Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya karet bisa berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet (atau dikenal
dengan istilah latex), maupun produksi manusia (karet sintetis). Saat pohon karet
dilukai, maka getah yang dihasilkan akan jauh lebih banyak. Sumber utama getah
karet adalah pohon karet Para Hevea Brasiliensis (Euphorbiaceae).
Saat ini Asia menjadi sumber karet alami. Awal mulanya karet hanya hidup di
Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil dikembangkan di Asia Tenggara.
Kehadiran karet di Asia Tenggara berkat jasa dari Henry Wickham. Saat ini, negara-
negara Asia menghasilkan 93% produksi karet alam, yang terbesar adalah Thailand,
diikuti oleh Indonesia, dan Malaysia.
Karet telah digunakan sejak lama untuk berbagai macam keperluan antara lain bola
karet, penghapus pensil, baju tahan air, dll.
Limbah merupakan hasil sisa dari sebuah proses yang tidak dapat
digunakan kembali, apabila limbah ini terlalu banyak di lingkungan maka akan
berdampak pada pencemaran lingkungan dan berdampak pada kesehatan dari
masyarakat sekitar. Limbah dibagi menjadi dua bagian sumber yaitu limbah yang
bersumber domestik (limbah rumah tangga) dan limbah yang berasal dari non
domestik (pabrik, industri dan limbah pertanian).
Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi makhluk hidup
yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan
perlindungan sumber daya air secara seksama.
Salah satu industri yang erat hubungannya dengan masalah lingkungan
adalah industri karet. Kebutuhan bahan baku karet tersebut dipenuhi oleh petani
karet berupa bahan olahan karet berbentuk kepingan atau batangan balok. Pada
industri karet kepingan atau batangan balok ini kemudian direndam dan dicuci
untuk membersihkan karet dari zat pengotor, dari proses pengolahan karet
tersebut menghasilkan limbah cair yang banyak mengandung senyawa organik.
Pengendalian pencemaran yang ditimbulkan oleh limbah karet perlu mendapat
perhatian yang serius untuk dipelajari dan diteliti agar tingkat pencemaran limbah
yang dibuang ke perairan berada dibawah baku mutu lingkungan (BML) yang
telah ditetapkan pemerintah.
B. Tujuan
 Untuk melihat industri pengolahan limbah pada industri karet
 Untuk melihat sistem pengolahan limbah pada industri karet

C. Ruang Lingkup
Menjelaskan proses pengolahan limbah karet dari proses inlet sampai proses
Pembuangan.
BAB III

PEMBAHASAN

Tempat dan waktu praktek


Tempat : PT. SUMBER ALAM

Alamat : Jl. Gusti Situt Mahmud, No 46

Hari : Rabu

Tanggal : 21 November 2018

Waktu : 13:00 sampai 14:00 WIB

Proses Pengolahan Limbah

keterangan:

1. PENYARINGAN : proses ini menyaring limbah kasar (sisa olahan karet) sebelum masuk ke
bak pengendapan I.
2. BAK PENGENDAPAN I: proses ini melakukan pengendapan pada sisa olahan yang lebih
halus dan lolos dari proses penyaringan di tahap penyaringan.
3. BAK PENCAMPURAN TAWAS: proses ini memberikan soda ash dan tawas. Pemberian
soda ash berguna untuk menaikkan pH air dan tawas untuk menjernihkan.
4. BAK TRANSFER: jalur yang mengarahkan air olahan dari bak pencampuran tawas ke bak
pengendapan II.
5. BAK PENGENDAPAN II: proses ini melakukan pengendapan kembali setelah melalu bak
transfer.
6. BAK PENGENDEPAN III: setelah melalui bak pengendapan II air olahan kembali
diendapkan di bak pengendapan.
7. BAK PENYARINGAN: menyaring partikel halus yang tidak terendapkan pada proses di bak
pengendapan I,II,III.
8. BAK KONTROL: tempat pengontrolan atau pengecekan air olahan sebelum dikeluarkan ke
lingkungan melalui OUTLET IPAL.

1. Penyaringan 2. Bak Penampungan I

3. Bak Pencampuran Tawas 4. Bak Transfer


5. Bak Pengendapan II 6. Bak Pengendapan III

7. Bak Penyaringan 8. Bak Kontrol

Outlet IPAL

Anda mungkin juga menyukai