Bambang Sabariman
Jurusan Teknik Sipil FT Universitas Negeri Surabaya
Email: bambangsabariman@unesa.ac.id
ABSTRACT
Confinement in concrete can increase ductility and compressive strength of the column (P0). While the use of
steel fibre can also increase the ductility of concrete. In this study, the steel fibres as an additive in concrete short
columns confined, and short columns were given concentric axial loads until they reach collapse. The results
showed that the use of steel fibres in concrete can increase P0. The compressive strength (P0) of a confined
short column without steel fibre was 52.06 ton to 63 ton, while on a short column with steel fibre was 57.68 ton to
69.28 ton. Those indicated that concrete short columns with steel fibres can increase the compressive strength,
but in this study, the effect of the Ast (column longitudinal reinforcement area) has not yet.
ABSTRAK
Kekangan pada beton dapat meningkatkan daktilitas dan kuat tekan kolom (P 0), sedangkan pemakaian serat baja
(steel fiber) juga dapat meningkatkan daktilitas beton. Dalam penelitian ini serat baja sebagai bahan tambah pada
beton kolom pendek terkekang, dan kolom pendek dibebani gaya aksial konsentris sampai mencapai runtuh.
Hasilnya menunjukkan bahwa pemakaian serat baja pada beton terkekang dapat lebih meningkatkan P 0. Kuat
tekan P0 pada kolom pendek terkekang tanpa serat baja didapat 52.06 ton sampai dengan 63 ton, sedang pada
kolom pendek terkekang memakai serat baja didapat 57.68 ton sampai dengan 69.28 ton. Hal ini menunjukkan
bahwa kolom pendek beton terkekang dan diperkuat serat baja dapat meningkatkan kuat tekan kolom pendek,
tetapi dalam penelitian ini kuat tekan kolom pendek belum mengamati pengaruh pemakaian A st (luas tulangan
longitudinal kolom).
dalam SNI 2847:2013 belum menyinggung diambil: untuk kolom braced frame k 1,
pengaruh penggunaan kekangan dan serat kolom unbraced frame k 1, tetapi nilai k
baja terhadap kekuatan P0 kolom pendek, ini seharusnya berdasarkan nilai dari
sehingga menimbulkan pertanyaan: bantuan alignment chart. Secara terinci
bagaimana pengaruh penggunaan pengaruh kelangsingan ditentukan oleh:
kekangan dan serat baja terhadap
Untuk komponen struktur tekan yang
kekuatan P0? Apakah masih akurat
tidak di-breising (braced) terhadap
perumusan P0 = 0,85.f’c.(Ag-Ast)+fy.Ast bila
diterapkan pada kolom terkekang dan goyangan menyamping, pengaruh dari
beton berserat baja?. kelangsingan boleh diabaikan bila:
k lu
22 ...................................... (4)
Beberapa penelitian beton berserat r
tersebut di atas belum memasukkan Untuk komponen struktur tekan yang di-
parameter kekangan. Untuk itu diadakan breising (braced) terhadap goyangan
penelitian pada kolom pendek beton menyamping, pengaruh dari kelangsingan
berserat dan terkekang tanpa memakai
boleh diabaikan bila:
tulangan longitudinal, hal ini diharapkan
untuk melihat kontribusi murni/peran dari k lu M
34 12 1 ≤ 40 ............... (5)
serat dan kekangan. Berdasarkan uraian di r M2
atas, maka dirumuskan hal sebagai berikut:
apakah rumus P0 = 0,85.f’c.(Ag-Ast)+fy.Ast
Menurut SNI 2847:2013 dapat dikatakan
tetap akurat apabila diterapkan pada beton
sebagai struktur tekan jika:
terkekang dan berserat baja?.
1. Mempunyai gaya tekan aksial:
Kolom didefinisikan (Wang & Salmon, P 0,10 Ag f 'c ............................... (6)
1994) sebagai unsur yang diperuntukkan 2. Rasio dimensi penampang terpendek
khusus untuk memikul beban aksial tekan
terhadap dimensi yang tegak lurus
vertikal tetapi dapat juga menerima beban
lentur (momen). Kolom dibedakan dalam padanya tidak boleh kurang dari 0,4
dua tipe yaitu kolom pendek dan kolom 3. Panjang efektif dari komponen
panjang/langsing, dimana kolom langsing struktur tekan:
harus mempertimbangkan bahaya tekuk. Untuk komponen struktur tekan
Makin langsing/panjang suatu kolom maka yang ditahan terhadap goyangan
makin besar tambahan eksentrisitas yang kesamping, faktor panjang efektif k
harus diberikan (e1) pada eksentrisitas
awalnya (e0). Bila kolom dianggap sebagai harus diambil sama dengan 1,0;
kolom pendek maka kolom tersebut untuk kecuali bila analisis menunjukkan
mencapai kekuatan batasnya tidak perlu bahwa suatu nilai yang lebih kecil
memperhitungkan/diamankan terhadap boleh digunakan.
adanya bahaya tekuk. Untuk komponen struktur tekan
yang tidak ditahan terhadap
Ukuran untuk menentukan kolom pendek
goyangan kesamping, faktor panjang
adalah berdasarkan nilai kelangsingan
efektif k harus ditentukan dengan
k.lu mempertimbangkan pengaruh dari
yang dinyatakan oleh , dimana r
r keretakan dan tulangan terhadap
adalah radius girasi penampang kolom kekakuan relatif, dan harus lebih
yang ditinjau, sedang k adalah faktor besar dari 1,0.
jepitan ujung atas dan ujung bawah kolom 4. Radius girasinya sesuai dengan
(k dicari dengan bantuan alignment chart). batasan sebagai berikut: ada
Hanya sebagai ilustrasi nilai k dapat komponen struktur tekan persegi,
radius girasi r boleh diambil sama terekpresi dalam nilai kekangan Zm.
dengan 0,3 kali dimensi total dalam Semakin kecil nilai Zm maka semakin
arah stabilitas yang ditinjau, dan sama baik kekangan yang diberikan pada
beton. Nilai Zm tersebut sebagai
dengan 0,25 kali diameter untuk
berikut:
komponen struktur tekan bulat. Untuk 0,625
Z ... (7)
bentuk penampang lainnya, r boleh m
3 0,29. f 'c 3 b"
dihitung dari penampang beton bruto. . s . 0,002.K
145. f 'c 1000 4 sh
.f
Nilai K 1.251 s yh ................. (8)
f 'c
METODE dimana: Zm = nilai kekangan beton
(Kent-Park modified), K = faktor
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengali, s = rasio volumetrik tulangan
akurasi rumus P0 = 0,85.f’c.(Ag-Ast)+fy.Ast sengkang terhadap inti beton
jika diterapkan pada kolom pendek beton terkekang yang diukur dari sisi luar ke
terkekang dan berserat baja (steel fiber). sisi luar sengkang, sh = spasi dari garis
Penelitian ini diharapkan memberikan tengah/pusat ke garis tengah/pusat
kontribusi/manfaat atau informasi pada SNI sengkang (mm), fyh kuat leleh
2847:2013 dalam penentuan P0 untuk tulangan sengkang (MPa), dan f’c kuat
kolom beton terkekang dan berserat baja. tekan beton (MPa), b” = dimensi
Untuk memperjelas arah penelitian maka penampang inti beton terkekang yang
penelitian ini dibatasi sebagai berikut: diukur dari sisi luar ke sisi luar
a. Rencana/target beton mutu normal f’c sengkang (mm).
= 22,50 MPa. j. Uji tekan benda uji sampai mencapai
b. Serat baja yang dipakai Dramix 3D, runtuh (inelastic), uji ini dilakukan di
dengan volumetrik serat baja sebesar Lab. Beton Jurusan Teknik Sipil FT
2% sesuai dengan penelitian Oliveira, Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
J. et al. (2010).
c. Volumetrik sengkang Ash sesuai Berdasarkan pemeriksaan agregat beton
dengan SNI 2847:2013.
semuanya telah memenuhi syarat [ASTM],
d. Dipakai sengkang persegi memakai
tetapi karena pembuatan beton berada
besi polos 6 mm, jarak sengkang
ditempat yang relatif panas maka adukan
bervariasi, variasi ini akan menentukan
nilai Zm. beton ditambah retarder, karena juga
e. Kolom berbentuk persegi berdimensi memakai serat baja maka campuran beton
(150x150x300) mm. ditambah superplastizier (SP), pemakaian
f. Kolom telah diamankan dari bahaya SP ini diharapkan dapat mempermudah
k lu workability. Pembuatan beton dibuat
tekuk, didapat nilai 6,67 , nilai berdasarkan bantuan dari dari PT.SCG
r
ini sudah lebih kecil dari 22. Jaya Mix Surabaya, baik mix design,
g. Benda uji kolom adalah kolom pendek material maupun peralatannya.
yang diberi beban konsentris tanpa
eksentrisitas (e = 0). Tabel 1. Mix design
h. Tidak memakai tulangan longitudinal, Material Volume:
karena tidak mengamati perilaku tekuk 0,035 M3
kolom, dan untuk meneliti kontribusi Semen 7,21 kg
murni kekangan pada inti beton serta Fly ash dari Paiton 3,08 kg
penggunaan steel fiber (SF). Aggregate (4,75-12,5)mm 8,05 kg
i. Nilai kekangan beton pada penelitian Aggregate (12,5-25)mm 31,15 kg
ini memakai teori Kent & Park Modified Pasir Normal 14,00 kg
(Scott, 1982), nilai kekangan tersebut Pasir Halus 14,00 kg
Loading frame
UTM
Specimen LVDT
Load cell,
caps.100 tons
Hydraulic Jack
UTM caps. 100
tons
UR Laptop
Gambar 4. Skematik set up benda uji, LVDT = linier variable displacement transformer
.
Tabel 2. Rincian benda silinder beton
Vf
Benda H f’c target
serat
Uji (mm) (mm) (MPa)
baja
C1 150 300 0 22,5
C2 150 300 0 22,5
C3 150 300 2% 22,5
C4 150 300 2% 22,5
(Sumber: hasil perhitungan)
Keterangan: CwF1&2 = silinder beton tanpa SF.
C3&4 = silinder beton memakai SF.
sengkang 6 mm
7 5
5 9
6 8
4 4
300 mm
5 7
b’= 114 mm
3 6 3
4
5
3 4
2 2
2 3
2 1
1 1 1 b”=120 mm
CwF1 CwF2 & CwF3 & 150 mm b=150 mm
& CF1 CF2 CF3
Gambar 5. Detail tulangan sengkang kolom pendek.
target yaitu f’c = 22,5 MPa, tetapi nilai jika angka reduksi diambil 0,85, maka
P0-teorits-0,85 = 0,85.f’c.(Ag-Ast)+fy.Ast =
ini tidak melampui batas perbedaan
0,85x23,09x (22.500-0)+0 = 44.16 ton,
antara f’c terhadap f’c target sebesar 3,5 jika angka reduksi diambil sebesar 1,00
MPa. Sebagai pembanding dicoba uji maka didapat P0-teorits-1 = 1,00.f’c.(Ag-
tekan pada silinder beton memakai Ast)+fy.Ast = 1,00x23,09x(22.500-0)+0 =
serat baja yang telah berumur 28 hari 51,95 ton.
didapat f’c = 23,26 MPa. Hasil ujinya
ditabelkan sebagai berikut: 4. Hasil eksperimen kuat tekan aksial
konsentris P0, berdasarkan hasil uji di
laboratorium didapat seperti gambar
Tabel 4. Kuat tekan silinder beton tanpa serat
baja berikut ini:
f’c
Benda uji
( MPa )
C1 23,08
C2 23,11
Rerata 23,09
(Sumber: hasil tes, Cn = cylinder ke n)
CF1
CF2
CF3
CwF
CwF
CwF
1
3
Terkekang, tanpa SF Terkekang, memakai SF
C2 C3
Pola retak silinder beton tanpa serat baja Pemakaian kekangan dan pemakaian serat
(C2) dan memakai serat baja (C3) baja, ternyata secara langsung dan
memperlihatkan bahwa antara beton tanpa bersama-sama dapat meningkatkan
serat baja maupun yang memakai serat kemampuan inti kolom beton dalam
baja, retakannya tidak jauh berbeda, hal ini menerima gaya aksial tekan, sebab
menunjukkan bahwa kekuatan gaya lateral kekangan ini pada dasarnya dapat
kesamping akibat gaya tekan aksial meningkatkan kekuatan inti kolom beton
konsentris adalah sama, sehingga wajar sedangkan serat baja dapat meningkatkan
jika hasil uji f’c beton tanpa serat baja kemampuan tarik beton. Dengan demikian
maupun memakai serat baja, menunjukkan jika kedua-duanya bekerja secara
hasil yang tidak jauh berbeda. Hal ini bersama-sama, maka dapat meningkatkan
sesuai dengan penelitian Oliveira, et al. kemampuan inti kolom pendek beton
(2010), dimana hasil penelitian Oliveira terkekang.
menunjukkan tidak ada perbedaan f’c
antara beton tanpa serat baja maupun Kolom yang menerima beban aksial
memakai serat baja. konsentris dalam prakteknya dapat
dikatakan tidak ada (Tim ITS, 1989).
Nilai P0 pada benda uji CwF1, CwF2, CwF3, Karena itu walaupun dalam perencanaan
CF1, CF2 dan CF3 jika diamati sudah bisa secara teoritis beban kolom tersebut
diterima karena nilainya lebih tinggi jika dianggap konsentris (e = 0), namun PB’89
dibandingkan nilai P0-teorits-0,85 maupun P0- Pasal 10.3.5 (dalam Tim ITS, 1989)
teorits-1, sebab telah diperkuat dengan mengatur bahwa kolom hanya boleh
kekangan dan memakai serat baja. Hasil menerima Pmaks. Batas maksimun ini
penelitian juga menunjukkan bahwa akibat diidentikkan dengan eksentrisitas emaks =
adanya pemakaian kekangan semakin 0,10.h (kolom bersengkang), emaks = 0,05.h
meningkatkan kemampuan P0, dimana (kolom berspsiral). Ini berarti pada kolom
benda uji dengan Zm = 29,165 didapat P0 = pendek, bila eksentrisitas e emin kekuatan
52,06 ton, Zm = 17,260 didapat P0 = 58,34 kolom hanya boleh sebesar Pn-maks, seperti
ton dan Zm = 11,342 didapat P0 = 63 ton, juga batasan yang diberikan oleh SNI
hal ini sesuai dengan hasil penelitian Kent 2847:2013.
& Park (1975) yang menyatakan bahwa
semakin kecil nilai Zm akan semakin
meningkatkan kemampuan beton, yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah gaya SIMPULAN
aksial tekan. Namun perlu dicermati bahwa
penelitian ini mengamati pemakaian Berdasarkan pembahasan diatas teramati
kekangan dan pemakaian serat baja bahwa kekangan dan serat baja secara
sekaligus. Hasilnya menunjukkan: bersama-sama dapat berkontribusi
a. Benda uji dengan Zm = 29,165 tanpa meningkatkan kemampuan inti kolom beton
serat baja didapat P0 = 52,06 ton,
dalam menerima gaya tekan aksial
setelah ditambah serat didapat P0 =
57,68 ton. konsentis P0, sehingga perumusan SNI
b. Benda uji dengan Zm = 17,260 tanpa 2847:2013 terkait P0 dalam hal ini sudah
serat baja didapat P0 = 58,34 ton, sangat akurat. Meskipun demikian
setelah ditambah serat didapat P0 = kemampuan tekan aksial ini sebenarnya
65,94 ton. masih bisa ditingkatkan lagi dengan
c. Benda uji dengan Zm = 11,342 tanpa memperhitungkan kontribusi tulangan
serat baja didapat P0 = 63 ton, setelah
longitudinal sebesar Ast, sedang besaran
ditambah serat didapat P0 = 69,28 ton.
Ast harus bersesuaian dengan pada
Pasal 10.9.1 SNI 2847:2013 adalah Nataraja, M. C., Dhang, N., and Gupta, A.
sebesar 1%≤≤8%. P. 1999. Stress Strain Curve for
Steel-Fiber Reinforced Concrete
under Compression. Cem. Concr.
DAFTAR RUJUKAN Compos., 21, pp. 383-390, 1999.
Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Wang, Zhi-Liang., Liu, Yong-Sheng and
Surabaya. Shen R.F. 2008. Stress–strain
Relationship of Steel Fiber-
Wang, Chu-Kia and Salmon, Charles G. reinforced Concreteunder Dynamic
.1994. Disain Beton Bertulang, Compression. Construction and
Binsar Hariandja, Penterjemah. Building, pp. 811–819.
Jakarta: Erlangga.