Anda di halaman 1dari 6

Komunikasi

Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak


hampa apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik
secara perorangan, kelompok ataupun organisasi tidak mungkin akan terjadi.

Komunikasi adalah suatu topik yang amat sering diperbincangkan, bukan hanya dikalangan
ilmuwan komunikasi, melainkan juga dikalangan awam, sehingga pengertian komunikasi itu
sendiri memiliki banyak arti yang berlainan. Oleh karena itu, kesepakatan dalam
mendefinisikan istilah komunikasi merupakan langkah awal untuk memperbaiki pemahaman
atas fenomena yang rumit ini.

Tujuan Komunikasi

Adapun tujuan dari proses komunikasi adalah:

1. Perubahan sikap, adalah komunikan dapat merubah sikap setelah dilakukan suatu
proses komunikasi.
2. Perubahan pendapat, perubahan pendapat dapat terjadi dalam suatu komunikasi yang
tengah dan sudah berlangsung dan tergantung bagaimana komunikator menyampaikan
komunikasinya.
3. Perubahan perilaku, perubahan perilaku dapat terjadi bila dalam suatu proses
komunikasi, apa yang dikemukakan komunikator sesuai dengan yang disampaikan hal
ini tergantung kepada kredibilitas komunikator itu sendiri.
4. Perubahan sosial, yaitu perubahan yang terjadi dalam tatanan masyarakat itu sendiri
sesuai dengan lingkungan ketika berlangsungnya komunikasi.

Unsur-unsur Komunikasi

Komunikasi telah didefinisikan sebagai usaha penyampaian pesan antar manusia,


sehingga untuk terjadinya proses komunikasi minimal terdiri dari 3 unsur yaitu:
1. Pengirim pesan (komunikator).

2. Penerima pesan (komunikan).

3. Pesan itu sendiri.

Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960):

1. Siapa/ sumber
Sumber atau komunikator adalah pelaku utama/ pihak yang mempunyai kebutuhan
untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu Komunikasi bisa seorang individu,
kelompok organisasi, maupun suatu negara sebagai komunikator.

2. Pesan
Apa yang akan disampaikan atau dikomunikasikan kepada penerima (komunikan),
dari sumber (komunikator) atau isi informasi. Merupakan seperangkat symbol verbal
atau non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Ada
3 komponen pesan yaitu makna, symbol untuk menyampaikan makna ,dan bentuk
atau organisasi pesan.

3. Saluran/ media
Wahana atau alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada
komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka), maupun tidak langsung
(melalui media cetak atau elektronik dll).

4. Untuk siapa atau penerima


Orang atau kelompok atau organisai atau suatu Negara yang menerima pesan dari
sumber. Di sebut tujuan (disedestination) atau pendengar (listener) atau khalayak
(audience) atau komunikan atau penafsir atau penyandi balik(decoder).

5. Dampak atau efek


Dampak atau efek yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima pesan
dari sumber, seperti perubahan sikap, bertambahnya pengetahuan, dll.

Etika Berkomunikasi
Dalam berkomunikasi sebaiknya memperhatikan etika komunikasi. Etika
berkomunikasi dalam implementasinya antara lain dapat diketahui dari komunikasi yang
santun. Nilsen (dalam Johannesen, 1996), mengatakan bahwa untuk mencapai etika
komunikasi, perlu diperhatikan sifat-sifat berikut:
1. Penghormatan terhadap seseorang sebagai person tanpa memandang umur status
atau hubungannya dengan si pembicara
(2) Penghormatan terhadap ide, perasaan, maksud dan integritas orang lain
(3) Sikap suka memperbolehkan, keobjektifan, dan keterbukaan pikiran yang
mendorong kebebasan berekspresi
(4) penghormatan terhadap bukti dan pertimbangan yang rasional terhadap berbagai
alternatif
(5) terlebih dahulu mendengarkan dengan cermat dan hati-hati sebelum menyatakan
persetujuan atau ketidaksetujuan.

Faktor Penyebab Kesalahpahaman dalam Berkomunikasi


1. Tataran isi pokok (Sachebene)
merupakan titik sentral informasi yang dapat berupa data, fakta dan keadaan dalam
suatu percakapan.
2. Tataran tampilan diri (Selbstkundgabe)
merupakan tampilan diri komunikator baik secara implisit maupun eksplisit yang ikut
serta saat komunikator menyampaikan pesan. Pada saat yang bersamaan komunikan
menerima pesan sekaligus menangkap tampilan diri komunikator. Seorang
komunikan akan memaknai informasi yang disampaikan dan memberikan respons
terkait dengan tampilan diri si komunikator
3. Tataran hubungan
jika seseorang berbicara kepada partner bicara melalui ungkapan, nada dan mimik,
baik disadari atau tidak sebenarnya ia telah menunjukkan bagaimana posisinya
terhadap partner bicara dan bagaimana penilaiannya terhadap partner bicara, tentu
saja hal ini mengacu pada situasi percapakan yang sedang berlangsung.
4. Tataran ajakan
jika seseorang menyampaikan sebuah pernyataan yang ditujukan kepada orang lain,
sebenarnya ia juga berniat mempengaruhi orang lain. Secara terang-terangan atau
tersembunyi pada tataran ini tersimpan keinginan, ajakan, saran, petunjuk, efek dan
sebagainya.

Solusi Kesalahpahaman dalam Berkomunikasi

1. Tataran isi pokok

(a) Gunakan kalimat yang sederhana dan pendek dengan makna yang mudah
dipahami,
(b) Jelaskan kata-kata asing atau istilah tertentu jika diperlukan,
(c) Sampaikan informasi secara runtut
(d) Batasi penyampaian berita hanya pada pokok pembicaraan,
(e) Gunakan bantuan visual seperti grafik. Di samping itu, informasi dapat diterima
dengan baik jika komunikan menyimak berita dengan berpikir analitis.

2. Tataran Hubungan

(a) Berusaha menempatkan diri pada posisi komunikator


(b) Berusaha menangkap maksud komunikator
(c) Menahan diri untuk melakukan penilaian pribadi, memberikan saran dan reaksi
spontan
(d) Dengan bahasa tubuhnya komunikan menunjukkan kepada komunikator bahwa ia
menyimak ungkapan komunikator dengan sungguh-sungguh
(e) Mengajukan beberapa pertanyaan mendalam sebagai tanda komunikan mengikuti
pembicaraan yang disampaikan oleh komunikator
(f) Menyimpulkan pernyataan komunikator atau berusaha mengulang kembali bagian-
bagian yang penting.

3. Tataran Tampilan Diri

(a) Kemukakan kalimat dengan ungkapan saya. Hal itu bertujuan agar komunikasi
yang berjalan lebih formal.
(b) Hindari penggunaan kata yang bermakna ganda

4. Tataran Ajakan

(a) Ajakan terang-terangan. Jika seorang komunikator bertujuan membina hubungan


yang jelas dan jujur dengan komunikan, maka ia harus menyampaikan harapan
dan keinginannya dengan terus terang.
Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif adalah kegiatan saling bertukar informasi, ide, kepercayaan,


perasaan dan sikap antara dua orang (komunikator dan komunikan) atau berupa kelompok
yang hasilnya sesuai dengan harapan dari respon yang diterima, dengan persepsi dan
frekuensi yang sama, dan mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) dengan
penyampaian informasi, menghibur, ataupun membujuk pada orang yang terlibat dalam
komunikasi tersebut. Dengan kata lain komunikator dan komunikan sama-sama memiliki
pengertian yang sama tentang suatu pesan.

Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, komunikasi yang efektif menimbulkan 5 hal,
yaitu ;

1. Pengertian

Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksud oleh
komunikator. Seringkali pertengkaran atau konflik terjadi karena pesan kita diartikan lain
oleh orang yang kita ajak bicara. Kegagalan menerima isi pesan secara cermat disebut
kegagalan komunikasi primer (primary breakdown in communication). Dalam konteks
inilah diperlukan pemahaman orang tentang psikologi komunikator.

2. Kesenangan

Komunikasi seperti ini (Komunikasi Efektif) membuat hubungan kita hangat, akrab, dan
menyenangkan.

3. Mempengaruhi sikap

Kita paling sering melakukan komunikasi untuk mempengaruhi orang lain. Komunikasi
ini dinamakan komunikasi persuasif. Komunikasi persuasif memerlukan pemahaman
tentang faktor-faktor pada diri komunikator, dan pesan yang menimbulkan efek pada
komunikan.

Persuasif didefinisikan sebagai proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan orang
dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti
atas kehendaknya sendiri.

4. Hubungan social yang baik

Komunikasi juga ditujukan untuk menumbuhkan hubungan social yang baik. Kebutuhan
social adalah kebutuhan untuk menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi, pengendalian, dan
kekuasaan, serta cinta kasih.

Menurut penelitian, bila orang gagal menumbuhkan hubungan interpersonal, maka ia


akan menjadi agresif, senang berkhayal, dingin, sakit fisik dan mental, dan menderita
“flight syndrome” (ingin melarikan diri dari lingkungannya).
Kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk menumbuhkan dan mempertahankan hubungan
yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi, pengendalian, dan
kekuasaan, serta cinta kasih.

Secara singkat, kita ingin bergabung dan berhubungan dengan orang lain, kita ingin
mengendalikan dan dikendalikan, kita ingin mencintai dan dicintai. Kebutuhan sosial ini
hanya bisa dipenuhi dengan komunikasi interpersonal yang efektif.

Bila orang gagal dalam menumbuhkan hubungan interpersonal, maka ia menjadi agresif,
senang berkhayal,dan sakit fisik dan mental, dan ingin melarikan diri dari lingkungannya.

Hasil penelitian Philip G. Zimbardo menemukan, bahwa anonimitas menjadikan orang


agresif, senang mencuri dan merusak, dan kehilangan tanggung jawab sosial. Anonimitas
timbul mungkin karena kegagalan komuniksi interpersonal dalam menumbuhkan
hubungan sosial yang baik. Supaya manusia tetap hidup secara sosial, untuk sosial
survival, ia harus terampil dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas
komunikasi interpersonal seperti persepsi interpersonal, dan hubungan interpersonal.

5. Tindakan

Persuasi juga ditujukan untuk melahirkan tindakan yang dikehendaki. Komunikasi untuk
menimbulkan pengertian memang sulit, tetapi lebih sulit lagi mempengaruhi sikap, dan
jauh lebih sulit lagi mendorong orang untuk bertindak. Efektivitas komunikasi biasanya
diukur dari tindakan nyata yang dilakukan komunikate. Menimbulkan tindakan nyata
memang indicator efektivitas yang paling penting. Karena untuk menimbulkan tindakan,
kita harus berhasil lebih dahulu menanamkan pengertian, membentuk dan mengubah
sikap. Tindakan adalah hasil kumulatif seluruh proses komunikasi. Ia bukan saja
memerlukan pemahaman tentang seluruh mekanisme psikologis yang terlibat dalam
proses komunikasi, tetapi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia.

Komunikasi yang efektif dianggap penting karena menentukan tepat tidaknya komunikasi
yang dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip komunikasi yang efektif yang diutarakan
menurut Rismi Somad (2014:131) yang disebut REACH ( Respect, Empathy, Audible,
Clarity, Humble) :

1. Menghargai ( respect): Dengan membangun komumikasi dengan rasa hormat dan


sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita akan membangun kerjasama
yang meningkatkan efektivitas kinerja sebagai individu maupun kelompok.
2. Empati ( empathy ) : kemampuan untukn mendengarkan atau mengerti terlebih dahulu
sebelum didengarkan atau dimenegerti orang lain. Dengan memahami dan mendengar
orang lain maka kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan dengan orang
lain.
3. Memahami ( audible ) : Pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima
pesan dengan baik dengan penggunaan media maupun perlengkapan atau alat bantu
audio visual. Penggunaan media ini membantu agar pesan yang kita sampaikan dapat
diterima
4. Jelas ( clarity ) : kejelasan dari pesan sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi
atau berbagai openafsiran yang berlainan. Clarity bisa diartiikan juga keterbukaan dan
tranparansi, yang dapat meningkatkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim.
5. Rendah hati ( humble ) : sikap yang merupakan unsur terkait dengan membangun rasa
menghargai orang lain yang didasarkan oleh sikap rendah hati yang kita miliki.

Sumber

Anda mungkin juga menyukai