Pemeriksaan Fisik Abdomen
Pemeriksaan Fisik Abdomen
TERMOREGULASI
KELAS : A.12A
DISUSUN OLEH :
FITRIYANI
I KOMANG WIDI MESTAPA YOGA
KADEK SRI WAHYUNI
NI LUH PUTU MAS ARI PUSPA DEWI
NI LUH PUTU WIDI WULANDARI
NI NYOMAN BUDI RAHAYU
NI PUTU UNTARI
TU DE NGURAH PAPIN PRASETIYA
Segala puji syukur kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebab karena
limpahanrahmat serta anugrah dariNya kami mampu menyelesaikan makalah kami dengan judul
“ termoregulasi “ ini.
Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk
makalah ini supaya selanjutnya dapat kami repisi kembali. Karena kami sangat menyadari,
bahwa makalah yang kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan .
Kami ucapkan terimakasih sebanyak banyaknya kepada setiap pihat yang teah
lmendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah kami hngga rampungnya
makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap makalah yang telah kami buat ini
mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………………...……a
Daftar isi…………………………………………………………………………………...……..b
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang……………………………………………………………………………………2
Rumusan masalah…………………………………………………………………………..…….2
BAB II
Isi…………………………………………………………………………………………………3
Pengertian termoregulasi…………………………………………………………………………3
Faktor faktor yang memengaruhi termoregulasi………………………………………………….3
Prosedur pengukuran suhu………………………………………………………………………..5
Prosedur kompres…………………………………………………………………………………6
BAB III
Penutup…………………………………………………………………………………..………14
Kesimpulan……………………………………………………………………………..……..…14
Daftar pustaka……………………………………………………………………………………15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pengukuran yang paling sering dilakukan adalah pengukuran suhu, nadi, tekanan darah,
frekuensi pernafasan, dan saturasi oksigen. Sebagai indikator dari status kesehatan, ukuran-ukuran
ini menandakan keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi neural dan endokrin tubuh. Karena sangat
penting maka disebut tnda vital. Banyak faktor seperti suhu lingkungan, latihan fisik, dan efek
sakit yang menyebabkan perubahan tanda vital, kadang-kadang di luar batas normal. Suhu tubuh
manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam
keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme
umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus.
Pada Hewan Pengaruh suhu pada lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu
Poikiloterm dan Homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh
bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini juga disebut
hewan berdarah dingin. Yang termasuk dalam poikiloterm adalah bangsa Ikan, Reptil, dan Amfibi.
Dan hewan homoiterm sering disebut hewan berdarah panas karena dapat menjaga suhu tubuhnya.
Hewan yang termasuk dalam homoiterm adalah bangsa Aves dan Mamalia.
Suhu tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang diproduksi atau
diabsorbsi dengan panas yang hilang. Panas yang hilang dapat berlangsung secara radiasi,
konveksi, konduksi dan evaporasi. Radiasi adalah transfer energi secara elektromagnetik, tidak
memerlukan medium untuk merambat dengan kecepatan cahaya. Konduksi merupakan transfer
panas secara langsung antara dua materi padat yang berhubungan lansung tanpa ada transfer panas
molekul. Panas menjalar dari yang suhunya tinggi kebagian yang memiliki suhu yang lebih rendah.
Konveksi adalah suatu perambatan panas melalui aliran cairan atau gas. Besarnya konveksi
tergantung pada luas kontak dan perbedaan suhu. Evaporasi merupakan konveksi dari zat cair
menjadi uap air, besarnya laju konveksi kehilangan panas karena evaporasi.
Rumusan masalah
1. Apa itu termoregulasi?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi termoregulasi?
3. Bagaimana prosedur pengukuran suhu?
4. Bagaimana prosedur kompres?
BAB II
PEMBAHASAN
Nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator untuk menilai keseimbangan antara
pembentukan dan pengeluaran panas. Nilai ini akan menunjukan peningkatan bila pengeluaran
panas meningkat. kondisi demikian dapat juga di sebabkan oleh vasodilatasi, berkeringat dan lain-
lain. Demikian sebaliknya, bila pembentukan panas maeningkat maka nilai suhu tubuh akan
menurun. Kondisi ini dapat di lihat pada peningkatan metabolisme dan kontraksi otot. Pengukuran
suhu tubuh dapat di lakukan secara oral (mulut), rektal, dan aksila.
Tujuan Tindakan
PROSEDUR KOMPRES
Pengertian kompres
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang
dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan.
Jenis kompres :
1. kompres panas
2. kompres dingin
a. kompres panas
3. mengurangi kongesti
a. Kompres panas
4. sepasme otot
b. Kompres dingin
3. pascatonsilektomi
4. radang, memar
Prosedur pelaksanaan
b. bak seteril berisi dua buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang sesuai
c. kasa perban atau kain segitiga
d. pengalas
f. bengkok dua buah (satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%)
i. korentang
1. Prosedur
c. cuci tangan
f. kenakan sarung tangan lalu buka balutan perban bila diperban. Kemudian, buang bekas
balutan ke dalam bengkok kosong
g. ambil beberapa potong kasa dengan pinset dari bak seteril, lalu masukkan ke dalam kom
yang berisi cairan hangat.
h. kemudian ambil kasa tersebut, lalu bentangkan dan letakkan pada area yang akan dikompres
i. bila klien menoleransi kompres hangat tersebut, lalu ditutup/dilapisi dengan kasa kering.
selanjutnya dibalut dengan kasa perban atau kain segitiga
j. lakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai program dengan anti balutan kompres tiap
5 menit
1. kain kasa harus diganti pada waktunya dan suhu kompres di pertahankan tetap hangat
2. cairan jangan terlalu panas, hindarkan agar kulit jangan sampai kulit terbakar
3. kain kompres harus lebih besar dari pada area yang akan dikompres
4. untuk kompres hangat pada luka terbuka, peralatan harus steril. Pada luka tertutup seperti
memar atau bengkak, peralatan tidak perlu steril karena yang penting bersih.
5. kompres panas kering menggunakan buli-buli panas
1.
1. persipan alat :
d. lap kerja
1. prosedur :
v persiapan alat
v cuci tangan
v lakukan pemasangan telebih dahulu pada buli-buli panas dengan cara : mengisi buli-buli
dengan air panas, kencangkan penutupnya kemudian membalik posisi buli-buli berulang-ulang,
lalu kosongkan isinya. Siapkan dan ukur air yang di inginkan (50-60ºc)
v isi buli-buli dengan air panas sebanyak kurang lebih setengah bagian dari buli-buli tesebut.
Lalu keluarkan udaranya dengan cara :
v Periks apakah buli-buli bocor atau tidak lalu keringkn dengan lap kerja dan masukkan ke
dalam sarung buli-buli
v Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetaui kelainan yang timbul akibat pemberian
kompres dengan buli-buli panas, seperti kemerahan, ketidak nyamanan, kebocoran, dsb.
v Ganti buli-buli panas setelah 30 menit di pasang dengn air anas lagi, sesuai yang di
kehendaki
v Cuci tangan
v Dokumentasikan
v pemakaian buli-buli panas ada bagian bdomen, tutup buli-buli mengarah ke atas atau ke
samping
v buli-buli harus di periksa dulu atau tidak cicin karet pada penutupnya
v bak steril berisi pinset steril anatomi 2 buah, beberap kain kasa sesuai keutuhan
v cairan nti septic berupa PK 1:4000, revanol 1:1000 sampai 1:3000 dst kebutuhan, larutan
betadin
1. prosedur pelaksanaan :
v cuci tangan
v bentangkan kain kasa dan letakkan kasa di atas area yang dikompres dan di balut
v cuci tangan
v dokumentasikn
v pada malam hari agar kelembapan kompres bertahan lama, tutupi dengan kapas sublimat
v perlak pengalas
v cuci tngan
v masukkan waslap/kain kasa kedalam air biasa atau air es lalu diperas sampai lembab
v ganti waslap/kain kasa tiap kali dengan waslap/kain kasa yang sudah terendam dalam air
biasa atau air es.
v Rapikan klien dan bereskan alat-alat bila prasat ini sudah selesai
v Cuci tangan
v Dokumentasikan
v Bila suhu tubuh 39c/lebih, tempat kompres dilipat paha dan ketiak
v Pada pemberian kompres dilipat paha, selimut diangkat dan dipasang busur selimut di atas
dada dan perut klien agar seprei atas tidak basah
v Kom berisi berisi potongan-potongan kecil es dan satu sendok teh garam agar es tidak cepat
mencair
v Lap kerja
v Perlak pengalas
1. Prosedur :
v Cuci tangan
v isi kirbat es dengan potongan es sebanyak kurang lebih setengah bagian dari kirbat tersebut
v keluarkan udara dari eskap dengan melipat bagian yang kosong, lalu di tutup rapat
v buka area yang akan di kompres dan atur yang nyaman pada klien
v kaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap nyeri, mati rasa, dan suhu tubuh
v cuci tangan
v dokumentasikan
v selama pemberian kirbat es, perhatikan kult klien terhadap keberadaan iritasi dan lain-lain
v pemberian kirbat es untuk menurukan suhu tubuh, maka suhu tubuh harus di control setiap
30-60 menit.bila suhu sudah turun kompres di hentikan
v bila es dalam kirbat es sudah mencair harus segera dig anti (bila perlu)
BAB III
KESIMPULAN
Termoregulasi merupakan proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu tubuhnya
supaya tetap konstan, paling tidak supaya suhu tubuhnya tidak mengalami perubahan yang terlalu
besar. Tidak semua hewan mampu mempertahankan suhu tubuh yang konstan.
Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah
elemen-elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin
(cold-blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals).
Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara perolehan panas dari dalam (metabolisme)
atau luar dengan kehilangan panas. Untuk menghadapi cuaca yang sangat buruk (terlalu dingin
atau terlalu panas) hewan perlu menghemat energi dengan cara hibernasi atau estivasi.
poikiloter.
Mekanisme pengaturan suhu tubuh merupakan penggabungan fungsi dari organ-organ
tubuh yang saling berhubungan. didalam pengaturan suhu tubuh mamalia terdapat dua jenis sensor
pengatur suhu, yautu sensor panas dan sensor dingin yang berbeda tempat pada jaringan sekeliling
(penerima di luar) dan jaringan inti (penerima di dalam) dari tubuh.Dari kedua jenis sensor ini,
isyarat yang diterima langsung dikirimkan ke sistem saraf pusat dan kemudian dikirim ke syaraf
motorik yang mengatur pengeluaran panas dan produksi panas untuk dilanjutkan ke jantung, paru-
paru dan seluruh tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Referensi:
Anonim, 2008. http://id.wikipedia.org/wiki/ (diakses pada tanggal 19 Mei 2012)
Biologi,www.baltimore.ohlog.com
Keseimbangan panas pada ternak,www.blogspot.com. diakses pada 20 Mei 2012