia dengan panjang bola mata yang lebih
Nayata, terbalik diperkecil
panjang dari normal sehingga menyebabkan titik focus jatuh di depan
retina dan koreksinya dengan lensa koncav (cekung).
Pengaturan homeostasis
Pada saat melihat jauh sekitar 6 meter mata (lensa) tidak akan terjadi
akomodasi karena bayangan akan tepat jatuh di retina dengan keadaan
lensa normal yang memipih.
Sedangkan pada saat melihat dekat mata (lensa) akan berakomodasi
(mencembung) untuk dapat kembali memfokuskan cahaya pada retina.
Ini adalah contoh mata hipermetropia dengan panjang bola mata yang lebih
pendek dari normal sehingga menyebabkan titik focus jatuh di belakang
retina dan koreksinya dengan lensa konvex (cembung).