Anda di halaman 1dari 7

22 Kajian Sifat Fisikokimia Ekstrak Rumput Laut..

(Aisyah dkk)

KAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA EKSTRAK RUMPUT LAUT COKLAT


SARGASSUM DUPLICATUM MENGGUNAKAN BERBAGAI PELARUT DAN
METODE EKSTRAKSI

Aisyah Tri Septiana1) dan Ari Asnani2)


1
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian.
2
Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto

ABSTRACT

Sargassum duplicatum contain bioactive component has different polarity. The


research was aimed to know the effect solvent types and extraction method toward the
psychochemical characteristic of S. duplicatum extract. The result of qualitative analysis
showed that all S. duplicatum extract samples contained flavonoid, tannin, saponin, and
terpenoid. The best treatment were obtained from methanol treatment using one-step extraction
method that gave solubility in ethanol was 39.450 percent, solubility in distilled water
(aquadest) was 28.283 percent, and total phenol was 297.170 mg/g.
Key words : physiochemistry characteristics, Sargassum duplicatum, extraction method
Kandungan kimia S. duplicatum
PENDAHULUAN dapat diperoleh dengan cara ekstraksi pelarut.
Indonesia telah dikenal luas sebagai Prinsip dari ekstraksi ini adalah memisahkan
negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah komponen yang ada dalam bahan yang
lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang diekstraksi dengan menggunakan pelarut
di dunia yaitu ± 80.791,42 Km. Salah satu tertentu. Ekstraksi dengan pelarut dilakukan
mahluk hidup yang tumbuh dan berkembang dengan mempertemukan bahan yang akan
di laut adalah rumput laut. Rumput laut coklat diekstrak dengan pelarut selama waktu
Sargassum sp tumbuh menempati hampir tertentu, diikuti pemisahan filtrat terhadap
disepanjang pantai pulau-pulau di Indonesia residu bahan yang diekstrak (Houghton dan
dan pada saat “bloming” setelah musim Raman, 1998).
ombak, pertumbuhan tanaman tersebut dapat Ekstraksi dengan menggunakan
membentuk padang rumput laut coklat yang pelarut seperti etanol, metanol, etil asetat,
cukup luas terutama pada pantai yang heksana dan air mampu memisahkan
dasarnya lempengan karang mati seperti yang senyawa-senyawa yang penting dalam suatu
dijumpai di perairan pantai selatan pulau bahan. Pemilihan pelarut yang akan dipakai
Jawa. Rumput laut tersebut belum banyak dalam proses ekstraksi harus memperhatikan
dimanfaatkan bahkan seringkali merupakan sifat kandungan senyawa yang akan diisolasi.
sampah yang berserakan dan pengganggu bagi Sifat yang penting adalah polaritas dan gugus
pelayaran kapal nelayan meskipun dapat polar dari suatu senyawa. Pada prinsipnya
dimanfaatkan sebagai sumber alginat maupun suatu bahan akan mudah larut dalam pelarut
produk minuman kesehatan karena kandungan yang sama polaritasnya (Sudarmadji et al.,
komponen bioaktifnya yang cukup tinggi 1989) sehingga akan mempengaruhi sifat
(Yulianto, 2007). fisikokimia ekstrak yang dihasilkan.
Sargassum sp mengandung fucoidan Metode ekstraksi yang digunakan
(Yunizal, 2003a), dan komponen fenolik (Lim diduga juga mempengaruhi sifat fisikokimia
et al, 2002). Jenis komponen fenolik yang dari ekstrak tersebut. Ekstraksi dapat
banyak dijumpai pada rumput laut coklat dilakukan dengan satu tahap ekstraksi maupun
adalah phlorotanin yang berkisar antara bertingkat. Pada ekstraksi satu tahap hanya
0,74% sampai 5,06% (Samee et al., 2009). digunakan satu pelarut untuk ekstraksi, sedang
pada ekstraksi bertingkat digunakan dua atau
AGROINTEK Volume 6, No.1 Maret 2012 23

lebih pelarut. Penelitian dari Matanjun et al., dengan etil asetat dan disaring. Dengan cara
(2008) membuktikan bahwa rumput laut yang sama ampas diekstrak kembali berturut-
memiliki kadar senyawa fenolik (total fenol) turut dengan metanol dan air. Ekstrak yang
yang berbeda-beda tergantung jenis pelarut dihasilkan masing-masing pelarut dipisahkan
dan metode ekstraksi serta spesies rumput laut dengan pelarutnya menggunakan rotary
itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut di atas evaporator. Sisa pelarut dihilangkan dengan
telah dilakukan penelitian dengan tujuan gas nitrogen sehingga didapat ekstrak kental.
mengetahui pengaruh jenis pelarut dan
Kadar total fenol
metode ekstraksi terhadap sifat fisikokimia
Kadar total fenol ekstrak rumput laut
ekstrak rumput laut S. duplicatum.
Sargassum diuji menggunakan metode
Matanjun et al., (2008) dengan asam galat
METODE PENELITIAN
sebagai standard.
Bahan dan Alat
Kelarutan ekstrak dalam etanol atau air
Bahan yang digunakan dalam
(Sudarmadji, et al., 1989)
penelitian ini adalah rumput laut Sargassum
Sampel sekitar 0,2 gram dilarutkan
duplicatum yang diperoleh dari pantai Ranca
dalam 10 ml etanol 96 persen atau dalam
Babakan Nusakambangan Cilacap, etanol,
akuades yang dipanaskan sampai suhu 76ºC
metanol, heksana, etil asetat, akuades, air
sambil diaduk kemudian disaring dengan
bebas ion, folin ciocalteau, Na2CO3, asam
kertas yang telah diketahui beratnya. Kertas
galat, H2SO4 pekat, FeCl3, HCl, asam asetat
saring selanjutnya dikeringkan. Kelarutan
anhidrat, dan gas N2.
dihitung berdasarkan rumus:
Alat yang digunakan antara lain
S − (K2 − K1)
cabinet dryer, pisau, blender, timbangan Kelarutan (%bb) = × 100%
digital (Bibby), spektrofotometer UV-Vis S
(Shimadzu 1240), rotary evaporator (Bibby), Keterangan:
vorteks, shaker (Selecta), pipet mikro, pipet S = berat basah sampel (gram)
ukur, pipet tetes, gelas ukur, gelas piala, labu K1 = berat kertas saring sebelum untuk
takar, erlenmeyer, spatula, tabung reaksi, menyaring (gram)
kertas saring, penangas air, pH meter, K2 = berat kertas saring setelah untuk
alumunium foil, dan alat-alat analisis. menyaring (gram)
Ekstraksi pelarut dengan metode satu Analisis Kualitatif
tahap Analisis kualitatif dilakukan untuk
Sebanyak 10 gram bubuk rumput mengetahui adanya komponen fitokimia dari
laut S. duplicatum dilarutkan dalam 150 ml ekstrak rumput laut coklat S. duplicatum yang
salah satu pelarut yang akan digunakan yaitu meliputi flavonoid, tanin, saponin, dan
etanol, metanol, hexana, etil asetat dan air (1 : terpenoid (Harbone, 1996).
15 b/v). Kemudian dikocok menggunakan
sheker 150 rpm selama 24 jam dan disaring HASIL DAN PEMBAHASAN
sehingga akan didapatkan ekstrak dan ampas.
Analisis kualitatif
Ekstrak yang masih mengandung pelarut
Senyawa-senyawa yang diperiksa
dipisahkan dengan pelarutnya dengan cara
keberadaannya adalah flavonoid, tanin,
penguapan pelarutnya menggunakan rotary
saponin dan terpenoid. Hasil dari analisis
evaporator. Sisa pelarut dihilangkan dengan
kualitatif menunjukkan bahwa semua sampel
gas nitrogen sehingga didapat ekstrak kental.
ekstrak rumput laut S. duplicatum
Ekstraksi pelarut secara bertingkat mengandung flavonoid, tanin, saponin, dan
Sebanyak 10 gram bubuk rumput terpenoid (Tabel 1). Hasil uji kualitatif
laut Sargassum dilarutkan dalam 150 ml menunjukkan bahwa metode ekstraksi dan
heksana (1 : 15 b/v), dikocok dengan jenis pelarut tidak mempengaruhi kandungan
kecepatan 150 rpm selama 24 jam dan flavonoid, saponin, maupun terpenoid. Hal ini
selanjutnya disaring sehingga akan didapatkan diduga karena dalam berdasarkan strukturnya,
ekstrak dan ampas. Ampas diekstrak kembali flavonoid maupun saponin mempunyai bagian
24 Kajian Sifat Fisikokimia Ekstrak Rumput Laut..(Aisyah dkk)

yang bersifat polar maupun non polar dengan cenderung polar sehingga ekstraksi dengan
bagian yang hampir sama.. Seperti halnya pelarut polar, seperti metanol dan etanol, aka
akan
flavonoid dan saponin, terpenoid mempunyai mengestrak tanin secara optimal. Pelarut
bagian polar dan non polar, tetapi bagian non etanol dan metanol dapat mengekstrak
polar pada terpenoid jauh lebih banyak senyawa tanin dengan sama optimalnya. Hal
dibandingkan bagian polar sehingga terpenoid ini diduga karena besarnya konstanta
cenderung lebih mudah larut dalam pelarut dielektrik dari etanol dan metanol tidak
non polar. Diduga terpenoid dalam pelarut berbeda jauh.
polar berada dalam bentuk globula
globu dengan Kandungan tanin terendah adalah
bagian luar komponen ekstrak yang bersifat pada perlakuan jenis pelarut heksana dengan
polar. Struktur dasar flavonoid,
flavonoid saponin dan metode ekstraksi satu tahap ((P1M1), jenis
terpenoid disajikan pada Gambar 1. pelarut air dengan metode ekstraksi satu tahap
Kandungan tanin tertinggi (P5M1), dan jenis pelarut air dengan metode
berdasarkan analisis kualitatif adalah ekstrak ekstraksi bertingkat (P5M2)P5M2). Hal ini
etanol dan ekstrak metanol masing-masing
masing dimungkinkan karena tanin bersifat semi polar
hasil ekstraksi metode satu tahap dan jenis sehingga
ga kurang terekstrak oleh pelarut non
ekstrak etanol menggunakan metode ekstraksi polar (heksana) maupun pelarut yang polar
bertingkat. Tanin adalah senyawa yang (air).

Tabel 1.. Analisis kualitatif ekstrak rumput laut S. duplicatum


Kombinasi Perlakuan Flavonoid Tanin Saponin Terpenoid
Ekstrak heksan metode satu tahap +++ + +++ +++
Ekstrak etil asetat metode satu tahap +++ ++ +++ +++
Ekstrak methanol metode satu tahap +++ +++ +++ +++
Ekstrak etanol metode satu tahap +++ +++ +++ +++
Ekstrak air metode satu tahap +++ + +++ +++
Ekstrak heksan metode bertingkat +++ ++ +++ +++
Ekstrak etil asetat metode bertingkat +++ ++ +++ +++
Ekstrak methanol metode bertingkat +++ +++ +++ +++
Ekstrak etanol metode bertingkat +++ ++ +++ +++
Ekstrak air metode bertingkat +++ + +++ +++
Keterangan: + = menunjukkan intensitas warna pada analisis flavonoid, tanin, dan terpenoid; pada
analisis saponin menunjukkan tinggi buih yang terbentuk.

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 1.. Struktur kimia flavonoid (a), saponin (b), terpenoid (c), dan tanin (d)
AGROINTEK Volume 6, No.1
.1 Maret 2012 25

45
40

kelarutan (%)
35
30
25
20
15
10
5
0
heksana etil asetat etanol metanol air

Jenis Pelarut

Gambar 2.. Pengaruh jenis pelarut terhadap kelarutan dalam etanol ekstrak rumput laut S.
duplicatum
akuades tertinggi adalah ekstrak air sedangkan
Kelarutan ekstrak S. duplicatum dalam
kelarutan terendah adalah ekstrak heksana.
etanol
Menurut Sudarmadji (1989), senyawa yang
Kelarutan ekstrak S. duplicatum
bersifat polar larut dalam pelarut polar, dan
dalam etanol berbeda-beda
beda tergantung jenis
sebaliknya. Dibandingkan dengan ekstrak
pelarut yang digunakan untuk mengekstrak
enzimatis (Septiana dan Asnani, 2009),
bubuk S. duplicatum. Kelarutan tertinggi
kelarutan ekstrak air lebih rendah ekstrak
adalah ekstrak etanol sedangkan kelarutan
enzimatis meskipun keduanya diekstrak
terendah diperoleh dari ekstrak air. Ekstrak
menggunakan air.. Hal ini diduga karena
etanol lebih mudah larut dalam pelarut etanol.
senyawa dalam ekstrak enzimatis sudah
Sebaliknya, ekstrak air bersifat sangat polar
mengalami hidrolis menjadi komponen komponen-
sehingga kurang larut dalam etanol.
etanol Hasil
komponen yang lebih sederhana sehingga
penelitian juga menunjukkan bahwa ekstrak
ekstra
lebih larut dalam pelarut air.
heksana memberikan kelarutan dalam etanol
Perbedaan
erbedaan metode ekstraksi tidak
yang lebih tinggi dibandingkan ekstrak air.
berpengaruh terhadap kelarutan dalam
Kelarutan ekstrak dalam etanol dipengaruhi
akuades ekstrak rumput laut S. duplicatum.
perbedaan konstanta dielektrik etanol dan
Nilai rata-rata
rata kelarutan dalam akuades
pelarut ekstrak. Konstanta
onstanta dielektrik heksan
ekstrak rumput laut S. duplicatum dari
dan air berturut-turut
turut adalah 1,89 dan 80,4
perlakuaan metode ekstraksi satu tahap dan
sedangkan konstanta dielektrik dari etanol
bertingkat adalah 24,917 persen dan 25,773
adalah 24,3 rentang. Perbedaan konstanta
persen.
dielektrik etanol-heksan
heksan lebih rendah sehingga
kelarutan ekstrak heksan dalam etanol lebih Total fenol
tinggi dibandingkan ekstrak air dalam etanol. Senyawa fenolik atau polifenolik
Berbeda dengan perbedaan pelarut, yang dapat berupa golongan flavonoid,
perbedaan metode ekstraksi tidak berpengaruh turunan asam sianat, kumarin, tokoferol, dan
nyata terhadap kelarutan dalam etanol ekstrak asam-asam
asam polifungsional dapat berfungsi
S. duplicatum. Nilai rata-rata
rata kelarutan dalam sebagai senyawa antioksidan (Pratt dan
etanol ekstrak S. duplicatum dari perlakuaan Hudson, 1990). Fenol atau asam karbolat
metode ekstraksi satu tahap dan bertingkat merupakan senyawa dengan gugus hidroksil
adalah 35,690 persen dan 35,847
35,84 persen. (OH) yang terikat pada cincin aromatik
(Fessenden, 1990). Komponen ffenolik dapat
Kelarutan ekstrak S. duplicatum dalam
menghambat oksidasi lipid dengan
akuades
menyumbangkan atom hidrogen kepada
Sesuai dengan kelarutannya,
radikal bebas.
kelarutan ekstrak S. duplicatum dalam
26 Kajian Sifat Fisikokimia Ekstrak Rumput Laut..(Aisyah dkk)

35

kelarutan (%)
30
25
20
15
10
5
0
heksana etil asetat etanol metanol air

Jenis Pelarut

Gambar 3. Pengaruh jenis pelarut terhadap


te kelarutan dalam akuades ekstrak rumput laut S.
Duplicatum

400
Total Fenol (mg/g)

350
300
250
200
150
100
50
0
heksana etil asetat etanol metanol air
Jenis Pelarut

Gambar 4.. Pengaruh jenis pelarut terhadap total fenol ekstrak rumput laut S. duplicatum

280 271,81 a
Total Fenol (mg/g)

270
260
250
240 235,63 b
230
220
210
satu tahap bertingkat
Metode Ekstraksi
Gambar 5.. Pengaruh metode ekstraksi terhadap total fenol ekstrak rumput laut S. duplicatum

Total fenol tertinggi diperoleh dari Sheikh et al (2009) melaporkan bahwa total
ekstrak etil asetat. Total fenol tersebut tidak fenol ekstrak heksana dari Sargassum
berbeda nyata dengan total fenol dari ekstrak baccularia lebih tinggi dibandingkan ekstrak
etanol. Hal ini diduga karena senyawa fenol metanol. Hal ini menunjukkan bahwa
pada S. duplicatum bersifat ersifat semipolar kelarutan fenol tertinggi tidak selalu terdapat
sehingga mudahh terekstrak dalam pelarut dalam ekstrak polar, namun tergantung dari
dengan kisaran polaritas yang luas yaitu struktur senyawa fenol itu se
sendiri.
antara etil asetat (konstanta dielektrik 6,02) Kadar total
otal fenol eekstrak air paling
dan etanoll (konstanta dielektrik 24,30). rendah dibandingkan total fenol ekstrak yang
AGROINTEK Volume 6, No.1 Maret 2012 27

lain. Pelarut air merupakan senyawa yang tidak berbeda dengan ekstrak etanol. Sesuai
paling polar dibandingkan pelarut lainnya, dengan pelarutnya, kelarutan tertinggi dalam
sehingga komponen yang bersifat polar air adalah ekstrak air dan kelarutan dalam
seperti karbohidrat ikut terekstrak dan etanol tertinggi adalah ekstrak etanol.
menyebabkan total fenol per berat sampel Perlakuan metode ekstraksi satu tahap
menjadi rendah. Menurut Yunizal (2004), menghasilkan ekstrak yang mempunyai
Sargassum sp yang diperoleh dari kepulauan kelarutan dalam akuades dan total fenol yang
Seribu mengandung karbohidrat 19,06 %, air lebih tinggi dibandingkan dengan metode
11,71 %, abu 34,57 %, serat kasar 28,39 % ekstraksi bertingkat, tetapi metode ekstraksi
yang masing-masing bersifat polar dengan satu tahap menghasilkan kelarutan dalam
hanya 0,74 % lemak yang bersifat non polar. etanol yang lebih rendah dibandingkan
Pada umumnya senyawa fenolik lebih mudah metode ekstraksi bertingkat.
diekstrak oleh pelarut organik yang bersifat Ekstrak metanol hasil ekstraksi
semi polar (Septiana et al, 2002). menggunakan metode satu tahap mempunyai
Rerata total fenol hasil ekstraksi satu sifat fisikokimia terbaik. Ekstrak tersebut
tahap lebih tinggi dibandingkan ekstraksi mempunyai kelarutan dalam etanol sebesar
bertingkat. Hal ini diduga karena pada 39,450 persen, kelarutan dalam akuades
ekstraksi bertingkat, satu sampel bahan yang sebesar 28,283 persen dan total fenol sebesar
sama diekstraksi oleh semua pelarut secara 297,170 mg/g.
berurutan (fraksinasi) yaitu heksana, etil
asetat, etanol, metanol dan air, sehingga DAFTAR PUSTAKA
senyawa tertentu akan terekstrak secara Estiasih T dan DA. Kurniawan. 2006.
spesifik pada tiap pelarut yang digunakan. Aktivitas antioksidan ekstrak umbi akar
Berbeda pada ekstraksi satu tahap, tiap pelarut Gingseng Jawa (Talinum triangulare
menggunakan satu bahan yang berbeda Willd.). Jurnal Teknologi dan Industri
sehingga senyawa yang terekstrak merupakan Pangan 17(3): 166-175.
ekstrak total yang mampu terekstraksi dengan Fessenden J dan JS. Fessenden. 1990.
pelarut tersebut. Fundamentals of Organic Chemistry.
Kadar total fenol terendah New York: Harper and Row
dihasilkan oleh ekstrak air hasil ekstraksi Harbone JB. 1996. Metode Fitokimia:
secara bertingkat yaitu sebesar 14,17 mg/g, Penuntun Cara Modern Menganalisis
sedangkan kadar total fenol tertinggi Tumbuhan. Bandung : ITB.
dihasilkan oleh ekstrak etil asetat hasil Houghton PJ and Raman. 1998. Laboratory
ekstraksi satu tahap yaitu 398,67 mg/g. Kadar Handbook for The Fractination of
total fenol ekstrak etil asetat lebih tinggi Natural Extract. Chapman and Hall,
dibanding ekstrak yang lain dan kadar total London, UK. 199 Pp.
fenol hasil ekstraksi satu tahap juga lebih Lim SN, PC Cheung, VE Ooi, and PO Ang.
tinggi daripada ekstraksi bertingkat. 2002. Evaluation of antioxidative
activity of extracts from a brown
KESIMPULAN seaweed, Sargassum siliquastrum. J
Komponen bioaktif dalam rumput Agric Food Chem. 50 (13) : 3862-3866.
laut S. duplicatum dapat diekstrak Matanjun P, S Mohamed, NM Mustapha, K
menggunakan pelarut yang mempunyai Muhammad and CH Ming. 2008.
polaritas yang berbeda, sehingga ekstrak yang Antioxidant activities and phenolic
dihasilkan juga memiliki sifat fisiko kimia content of eight species of seawed from
yang berbeda. Secara kualitatif, semua ekstrak north borneo. Journal Applied
mengandung flavonoid, saponin dan terpenoid Phycology. 20:367-373.
dalam jumlah yang hampir sama tetapi ekstrak Pratt DE and BJF Hudson. 1990. Natural
heksan dan ekstrak air mengandung tanin antioxidant not exploited commercially.
yang lebih rendah dibandingkan ekstrak Pp. 171-189. In : B.J.F. Hudson (Ed),
etanol, metanol dan ekstrak etil asetat. Food Antioxidant. Elsevier Applied
Ekstrak etil asetat mempunyai kadar Science, London and New York. 317
total fenol tertinggi yaitu 377,250 mg/g., yang hal.
28 Kajian Sifat Fisikokimia Ekstrak Rumput Laut..(Aisyah dkk)

Samee H, ZX Li, H Lin, J Khalid and YC Pertanian. Yogyakarta: Liberty. 171


Guo. 2009. Antiallergic effects of hal.
ethanol extracts from brown seaweeds. Yulianto K. 2007. Penelitian isolasi alginat
Journal of Zhejiang University Science algae laut coklat dan prospeknya
B. 10(2):147-153. menuju industri. Prosiding Seminar
Septiana AT, D Muchtadi, dan FR Zakaria. Riptek Kelautan Nasional. Jakarta (2) :
2002. Aktivitas antioksidan ekstrak 104-108.
dikhlorometana dan air jahe pada asam Yuliasih. 2006. Perbedaan Jenis Sargassum
linoleat. Jurnal Teknologi dan Industri dan Konsentrasi Na2CO3 Terhadap
Pangan XIII (2): 105-110. Rendemen Alginat. [Skripsi yang tidak
Septiana AT, dan A Asnani. 2009. Kajian dipublikasikan, Fakultas Biologi
ekstraksi rumput laut coklat Sargassum UNSOED, Purwokerto]
sp sebagai penghambat oksidasi LDL Yunizal. 2003. Minuman sari rumput laut
dan akumulasi kolesterol makrofag. coklat alginat. Dalam: Utomo, B.S.B.,
[Laporan Penelitian UNSOED. J. Basmal, Yunizal, Mulyasari, R.
Purwokerto] Peranginangin, T.D. Suryaningrum,
Sheikh TZB, CL Yong and MS Lian. 2009. Murdinah, dan S. Koeshendradjana.
In vitro antioxidant activity of the 2003. Teknologi Pemanfaatan Rumput
hexane and methanolic extracts of Laut. Jakarta: Pusat Riset Pengolahan
Sargassum baccularia and Cladophora Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan
patentiramea. Journal of Applied dan Perikanan. Jakarta.
Sciences. 13(9): 2490-2493. Yunizal. 2004. Teknik Pengolahan Alginat.
Sudarmadji S, B Haryono, dan Suhardi. 1989. Jakarta: Pusat Riset PengolahanProduk
Analisis untuk Bahan Makanan dan dan Sosial Ekonomi Kelautan dan
Perikanan.

Anda mungkin juga menyukai