Anda di halaman 1dari 17

KEPERAWATAN DASAR I

TERMOREGULASI

KELAS : A.12A
DISUSUN OLEH :

FITRIYANI
I KOMANG WIDI MESTAPA YOGA
KADEK SRI WAHYUNI
NI LUH PUTU MAS ARI PUSPA DEWI
NI LUH PUTU WIDI WULANDARI
NI NYOMAN BUDI RAHAYU
NI PUTU UNTARI
TU DE NGURAH PAPIN PRASETIYA

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI


TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebab karena
limpahanrahmat serta anugrah dariNya kami mampu menyelesaikan makalah kami dengan judul
“ termoregulasi “ ini.
Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk
makalah ini supaya selanjutnya dapat kami repisi kembali. Karena kami sangat menyadari,
bahwa makalah yang kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan .
Kami ucapkan terimakasih sebanyak banyaknya kepada setiap pihat yang teah
lmendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah kami hngga rampungnya
makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap makalah yang telah kami buat ini
mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Denpasar, 4 Nopember 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………………...……a
Daftar isi…………………………………………………………………………………...……..b
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang……………………………………………………………………………………2
Rumusan masalah…………………………………………………………………………..…….2
BAB II
Isi…………………………………………………………………………………………………3
Pengertian termoregulasi…………………………………………………………………………3
Faktor faktor yang memengaruhi termoregulasi………………………………………………….3
Prosedur pengukuran suhu………………………………………………………………………..5
Prosedur kompres…………………………………………………………………………………6
BAB III
Penutup…………………………………………………………………………………..………14
Kesimpulan……………………………………………………………………………..……..…14
Daftar pustaka……………………………………………………………………………………15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pengukuran yang paling sering dilakukan adalah pengukuran suhu, nadi, tekanan darah,
frekuensi pernafasan, dan saturasi oksigen. Sebagai indikator dari status kesehatan, ukuran-ukuran
ini menandakan keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi neural dan endokrin tubuh. Karena sangat
penting maka disebut tnda vital. Banyak faktor seperti suhu lingkungan, latihan fisik, dan efek
sakit yang menyebabkan perubahan tanda vital, kadang-kadang di luar batas normal. Suhu tubuh
manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam
keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme
umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus.
Pada Hewan Pengaruh suhu pada lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu
Poikiloterm dan Homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh
bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini juga disebut
hewan berdarah dingin. Yang termasuk dalam poikiloterm adalah bangsa Ikan, Reptil, dan Amfibi.
Dan hewan homoiterm sering disebut hewan berdarah panas karena dapat menjaga suhu tubuhnya.
Hewan yang termasuk dalam homoiterm adalah bangsa Aves dan Mamalia.
Suhu tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang diproduksi atau
diabsorbsi dengan panas yang hilang. Panas yang hilang dapat berlangsung secara radiasi,
konveksi, konduksi dan evaporasi. Radiasi adalah transfer energi secara elektromagnetik, tidak
memerlukan medium untuk merambat dengan kecepatan cahaya. Konduksi merupakan transfer
panas secara langsung antara dua materi padat yang berhubungan lansung tanpa ada transfer panas
molekul. Panas menjalar dari yang suhunya tinggi kebagian yang memiliki suhu yang lebih rendah.
Konveksi adalah suatu perambatan panas melalui aliran cairan atau gas. Besarnya konveksi
tergantung pada luas kontak dan perbedaan suhu. Evaporasi merupakan konveksi dari zat cair
menjadi uap air, besarnya laju konveksi kehilangan panas karena evaporasi.

Rumusan masalah
1. Apa itu termoregulasi?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi termoregulasi?
3. Bagaimana prosedur pengukuran suhu?
4. Bagaimana prosedur kompres?
BAB II
PEMBAHASAN

Termoregulasi adalah suatu mekanisme makhluk hidup untuk mempertahankan suhu


internal agar berada di dalam kisaran yang dapat ditolelir. Proses yang terjadi pada hewan untuk
mengatur suhu tubuhnya agar tetap konstan dinamis. Mekanisme Termoregulasi terjadi dengan
mengatur keseimbangan antara perolehan panas dengan pelepasan panas.
Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga komponen pengatur
atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan saraf eferen serta
termoregulasi dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih
tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya
Mekanisme pengaturan suhu tubuh merupakan penggabungan fungsi dari organ-organ tubuh yang
saling berhubungan. didalam pengaturan suhu tubuh mamalia terdapat dua jenis sensor pengatur
suhu, yautu sensor panas dan sensor dingin yang berbeda tempat pada jaringan sekeliling
(penerima di luar) dan jaringan inti (penerima di dalam) dari tubuh.Dari kedua jenis sensor ini,
isyarat yang diterima langsung dikirimkan ke sistem saraf pusat dan kemudian dikirim ke syaraf
motorik yang mengatur pengeluaran panas dan produksi panas untuk dilanjutkan ke jantung, paru-
paru dan seluruh tubuh. Setelah itu terjadi umpan balik, dimana isyarat, diterima kembali oleh
sensor panas dan sensor dingin melalui peredaran darah .
Sebagian panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan. Melalui
evaporasi berfungsi menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. dan modifikasi sistim sirkulasi di
bagian kulit. Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah
salah satu cara untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Mausia menggunakan baju merupakan
salah satu perilaku unik dalam termoregulasi
Suhu tubuh hewan dipengaruhi oleh suhu lingkungan luar. Pada suhu -2oC s.d suhu 50oC hewan
dapat bertahan hidup atau pada suhu yang lebih ekstrem namununtuk hidup secara normal hewan
memilih kisaran suhu yang lebih sempit dari kisaran suhu tersebut yang ideal dan disukai agar
proses fisiologis optimal.
Usaha hewan untuk mempertahankan suhu tubuhnya agar tetap konstan dan tidak
terjadiperbedaan drastis dengan suhu lingkungannya disebut thermoregulasi. Di dalam tubuh
hewanyang hidup selalu terjadi proses metabolisme. Dengan demikian selalu dihasilkan
panas,karena tidak semua energi yang terbentuk dari metabolisme dimanfaatkan. Panas
yangterbentuk dibawa oleh darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh menjadi panas dan
disebutsebagai suhu tubuh.
Suhu Tubuh Normal

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERMOREGULASI


1. Usia
Pada saat lahir,bayi meninggalkan lingkungan yang hangat,yang relatif konstan,masuk dalam
lingkungan yang suhunya berfluktuasi dengan cepat. Mekanisme kontrol suhu masih imatur.
Suhu tubuh bayi dapat berespon secara drastis terhadap perubahan suhu lingkunga n. Pakaian
harus cukup dan paparan pada suhu yang ekstrim harus di hindari. Bayi baru lahir engeluaran
lebih dari 30% panas tubuhnya melalui kepala dan oleh karena itu perlu menggunakan penutup
kepala untuk mencegah pengeluaran panas. Bila terlindung dari lingkungan yang ekstrim, suhu
tubuh bayi dipertahankan pada 35,50C – 39,50C. Produksi panas akan meningkat seiring dengan
pertumbuhan bayi memasuki masa anak-anak. Perbedaan secara individu 0,250C – 0,550C
adalah normal (Whaley and Wong 1995).
Regulasi suhu tidak stabil sampai anak-anak mencapai pubertas tentang suhu normal turun secara
berangsur sampai seseorang mendekati masa lansia. Lansia mempunyai rentang suhu tubuh yang
lebih sempit dari ada dewasa awal. Suhu oral 350C tidak lazim pada lansia dalam cuaca dingin.
Namun, rentang suhu tubuh pada lansia sekitar 360C. Lansia terutama sensitif terhadap suhu
yang ekstrim karena kemunduran mekanisme kontrol, terutama pada kontrol vase motor (kontrol
vase kontriksi dan vase dilatasi),penurunan jumlah jaringan subkutan, penurunan aktivitas
kelenjar keringat dan penurunan metabolisme.
2. Aktivitas
Dalam olah raga, aktivitas otot memerlukan penigkatan suplay darah dan pemecahan karbohidrat
dan lemak. Hal ini menyebabkan peningkatan metabolisme dan produksi panas. Segala jenis
olahraga dapat meningkatkan produksi panas segala jenis olahraga dapat meningkatkan produksi
panas akibatnya meningkatkan suhu tubuh. Olah raga berat yang lama, seperti lari jarak jauh,
dapat meningkatkan suhu tubuh untuk sementara sampai 410C.
3. Kadar Hormon
Secara umum, wanita mengalami fruktuasi suhu tubuh yang lebih besar dibandingkan pria.
Variasi hormonal selama siklus menstruasi menyebabkan fruktuasi suhu tubuh. Kadar
progesteron meningkatkan dan menurunkan secara bertahap selama iklus menstruasi. Bila
keadaan progesteron rendah, suhu tubuh beberapa derajat di bawah kadar batas. Suhu tubuh yang
rendah berlangsung sapai terjadi ovulasi. Selama ovulasi jumlah progesteron yang lebih besar
memasuki sistem sirkulasi dan meningkatkan suhu tubuh sampai kadar batas atau lebih tinggi.
Variasi suhu ini dapat digunakan untuk memperkirakan masa paling subur pada wanita untuk
hamil. Perubahan suhu juga terjadi pada wanita selama menopause (penghentian menstruasi).
Wanita yang sudah berhenti menstruasi dapat mengalami periode panas tubuh dan berkeringat
banyak, 30 detik-5 menit. Hal tersebut karena kontrol vasomotor yang tidak stabil dalam
melakukan vasodilatasi dan vasokontriksi (Bobak, 1993).
4. Irama sirkadian
Suhu tubuh berubah secara normal 0,5oC sampai 1oC selama periode 24 jam. Bagaimana pun,
suhu merupakan irama paling stabil pada manusia. Suhu tubuh biasanya paling rendah antara
pukul 01:00 dan 04:00 dini hari. Sepanjang hari, suhu tubuh naik, sampai sekitar pukul 18:00 dan
kemudian turun seperti pada dini hari. Penting diketahui, pola suhu tidak secara otomatis
berubah pada orang yang bekerja pada malam hari dan tidur di siang hari. Perlu waktu 1-3
minggu untuk perputaran tersebut berubah. Secara umum, irama suhu sirkadian tidak berubah
sesuai usia. Penelitian menunjukkan, puncak suhu tubuh adalah dini hari pada lansia (Lenz,
1984).
5. Stres
Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan persarafan.
Perubahan fisiologi tersebut meningkatkan panas. Klien yang cemas saat masuk rumah sakit atau
tempak praktik dokter, suhu tubuhnya dapat lebih tinggi dari normal.
6. Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Jika suhu dikaji dalam ruangan yang sangat hangat,
klien mungkin tidak mkampu meregulasi suhu tubuh melalui mekanisme pengeluaran-panas dan
suhu tubuh akan naik. Jika klien berada di lingkungan luar tanpa baju hangat, suhu tubuh
mungkin rendah karena penyebaran yang efektif dan pengeluaran panas yang konduktif. Bayi
dan lansia paling sering dipengaruhi oleh suhu lingkungan karena mekanisme suhu mereka
kurang efisien.

PROSEDUR PENGUKURAN SUHU

Nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator untuk menilai keseimbangan antara
pembentukan dan pengeluaran panas. Nilai ini akan menunjukan peningkatan bila pengeluaran
panas meningkat. kondisi demikian dapat juga di sebabkan oleh vasodilatasi, berkeringat dan lain-
lain. Demikian sebaliknya, bila pembentukan panas maeningkat maka nilai suhu tubuh akan
menurun. Kondisi ini dapat di lihat pada peningkatan metabolisme dan kontraksi otot. Pengukuran
suhu tubuh dapat di lakukan secara oral (mulut), rektal, dan aksila.

Tujuan Tindakan

Pengukuran suhu tubuh di lakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh.

Alat dan bahan


1. Termometer
2. Tiga buah botol
3. Bengkok
4. Kertas/tisu
5. Vaselin
6. Buku catatan suhu
7. Sarung tangan
Prosedur kerja

Pemeriksaan suhu oral….


1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan.
3. Gunakan sarung tangan.
4. Atur posisi pasien
5. Tentukan letak bawah lidah.
1. Turunkan suhu termometer di bawah 340 -350C
2. Letakan termometer di bawah lidah sejajar dengan gusi.
3. Anjurkan mulut di katupkan selama 3-5 menit.
4. Angkat termometer dan baca hasilnya.
5. Catat hasil
6. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
7. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan.
8. Cuci tangan setelah prosedur di lakukan.
Pemeriksaan suhu rektal....
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan.
3. Gunakan sarung tangan.
1. Atur posisi pasien dengan posisi miring.
2. Pakaian di turunkan sampai bawah glutea.
3. Tentukan termometer dan atur pada nilai nol lalu oleskan vaselin.
4. Letakan telapak tangan pada sisi glutea pasian dan masukan termometer ke dalam rektal jangan
sampai berubah tempatnya dan ukur suhu.
5. Setelah 3-5 menit angkat termometer.
6. Catat hasil.
7. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
8. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan.
9. Cuci tangan setelah prosedur di lakukan.
Pemeriksaan suhu Aksila....
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan.
3. Gunakan sarung tangan.
4. Atur posisi pasien
5. Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan tisu.
6. Turunkan termometer di bawah suhu 340 -350C.
7. Letakan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi di atas dada.
8. setelah 3-10 menit termometer diangkat dan di baca hasilnya.
9. Catat hasil.
10. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
11. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan.
12. Cuci tangan setelah prosedur di lakukan.

PROSEDUR KOMPRES

Pengertian kompres

Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang
dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan.

Jenis kompres :

1. kompres panas
2. kompres dingin

Tujuan pemberian kompres

a. kompres panas

1. memperlancar sirkulasi darah

2. mengurangi rasa sakit

3. memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien

4. merangsang peristatik usus


b. Kompres dingin

1. menurunkan suhu tubuh

2. mencegah peradangan meluas

3. mengurangi kongesti

4. mengurangi perdarahan setempat

5. mengurangi rasa sakit pada daerah setempat

Indikasi pemberian kompres

a. Kompres panas

1. klien yang kedinginan(suhu tubuh yang rendah)

2. klien dengan perut kembung

3. klien yang punya penyakit peradangan, seperti radang persendian

4. sepasme otot

5. adanya abses, hematoma

b. Kompres dingin

1. klien dengan suhu tubuh yang tinggi

2. klien dengan batuk dan muntah darah

3. pascatonsilektomi

4. radang, memar

Prosedur pelaksanaan

Cara pemberian kompres panas

1. kompres panas basah


1. Persiapan alat :

a. kom berisi air hangat sesuai kebutuhan (40-46c)

b. bak seteril berisi dua buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang sesuai
c. kasa perban atau kain segitiga

d. pengalas

e. sarung tangan bersih di tempatnya

f. bengkok dua buah (satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%)

g. waslap 4 buah/tergantung kebutuhan

h. pinset anatomi 2 buah

i. korentang

1. Prosedur

a. dekatkan alat-alat kedekat klien

b. perhatikan privacy klien

c. cuci tangan

d. atur posisi klien yang nyaman

e. pasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres

f. kenakan sarung tangan lalu buka balutan perban bila diperban. Kemudian, buang bekas
balutan ke dalam bengkok kosong

g. ambil beberapa potong kasa dengan pinset dari bak seteril, lalu masukkan ke dalam kom
yang berisi cairan hangat.

h. kemudian ambil kasa tersebut, lalu bentangkan dan letakkan pada area yang akan dikompres

i. bila klien menoleransi kompres hangat tersebut, lalu ditutup/dilapisi dengan kasa kering.
selanjutnya dibalut dengan kasa perban atau kain segitiga

j. lakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai program dengan anti balutan kompres tiap
5 menit

k. lepaskan sarung tangan

l. atur kembali posisi klien dengan posisi yang nyaman

m. bereskan semua alat-alat untuk disimpan kembali


n. cuci tangan

o. dokumentasikan tindakan ini beserta responnya

Hal yang perlu diperhatikan:

1. kain kasa harus diganti pada waktunya dan suhu kompres di pertahankan tetap hangat
2. cairan jangan terlalu panas, hindarkan agar kulit jangan sampai kulit terbakar
3. kain kompres harus lebih besar dari pada area yang akan dikompres
4. untuk kompres hangat pada luka terbuka, peralatan harus steril. Pada luka tertutup seperti
memar atau bengkak, peralatan tidak perlu steril karena yang penting bersih.
5. kompres panas kering menggunakan buli-buli panas

1.
1. persipan alat :

a. buli-buli panas dan sarungnya

b. termos berisi air panas

c. termomerter air panas

d. lap kerja

1. prosedur :

v persiapan alat

v cuci tangan

v lakukan pemasangan telebih dahulu pada buli-buli panas dengan cara : mengisi buli-buli
dengan air panas, kencangkan penutupnya kemudian membalik posisi buli-buli berulang-ulang,
lalu kosongkan isinya. Siapkan dan ukur air yang di inginkan (50-60ºc)

v isi buli-buli dengan air panas sebanyak kurang lebih setengah bagian dari buli-buli tesebut.
Lalu keluarkan udaranya dengan cara :

 letakkan atau tidurkan buli-buli di atas meja atau tempat datar.


 Bagian atas buli-buli di lipat sampai kelihatan permukaan air di leher buli-buli
 Kemudian penutup buli-buli di tutup dengan rapat/benar

v Periks apakah buli-buli bocor atau tidak lalu keringkn dengan lap kerja dan masukkan ke
dalam sarung buli-buli

v Bawa buli-buli tersebut ke dekat klien


v Letakkan atau pasang buli-buli pada area yang memerlukan

v Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetaui kelainan yang timbul akibat pemberian
kompres dengan buli-buli panas, seperti kemerahan, ketidak nyamanan, kebocoran, dsb.

v Ganti buli-buli panas setelah 30 menit di pasang dengn air anas lagi, sesuai yang di
kehendaki

v Bereskan alat alat bila sudah selesai

v Cuci tangan

v Dokumentasikan

Hal-hal yang peril di perhatikan :

v buli-buli panas tidak boleh diberikan pada klien pendarahan

v pemakaian buli-buli panas ada bagian bdomen, tutup buli-buli mengarah ke atas atau ke
samping

v pada bagian kaki, tutup buli-buli mengarah ke bawah atau ke samping

v buli-buli harus di periksa dulu atau tidak cicin karet pada penutupnya

2.3.4.2 cara pemberian kompres dingin

1. kompres dingin basah dengan larutan obat anti septic


1. persiapan alat :

v mangkok bertutup steril

v bak steril berisi pinset steril anatomi 2 buah, beberap kain kasa sesuai keutuhan

v cairan nti septic berupa PK 1:4000, revanol 1:1000 sampai 1:3000 dst kebutuhan, larutan
betadin

v pembalut bila perlu

v perlak dan pengalas

v sampiran bila perlu

1. prosedur pelaksanaan :

v dekatkan alat ke dekat klien


v pasang sampiran

v cuci tangan

v pasang perlak pada area yang akan di kompres

v mengocok obat atau larutan bila terdapat endapan

v tuangkan cairan kedalam mangok steril

v masukkan beberapa potong kasa kedalam mangkok tersebut

v peras kain kasa trsbt dg menggunkan pingset

v bentangkan kain kasa dan letakkan kasa di atas area yang dikompres dan di balut

v rapikan posisi klien

v bereskan alat-alat setelah selesai tindakan

v cuci tangan

v dokumentasikn

Hal yang perhatikan

v kain kasa harus sering dibasai agar tetap basah

v pada luka bakar kotorkasa di ganti tiap 1-2 jam

v perhatikan kulit setempat/sekitarnya. Bila terjadi iritasi segera laporkan

v pada malam hari agar kelembapan kompres bertahan lama, tutupi dengan kapas sublimat

1. kompres dingin basah dengan air biasa/air es


1. persiapan alat :

v kom kecil berisi air biasa/air es

v perlak pengalas

v beberapa buah waslap/kain kasa dengan ukuran tertentu

v sampiran bila perlu

v selimut bila perlu


1. prosedur :

v dekatkan alat-alat ke klien

v pasang sampiran bila perlu

v cuci tngan

v pasang pengalas pada area yang akan dikompres

v masukkan waslap/kain kasa kedalam air biasa atau air es lalu diperas sampai lembab

v letakkan waslap/kain kasa tersebut pada area yang akan dikompres

v ganti waslap/kain kasa tiap kali dengan waslap/kain kasa yang sudah terendam dalam air
biasa atau air es.

v Diulang-ulang sampai suhu tubuh turun

v Rapikan klien dan bereskan alat-alat bila prasat ini sudah selesai

v Cuci tangan

v Dokumentasikan

Hal yang harus diperhatikan:

v Bila suhu tubuh 39c/lebih, tempat kompres dilipat paha dan ketiak

v Pada pemberian kompres dilipat paha, selimut diangkat dan dipasang busur selimut di atas
dada dan perut klien agar seprei atas tidak basah

1. kompres dingin kering dengan kirbat es (eskap)


1. Persiapan alat :

v Kirbat es/eskap dengan sarungnya

v Kom berisi berisi potongan-potongan kecil es dan satu sendok teh garam agar es tidak cepat
mencair

v Air dalam kom

v Lap kerja

v Perlak pengalas
1. Prosedur :

v Bawa alat-alat ke dekat klien

v Cuci tangan

v Masukkan batnan es ke dalam kom air supaya pinggir es tidak tajam

v isi kirbat es dengan potongan es sebanyak kurang lebih setengah bagian dari kirbat tersebut

v keluarkan udara dari eskap dengan melipat bagian yang kosong, lalu di tutup rapat

v periksa skap, adakah kebocoran atau tidak

v keringkan eskap dengan lap, lalu masukkan ke dalam sarungnya

v buka area yang akan di kompres dan atur yang nyaman pada klien

v pasang perlak pengalas pada bagian tubuh yang akan di kompres

v letakkan eskap pada bagian yang memerlukan kompres

v kaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap nyeri, mati rasa, dan suhu tubuh

v angkat eskap bila sudah selesai

v atur posisi klien kembali pada posisi yang nyaman

v bereskan alat setelah selesi melakukan prasat ini

v cuci tangan

v dokumentasikan

hal-hal yang perlu di perhatikan

v bila klien kedinginan atau sianosis, kirbat es harus segera di angkat

v selama pemberian kirbat es, perhatikan kult klien terhadap keberadaan iritasi dan lain-lain

v pemberian kirbat es untuk menurukan suhu tubuh, maka suhu tubuh harus di control setiap
30-60 menit.bila suhu sudah turun kompres di hentikan

v bila tdak ada kirbat es bias menggunakan kantong plastic

v bila es dalam kirbat es sudah mencair harus segera dig anti (bila perlu)
BAB III

KESIMPULAN
Termoregulasi merupakan proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu tubuhnya
supaya tetap konstan, paling tidak supaya suhu tubuhnya tidak mengalami perubahan yang terlalu
besar. Tidak semua hewan mampu mempertahankan suhu tubuh yang konstan.
Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah
elemen-elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin
(cold-blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals).
Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara perolehan panas dari dalam (metabolisme)
atau luar dengan kehilangan panas. Untuk menghadapi cuaca yang sangat buruk (terlalu dingin
atau terlalu panas) hewan perlu menghemat energi dengan cara hibernasi atau estivasi.
poikiloter.
Mekanisme pengaturan suhu tubuh merupakan penggabungan fungsi dari organ-organ
tubuh yang saling berhubungan. didalam pengaturan suhu tubuh mamalia terdapat dua jenis sensor
pengatur suhu, yautu sensor panas dan sensor dingin yang berbeda tempat pada jaringan sekeliling
(penerima di luar) dan jaringan inti (penerima di dalam) dari tubuh.Dari kedua jenis sensor ini,
isyarat yang diterima langsung dikirimkan ke sistem saraf pusat dan kemudian dikirim ke syaraf
motorik yang mengatur pengeluaran panas dan produksi panas untuk dilanjutkan ke jantung, paru-
paru dan seluruh tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Referensi:
Anonim, 2008. http://id.wikipedia.org/wiki/ (diakses pada tanggal 19 Mei 2012)

Biologi,www.baltimore.ohlog.com
Keseimbangan panas pada ternak,www.blogspot.com. diakses pada 20 Mei 2012

Anda mungkin juga menyukai