56 Baba
56 Baba
PENDAHULUAN
Jaringan pulpa merupakan suatu jaringan ikat pada gigi yang tidak memiliki
sirkulasi darah kolateral. Pasokan darah terbatas pada jaringan pulpa dengan jumlah
pembuluh darah arteriol yang sedikit memasuki pulpa melalui foramen apikal. Selain
itu, jaringan pulpa berada pada suatu ruangan yang dibatasi oleh dinding dentin yang
keras, sehingga jaringan pulpa berada pada suatu lingkungan yang penyesuaiannya
rendah.1
formatif. Fungsi formatif merupakan fungsi utama dan penting dari jaringan pulpa.
Fungsi formatif ini diperankan oleh odontoblas untuk membentuk dentin primer,
dentin sekunder, dan dentin tersier. Dentin primer terbentuk ketika gigi dalam
pertumbuhan, dentin sekunder terbentuk setelah gigi erupsi, sedangkan dentin tersier
atau reparatif dibentuk sebagai respon terhadap rangsangan. Rangsangan / iritan ini
baik berupa iritan mikroba, iritan mekanik, maupun iritan kimia. 1,2
Iritan mikroba merupakan sumber utama iritasi pada jaringan pulpa yang
meliputi bakteri yang terdapat pada karies. Karies merupakan suatu kerusakan lokal
1
yang progresif dari struktur jaringan keras gigi. Karies akan terjadi jika terdapat
bakteri tertentu seperti Streptococcus mutans dan Lactobacillus spp. pada permukaan
gigi dimana produk metabolismenya yaitu asam organik dan enzim proteolitik
menyebabkan rusaknya email dan dentin. Karies yang berlanjut lambat laun akan
menduduki urutan ketujuh dari sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di
rumah sakit di Indonesia tahun 2010 dengan jumlah kunjungan sebanyak 163.211
pasien. Sedangkan untuk di Kota Makassar, penyakit pulpa berada pada urutan
kedelapan dari sepuluh penyakit utama untuk semua golongan umur di Kota
Makassar tahun 2007 dengan jumlah penderita sebanyak 23.253 orang. Data tersebut
membuktikan bahwa penyakit pulpa merupakan penyakit gigi dan mulut yang utama
langsung dan tidak langsung. Sebagai contoh adalah nekrosis pulpa. Nekrosis pulpa
pada dasarnya diawali karena adanya invasi bakteri pada jaringan pulpa oleh karena
karies. Invasi bakteri yang telah mencapai pulpa akan mengakibatkan jaringan pulpa
terinflamasi namun tetap vital dalam beberapa waktu atau akan cepat menjadi
nekrosis. Bakteri ini akan menginvasi pulpa yang nekrosis, memperbanyak diri, dan
mikroba dari karies, bakteri S. mutans dan Lactobacillus spp. tidak begitu berperan
2
dalam perkembangan nekrosis pulpa. Hal ini dikarenakan ketika pulpa terbuka oleh
karies, banyak spesies bakteri oportunis yang menginvasi dan berkoloni di jaringan
pulpa yang nekrosis serta memungkinkan sistem dalam jaringan pulpa bersifat
selektif dalam menentukan bakteri yang mendominasi jaringan pulpa yang nekrosis.1
penting agar patogenesis penyakit pulpa dapat lebih dipahami. Selain itu,
pengetahuan mengenai bakteri juga sangat penting dalam perawatan endodontik yang
akan diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang menyeluruh dari
bakteri pada saluran akar terkait dengan penyakit pulpa merupakan dasar dalam
menginfeksi kembali saluran akar. Oleh karena itu, perlu mengetahui jenis bakteri
yang dominan pada penyakit pulpa khususnya gigi nekrosis melalui identifikasi
bakteri.1,6
3
1.2 Rumusan Masalah
untuk merumuskan pertanyaan penelitian yaitu jenis bakteri apa yang dominan pada
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis bakteri yang dominan pada
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam pemberian