Anda di halaman 1dari 16

36

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis

3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Pada penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang

mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang

variabelnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan

hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Sedangkan variabel

terikat adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan

dengan variabel bebas. Variabel terikat adalah variabel yang variabelnya

diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel

bebas (Sarwono, 2006).

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Variabel bebas (IV), yaitu : Situasi Dilema Personal, Kepribadian Lima

Faktor dan Tingkat Ketidakaktifan Fisik


b. Variabel terikat (DV), yaitu : Intensi
Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada variabel

atau konstrak dengan cara memberi arti, untuk memahami konsep dan

membatasi penelitian (Nazir, 1999). Adapun definisi operasional dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :


1. Intensi : Kecenderungan subjektif seseorang untuk melakukan suatu

tindakan atau perilaku di masa depan yang dilakukan secara sadar.


2. Dilema personal : suatu situasi ketika seseorang dihadapkan pada pilihan

yang sulit yang belum terselesaikan yang membuatnya harus memutuskan


37

untuk memilih pilihan yang terbaik saat ini tetapi mungkin akan buruk

dimasa depan atau pilihan buruk saat ini tetapi akan baik dimasa depan.
3. Kepribadian 5 Faktor : merupakan suatu karakteristik kepribadian yang

mengacu pada lima faktor dasar kepribadian manusia yaitu, neuroticism,

extraversion, opennes to experience, agreeableness dan

conscientiousness.
a. Ekstraversi : salah satu dimensi dari kepribadian lima faktor dimana

individu yang berada didalamnya memiliki karakteristik mudah

bersosialisasi, tegas, dan suka berbicara.


b. Neurotisme : salah satu dimensi dari kepribadian lima faktor dimana

individu yang berada didalamnya memiliki karakteristik penuh

kecemasan, tempramental, dan emosional.


c. Keterbukaan Terhadap Pengalaman : salah satu dimensi dari

kepribadian lima faktor dimana individu yang berada didalamnya

memiliki karakteristik kreatif, imajinatif, dan penuh rasa penasaran.


d. Keramahan : salah satu dimensi dari kepribadian lima faktor dimana

individu yang berada didalamnya memiliki karakteristik sopan, peduli,

baik hati dan ramah.


e. Kesadaran : salah satu dimensi dari kepribadian lima faktor dimana

individu yang berada didalamnya memiliki karakteristik teliti, dapat

diandalkan, dan memiliki disiplin diri yang tinggi.


4. Perilaku ketidakaktifan fisik : suatu kelompok perilaku yang dilakukan oleh

seorang individu secara sadar dan hanya menghasilkan pengeluaran energi

yang sangat rendah.


5. Transportasi umum massal adalah sebuah sarana berkendara bagi banyak

orang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dan dianggap

mampu untuk memberikan efesiensi waktu, tempat dan biaya.

3.1 2 Hipotesis

Hipotesis Null (Ho) :


38

1. Situasi dilema personal (8 situasi) tidak mampu memprediksikan intensi

mahasiswa pengguna mobil pribadi untuk menggunakan alat tranportasi umum

massal.
2. Kepribadian lima faktor (Agreeableness, Conscientiousness, Extraversion,

Neuroticism, & Opennes) tidak mampu memprediksikan intensi mahasiswa

pengguna mobil pribadi untuk menggunakan alat tranportasi umum massal.


3. Tingkat ketidakaktifan fisik tidak mampu memprediksikan intensi mahasiswa

pengguna mobil pribadi untuk menggunakan alat tranportasi umum massal.


4. interaksi antara situasi dilema personal, kepribadian lima faktor, dan tingkat

ketidakaktifan fisik tidak mampu memprediksikan intensi mahasiswa pengguna

mobil pribadi untuk menggunakan alat tranportasi umum massal.

Hipotesis Alternatif (ha) :

1. Situasi dilema personal (8 situasi) mampu memprediksikan intensi mahasiswa

pengguna mobil pribadi untuk menggunakan alat tranportasi umum massal.


2. Kepribadian lima faktor (Agreeableness, Conscientiousness, Extraversion,

Neuroticism, & Opennes) mampu memprediksikan intensi mahasiswa

pengguna mobil pribadi untuk menggunakan alat tranportasi umum massal.


3. Tingkat ketidakaktifan fisik mampu memprediksikan intensi mahasiswa

pengguna mobil pribadi untuk menggunakan alat tranportasi umum massal.


4. interaksi antara situasi dilema personal, kepribadian lima faktor, dan tingkat

ketidakaktifan fisik mampu memprediksikan intensi mahasiswa pengguna mobil

pribadi untuk menggunakan alat tranportasi umum massal.

3.2 Subjek Penelitian & Teknik Sampling

3.2.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Populasi adalah seluruh individu yang dimaksudkan untuk diteliti, dan

yang nantinya akan dikenai generalisasi (Winarsunu, 2004). Populasi dari


39

penelitian ini adalah mahasiswa yang menggunakan kendaraan roda empat

(mobil). Menurut Sukadji (2001) mahasiswa adalah sebagian kecil dari generasi

muda yang mendapat kesempatan untuk mengasah kemampuannya di

perguruan tinggi.

Pada penelitian ini, peneliti telah menentukan kriteria tertentu untuk

individu yang dapat dijadikan partisipan dalam penelitian sehingga dapat

diperoleh data yang representatif dan sesuai dengan harapan peneliti. Kriteria

dari partisipan penelitian ini, yaitu:

a). Mahasiswa pengguna kendaraan roda empat (mobil) minimal 3 hari

dalam satu minggu dan sudah berlangsung selama 6 bulan.

b). Mahasiswa yang berkuliah di Jakarta.

Menurut Grohol (2009) suatu aktivitas/kegiatan dapat dikatakan sebagai

kebiasaan adalah ketika aktivitas/kegiatan tersebut dikerjakan selama 66 hari.

Sehingga dapat dikatakan, mahasiswa yang beraktivitas menggunakan mobil

selama 6 bulan dapat dikatakan sebagai sebuah kebiasaan.

3.2.2 Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (dalam Alma, 2006) sampel adalah sebagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik sampling yang

digunakan pada penilitian ini adalah nonprobability sampling, yaitu teknik

sampling yang tidak memberikan kesempatan (peluang) pada setiap anggota

populasi untuk dijadikan anggota sampel (Alma, 2006). Adapun bentuk

nonprobability sampling yang digunakan adalah convenience sampling atau

lebih dikenal dengan accidental sampling. Accidental sampling adalah teknik

penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang


40

secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik

responden penelitian, maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel

(Alma, 2006).

3.2.3 Jumlah Sampel

Jumlah sampel yang peneliti gunakan dalam pilot study sebanyak 60

responden yang sesuai dengan karakteristik penelitian. Sedangkan pada field

test sebanyak 280 responden yang juga sesuai dengan karakteristik penelitian

yang sudah ditentukan sebelumnya. Semakin besar sampel, akan semakin

kecil bias menarik kesimpulan tentang populasi. Bailey (dalam Soehartono,

2004) berpendapat bahwa untuk penelitian yang akan menggunakan analisis

data dengan statistik, besar sampel yang paling kecil adalah 30, walaupun ia

juga mengakui bahwa banyak peneliti lain menganggap bahwa sampel sebesar

100 merupakan jumlah minimum.

3.3 Desain penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang bekerja dengan angka, dan datanya

berupa bilangan (skor atau nilai) yang dianalisis dengan menggunakan statistik

untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik,

atau untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu mempengaruhi

variabel yang lain (Alsa, 2007).

Desain penelitian ini adalah desain kuasi eksperimental. Kuasi

eksperimental adalah eksperimen yang memiliki perlakuan (treatment),

pengukuran-pengukuran dampak (outcome measure), dan unit-unit eksperimen


41

(experimental unit), namun tidak menggunakan penempatan secara acak

(random assignment) dalam menciptakan perbandingan untuk menyimpulkan

adanya perubahan akibat perlakuan (Shadish et al, 2002). Dalam penelitian ini,

variabel yang dimanipulasi adalah situasi dilema personal, sedangkan variabel

lain tidak dimanipulasi. Dalam penelitian ini juga tidak dilakukan randomisasi

(pengacakan) partisipan penelitian serta kontrol variabel.

Penelitian kuantitatif yang digunakan karena terdapat lebih dari dua

variabel yang terlibat dan penelitian ini ingin memprediksikan antara masing-

masing variabel bebas dan terikatnya. Pada penelitian ini digunakan teknik

analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda adalah pengembangan

dari analisa regresi sederhana. Kegunaannya yaitu untuk meramalkan nilai

variabel terikat apabila variabel bebas minimal dua atau lebih (Alma, 2006).

Persamaan regresi ganda:

Ŷ = a + b 1 X1 + b 2 X2 + b 3 X3 + ......... + b14 X14 + e

Ŷ = Variabel Terikat (Intensi)

X1 – X8 = Variabel bebas (situasi dilema personal)

X9 – X13 = Variabel Bebas (kepribadian)

X14 = variabel Bebas (Tingkat ketidakaktifan fisik)

a = konstanta

e = error (kesalahan)

3.4 Alat Ukur Penelitian

3.4.1 Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 macam alat

ukur yang masing-masing mengukur variabel tertentu, diantaranya :


42

3.4.1.1 Alat Ukur IPAQ

Alat ukur ini dikembangkan oleh Sjöström et.al pada tahun 2002 yang

digunakan untuk mengukur tingkat aktivitas fisik seseorang. Alat ukur ini terdiri

dari 7 item soal yang mengukur tentang aktivitas fisik berat (vigorous activity),

aktivitas fisik sedang (moderate activity), aktivitas berjalan kaki (walking activity)

dan aktivitas duduk (sitting activity) pada seseorang dalam satu minggu

terakhir. Masing-masing item terdiri dari 2 pilihan jawaban terbuka. Cara

penilaian dari alat ukur ini adalah :

- Walking MET-menit/minggu = 3,3 * waktu berjalan kaki (dalam menit) *

jumlah hari.
- Moderate MET-menit/minggu = 4,0 * waktu melakukan aktivitas fisik

sedang (dalam menit) * jumlah hari.


- Vigorous MET-menit/minggu = 8,0 * waktu melakukan aktivitas fisik

berat (dalam menit) * jumlah hari.


- Total aktivitas fisik MET-menit/minggu = total dari aktivitas berjalan kaki

+ aktivitas fisik sedang + aktivitas fisik berat.

Perilaku ketidakaktifan fisik digolongkan kedalam 3 kategori, yaitu kategori

rendah, kategori sedang dan kategori tinggi. Kategori tinggi jika aktifitas fisik berat

dilakukan setidaknya 3 hari dan minimal MET 1500MET menit/minggu atau 7 hari atau

lebih kombinasi aktivitas berjalan kaki dan aktivitas fisik sedang atau aktivitas berjalan

kaki dan aktivitas fisik berat dan menghasilkan setidaknya 3000 MET-menit/minggu.

Kategori sedang jika 3 hari atau lebih seseorang melakukan aktivitas fisik berat minimal

20 menit/hari, atau 5 hari atau lebih seseorang dalam melakukan aktivitas fisik sedang/

aktivitas berjalan minimal 30 menit/hari. Atau 5 hari atau lebih kombinasi dari aktivitas

berjalan, aktivitas fisik sedang dan aktivitas fisik berat mencapai total MET minimal 600

MET-menit/minggu. Kategori rendah jika total aktivitas fisik seseorang tidak mencakup

kategori tinggi atau sedang.

Tabel 3.1
Blue Print Skala IPAQ
43

Dimensi Item Nomer Jumlah


Item item
Aktivitas fisik Dalam 7 hari terakhir, berapa hari Anda 1 2
berat
melakukan aktivitas fisik yang berat contohnya
seperti mengangkat benda/barang berat,
menggali/mencangkul, senam aerobik atau
bersepeda dengan cepat?

Berapa waktu yang Anda habiskan untuk 2


melakukan aktivits fisik berat pada satu hari
atau beberapa hari tersebut? sebagaimana
yang telah anda sebutkan di no 1.
Aktivitas Fisik Dalam 7 hari terakhir, berapa hari anda 3 2
Sedang
melakukan aktivitas fisik sedang, contohnya
seperti mengangkat benda/barang ringan,
bersepeda santai, bermain badminton secara
beregu, menyapu lantai, mengelap barang-
barang dikamar? Aktivitas fisik sedang tidak
termasuk berjalan kaki.

Berapa waktu yang Anda habiskan untuk 4


melakukan aktivits fisik sedang pada satu hari
atau beberapa hari tersebut? sebagaimana
yang telah anda sebutkan di no 3.

Aktivitas Dalam 7 hari terakhir, berapa hari anda 5 2


Berjalan Kaki
berjalan kaki selama minimal 10 menit pada
satu periode waktu?

Berapa waktu yang Anda habiskan untuk 6


berjalan kaki pada satu hari atau beberapa hari
tersebut? sebagaimana yang telah anda
sebutkan di no 5.

Dalam 7 hari terakhir, berapa waktu yang anda 7 1


Aktivitas
habiskan untuk duduk pada hari kerja (senin –
44

Duduk jum’at)?

Sumber : data penelitian 2013

3.4.1.2 The Big Five Personality Test


Alat ukur ini dikembangkan oleh Oliver et, al. Pada tahun 1991 yang

mengacu kepada teori kepribadian lima faktor yang dikemukakan oleh McCrae

& Costa, alat ukur ini digunakan untuk mengukur kepribadian. Dimensi dalam

alat ukur ini adalah, Agreeableness, Conscientiousness, Extraversion,

Neuroticism, and Openness. Skala yang digunakan adalah skala likert. Skala

likert merupakan metode skala pengukuran yang menggunakan distribusi

respons dari sekelompok responden yang bertindak sebagai kelompok uji coba

(pilot study) sebagai dasar penentuan nilai skalanya (Azwar, 2000). Alat ukur

big 5 personality terdiri dari 65 item yang setiap pernyataannya diberikan 6

respon jawaban, yaitu Sangat Sesuai (diberikan poin 6), Setuju (diberikan poin

5), Agak Sesuai (diberikan poin 4), Agak Tidak Sesuai (diberikan poin 3), Tidak

Sesuai (diberikan poin 2) dan Sangat Tidak Sesuai (diberikan poin 1) pada item

yang bersifat favorable.


Pada item unfavorable penilaiannya menjadi Sangat Sesuai (diberikan

poin 1), Setuju (diberikan poin 2), Agak Sesuai (diberikan poin 3), Agak Tidak

Sesuai (diberikan poin 4), Tidak Sesuai (diberikan poin 5) dan Sangat Tidak

Sesuai (diberikan poin 6). Berikut blueprint dari big 5 inventory test.

Tabel 3.2
Blue Print Skala Kepribadian Lima Faktor
Dimensi Nomor Item Jumlah
Item
Ekstraversion Favorable 17, 23, 33, 47, 48, 13
57, 60
45

Unfavorable 1, 8, 27, 40, 41, 42


Agreeableness Favorable 9,10, 24, 28, 43, 13
61, 62, 63
Unfavorable 2, 18, 34, 35, 49
Conscientiousness Favorable 3, 4, 19, 36, 44, 50, 12
51
Unfavorable 11, 25, 29, 58, 64
Neuroticism Favorable 5, 6, 20, 37, 52, 10
Unfavorable 12, 13, 30, 31, 45
Opennes Favorable 7, 14, 15, 16, 21, 17
22, 32, 38, 39, 53,
54, 55, 59
Unfavorable 26, 46, 56, 65
Sumber : data penelitian 2013

3.4.1.3 Alat Ukur Situasi Dilema Personal


Alat ukur ini diinspirasikan oleh alat ukur dilema sosial dari Van Vugt,

Van Lange, dan Ree Meertens pada tahun 1996. Awalnya alat ukur Van Vugh,

Van Lange, dan Ree Meertens terdiri dari 3 aspek yaitu, waktu tempuh, polusi

dan variasi waktu tempuh yang tergabung kedalam satu situasi.

Pengembangan peneliti pada alat ukur ini terdapat pada variasi situasi, karena

diasumsikan situasi yang dihadapi seseorang bisa berbeda dengan orang lain.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 35 orang mahasiswa pengguna mobil

pribadi, ada berbagai faktor yang mempengaruhi untuk menggunakan mobil

pribadi atau transportasi umum tetapi peneliti mengambil 6 faktor teratas yaitu

segi waktu, biaya, keamanan, kenyamanan, prestis dan ego yang digabungkan

kedalam 8 skenario situasi. Skenario tersebut berisi gambaran situasi

keuntungan dan kerugian penggunaan mobil pribadi dan transportasi umum

dalam kehidupan sehari-hari. Alat ukur ini digunakan untuk mengukur dilema

personal. Dalam penelitian ini adalah dilema personal terhadap intensi


46

pengguna mobil pribadi yang akan memutuskan untuk menggunakan atau tidak

menggunakan alat transportasi umum massal.

Tabel 3.3
Blue Print Alat Ukur Kuesioner Dilema Personal
G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8
Waktu + + + + - - - -
Biaya + + + - + - - -
Aman + + - + - + - -
Nyaman + - - - + + + -
Prestis + - + + - - + -
Ego/empati + - + - + - + -
Keterangan : tanda (+) untuk situasi yang menguntungkan pengguna mobil pribadi
dan tanda (-) untuk situasi yang merugikan pengguna mobil pribadi

3.4.1.4 Alat ukur Intensi

Alat ukur ini berisi satu pertanyaan yang di isi setelah melihat situasi-

situasi pada alat ukur situasi dilema personal. Cara pengisian dari alat ukur ini

terdapat 10 rentang skala dimana skala nomor 1 menggambarkan pengguna

mobil pribadi sudah tentu/pasti berniat memilih menggunakan mobil pribadinya,

sedangkan skala nomor 10 menggambarkan pengguna mobil pribadi sudah

tentu/pasti berniat memilih menggunakan alat transportasi umum dalam situasi

yang telah ditentukan sebelumnya.

3.4.2 Validitas & Reliabilitas Alat Ukur

Validitas dapat menunjukkan tentang sifat suatu alat ukur dalam

pengertian apakah suatu alat ukur cukup akurat dalam mengukur apa yang

ingin diukur (Azwar, 2009). Suatu tes atau instrumen dikatakan mempunyai

validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau

memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dan tujuan dilakukannya
47

pengukuran. Menurut Arikunto (2006), cara yang paling banyak dipakai untuk

mengetahui validitas ialah dengan mengkorelasikan skor atau nilai yang

diperoleh pada masing-masing pernyataan dari semua responden dengan

skor/nilai penyataan dan skor/nilai total harus signifikan berdasarkan ukuran

statistik tertentu.

Menurut Sugiyono (2008) reliabilitas adalah serangkaian pengukuran

menggunakan alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran dilakukan

secara berulang. Sedangkan menurut Azwar (2009), reliabilitas adalah sejauh

mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurnya (Azwar, 2009).

Untuk validitas alat ukur IPAQ peneliti melakukan pengujian content

validity yaitu pengujian validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi

tes melalui professional judgement (Azwar, 2000). Untuk melakukan uji validitas

ini, peneliti meminta expert judgement kepada Bapak Juneman, S.Psi.,M.Si

untuk melihat kesesuaian alat ukur setelah diterjemahkan. Sedangkan untuk

reliabilitas alat ukur ini, peneliti tidak melakukan pengujian karena alat ukur ini

sudah berstandar internasional dan telah diterjemahkan di lebih dari 20 negara

di dunia seperti Inggris, Arab Saudi, Prancis, Jerman, Malaysia, Vietnam, Turki,

Taiwan, dan lain-lain.

Untuk validitas pada alat kuesioner dilema personal dan intensi peneliti

juga menggunakan content validity, setelah melakukan studi elisitasi mengenai

faktor-faktor yang membuat mahasiswa pengguna mobil pribadi untuk

menggunakan atau tidak menggunakan alat transportasi umum massal. Untuk

reliabilitas peneliti tidak melakukan uji reliabilitas selain karena adanya


48

manipulasi, butir pada soal alat ukur ini hanya terdapat satu soal sehingga tidak

mungkin untuk diukur korelasi butir totalnya.


Sementara Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur Big Five

Personality Test, dilakukan terlebih dahulu pilot study kepada 60 orang

responden yang memiliki karakteristik sesuai dengan karakteristik penelitian. Uji

validitas item dilakukan dengan menggunakan corrected item total correlation.

Corrected item total correlation adalah analisis yang dilakukan dengan cara

mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total dan melakukan

koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi (Azwar, 2009).

Sedangkan metode uji reliabilitas yang digunakan adalah Cronbach’s Alpha,

dikarenakan instrumen berbentuk skala Likert (Priyatno, 2011). Uji validitas dan

reliabilitas alat ukur ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software

SPSS (Statistical Program for Social Study) version 20 For Windows.

Tabel. 3.4
Nilai Validitas dan Reliabilitas Big 5 Personality Test Saat Pilot Study
Dimensi Koefisien Korelasi Jumlah Cronbach’s
butir total butir Alpha
Ekstraversion 0,091 – 0,600 13 0,729
Agreeableness -0,067 – 0,460 13 0,525
Conscientiousnes 0,266 – 0,698 12 0,789
s
Neuroticism 0,231 – 0,663 10 0,793
Opennes -0,025 – 0,730 17 0,800
Sumber : data penelitian 2013

Berdasarkan tabel 3.4 dapat dilihat bahwa nilai reliabilitas dari dimensi

agreeableness masih belum baik. Nilai reliabilitas dapat dikatakan baik atau

tinggi ketika nilainya berkisar antara 0,70 - 0,89 (Guilford, dalam Indria dan

Nindyati, 2007). Selain itu koefisien korelasi dari beberapa dimensi, yaitu

ekstraversion, agreeableness, neuroticism dan opennes pada alat ukur Big 5

Personality Test masih belum memenuhi kriteria koefisien korelasi yang baik.
49

Suatu item dikatakan memiliki koefisien korelasi yang baik ketika mempunyai

koefisien korelasi sama dengan atau lebih dari 0,25 (Azwar, 2009). Untuk

mendapatkan korelasi koefisien yang baik maka ada beberapa item dari

masing-masing dimensi yang dihapus, yaitu item yang mempunyai nilai

koefisien korelasi kurang dari 0,25. Item-item tersebut antara lain item nomor

17, 33, 24, 28, 35, 43, 49, 61, 62, 63, 52, 26, 46, dan item 65. Sehingga total

item dalam alat ukur ini berkurang dari 65 item menjadi 51 item. Penghapusan

item-item tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan nilai reliabilitas,

terutama pada dimensi agreeableness. Setelah dilakukan penghapusan item,

peneliti kembali mengukur validitas dan reliabilitas big five personality test saat

field test. Berikut hasil validitas dan reliabilitas alat ukur big five personality test.

Tabel 3.5
Nilai Validitas dan Reliabilitas Big 5 Personality Test Setelah Item Dihapus
Dimensi Koefisien Korelasi Jumlah Cronbach’s
butir total butir Alpha
Ekstraversion 0,292 - 0,617 11 0,760
Agreeableness 0,303 - 0,652 5 0,707
Conscientiousness 0,266 – 0,698 12 0,789
Neuroticism 0,264 - 0,672 9 0,800
Opennes 0,343 - 0,726 14 0,831
Sumber : data penelitian 2013

Setelah dilakukan penghapusan beberapa item pada masing-masing

dimensi terlihat ada beberapa peningkatan nilai reliabilitas. Nilai reliabilitas

dimensi ekstraversion meningkat dari 0,729 menjadi 0,760, nilai reliabilitas

dimensi agreeableness meningkat dari 0,525 menjadi 0,707, nilai reliabilitas

dimensi neuroticism meningkat dari 0,793 menjadi 0,800 dan nilai reliabilitas

dimensi opennes meningkat dari 0,800 menjadi 0,831. Sedangkan pada

dimensi Conscientiousness nilai reliabilitas tidak berubah dikarenakan memang

tidak ada penghapusan item dari dimensi ini. Sehingga dapat disimpulkan
50

bahwa nilai validitas dan reliabilitas alat ukur Big 5 Personality Test mempunyai

nilai validitas dan reliabilitas yang baik.

3.5 Prosedur

3.5.1 Persiapan Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan persiapan dengan

mengumpulkan beberapa fenomena yang akan dikaitkan dengan variabel-

variabel yang akan diteliti. Setelah fenomena-fenomena didapatkan, peneliti

mencari literatur dari berbagai ahli yang telah melakukan penelitian sebelumnya

agar mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai variabel-variabel yang akan

diteliti. Pertama-tama, peneliti mencari alat ukur yang berkaitan dengan variabel

yang akan diteliti, yaitu International Physical Activity Questionnaire, Big Five

Personality Test, dan Personal Dilemmas Questionnaire. Setelah itu, peneliti

menentukan metode yang akan dilakukan agar penelitian menjadi valid dan

reliabel.

1.5.2 Pelaksanaan Penelitian


Pertama-tama peneliti melakukan pengumpulan alat ukur dari masing-

masing variabel yang ingin diukur dalam penelitian ini. Setelah dilakukan

validitas isi dan validitas konstruk, angket/kuesioner yang sudah siap ini

disebarkan kepada responden penelitian yang telah ditentukan sebelumnya

sebagai penelitian uji coba (pilot study). Penelitian uji coba yang dilakukan

untuk menguji validitas dan reliabilitasnya alat ukur big five personality test.
Sesuai dengan teknik pengambilan data yang dilakukan dengan

menggunakan teknik convenience sampling, peneliti memberikan kuesioner

kepada mahasiswa-mahasiswa di dalam ruang kelas maupun yang sedang

berkumpul di area kampus. Sebelumnya peneliti menanyakan terlebih dahulu

kepada mahasiswa tentang lama penggunaan mobil sampai saat ini dan juga
51

waktu penggunaan mobil dalam seminggu, pertanyaan ini ditujukan untuk

menyeleksi apakah masiswa layak atau tidak menjadi responden penelitian.

Peneliti melakukan pengambilan data untuk pilot study maupun field test di area

Universitas Bina Nusantara (kampus Anggrek, kampus Syahdan dan kampus

Kijang), Universitas Trisakti, Universitas Atma Jaya, dan Universitas YARSI.

3.5.3 Teknik Pengolahan Data

1. Peneliti melakukan pengolahan data menggunakan SPSS (Statistical

Program for Social Science) STATISTIC version 20 untuk mengetahui

validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan sehingga data dapat di

interpretasi.

2. Peneliti melakukan pengolahan data menggunakan SPSS (Statistical

Program for Social Science) STATISTICS 20 untuk mengetahui hubungan

prediktif X1 Y1 Z

3. Hasil dari penelitian ini terdapat main effect dan interaction effect. Main effect

adalah ketika hasil dari salah satu variabel bebas dapat secara langsung

memprediksi variabel terikat, sedangkan interaction effect adalah ketika ada

interaksi antara masing-masing variabel bebas dalam memprediksikan variabel

terikatnya. Misalkan interaksi antara kepribadian dan situasi dilema personal,

maka skor tiap variabel tersebut dikalikan dan hasil kali tersebut mengeluarkan

hasil yang signifikan dalam memprediksi variabel terikat.

Anda mungkin juga menyukai