Anda di halaman 1dari 3

Transmisi adalah proses penyaluran listrik dari pembangkitan ke distribusi listrik.

Standar tegangan
pada sistem transmisi di Indonesia diklasifikasikan sebagai tegangan ekstra tinggi (TET) yaitu dengan
nominal 500 kV dan tegangan tinggi (TT) dengan nominal 70 kV dan 150 kV. Tujuan tegangan
dinaikan agar dapat meminimalisir rugi-rugi daya dan drop tegangan, karena penyaluran pasti melalui
jalur yang panjang, semakin panjang jalur maka akan semakin berpengaruh pada rugi daya jika
tegangan tidak dinaikan.

Berikut ini disampaikan pembahasan tentang transmisi ditinjau dari klasifikasi tegangannya:

1. SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET) 200 KV – 500 KV

• Pada umumnya digunakan pada pembangkitan dengan kapasitas di atas 500 MW.
• Tujuannya adalah agar drop tegangan dan penampang kawat dapat direduksi secara maksimal,
sehingga diperoleh operasional yang efektif dan efisien.
• Permasalahan mendasar pembangunan SUTET adalah: konstruksi tiang (tower) yang besar dan
tinggi, memerlukan tapak tanah yang luas, memerlukan isolator yang banyak, sehingga
pembangunannya membutuhkan biaya yang besar.
• Masalah lain yang timbul dalam pembangunan SUTET adalah masalah sosial, yang akhirnya
berdampak pada masalah pembiayaan, antara lain: Timbulnya protes dari masyarakat yang
menentang pembangunan SUTET, Permintaan ganti rugi tanah untuk tapak tower yang terlalu tinggi
tinggi, Adanya permintaan ganti rugi sepanjang jalur SUTET dan lain sebagainya.
• Pembangunan transmisi ini cukup efektif untuk jarak 100 km sampai dengan 500 km.

2. SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 30 KV – 150 KV

• Tegangan operasi antara 30 KV sampai dengan 150 KV.


• Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau double sirkuit, dimana 1 sirkuit terdiri dari 3 phasa
dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan penghantar netralnya digantikan oleh tanah
sebagai saluran kembali.
• Apabila kapasitas daya yang disalurkan besar, maka penghantar pada masing-masing phasa terdiri
dari dua atau empat kawat (Double atau Qudrapole) dan Berkas konduktor disebut Bundle
Conductor.
• Jika transmisi ini beroperasi secara parsial, jarak terjauh yang paling efektif adalah 100 km.
• Jika jarak transmisi lebih dari 100 km maka tegangan jatuh (drop voltaje) terlalu besar, sehingga
tegangan diujung transmisi menjadi rendah.
• Untuk mengatasi hal tersebut maka sistem transmisi dihubungkan secara ring system atau
interconnection system. Ini sudah diterapkan di Pulau Jawa dan akan dikembangkan di Pulau-pulau
besar lainnya di Indonesia.

TEGANGAN TRANSMISI DAN RUGI-


RUGI DAYA
Telah kita ketahui bahwa suatu sistem tenaga listrik terdiri dari: pusat
pembangkit listrik, saluran transmisi, saluran distribusi dan beban. pada
saat sistem tersebut beroperasi, maka pada sub-sistem transmisi akan
terjadi rugi-rugi daya. Jika tegangan transmisi adalah arus bolak-balik
(alternating current, AC) 3 fase, maka besarnya rugi-rugi daya tersebut
adalah:

ΔPt = 3I^2R (watt)…….(1)

dimana:
I = arus jala-jala transmisi (ampere)
R = Tahanan kawat transmisi perfasa (ohm)arus pada jala-jala suatu
transmisi arus bolak-balik tiga fase adalah:
I = P/V3.Vr.Cos φ ……(2)

dimana:
P = Daya beban pada ujung penerima transmisi (watt)
Vr = Tegangan fasa ke fasa pada ujung penerima transmisi (volt)
Cos φ = Faktor daya beban
V3 disini adalah akar 3

jika persamaan (1) disubstitusi ke persamaan (2), maka rugi-rugi daya


transmisi dapat ditulis sebagai berikut:

ΔPt = P^2.R/Vr^2.cos^2 φ

Terlihat bahwa rugi-rugi daya transmisi dapat dikurangi dengan beberapa


cara, antara lain:
1. meninggikan tegangan transmisi
2. memperkecil tahanan konduktor
3. memperbesar faktor daya beban

Sehingga untuk mengurangi rugi-rugi daya dilakukan dengan


pertimbangan:

1. Jika ingin memperkecil tahanan konduktor, maka luas penampang


konduktor harus diperbesar. sedangkan luas penampang konduktor ada
batasnya.

2. jika ingin memperbaiki faktor daya beban, maka perlu dipasang


kapasitor kompensasi (shunt capacitor). perbaikan faktor daya yang
diperoleh dengan pemasangan kapasitor pun ada batasnya.

3. rugi-rugi transmisi berbanding lurus dengan besar tahanan konduktor


dan berbanding terbalik dengan kuadrat tegangan transmisi, sehingga
pengurangan rugi-rugi daya yang diperoleh karena peninggian tegangan
transmisi jauh lebih efektif daripada pengurangan rugi-rugi daya dengan
mengurangi nilai tahanan konduktornya.
Pertimbangan yang ketiga, yaitu dengan menaikkan tegangan transmisi
adalah yang cenderung dilakukan untuk mengurangi rugi-rugi daya pada
saluran transmisi. Kecenderungan itupun dapat terlihat dengan semakin
meningkatnya tegangan transmisi di eropa dan amerika, seperti
ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

Masalah Penerapan Tegangan Tinggi Pada Transmisi

Pada penerapannya, peninggian tegangan transmisi harus dibatasi karena


dapat menimbulkan beberapa masalah, antara lain:

1. Tegangan tinggi dapat menimbulkan korona pada kawat transmisi.


korona ini pun akan menimbulkan rugi-rugi daya dan dapat menyebabkan
gangguan terhadap komunikasi radio.

2. Jika tegangan semakin tinggi, maka peralatan transmisi dan gardu


induk akan membutuhkan isolasi yang volumenya semakin banyak agar
peralatan-peralatan tersebut mampu memikul tegangan tinggi yang
mengalir. Hal ini akan mengakibatkan kenaikan biaya investasi.

3. Saat terjadi pemutusan dan penutupan rangkaian transmisi (switching


operation), akan timbul tegangan lebih surja hubung sehingga peralatan
sistem tenaga listrik harus dirancang untuk mampu memikul tegangan
lebih tersebut. Hal ini juga
mengakibatkan kenaikan biaya investasi

4. Jika tegangan transmisi ditinggikan, maka menara transmisi harus


semakin tinggi untuk menjamin keselamatan makhluk hidup disekitar
trasnmisi. Peninggian menara transmisi akan mengakibatkan trasnmisi
mudah disambar petir. Seperti telah kita ketahui, bahwa sambaran petir
pada transmisi akan menimbulkan tegangan lebih surja petir pada sistem
tenaga listrik, sehingga peralatan-peralatan sistem tenaga listrik harus
dirancang untuk mampu memikul tegangan lebih surja petir tersebut.

5. Peralatan sistem perlu dilengkapi dengan peralatan proteksi untuk


menghindarkan kerusakan akibat adanya tegangan lebih surja hubung
dan surja petir. Penambahan peralatan proteksi ini akan menambah biaya
investasi dan perawatan.

kelima hal diatas memberi kesimpulan, bahwa peninggian tegangan


transmisi akan menambah biaya investasi dan perawatan, namun dapat
megurangi kerugian daya. Namun jika ditotal biaya keseluruhan, maka
peninggian tegangan transmisi lebih ekonomis karena member biaya total
minimum, dan tegangan ini disebut tegangan optimum.

Anda mungkin juga menyukai