Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas Ilmu Sosial Dasar dan Budaya Dasar. Selain itu, penyusunan
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai manusia sebagai
makhluk berbudaya dan beradab. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Drs. H. Muchyar, M.Pd selaku dosen mata kuliah Ilmu Sosial Dasar dan
Budaya Dasar yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar
penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami
mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat untuk
kami dan untuk pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang telah diciptakan Tuhan
dimuka bumi ini karena manusia memiliki akal pikiran yang dapat berkembang.
Hal inilah yang menjadi kelebihan manusia dibandingkan makhluk-makhluk lain
yang diciptakan Tuhan dimuka bumi. Namun, kebutuhan setiap manusia berbeda-
beda berdasarkan lingkungan, tempat tinggal dan akhirnya manusia memiliki
kebutuhan yang sama akan terbentuk menjadi suatu kelompok dengan sendirinya,
karena sifat akal manusia yang unik maka akhirnya setiap kelompok akan
membuat suatu ciri khas tersendiri dan akhirnya berbagai macam budaya pun
terbentuk.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana fungsi akal dan budi bagi manusia ?
2. Apa pengertian Budaya dan kebudayaan ?
3. Mengapa manusia sebagai pencipta kebudayaan ?
4. Apa saja konsep memanusiawikan manusia ?
5. Bagaimana proses pembudayaan ?
6. Bagaimana perubahan kebudayaan dari lokal menuju global ?
BAB II
PEMBAHASAN
Itu semua adalah perwujudan dari fungsi akal dan budi manusia dalam menyikapi
segala hal yang terjadi di lingkungannya.
Secara antropologis setiap kebudayaan atau sistem sosial adalah baik bagi
masyarakatnya, selama kebudayaan atau sistem tertentu dapat menunjang
kelangsungan hidup masyarakat yang barsangkutan. Karenanya sistem masyarakat
yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipertanyakan manakah yang lebih
baik. Kebudayaan merupakan penjelmaan manusia dalam menghadapi dimensi
waktu, peluang, kesinambungan dan perubahan yakni sejarah (sujatmoko, 1983:
20). Dengan demikian, dalam kondisi sosial budaya yang berbeda maka akan
berlainan pula bentuk manifestasinya. Meski begitu, hakekat yang melandasi
sistem sosial budaya tetap sama dalam berbagai bentuk manifestasi tersebut.
Karena kebudayaan itu sendiri merupakan perwujudan dari budi, yang berupa
cipta, karsa dan rasa. Cipta adalah kerimduan manusia untuk mengetahui rahasia
segala hal yang ada dalam pengaalamannya, yang meliputi pengalaman lahir dan
batin. Hasil cipta tersebut berupa berbagai ilmu pengetahuan. Karsa merupakan
kerinduan manusia untuk menginsyafi tentang ‘sangkan paran’ darimana manusia
itu sebelum lahir (sangkan), dan ke mana manusia sesudah mati (paran). Rasa
adalah kerinduan manusia akan keindahan, sehingga menimbulkan dorongan
untuk menikmati keindahan. Manusia merindukan keindahan dan menolak
keburukan/kejelekan. Buah perkembangan rasa ini terjelma dalam bentuk
berbagai norma keindahan yang kemudian menghasilkan berbagai macam
kesenian (Djojodiguno, 1958).
2. Penderitaan
Penderitaan adalah bahasa yang sering kita dengar. Penderitaaan berasal
dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa Sansakerta yang artinya
menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan
sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan bisa bersifat lahir dan bisa
bersifat bathin. Setiap manusia memliki penderitaan yang berbeda-beda.
Manusia dikatakan menderita apabila dia memiliki masalah, depersi
karena tekanan hidup, dan lain-lain.
Penderitaan adalah realitas manusia di dunia. Namun, peranan individu
juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa
yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan
penderitaan bagi orang lain. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan.
Penyebab munculnya penderitaaan
1. Karena hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya baik dengan
sesama manusia ataupun dengan alam. Contohnya hubungan dalam
bermasyarakat ada kalanya perbedaan pendapat yang dapat
menimbulkan perselisihan di antara satu dengan yang lainnya, timbul
rasa dengki, marah, saling menuduh dan menjelek-jelekkan. Disinilah
penderitaan tersebut muncul karena perbuatan tidak saling menyukai
tersebut, yaitu penderitaan bathin.
2. Penderitaan karena penyakit/siksaan. Penderitaan manusia dapat juga
terjadi karena penyakit atau siksaan/azab Tuhan. Namun kesabaran,
tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk
mengatasi penderitaan itu. Contohnya anak buta sejak dilahirkan.
Penderitaan bagi manusia akan menimbulkan dampak, di antaranya:
dapat berupa kekecewaan, duka, kesedihan, kekacauan hati dan
pikiran. Pengaruh penderitaan juga dapat berupa perubahan pola pikir
seseorang, perubahan tingkah laku, serta pandangan hidup seseorang.
Tidak dapat dipungkiri jika suatu penderitaan yang dialami setiap
orang, masih banyak yang beranggapan bahwa penderitaaan membawa
dampak yang buruk bagi mereka. Tanpa disadari jika mereka berusaha
berpikir dan menggali makna dari penderitaan tersebut sebenarnya
memiliki suatu arti berupa pelajaran bagi setiap individu tersebut.
3. Cinta kasih
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia W.J.S Poerwa Darminta.
Cinta adalah rasa sangat suka atau rasa sayang ataupun rasa sangat
kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan, kata kasih artinya
perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan.
Cinta adalah rasa perasaan (rasa) suka terhadap makhluk hidup
(manusia). Sedangkan kasih adalah perasaan kasih atau belas kasih
terhadap makhluk hidup (manusia). Jadi,cinta kasih dapat diartikan
suatu perasaan manusia yang berdasar pada ketertarikan antar-makhluk
hidup (manusia) dengan didasari pula rasa belas kasih.
Victor Hago menyimpulkan “mati tanpa cinta sama halnya dengan
mati dengan penuh dosa”. Dan Erich Fromm dalam bukunya
menyebutkan, “cinta itu yang paling utama adalah memberi, bukan
menerima. Setiap orang memang mempunyai pengertian cinta yang
berbeda, tergantung individu itu sendiri yang mengalami suatu
kejadian atau pengalaman yang ia alami.
Menurut Dr. Sarlito W. Sarwono juga mengemukakan pendapat
bahwa cinta juga memiliki 3 unsur, yaitu:
1. Ketertarikan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia,
segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain
kecuali dengan dia, ada uang sedikit beli hadiah untuk dia.
2. Keintiman adanya kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan
bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi, panggilan
formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan dengan sekedar
memanggil nama atau ata sayang dan sebagainya.
3. Kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai dan dibelai, rasa
kangen rindu kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ungkapan
rasa sayang.
4. Tanggung Jawab
Pada dasarnya manusia dan tanggung jawab itu berada dalam satu
naungan atau berdampingan. Tanggung jawab adalah suatu kesadaran
manusia dan tingkah laku atau perbuatannya baik disengaja maupun
tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai wujudan
atas perbuatannya. Setiap manusia memiliki tanggungjawab masing-
masing. Di antaranya tanggung jawab seorang pelajar atau mahasiswa
akan belajar, tanggung jawab dosen kepada mahasiswa atau
mahasiswinya, seorang presiden kepada negaranya.
5. Pengabdian
Pengabdian dapat diartikan sebagai pilihan hidup seseorang apakah
ingin mengabdi kepada orangtua, kepada agama dan Tuhan ataupun
kepada bangsa dan negara dimana pengabdian akanmengandung unsur
pengorban dan kewajiban untuk melakukannya yang biasanya akan
dihargai dan tergantung dari apa yang diabdikannya. Sebagai contoh,
bila orangtua mengabdi untuk mengasuh anak-anaknya
berkemungkinan besar nanti anak-anaknya akan berbakti juga kepada
orangtua nya, biarawan/wati yang mengabdi kepada agama dan
Tuhannya nantinya akan dibalas amalnya di surga, ataupun pengabdian
seorang petugas pegawai negeri pada bangsa dan negaranya biasanya
akan diberi semacam penghargaan/tanda jasa dari negara yang
bersangkutan.
6. Pandangan Hidup
Setiap manusia di dunia ini tentu mempunyai pandangan hidupnya
masing-masing yang perlu dipersiapkan secara rinci sejak dini agar
dapat terlaksana sesuai dengan harapan pada waktu yang tepat.
Pandangan hidup sendiri bersifat kodrati, yang telah diberikan Tuhan
kepada setiap manusia. Adapun pengertian pandangan hidup itu adalah
pendapat ataupun pertimbangan yang dijadikan sebagai pegangan,
pedoman, arahan, atau petunjuk hidup di dunia agar dapat menjalani
hidup yang lebih baik lagi dengan adanya pandangan hidup tersebut.
Pendapat atu pertimbangan di sini merupakan hasil pemikiran manusia
itu sendiri yangberdasarkan pengalaman hidup atau sejarah menurut
waktu dan tempat hidupnya.
Pada dasarnya pandangan hidup memiliki empat unsur yang saling
terkait satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan, yaitu cita-cita,
kebijakan, usaha, dan keyakinan atau kepercayaan. Yang dimaksud
cita-cita adalah apa yang ingin dicapai dengan usaha atau perjuangan
yang akan ditempuh untuk mendapatkannya. Tujuan yang ingin
dicapai adalah kebajikan, kebajikan adalah segala sesuatu hal yang
baik yang dapat membuat manusia itu bahagia, makmur dan tenteram.
Usaha atau perjuangan, yaitu kerja keras yang dilandasi oleh
kepercayaan itu dapat diukur dengan kemampuan akal, kemampuan
jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.
Adapun langkah-langkah berpandangan hidup yang baik,yakni:
1. Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia, yaitu merupakan
tahap petama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini
mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar
bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai padangan hidup, maka
kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak
manusia itu ada, dan bahkan hidup itu sebelum manusia itu belum
turun ke dunia.
2. Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah
mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap
pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam hidup berpandangan pada
pancasila maka kita hendaknya mengerti apa Pancasila itu dan
bagaimana mengatur kehidupan bernegara. Begitu juga yang
berpandangan hidup pada agama islam. Hendaknya kita mengerti
apa itu Al-Qur’an, hadist, dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya
itu mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
3. Menghayati
Langkah selanjutnya, setelah mengerti pandangan hidup adalah
menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangna
hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai
kebenaran pandangan hidup itu sendiri. Menghayati disini dapat
diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terjandung di dalamnya,
yaitu dengan memperdalam dan memperluas pengetahuan
mengenai pandangan hidup itu sendiri.
4. Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara
kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun
negara dan dari kehidupan di akhirat, maka hendaknya kita
meyakini pandangan hidup yeng telah kita hayati itu. Meyakini ini
merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh kepastian
sehingga dapat mencapau suatu tujuan hidupnya.
5. Mengabdi
Pengabdian merupakan suatu hal yang penting dalam menghayati
dan meyakini suatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh
dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi, kita
merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi
ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendir. Dan manfaat itu sendiri
bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sudah meninggal,
yaitu di alam akhirat.
7. Keindahan
Kehidupan manusia, dari zaman ke zaman, tak terpisahkan dari
keindahan. Eksistensi manusia di dunia memang diliputi dan
digairahkan oleh keindahan. Alam sekitar penuh dengan pesona.
Bintang-bintang yang bergelantungan di langit, kemilau sinar mentari,
lembut cahaya rembulan, tanah bergunung-gunung begitu
mempesonanya.
Tetapi manusia tidak hanya menjadi penerima pasif keindahan
alam. Dia sendiri pun menciptakan keindahan bagi kehidupannya.
Hidup terasa lebih bermakna kalau dihiasi dengan karya-karya seni
ciptaan manusia. Tanpa keindahan, hidup terasa absurd, hampa, tiada
berarti apa-apa. Lukisan-lukisan di dinding gua, hasil kreasi manusia
purba memperlihatkan bahwa sejak zaman dahulu kala. Kehidupan
mempunyai tempat khusus dalam kehidupan manusia.
Orang yang sehat mentalnya akan menyukai keindahan dan
membenci keburukan. Orang yang sehat mentalnya membutuhkan
keindahan, seperti halnya ia membutuhkan makanan dan minuman
bergizi. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka hidupnya akan
mengalami gangguan serius. Jika ada orang yang menyukai hal-hal
yang jorok maka mentalnya tidak sehat, apalagi orang yang merasa
betah dalam suasana yang buruk dan jorok. Pengalaman keindahan
adalah milik orang yang-orang yang sehat mentalnya.
Melalui media atau objek tertentu manusia bisa mengalami apa
yang disebut keindahan. Namun itu tidak berarti bahwa keindahan
hanya berhubungan dengan indra. Keindahan pun berarti berkaitan erat
dengan daya-daya intelektif atau kesadaran manusia. Keindahan
bukanlah suatu pengalaman yang disadari, maka keindahan pun dapat
diungkapkan baik melalui kata-kata maupun melalui media-media
lainnya. Kata-kata misalnya, media yang dengan sadar dipakai oleh
seorang penyair untuk mengungkapkan cita rasa keindahannya.
Seorang penyair juga tahu pesan apa yang ingin disampaikan melalui
untaian kata-kata indah.
8. Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata “gelisah”. Gelisah artinya rasa yang
tidak tenteram di hati atau merasa terlalu khawatir tidak dapat tenang
(tidurnya), tidak sabar lagi (menanti), cemas dan sebagainya.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau
gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala gerak-gerik atau
tingkah laku itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan
mondar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala,
duduk merenung sambil memegang kepala, duduk dengan wajah
murung, malas bicara dan lain-lain.
Hal ini terjadi karena adanya keterbatasan manusia untuk dapat
mengetahui hal-hal yang akan datang atau yang belum terjadi. Hal ini
terjadi misalnya karena adanya suatu harapan, atau adanya ancaman.
Manusia takut dan gelisah karena adanya dosa dan pelanggaran (yang
telah dilakukan), takut terhadap hasil kerja (tidak memenuhi kepuasan
spiritual), takut akan kehilangan milik(harta dan jabatan), atau takut
menghadapi keadaan masa depan (yang tidak disukai). Sedangkan
sumber kegelisahan berasal dari dalamdiri manusia (internal) misalnya
rasa lapar, haus, rasa sepi, dan dari luar diri manusia (eksternal)
misalnya kegelishan karena diancam seseorang.
Penyebab lain kegelisahan adalah adanya kemampuan sesorang
untuk membaca dunia dan mengetahui misteri hidup, kehidupan ini
yang menyebabkan mereka menjadi gelisah. Mereka sendiri tidak tahu
mengapa mereka gelisah, mereka hidupnya kosong dan tidak
mempunyai arti.
E. PROSES PEMBUDAYAAN
\
DAFTAR PUSTAKA
Maran, Rafael Raga. 2007. Manusia &Kebudayaan Dalam perspektif Ilmu
Budaya Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Nasution, Muhammad Syukri Albani, M.Nur Husein Daulay, Neila Susanti, dan
Syafruddin Syam. 2015. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada
Setiadi, Elly M., Kama A. Hakam, dan Ridwan Effendi. 2014. Ilmu Sosial &
Budaya Dasar. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri
Sujarwa. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Budaya Dasar Manusia dan
Fenomena Sosial Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.