Anda di halaman 1dari 17

ANATOMI REPRODUKSI WANITA

Anatomi Sistem Reproduksi Wanita


Sistem reproduksi wanita dibagi menjadi bagian yaitu: alat reproduksi wanita bagian
dalam yang terletak di dalam rongga pelvis, dan alat reproduksi wanita bagian luar yang
terletak di perineum.

Organ Reproduksi Wanita Bagian Luar


Organ reproduksi wanita bagian luar berkelompok di daerah bernama vulva, yang
letaknya di luar vagina. Organ-organ tersebut termasuk:

 Labia
Labia adalah organ reproduksi wanita bagian luar yang terdiri dari dua pasang
lipatan kulit di kedua sisi bukaan vagina, bernama labia mayora dan labia
minora. Labia mayora (bibir kemaluan besar) berada di bagian luar dan akan
ditutupi dengan rambut kemaluan setelah memasuki masa pubertas, sedangkan
labia minora (bibir kemaluan kecil) tidak berambut.

 Mons pubis
Tonjolan lemak di atas labia yang ditutupi dengan rambut setelah memasuki
masa pubertas. Bagian ini mengeluarkan zat feromon yang diduga berperan
dalam proses terjadinya ketertarikan seksual.

 Lubang vagina
Ini merupakan pintu masuk ke vagina.

 Lubang uretra
Lubang uretra adalah tempat keluarnya urine dari kandung kemih.

 Klitoris
Klitoris merupakan tonjolan kecil di bagian atas labia minora, yang sangat sensitif
dan merupakan sumber utama kenikmatan seksual wanita.

 Kelenjar Bartholin atau kelenjar vestibular


Kelenjar ini terletak di kedua sisi bukaan vagina, dan berfungsi menghasilkan
lendir kental untuk melumasi vagina ketika berhubungan seksual.
Organ Reproduksi Wanita Bagian Dalam
Organ reproduksi wanita yang ada di dalam tubuh, terletak dalam rongga panggul
(pelvis). Organ-organ tersebut termasuk:

 Vagina
Organ ini terletak antara bagian bawah rahim dan tubuh bagian luar. Vagina
merupakan lorong atau jalan keluar untuk melahirkan, serta tempat masuknya
penis selama berhubungan seksual.

 Serviks atau leher rahim


Leher rahim adalah pintu masuk antara vagina dan rahim, yang berupa lorong
sempit. Dinding serviks bersifat fleksibel, sehingga dapat meregang dan
membuka jalan lahir saat persalinan.

 Rahim atau uterus


Merupakan organ berbentuk seperti buah pir yang menjadi rumah bagi janin
yang sedang berkembang.

 Ovarium (indung telur)


Organ ini merupakan kelenjar kecil berbentuk oval yang terletak di kedua sisi
rahim. Ovarium berfungsi untuk menghasilkan sel telur dan
memproduksi hormon seks utama, yakni estrogen dan progesteron, yang
dilepaskan ke dalam aliran darah.

 Saluran telur atau tuba fallopi


Tuba fallopi adalah saluran sempit yang melekat pada bagian atas rahim
mengarah ke ovarium. Saluran ini merupakan jalan bagi telur dari ovarium ke
rahim, serta tempat terjadinya pembuahan telur oleh sperma.

Sama seperti bagian tubuh lainnya, organ reproduksi wanita memiliki peran yang
sangat penting. Oleh karena itu, sudah sepatutnya jika organ reproduksi wanita dirawat
kesehatannya agar terlindung dari berbagai gangguan, seperti infeksi atau cedera.
Merawat organ reproduksi wanita dapat menjadi salah satu cara untuk melindungi diri,
pasangan, serta bayi lama kandungan, dari berbagai penyakit yang berbahaya. Jadi,
rawat organ reproduksi wanita Anda mulai dari sekarang, dan jangan lupa periksakan
diri ke dokter secara berkala.
PATOLOGI REPRODUKSI WANITA

Beberapa gangguan reproduksi wanita yang paling sering terjadi antara lain:
1. Radang dan infeksi
2. Gangguan pada : Ovarium, tuba fallopii, Uterus, Cervix, Vagina, Payudara
3. Gangguan Mentruasi
4. Infertilitas / sterilitas

Radang dan infeksi


1. Infeksi Panggul
Infeksi panggul adalah suatu kumpulan penyakit pada saluran reproduksi wanita
bagian atas, meliputi radang pada rahim, saluran telur, indung telur, atau dinding
dalam panggul.
Gejala umum infeksi panggul:
a. nyeri pada daerah pusar ke bawah (pada sisi kanan & kiri),
b. nyeri pada awal haid, mual,
c. nyeri saat berkemih,
d. demam,
e. keputihan dengan cairan yang kental atau berbau.
Infeksi panggul memburuk akibat haid, hubungan seksual, aktivitas fisik yang berat,
pemeriksaan panggul, & pemasangan AKDR (alat kontrasepsi dlm rahim, misalnya:
spiral)

2. Infeksi vagina
Infeksi vagina biasanya menyerang wanita pada usia yang produktif khususnya bagi
mereka yang telah memiliki pasangan dan aktif melakukan kegiatan seksual.
Penyebab utamanya adalah hubungan seksual.
Gejala-gejala antara lain: keputihan berlebih dengan bau sangat menyengat dan
disertai rasa gatal. Jika infeksi ini tidak diatasi dengan serius, ditakutkan pada
dampak infeksi yang lebih dalam lagi.

3. Penyakit Menular Seksual ( PMS )


PMS atau infeksi menular seksual (IMS), adalah penyakit infeksi yang ditularkan
melalui hubungan seks yang tidak aman. Penyebaran bisa melalui darah, sperma,
cairan vagina, cairan tubuh lainnya. Penyebaran tanpa hubungan seksual bisa
terjadi dari ibu kepada bayinya, saat mengandung atau melahirkan, pemakaian
jarum suntik berulang/bergantian dari orang berisiko menularkan infeksi.
Sifilis
Sifilis = raja singa adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Treponema pallidum. Gejala awal sifilis: terkadang gejala yang muncul sulit dikenali
 muncul lesi atau luka pada alat kelamin atau pada mulut, luka tidak terasa sakit,
tapi sangat mudah untuk menularkan infeksi. Luka atau lesi ini akan bertahan
antara 1-2.5 bulan.
 Infeksi berlanjut timbul ruam, demam, nyeri pada persendian, sakit kepala.
 Kerontokan rambut,
 Berlanjut kelumpuhan, kebutaan, demensia, impotensi, masalah pendengaran
dan kematian..
Pemeriksaan pendukung: tes darah.
Pengobatan: Antibiotik
Pencegahan: hindari hubungan seksual dengan orang berrisiko infeksi.
Pemeriksaan kesehatan pasangan yang pernah berhubungan seksual jika
terdiagnosis sifilis.

Gonore atau kencing nanah


Gonore = kencing nanah adalah penyakit menular seksual oleh bakteri Neisseria
gonorrhoeae.
Gejala gonore pada pria:
 Pada ujung peniskeluar kotoran berwarna putih, kuning, atau hijau
 Rasa sakit atau sensasi terbakar saat buang air kecil
 Sering buang air kecil
 Rasa sakit di sekitar testikel

Gejala gonore pada wanita:


 Cairan vagina yang encer dan berwarna kuning atau hijau
 Sering buang air kecil, rasa terbakar atau sakit saat buang air kecil
 Rasa sakit pada perut bagian bawah pada saat berhubungan seks atau
setelahnya
 Pendarahan pada saat berhubungan seks atau setelahnya,
 Pendarahan berlebihan ketika mengalami menstruasi, Siklus menstruasi yang
terganggu
 Gatal di sekitar kelamin
 Demam, Kelelahan
Pemeriksaan penunjang: tes urin dan pengambilan sampel cairan bagian terinfeksi.
Pengobatan: antibiotic
Komplikasi: menyebabkan kemandulan.

Herpes Genital
Herpes genital adalah penyakit seksual disebabkan oleh virus herpes simpleks
(HSV).
Gejala herpes genital muncul beberapa hari setelah terinfeksi HSV.
 Luka melepuh berwarna kemerahan serta rasa sakit pada wilayah genital
 terasa gatal atau sakit saat membuang air kecil.
Virus ini dapat bersifat dorman atau tidak aktif dan bersembunyi di dalam tubuh
tanpa gejala. Tapi ketika virus ini kembali aktif, luka akan muncul kembali. Tapi luka
yang terjadi biasanya lebih kecil dan tidak terlalu sakit karena tubuh telah
menghasilkan antibodi terhadap virus ini setelah pertama kali terinfeksi. Antibodi
yang sudah ada akan melawan kemunculan kembali virus ini.
Pemeriksaan penunjang: pengambilan sampel cairan dari luka yang muncul & tes
darah.
Pengobatan: belum ada obat yang bisa menyembuhkan herpes genital.

Gangguan Condiloma Accuminata = kutil kelamin


Gangguan ini karena adanya virus human papiloma (HPV) yang berdampak pada
munculnya daging seperti kutil yang akan semakin bertumbuh dan akhirnya menjadi
alasan pertumbuhan kanker pada mulut rahim atau kanker servik.
Penyebaran virus ini melalui hubungan seksual, melalui kontak langsung dari kulit
ke kulit
Gejala:
 Kutil kelamin muncul sekitar 1-3 bulan setelah terjadi infeksi HPV. Kutil di sekitar
alat kelamin atau area dubur, mungkin tidak menimbulkan rasa sakit, tapi rasa
gatal, memerah, bisa berdarah.
 Sebagian orang yang sudah terinfeksi, tapi tidak pernah mengalami kemunculan
kutil.
Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan fisik bagian terinfeksi, tes khusus
mendiagnosis HPV.
Pengobatan: Tidak ada pengobatan atau penanganan yang bisa melenyapkan virus
HPV. Kutil ditangani dengan prosedur pembekuan, terapi laser, atau memakai krim,
operasi untuk mengangkat kutil besar.
Komplikasi: berisiko terkena kanker serviks, kanker penis, kanker rektum.
Penting pemeriksaan sel kanker melalui secara teratur jika terinfeksi HPV.

HIV (human immunodeficiency virus)


HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
Penularan: melalui hubungan seks, berbagi alat suntik, dari ibu kepada bayinya,
transfusi darah.
Patofisiologi: Sistem kekebalan tubuh akan melemah dan tidak mampu melawan
infeksi.
Pengobatan: belum ada obat. Pengobatan HIV untuk memperpanjang usia dan
meredakan gejala.
Gejala HIV
 tidak memiliki gejala yang jelas.
 menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga rentan terhadap berbagai infeksi.
Pemeriksaan penunjang: tes darah HIV di klinik Voluntary Counseling and Testing
(VCT)

Gangguan reproduksi internal antara lain:


1. Cysta

Kista adalah suatu kantong berisi cairan tertutup yang dilapisi oleh selaput
(membran) yang tumbuh tak normal di rongga maupun struktur tubuh manusia. Kista
seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana saja dan jenisnya bermacam-macam.
Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium (indung telur) disebut kista
ovarium.
Kista ovarium sebagian besar kista terbentuk karena perubahan kadar hormon yang
terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium.

Jenis-jenis kista ovarium


a. Kista fungsional yaitu kista yang terbentuk dari jaringan yang berubah pada
saat fungsi normal haid. Kista normal ini akan mengecil dan menghilang dengan
sendirinya dalam kurun 2-3 siklus haid. Terdapat 2 macam kista fungsional:
o Kista folikular. Kista folikuler terbentuk jika lonjakan LH tidak terjadi dan
reaksi rantai ovulasi tidak dimulai, sehingga folikel tidak pecah atau
melepaskan sel telur, dan bahkan folikel tumbuh terus hingga menjadi sebuah
kista. Kista folikuler biasanya tidak berbahaya, jarang menimbulkan nyeri dan
sering hilang dengan sendirinya antara 2-3 siklus haid.
o Kista korpus luteum. Perubahan folikel menjadi korpus luteum, kadangkala
setelah sel telur dilepaskan, lubang keluarnya tertutup dan jaringan-jaringan
mengumpul di dalamnya, menyebabkan korpus luteum membesar dan
menjadi kista. Meski kista ini biasanya hilang dengan sendiri dalam beberapa
minggu, tetapi kista ini dapat tumbuh hingga 4 inchi (10 cm) diameternya dan
berpotensi untuk berdarah dengan sendirinya atau mendesak ovarium yang
menyebabkan nyeri panggul atau perut. Jika kista ini berisi darah, kista dapat
pecah dan menyebabkan perdarahan internal dan nyeri tajam yang tiba-tiba.
b. Kista dermoid adalah kista ovarium yang berisi ragam jenis jaringan misal
rambut, kuku, kulit, gigi dan lainnya. Kista ini dapat terjadi sejak masih kecil,
bahkan mungkin sudah dibawa dalam kandungan ibunya. Kista ini biasanya
kering dan tidak menimbulkan gejala, tetapi dapat menjadi besar dan
menimbulkan nyeri.
c. Kista endometriosis adalah Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis
(jaringan mirip dengan selaput dinding rahim yang tumbuh di luar rahim)
menempel di ovarium dan berkembang menjadi kista. Kista ini sering disebut
juga sebagai kista coklat endometriosis karena berisi darah coklat-kemerahan.
Kista ini berhubungan dengan penyakit endometriosis yang menimbulkan nyeri
haid dan nyeri sanggama.
d. Kistadenoma adalah Kista yang berkembang dari sel-sel pada lapisan luar
permukaan ovarium, biasanya bersifat jinak. Kistadenoma dapat tumbuh menjadi
besar dan mengganggu organ perut lainnya dan menimbulkan nyeri.
e. Polikistik ovarium adalah terbentuk dari bangunan kista folikel yang
menyebabkan ovarium menebal. Ini berhubungan dengan penyakit sindrom
polikistik ovarium yang disebabkan oleh gangguan hormonal, terutama hormon
androgen yang berlebihan. Kista ini membuat ovarium membesar dan
menciptakan lapisan luar tebal yang dapat menghalangi terjadinya ovulasi,
sehingga sering menimbulkan masalah infertilitas.
Gejala yang sering terjadi:
 nyeri panggul atau perut, karena kista mendesak organ perut lainnya.
 Jika kista ini berisi darah, kista dapat pecah dan menyebabkan perdarahan
internal dan nyeri tajam yang tiba-tiba.
 Kista endometrium juga menimbulkan nyeri haid dan nyeri sanggama
 Kista polikistik ovarium menghasilkan hormone berlebihan akan membuat
ovarium membesar dan menciptakan lapisan luar tebal yang dapat
menghalangi terjadinya ovulasi, sehingga sering menimbulkan masalah
infertilitas.
Sebagian besar dari kanker ovarium bermula dari suatu kista, maka apabila
ditemukan kista ovarium harus diakukan pemeriksaan untuk menentukan kista
bersifat jinak atau ganas (kanker ovarium). Kewaspadaan terhadap kista bersifat
ganas, antara lain:
a. Kista cepat membesar
b. Kista pada usia remaja atau pasca menopause
c. Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan
d. Kista dengan bagian padat
e. Tumor pada ovarium

2. Kelainan pada sel telur


Kelainan sel telur dapat mengakibatkan gangguan proses pelepasan sel telur
(ovulasi), 80% penyebab sindrom ovarium polikistik, yang memungkinkan terjadi
gangguan haid.

3. Gangguan pada tuba Fallopii an tara lain:


1. Saluran telur tersumbat (bisa satu atau dua yang tersumbat). Saluran telur yang
tersumbat menyebabkan sperma tak bisa bertemu dengan sel telur sehingga
pembuahan tidak terjadi berarti tidak terjadi kehamilan. Pemeriksaan yang
dilakukan dengan HSG (Hystero Salpingo Graphy), yaitu semacam
pemeriksaan röntgen (sinar X) utk melihat rahim & saluran telur.
2. Infeksi pada tuba Fallopii disebut Salphingitis

4. Endometriosis

Endometriosis adalah jaringan endometrium yang semestinya berada di lapisan


paling dalam rahim (lapis an endometrium) terletak & tumbuh di tempat lain. Tetapi
bukan kanker.
Lokasi endometriosis antara lain:
 di lapisan tengah dinding rahim (lapisan myometrium) yang disebut juga
adenomyosis,
 di indung telur, saluran telur, usus, kandung kemih, atau bahkan dalam
rongga perut, dll

Gejala umum penyakit endometriosis:


 nyeri yang sangat pada daerah panggul terutama pada saat haid, selama
berolahraga, selama berhubungan seks, atau sesudah pemeriksaan panggul.
 Kesuburan terganggu karena saluran telur, indung telur, organ reproduksi
lainnya terganggu, sehingga sulit hamil. Apabila bisa hamil, resiko kehamilan
di luar rahim akan meningkat, keguguran beberapa kali
 Apabila endometriosis menyebar hingga ke otak dan paru-paru, penderita
dapat mengalami pengempisan paru-paru dan mengalami kejang saat
memasuki siklus menstruasi.
Penyebab: belum diketahui alasan yang pasti mengapa endometrium sampai
tumbuh di luar rahim, tetapi banyak pada keluarganya menderita endometriosis
juga.

Ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa endometrial implant dapat sampai
keluar rahim.
 kemungkinan darah kotor melimpah atau tumpah ke belakang rahim melalui
saluran fallopian.
 endometrium dibawa ke tempat lain melalui saluran darah atau saluran kelenjar
dan bisa juga karena wanita-wanita yang sering tertekan jiwanya (stress).
 endometriosis muncul akibat gangguan hormonal, maka bisa diobati dengan
obat-obatan pengatur produksi hormon.
Beberapa kasus wanita endometriosis dapat hamil tanpa dilakukan operasi terlebih
dahulu, dan penyakit tersebut bisa berkurang. Pola hidup sehat, berfikir positif dan
melakukan terapi pengobatan, masih memungkinkan wanita penderita
endometriosis bisa hamil.

5. Myoma Uteri

Mioma uteri adalah tumor (tumor jinak) atau pembesaran jaringan otot yang ada di
rahim. Tergantung dari lokasinya, mioma dapat terletak di:
 lapisan luar,
 lapisan tengah,
 lapisan dlm rahim.
Biasanya myoma uteri yang sering menimbulkan gangguan reproduksi adalah
mioma uteri yang terletak di lapisan dalam (lapisan endometrium).

Gejala:
 Myoma uteri biasanya tak bergejala.
 Pendarahan tidak normal dari rahim:
o haid yang sangat banyak=hipermenorea karena meluasnya endometrium,
o nyeri saat haid (gangguan kontraksi otot rahim),
o haid yang lama, atau bercak darah meski tidak sedang haid).
o Perdarahan yang banyak akan berdampak kurang darah atau anemia.
 Penekanan rahim yang membesar:
o nyeri pada perut dan terasa berat pada perut bagian bawah,
o sering kencing, kesulitan dalam berkemih
o sering kesulitan buang air besar
o nyeri pinggang atau kaki karena syaraf tertekan.
 Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan
o Kehamilan dapat mengalami keguguran
o Persalinan pramaturitas
o Gangguan saat proses persalinan
o Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan infertilitas
o Kala ketiga terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan
 Pada mioma yang bertangkai dapat terjadi torsi (putaran) sehingga dapat terjadi
nekrosis yang mengakibatkan sindrom abdomen akut.
 Myoma aktif saat wanita dalam usia reproduksi, sehingga saat menopause
myoma uteri akan mengecil atau sembuh.

Beberapa faktor yang mendukung terbentuknya myom:


1. riwayat keluarga dengan myom,
2. haid pertama kali sebelum mencapai usia 10 tahun,
3. konsumsi alkohol,
4. infeksi rahim
5. hipertensi.
6. Kehamilan dan pil KB menurunkan kecenderungan berkembangnya myom.
7. Hormon estrogen dapat merangsang pertumbuhan miom.
8. Awal kehamilan, sekitar 30% miom akan membesar dabn mengecil kembali
setelah melahirkan.

Pemeriksaan:
 Pada pemeriksaan dalam, dijumpai tumor padat pada abdomen bagian bawah
dan pergerakan tumor terbatas, atau dapat meraba tumor berasal dari rahim dan
pergerakan tumor tidak terbatas atau bebas.
 USG
 pemeriksaan kerok selaput lendir rahim (kuretase), antara lain :
 Histerosalpingogram = foto rontgen uterus diambil setelah rahim diisi dengan zat
medium (kontras)
 MRI (Magnetik Resonan Imaging), dilakukan bersama dengan penyuntikan
kontras Gadolinium.
Bila pada masa menopause tumor yang berasal dari mioma uteri masih tetap besar
atau bertambah besar, kemungkinan degenerasi ganas menjadi sarkoma uteri

6. Polip uteri
Polip adalah suatu jaringan yang membesar & menjulur yang biasanya diakibatkan
oleh myoma uteri yang membesar & teremas-remas oleh kontraksi rahim. Polip
dapat menjulur keluar ke vagina. Polip menyebabkan pertemuan sperma-sel telur &
lingkungan uterus terganggu, sehingga bakal janin akan susah tumbuh

7. Ca Cervix Uteri
Sel-sel yang terbentuk di permukaan serviks dapat tumbuh abnormal dengan bentuk
yang tidak teratur, dan sel-sel yang tidak teratur dapat menjadi kanker. Diagnosis
awal dan pengobatan dapat mencegah perkembangan penyakit ini.

Perkembangan Ca Cervix:
 Displasia ringan (5 tahun), displasia sedang (3 tahun), displasia berat (1 tahun)
menjadi kanker stadium 0. Tahap pra kanker ini sering tidak menimbulkan gejala
(92%).
 Tahap kanker invasif berupa kanker stadium I sampai stadium IV
 Menurut International Federation of Gynecologists and Obstetricians, dibagi
menjadi 5 stadium berdasarkan ukuran tumor, kedalaman penetrasi pada leher
rahim dan penyebaran kanker. Stadium-stadium tersebut adalah sebagai berikut

Stadiu Perkembangan
m
0 Terjadi pertumbuhan kanker (karsinoma) pada jaringan epitel leher
rahim
I Pertumbuhan kanker masih terbatas pada leher rahim
1a Secara mikroskopis, kanker telah menginvasi jaringan (terjadi
penetrasi). Ukuran invasi sel kanker : kedalaman < 5 mm, sedangkan
lebarnya < 7 mm
1b Terjadi lesi ukuran lebih besar dari lesi stadium Ia, ukuran tumor s/d > 4
cm
II Karsinoma meluas sampai keluar leher rahim tetapi belum sampai
Stadiu Perkembangan
m
dinding pelvis; karsinoma menyerang vagina tapi belum mencapai 1/3
vagina bagian bawah
III Karsinoma meluas ke dinding pelvis; tidak terlihat adanya ruang kosong
antara tumor dan dinding pelvis; tumor menyerang 1/3 vagina bagian
bawah; pada semua kasus juga ditemukan adanya hidronefrosis atau
ginjal tidak berfungsi
IV Karsinoma meuas melewati pelvis atau mukosa kandung kemih atau
rektal & dapat menyebar ke organ yang jauh

Penyebab Ca Cervix Uteri antara lain:


1. Infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100
tipe, sebagian besar tidak berbahaya dan akan lenyap sendiri. Jenis virus HPV
penyebab kanker serviks paling fatal tipe 16 dan 18. Penularan virus HPV
melalui hubungan seksual, terutama dengan berganti-ganti pasangan.
Penggunaan kondom tidak terlalu berpengaruh, sebab, virus ini bisa berpindah
melalui sentuhan kulit. Perkembangan ini memakan waktu antara 5-20 tahun,
mulai dari tahap infeksi, lesi pra-kanker hingga positif menjadi kanker serviks.
2. Paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia dalam jangka waktu cukup lama.
3. Kebiasaan merokok, zat nikotin dan “racun” lain masuk dalam darah mampu
meningkatkan kemungkinan tumbuh sel-sel abnormal pada rahim. “Cervical
neoplasia adalah kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh
seseorang,”
4. Hubungan seksual pada usia terlalu dini meningkatkan risiko terserang kanker
leher rahim 2 kali dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual
setelah usia 20 tahun.
5. Jumlah lawan seksual, makin banyak makin meningkat risiko terjadinya kanker
leher rahim.
6. Jumlah kehamilan meningkatkan risiko terjadinya kanker leher rahim.
7. Terlalu Lama Menggunakan Pil Pengontrol Kehamilan
8. Tingkat kekebalan tubuh menurun, karena terinfeksi virus HIV, gizi buruk, diet
ketat, rendahnya konsumsi vitamin A, C, dan E, berisiko terinfeksi virus HPV.
9. Penyakit menular seksual
10. Genetik

Gejala-gejala:
Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Gejala
fisik serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker
stadium lanjut.
Gejala kanker serviks tingkat lanjut :
 munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding).
 keputihan yang berlebihan dan tidak normal.
 perdarahan di luar siklus menstruasi.
 penurunan berat badan drastis.
 Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita
keluhan nyeri punggung
 hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.

Pemeriksaan penunjang:
 Pap smear
 Hybrid Capture II System (HCII)

Terapi: tidak dapat menjamin 100% penderita mengalami kesembuhan.


 Operasi pengangkatan rahim
 Radiasi
 Kemoterapi.

8. Gangguan mentruasi
Gangguan mentruasi yang paling sering antara lain:
 dysmenorrhea ( masalah menstruasi menyakitkan ),
 menorrhagia ( menstruasi yang banyak ),
 oligomenorrhea ( tidak menstruasi dan/atau menstruasi tidak teratur).
Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian pil hormon.
Gangguan mentruasi yang lain:
 Amenore primer ialah menstruasi yang belum terjadi walaupun sudah mencapai
usia untuk mengalami siklus menstruasi. Dapat diikuti gejala lain seperti tidak
berkembangnya unsur seksual sekunder. Gangguan Menstruasi Amenore
primer bisa menjadi indikasi wanita tersebut mandul, sehingga harus
dikonsultasikan dengan dokter agar mendapatkan penanganan medis.
 Amenore sekunder ditandai dengan tidak terjadinya siklus menstruasi selama 3 -
6 bulan, pada wanita yang sebelumnya telah mengalami siklus menstruasi.

9. Kelainan Kekebalan Tubuh terhadap sperma


Kekebalan tubuh berguna melawan benda asing atau kuman penyebab infeksi yang
masuk ke dalam tubuh dengan antibody terhadap benda asing (antigen),. bisa
menyerang kuman tersebut. Antigen berperan sebagai “tanda pengenal” agar
kuman dapat dikenali antibodi, baru kemudian antibodi dapat menghancurkannya.
Akan tetapi, pada beberapa wanita terdapat kelainan adanya antibodi antisperma,
akibatnya antibodi tersebut menghancurkan sperma yang masuk sehingga
pembuahan gagal terjadi. Pada beberapa pria, juga terdapat kelainan berupa
antibodi yang dimilikinya menyerang sperma karena sperma dianggap sebagai
benda asing sehingga sperma menjadi berkualitas jelek alias tak mampu membuahi
sel telur.Pada dasarnya, wanita tak memiliki unsur antigen, seperti halnya pada
sperma atau komponen plasma semen. Namun, pada saat wanita mulai
berhubungan seksual dgn pria, dlm tubuhnya akan terbentuk antibodi antisperma
terhadap antigen sperma. Pada tingkat tertentu antibodi masih dapat ditembus oleh
sperma yang bagus kualitasnya & dapat mengakibatkan kehamilan.
10. Gangguan reproduksi Sebagai Komplikasi Penyakit Lain.
Penyakit-penyakit yang berkomplikasi gangguan reproduksi, antara lain: penyakit
genetik, kencing manis (diabetes mellitus), penyakit kelenjar gondok, kelainan
hormon, & obesitas (kegemukan).

11. Sterilitas/Infertilitas
Suatu bentuk infertilitas atau kemandulan pada perempuan adalah penyumbatan
oviduk secara permanen yang mencegah ovum dibuahi atau mencapai uterus.
Untuk mengatasinya, ovum harus diambil dari ovari melalui pembedahan dan
dibuahi secara eksternal sebelum dikembalikan ke dalam uterus

12. Mola Hidalidosa

Mola hidalidosa atau hamil anggur adalah keadaan dimana seorang perempuan
mengalami gejala seperti hamil namun tidak ditemukan pertumbuhan janin dalam
rahim. Yang ada hanya gelembung-gelembung atau mola darah yang mengalami
pembekuan.
Penyebab penyakit ini belum diketahui pasti, amun diduga karena kekurangan gizi
dan gangguan peredaran darah rahim.

Gejala
 kehamilan normal, yaitu terlambat haid, mual, tes kehamilan positif, muntah,
dialami lebih berat.
 tidak ada gerakan janin,
 rahim lebih besar dari umur kehamilan,
 keluar gelembung cairan mirip buah anggur bersamaan dengan perdarahan.
Gangguan Kesehatan ini bisa mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa, bahkan
memicu pendarahan hingga kematian. Hamil anggur harus segera diambil tindakan
untuk membersihkan gelembung atau mola tersebut, agar tidak terjadi pendarahan
hebat yang berujung pada kematian.

Pemeriksaan dengan:
 HCG (human chorionic gonadotrophin) urin atau serum untuk pemeriksaan
kehamilan,
 Pemeriksaan USG (ultrasonografi) terlihat gelembung seperti bola-bola kecil,
tidak ada bentuk janin. Bayangan mirip bayi tersebut hanya gelembung darah
yang membeku bernama mola.
 uji Sonde.
Pengobatan
 membersihkan rahim (kuret), atau pengangkatan rahim.
ANATOMI REPRODUKSI LAKI – LAKI
Sistem reproduksi laki-laki adalah serangkaian organ yang terletak di luar tubuh dan di
sekitar panggul seorang laki-laki yang berkontribusi terhadap proses reproduksi. Fungsi
utama langsung dari sistem reproduksi laki-laki adalah untuk menghasilkan sperma
untuk fertilisasi
ovum.
Organ
reproduksi
laki-laki yang
utama dapat
dikelompokkan
ke dalam tiga
kategori.
Kategori
pertama
memproduksi
dan
menyimpan
sperma
(spermatozoa).
Hal ini
diproduksi
di testis, yang
disimpan
di skrotum yan
g dapat mengatur suhu; sperma yang belum matang kemudian berjalan ke epididimis
untuk pengembangan dan penyimpanan. Kategori kedua adalah cairan ejakulasi yang
memproduksi kelenjar, yang meliputi kelenjar Cowper, vesikula seminalis, prostat,
dan vas deferens. Kategori terakhir adalah bagian yang digunakan untuk kopulasi dan
deposisi sperma dalam wanita. Bagian yang termasuk di dalamnya
adalah penis, uretra, vas deferens.
Karakteristik seksual sekunder utama mencakup: tubuh lebih besar dan berotot, suara
menjadi keras, tumbuh rambut di wajah dan tubuh, bahu menjadi lebar, dan
tumbuhnya jakun. Hormon seksual laki-laki yang terpenting adalah androgen,
terutama testosteron.
Testis memproduksi hormon yang mengontrol perkembangan sperma. Hormon ini juga
berfungsi dalam pengembangan karakteristik fisik pada laki-laki seperti rambut wajah
dan suara yang lebih dalam.
PATOLOGI SISTEM REPRODUKSI LAKI-LAKI
1. Gangguan pada Sistem Reproduksi Laki-Laki
Gangguan pada sistem reproduksi laki-laki dapat meliputi gangguan pada testis,
epididimis, skrotum, dll. Berikut ini adalah beberapa diantaranya :

a. Kanker testis
Termasuk jarang terjadi. Umumnya hanya terjadi pada rata-rata pria berusia 29-35
tahun yang berasal dari ras kaukasia. Meski jarang, penyakit ini sangat
mematikan.Kanker ini memiliki dua jenis yaitu seminoma dan nonseminoma. Biasanya
hanya menghantam satu testis saja. Gejala pertama dirasa dari munculnya sel-sel
tumor adalah nyeri dan bengkak.

Hingga kini penyebab kanker testis masih belum pasti. Pria yang memiliki testis tidak
berkembang sempurna berisiko tinggi terkena kanker. Demikian pula mereka yang
terlahir dari ibu yang mengkonsumsi hormon tambahan selama kehamilan.

Kanker testis umumnya terdiagnosa karena kehadiran substansi kimia tubuh


seperti alpha fetoprotein dan beta human chorionic gonadotropin yang diproduksi sel-
sel kanker. Pemeriksaan umumnya dilakukan melalui darah.

Meskipun tergolong jenis kanker langka namun mematikan. Sebab belum ada obatnya.
Meski demikian dengan perawatan tinggi dan menjaga kondisi tubuh, sekitar 70%
penyandang kanker testis dapat bertahan hidup lebih lama. Kanker ini tidak menular
bahkan terhadap pasangannya.

Dalam kondisi tertentu, untuk menghentikan sebaran sel kanker ke bagian yang
lainnya, seringkali mengharuskan membuang testis. Perawatan selanjutnya termasuk
operasi yang juga membersihkan jaringan lymphatic yang dicurigai sebagai sarang sel
kanker.

Pada stadium awal atau pria dengan jenis kanker testis seminoma dilakukan terapi
radiasi. Jika kanker telah menyebar sedemikian rupa umumnya dilakukan kemoterapi.

Efek samping dari setiap jenis upaya menghalangi sebaran kanker bervariasi. Paling
umum adalah stres. Meskipun membuang satu buah zakar tidak otomatis membuat
impoten. Namum jika jaringan lymphatic dibuang menyebabkan produksi sperma
berkurang.

Terapi radiasi umumnya menyebabkan rasa terbakar dan kelelahan yang amat sangat.
Namun akan terus berkurang jika terapi selesai sepenuhnya. Penyakit ini seringkali
menyebabkan ketidaksuburan.

Sementara itu kemoterapi umumnya menyebabkan mual dan muntah-muntah,


mengganggu sistem kekebalan tubuh, infertil dan botak.

Efek samping ini bisa bersifar temporer atau permanen. Namun yang paling penting
adalah memperhatikan tanda-tanda tubuh, apakah sel kanker telah mati, masih ada,
atau tumbuh kembali.
b. Epididimitis
Epididimitis adalah peradangan pada epididimis, yaitu saluran berkelok-kelok yang
menghubungkan testis dengan vas deferens. Epididimitis biasanya disebabkan oleh
infeksi atau oleh penyakit menular secara seksual ( PMS ) yang mengakibatkan rasa
nyeri dan pembengkakan pada salah satu testis.

c. Hernia Inguinal

Hernia Inguinal adalah gangguan atau kelainan yang ditandai dengan sebagian usus
terdorong menembus dinding abdominal dan masuk ke selangkangan atau skrotum.
Hernia terlihat sebagai suatu pembengkakan di daerah selangkangan. Kelainan ini
dapat diperbaiki dengan cara pembedahan.

d. Ambiguous Genitalia ( Alat Kelamin Ganda )

Ambiguous Genitalia merupakan kelainan yang sangat jarang terjadi. Kelainan ini
ditandai dengan seorang bayi lahir dengan alat kelamin yang tidak jelas apakah laki-laki
atau perempuan. Sebagian besar anak laki-laki yang lahir dengan kelainan seperti ini
memiliki penis yang sangat kecil atau tidak ada, tetapi memiliki jaringan testis. Pada
sejumlah kecil kasus, seorang anak memiliki jaringan testis dan ovarium.

e. Mikropenis

Mikropenis merupakan kelainan lainnya yang juga sangat jarang. Pada kelainan seperti
ini, penis terbentuk secara normail, tetapi dengan ukuran di bawah ukuran rata-rata,
yang ditunjukkan dengan pengukuran standar.

f. Sterilitas/Infertilitas

Jika seorang laki-laki steril atau mandul, tubuhnya tidak mampu membentuk sperma
sama sekali atau tidak mampu menghasilkan sperma dalam jumlah yang cukup. Hal itu
terjadi sebagai akibat tidak normalnya organ-organ reproduksi, peradangan pada alat
kelamin, kecanduan alkohol, atau akibat penyakit menular seksual. Beberapa laki-laki
juga mengalami masalah ejakulasi.

Anda mungkin juga menyukai