Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan
yang bekerja secara senergik, sehingga menghasilkan keluaran yang efisien dan
merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan (Depkes RI,
2006).
1. Perencanaan Puskesmas
pelayanan kesehatan tentang cakupan dan mutu pelayanan, (b) identifikasi potensi
yang akan datang setelah dibahas bersama dengan Badan Penyantun Puskesmas
(PTP) yang telah disesuaikan dengan kondisi setempat atau dapat memanfaatkan
instrument lainnya.
2. Penggerakkan Pelaksanaan
dari :
puskesmas adalah:
batas dengan segala aktivitasnya. Karena itu, apabila lingkungan sudah tidak mampu
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berdampak pada kualitas daya
dukung lingkungan, yang pada akhirnya akan merusak lingkungan itu sendiri.
(Anies, 2006).
disadari, seperti dikemukakan Blum dalam Planing for health, development and
applicationof social change theory, bahwa factor lingkungan berperan sangat besar
masyarakat yang buruk, termasuk timbulnya berbagai penyakit juga dipengaruhi oleh
kuman dengan manusia. Sering terjadi kuman yang tinggal ditubuh host kemudian
Beberapa penyakit yang timbul akibat kondisi lingkungan yang buruk seperti ISPA,
yang dimaksud dengan saluran pernafasan adalah mulai dari hidung sampai
gelembung paru beserta organ-organ disekitarnya seperti sinus, ruang telinga tengah
influenza, asap dapur, sirkulasi udara yang tidak baik, tempat berkembang biaknya
dengan bakteri ketika penderita batuk yang terhirup oleh orang sehat masuk kesaluran
ISPA dapat dicegah dengan cara menjaga sirkulasi udara dalam rumah dengan
membuka jendela setiap hari, menghindari polusi udara di dalam rumah seperti asap
dapur dan asap rokok, tidak padat penghuni di kamar tidur, menjaga kebersihan
2.3.2. Diare
dalam satu hari. Diare dapat disebabkan oleh bakteri/virus seperti : Rotavirus,
E.Coli , tempat berkembang biak bakteri ini adalah dalam tinja manusia, cara
penularan melalui makanan yang terkontaminasi dengan bakteri E.Coli yang dibawa
oleh lalat yang hinggap pada tinja yang dibuang sembarangan, melalui minum air
yang terkontaminasi bakteri E.Coli yang tidak dimasak sampai mendidih, melalui
tangan yang terkontaminasi bakteri E.Coli karena sudah buang air besar tidak
Cara pencegahan diare dapat dilakukan antara lain : menutup makanan agar
tidak dihinggapi lalat, tidak buang air besar sembarangan, mencuci tangan dengan
sabun sebelum menyiapkan makanan dan setelah buang air besar, mencuci bahan
makanan dengan air bersih, memasak air sampai mendidih dan menggunakan air
Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh
nyamuk Aedes Aegypti, dengan cara seseorang yang dalam darahnya mengandung
virus Dengue bila digigit nyamuk akan terhisap masuk ke dalam lambung nyamuk
dan berkembang biak, kemudian masuk ke dalam kelenjar air liur nyamuk setelah
satu minggu di dalam tubuh nyamuk, bila nyamuk menggigit orang sehat akan
Nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak di dalam dan di luar rumah seperti
ember, drum, tempayan, tempat penampungan air bersih, vas bunga, kaleng bekas
yang berisi air bersih bak mandi, lubang pohon, lubang batu, pelepah daun,
tempurung kelapa, potongan bambu yang dapat menampung air (Depkes RI, 2001).
1. Menguras tempat penyimpanan air seperti bak mandi, drum, gantilah air di vas
2. Menutup rapat tempat penampungan air seperti drum dan tempayan agar nyamuk
3. Mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti kaleng
4. Tutuplah lubang pagar pada pagar bambu dengan tanah atau adukan semen.
6. Untuk tempat penampungan air yang sulit dikuras taburkan bubuk abate ke dalam
genangan air tersebut, untuk membunuh jentik-jentik nyamuk, ulangi hal ini
setiap 2-3 bulan sekali. Takaran penggunaan bubuk abate, untuk 10 liter air cukup
nyamuk dan memakai kelambu yang diberi intektisida pada saat tidur.
Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus
nyamuk Anopheles spp, dengan gejala demam, pening, lemas, pucat, nyeri otot,
menggigil, suhu bias mencapai 40ºC terutama pada infeksi Plasmodium falcifarum.
beriklim dingin, subtropik hingga daerah tropic. Demam terjadi setiap 48 jam atau
setiap hari ketiga, pada waktu siang atau sore. Masa inkubasi Plasmodium vivak
antara 12 hingga 17 hari dan salah satu gejala adalah pembengkakan limpa atau
splenomegali.
dan dapat menimbulkan berupa malaria cerebral dan fatal. Masa inkubasi malaria
tropika sekitar 12 hari, dengan gejala nyeri kepala, pegal linu, demam tidak begitu
adalah 12 hngga 17 hari, dengan gejala setiap 48 jam, relatif ringan dan sembuh
sendiri.
gejala demam setiap 72 jam, malaria jenis ini umumnya terdapat pada daerah
gunung dataran rendah pada daerah tropic. Biasanya berlangsung tanpa gejala
dan ditemukan secara tidak sengaja namun malaria jenis ini sering mengalami
kekambuhan.
nyamuk sebagai vector penular malaria, faktor-faktor tersebut antara lain, lingkungan
fisik seperti suhu udara, suhu udara mempengaruhi panjang pendeknya masa inkubasi
ekstrinsik yaitu pertumbuhan fase sporogoni dalam perut nyamuk. Kelembaban udara
yang rendah, akan memperpendek umur nyamuk, hujan yang diselingi panas semakin
tidak dipakai lagi, bekas galian tanah atau pasir yang terisi air hujan, batang bambu
yang dapat menampung air hujan, kaleng bekas, ban bekas yang dapat menampung
air hujan serta saluran air yang tidak mengalir (Depkes RI, 2001).
malaria, misalnya ada lumut, ganggang berbagai tumbuhan air yang membuat
Penyakit malaria dapat menular dengan cara nyamuk malaria menggigit dan
menghisap darah orang yang sakit malaria, parasit di dalam tubuh manusia masuk ke
dalam tubuh nyamuk, parasit tersebut berkembangbiak dalam tubuh nyamuk dan
menjadi matang dalam waktu 10-14 hari, setelah parasit matang, jika nyamuk
menggigit manusia sehat maka parasit malaria akan masuk ke dalam tubuh orang
yang sehat, maka orang yang sehat akan menjadi sakit (Depkes RI, 2001).
air yang tergenang, membersihkan tambak, empang serta saluran irigasi dari
Pencegahan malaria juga dapat dilakukan dengan memasang kasa nyamuk dan
jendela, memasang kelambu yang berinsektisida waktu tidur pada malam hari,
menggunakan anti nyamuk, jangan bergadang pada malam hari serta menutup seluruh
badan jika diluar rumah pada malam hari (Depkes RI, 2001).
disebabkan oleh tungau atau sejenis kutu yang sangat kecil (Sarcoptes Scabies),
Penularannya dapat melalui kontak langsung dengan penderita dan dapat pula
ditularkan melalui perantara seperti baju, handuk, sprei yang digunakan penderita
rumah sehat, persentase keluarga yang memiliki akses air bersih dan air minum,
jamban sehat, saluran pembuangan air limbah, tempat pembuangan sampah serta
instansi terkait seperti pembangunan sarana sanitasi dasar, pemantauan dan penataan
2008).
2.4.1. Perumahan
Perumahan yang baik terdiri dari kumpulan rumah yang dilengkapi dengan berbagai
fasilitas pendukungnya seperti sarana jalan, saluran air kotor, tempat sampah, sumber
air bersih, lampu jalan, dan lain-lain. Standar arsitektur bangunan terutama untuk
perumahan umum pada dasarnya ditujukan untuk menyediakan rumah tinggal yang
cukup baik dalam bentuk desain, letak dan luas ruangan, serta fasilitas lainnya agar
dapat memenuhi kebutuhan keluarga atau dapat memenuhi persyaratan rumah tinggal
1. Harus dapat melindungi dari hujan, panas, dingin dan berfungsi sebagai tempat
istirahat.
2. Mempunyai tempat untuk tidur, masak, mandi, mencuci, kakus dan kamar mandi.
5. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh, dan dapat melindungi penghuninya
a. Suhu ruangan. Suhu ruangan harus dijaga agar jangan banyak berubah. Suhu
sebaiknya tetap berkisar antara 18-20ºC. Suhu ruangan ini sangat dipengaruhi
oleh : suhu udara luar, pergerakan udara, kelembaban udara, suhu benda-
luas lantai. Susunan ruangan harus sedemikian rupa sehingga udara dapat
jumlah penghuni atau jumlah orang yang tinggal bersama didalam satu rumah
antara lain :
yang sehat.
b. Adanya jaminan kebebasan yang cukup bagi setiap anggota keluarga yang
d. Harus ada ruangan untuk hidup bermasyarakat, seperti ruang untuk menerima
tamu.
Ditinjau dari faktor bahaya kecelakaan ataupun kebakaran, rumah yang sehat dan
aman harus dapat menjauhkan penghuninya dari bahaya tersebut. Adapun kriteria
mudah runtuh.
Rumah atau tempat tinggal yang buruk atau kumuh dapat mendukung terjadinya
infeksi pada kulit, infeksi saluran pencernaan, kecelakaan, dan gangguan mental.
hidupnya selalu memerlukan air. Dengan demikian semakin naik jumlah penduduk
dan laju pertumbuhannya semakin naik pula laju pemanfaatan sumber-sumber air.
penduduk serta beban penggunaan sumber daya air. Beban pengotoran air juga akan
sumber air minum dan air bersih semakin langka (Soemirat, 2007).
Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih
harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang
air setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter. Kebutuhan air tersebut
bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan dan kebiasaan
masyarakat.
Bagi manusia air minum adalah salah satu kebutuhan utama, manusia
mengunakan air untuk berbagai keperluan seperti mandi, cuci, kakus, produksi
pangan, papan dan sandang. Mengingat bahwa berbagai penyakit dapat dibawa oleh
air kepada manusia pada saat memanfaatkannya, maka tujuan utama penyediaan air
minum/bersih bagi masyarakat adalah untuk mencegah penyakit bawaan air. Dengan
demikian diharapkan, bahwa semakin banyak liputan masyarakat dengan air bersih,
langsung maupun tidak langsung melalui air. Penyakit yang ditularkan melalui air
1. Waterborne mechanism, didalam mekanisme ini, kuman patogen dalam air yang
kebersihan umum dan perseorangan. Pada mekanisme ini terdapat tiga cara
penularan, yaitu : (a) infeksi melalui alat pencernaan, (b) infeksi melalui kulit dan
memiliki agen penyebab yang menjalani sebagian siklus hidupnya didalam tubuh
Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut hendaknya
1. Syarat fisik. Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah tidak berwarna,
tidak berasa, suhu dibawah suhu udara diluarnya. Cara mengenal air yang
2. Syarat bakteriologis. Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari
segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara ini untuk mengetahui apakah air
3. Syarat kimia. Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu dalam
jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia dalam
standar yang berlaku. Untuk ini perusahaan air minum, selalu memeriksa kualitas
airnya sebelum didistribusikan kepada pelanggan. Karena air baku belum tentu
tergantung dari kualitas air bakunya. Apabila air bakunya baik, maka mungkin tidak
diperlukan pengolahan sama sekali. Apabila hanya ada kontaminasi kuman, maka
desinfeksi saja cukup. Dan apabila air baku semakin jelek kualitasnya maka
pengolahan harus lengkap, yakni melalui proses koagulasi, sedimentasi, filtrasi dan
Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan
tidak berbau. Air minumpun seharusnya tidak mengandung kuman pathogen dan
kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estetis dan
Ekskreta manusia yang terdiri atas feses dan urine merupakan hasil akhir dari
proses yang berlangsung dalam tubuh manusia yang menyebabkan pemisahan dan
pembuangan zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dibutuhkan
oleh tubuh tersebut berbentuk tinja dan air seni (Budiman, 2007).
yang pokok untuk sedini mungkin diatasi. Karena kotoran manusia (feses) adalah
tanah, serangga dan bagian-bagian tubuh kita dapat terkontaminasi oleh tinja-tinja
ditularkan melalui tinja. Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia
antara lain : tifus, disentri, kolera, schistosomiasis dan sebagainya (Soekidjo, 2007).
pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu
4. Tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa dan binatang-binatang
lainnya
8. Murah
berbeda dengan teknologi jamban di daerah perkotaan. Oleh karena itu, teknologi
jamban di daerah pedesaan disamping harus memenuhi persyaratan jamban sehat juga
2007).
septik tank tinja akan dikonversi sacara anaerobik menjadi biogas (campuran gas
Carbindioksida dan gas Metan). Diharapkan dengan penyedian jamban yang sehat
dan pengelolaan tinja secara tepat, angka kejadian penyakit bawaan air dapat
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari
rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya
manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air
limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah
air permukaan dan air hujan yang mungkin ada (Kusnoputranto, 1985).
Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang
sisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti
besar, karena lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan
manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar).
Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai dan akan digunakan oleh
manusia lagi. Oleh sebab itu, air buangan ini harus dikelola atau diolah secara baik
(Soekidjo, 2007).
Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga, yaitu air limbah yang berasal
dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta
(tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri
2. Air buangan industri, yang berasal dari berbagai jenis industri akibat proses
bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri. Oleh sebab itu pengolahan
jenis air limbah ini agar tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih
rumit.
3. Air buangan kotapraja, yaitu air buangan yang berasal dari daerah : perkantoran,
sebagainya. Pada umumnya zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak
buruk bagi makhluk hidup dan lingkungannya. Beberapa dampak buruk tersebut
Pada awalnya tujuan dari pengolahan air limbah adalah untuk menghilangkan
tujuan pengelolaan air limbah sekarang ini juga terkait dengan aspek estetika dan
bantuan peralatan. Pengolahan air limbah secara alamiah biasanya dilakukan dengan
pengolahan air limbah di daerah tropis dan negara berkembang sebab biaya yang
diperlukan untuk membuatnya relatif murah tetapi membutuhkan area yang luas.
limbah dengan kandungan bahan organik yang sangat pekat, sedangkan kolam
(Ricki, 2005).
Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi
oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan
manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat membuat batasan sampah
(waste) adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau
sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan
1. Sampah yang dapat membusuk, seperti sisa makanan, daun, sampah kebun,
2. Sampah yang tidak membusuk seperti kertas, plastik, karet, gelas, logam dan
lainnya.
Sampah ini dalam bahasa inggris disebut garbage, yaitu yang mudah
Bagi lingkungan sampah jenis ini relatif kurang berbahaya karena dapat terurai
dengan sempurna menjadi zat-zat organik yang berguna bagi fotosintesa tumbuh-
tumbuhan.
kembali baik melalui suatu proses ataupun secara langsung. Apabila tidak dapat
Sampah berupa debu atau abu hasil pembakaran, baik pembakaran bahan
bakar ataupun sampah tentunya tidak membusuk, tetapi dapat dimanfaatkan untuk
mendatarkan tanah atau penimbunan. Selama tidak mengandung zat yang beracun,
maka abu ini pun tidak terlalu berbahaya terhadap lingkungan dan masyarakat.
Yang dimaksud dengan sampah berbahaya (B3) adalah sampah yang karena
bahaya sekarang maupun di masa yang akan datang terhadap kesehatan ataupun
lingkungan apabila tidak diolah, ditransport, disimpan dan dibuang dengan baik.
kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor yang penting antara lain adalah:
penduduk, semakin banyak pula sampahnya. Pengelolaan sampah ini pun berpacu
semakin banyak jumlah per kapita sampah yang dibuang. Kualitas sampahnya
pun semakin banyak bersifat tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas sampah
Penyakit bawaan sampah sangat luas dan dapat berupa penyakit menular dan
tidak menular, dapat juga berupa akibat kebakaran, keracunan dan lain-lain. Oleh
sebab itu dapat dipahami bahwa pengelolaan sampah perlu didasarkan atas berbagai
alam, mencegah gangguan estetika, memberi intensif untuk daur ulang atau
pemanfaatan, dan bahwa kuantitas dan kualitas sampah akan meningkat (Soemirat,
2006).
mulai dari sumber sampah sampai pada tempat pembuangan akhir sampah. Baik dari
bahan baku, dan meningkatkan pengunaan bahan yang dapat terurai secara alamiah.
Semua usaha ini memerlukan kesadaran masyarakat serta peran sertanya (Soemirat,
2006).
produsen sampai pada tempat pembuangan akhir (TPA) dengan membuat tempat
lingkungan antara lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara
layanan umum yang intensitas jumlah dan waktu kunjungannya tinggi. Tempat umum
semacam itu meliputi hotel, terminal angkutan umum, pasar tradisional atau swalayan
memantau sanitasi tempat-tempat umum secara berkala serta untuk membina dan
meningkatkan peran aktif masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan
Makanan merupakan salah satu bagian yang penting untuk kesehatan manusia
mengingat setiap saat dapat saja terjadi penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh
secara tradisional, penyimpanan dan penyajian yang tidak bersih dan tidak memenuhi
persyaratan sanitasi.
keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit pada
manusia. Dengan demikian, tujuan sebenarnya dari upaya sanitasi makanan antara
penyakit.
Sanitasi makanan yang buruk dapat disebabkan 3 faktor, yakni faktor fisik,
faktor kimia dan faktor mikrobiologi. Faktor fisik terkait dengan kondisi ruangan
yang tidak mendukung pengamanan makanan seperti sirkulasi udara yang kurang
baik, temperatur ruangan yang panas dan lembab, dan sebagainya. Untuk
menghindari kerusakan makanan yang disebabkan oleh faktor fisik, maka perlu
(Ricki, 2005).
Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh faktor kimia karena adanya zat-
penggunaan wadah bekas obat-obat pertanian untuk kemasan makanan, dan lain-lain.
adanya kontaminasi oleh bakteri, virus, jamur dan parasit. Akibat buruknya sanitasi
makanan dapat timbul gangguan kesehatan pada orang yang mengkonsumsi makanan
tersebut.
menjadi 2, yaitu : keracunan makanan dan penyakit bawaan makanan (Slamet, 2002).
Keracunan makanan dapat disebabkan oleh racun asli yang berasal dari
tumbuhan atau hewan itu sendiri maupun oleh racun yang ada di dalam panganan
akibat kontaminasi. Makanan dapat terkontaminasi oleh berbagai racun yang dapat
nyata dari penyakit bawaan air. Yang dimaksud penyakit bawaan makanan adalah
penyakit umum yang dapat diderita seseorang akibat memakan sesuatu makanan yang
1. Menurut WHO
d. Pengendalian vektor
h. Pengendalian radiasi
i. Kesehatan kerja
j. Pengendalian kebisingan
n. Pencegahan kecelakaan
e. Pengamanan radiasi
f. Pengamanan kebisingan
Kab/Kota
sehat
1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada
2. Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi secara
3. Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara, kebakaran hutan, dan
gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk hidup lain dan menjadi
4. Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian, peternakan,
5. Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan cara
6. Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat kesehatan.
lingkungan.
sumber daya untuk mencapai tujuan program, sumber daya program kesehatan
lingkungan adalah terdiri dari tenaga inti dibidang kesehatan lingkungan seperti
sanitarian atau diploma III kesehatan lingkungan. Disamping itu dalam pelaksanaan
program kesehatan lingkungan ini juga dibutuhkan tenaga pendukung yang telah
cetakan sarana air bersih dan jamban keluarga, alat pengukur kualitas lingkungan (air,
tanah dan udara), lembar chek list untuk inspeksi pada tempat-tempat umum dan
program kesehatan lingkungan antara lain berupa maket, media cetak, sound system,
media elektronik dan formulir untuk pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan.
dibutuhkan dana, adapun dana ini diperoleh dari APBD (Anggaran Pendapatan
kemitraan dan swadaya masyarakat. Besarnya dana yang dibutuhkan sangat berbeda
air untuk berbagai kebutuhan dan kehidupan manusia untuk seluruh penduduk baik
dan kemampuan masyarakat dalam memakai air. Secara khusus program penyehatan
air bertujuan meningkatkan cakupan air bersih pada masyarakat dan meningkatkan
Sanitasi Sarana Air Bersih; Pemeriksaan kualitas air; Pembinaan kelompok pemakai
Target Program Penyehatan Air yang ingin dicapai yaitu : Cakupan air bersih
perkotaan 100% dan pedesaan 85% dan Memenuhi syarat kimia dan bakteriologis
70%.
observasi penduduk yang menggunakan sarana air bersih dan bukan sarana air bersih.
keadaan sanitasi sarana dan kualitas air sebagai data dasar dan penyediaan informasi
pengamanan kualitas air sehingga tersedia rekomendasi tindak lanjut dalam upaya
dan dapat mewujudkan kualitas lingkungan permukiman yang bebas dari risiko yang
meliputi jamban keluarga, saluran pembuangan air limbah (SPAL), dan pengelolaan
sampah.
pasar, kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, sarana angkutan
umum, salon kecantikan, bar dan tempat hiburan lainnya. Selain itu juga dilakukan
kesehatan 76%.
makanan.
kegiatan antara lain melaksanakan pengawasan higiene dan sanitasi TPM pada
restoran, rumah makan, jasa boga, industri rumah tangga, dan depot air minum isi
ulang.
Lingkungan mempunyai dua unsure pokok yang sangat erat kaitannya satu
sama lain yaitu unsure fisik dan social, lingkungan fisik dapat mempunyai hubungan
langsung dengan kesehatan dan perilaku sehubungan dengan kesehatan seperti akibat
pengelolaan limbah yang tidak memenuhi syarat dapat menimbulkan penyakit antara
lain ISPA, DBD, Diare, Malaria, Penyakit Kulit. Lingkungan social seperti
3. Terciptanya hubungan kerjasama yang baik antara lintas program dan lintas sector
sebagai berikut :
Mutu Pelayanan
Program Kesehatan Program
Kesehatan Lingkungan
Lingkungan (Kepmenkes RI Nomor
1. Petugas HK.03.01/160/I/2010)