Proses Batch adalah salah satu proses yang sering digunakan di industri kimia pada skala kecil dan menengah bukan pada industri dalam skala besar yang menghasilkan produk hanya dalam hitungan jam. Perbedaan utama dari proses batch dan proses secara kontinyu terletak pada aliran yang masuk dan aliran yang keluar pada suatu proses tersebut, suatu proses dapat dikatakan proses kontinyu memliki ciri jumlah mass flowrate yang besar dan terdapat aliran yang masuk dan aliran yang keluar secara bersamaan pada proses kontinyu setelah beberapa saat proses berlangsung proses tersebut akan mencapai titik steady state, berbeda dengan sistem batch yang hanya ada satu aliran dalam prosesnya, dan tidak terjadi penambahan maupun pengurangan laju massa selama proses berlangsung. Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak dengan larutan alkali membebaskan gliserol. Lemak minyak yang digunakan dapat berupa lemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut. Pada saat ini teknologi sabun telah berkembang pesat. Sabun dengan jenis dan bentuk yang bervariasi dapat diperoleh dengan mudah dipasaran seperti sabun mandi, sabun cuci baik untuk pakaian maupun untuk perkakas rumah tangga, hingga sabun yang digunakan dalam industri. Kandungan zat-zat yang terdapat pada sabun juga bervariasi sesuai dengan sifat dan jenis sabun. Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan abun bergantung pada jenis sabun tersebut. Larutan alkali yang biasa yang digunakan pada proses pembuatan sabun keras adalah Natrium Hidroksida (NaOH) dan alkali yang biasa digunakan pada sabun lunak adalah Kalium Hidroksida (KOH). Alat yang digunakan pada proses batch adalah wadah besar yang berfungsi sebagai tempat pendidihan bahan baku pembuatan sabun. Tempat pendidihan ini disebut juga ketel, sehingga proses batch pada pembuatan sabun disebut proses ketel. Ketel ini berbentuk bulat yang dilengkapi dengan coil pemanas. Bahan baku dimasukkan dari atas alat beserta kaustik soda (NaOH) dan air untuk proses pembuatan sabun. Pemanasan dilakukan selama beberapa jam, sehingga diperoleh sabun murni yang dapat diolah menjadi berbagai bentuk sabun. Pada proses batch ada 2 proses yang dikembangkan, yaitu Cold–Process Saponification dan Semiboiled Saponification. Metode ini digunakan dalam pembuatan sabun sereh. Sabun bersifat basa. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa. Sabun menghasilkan buih atau busa. Jika larutan sabun dalam air diaduk maka akan menghasilkan buih, peristiwa ini tidak akan terjadi pada air sadah. Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air mengendap. Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses kimia koloid pada sabun, sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat polar maupun non polar, karena sabun mempunyai gugus polar dan non polar. Molekul sabun mempunyai rantai hidrogen yang bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik dan larut dalam zat organic sedangkan kepala yang bersifat hidrofilik dan larut dalam air.
2.3.1. Cold–Process Saponification
Proses ini merupakan saponifikasi sistem batch yang paling sederhana, karena tidak membutuhkan peralatan yang banyak. Pada proses ini sabun yang dihasilkan mengandung impuritis (zat pengotor) dari sisa-sisa lemak. Lemak secara sederhan dicairkan di dalam suatu bejana yang dilengkapi dengan alat pengaduk dan penambahan sejumlah larutan NaOH dengan pengadukan yang cepat. Setelah proses emulsi dan pengentalan, produk dituangkan pada alat pencetakan. Proses saponifikasi disempurnakan dengan cara pendinginan dan pengerasan
2.3.2. Semiboiled Saponification
Proses atau metode ini sama dengan “Cold – Process” tetapi dengan menjaga temperatur lebih tinggi untuk mempercepat saponifikasi dan mengatur jumlah alkali sebelum pencetakan. Lemak dan alkali dicampur pada temperatur 0– 80ºC sampai sabun licin. Bila akan dicetak maka sabun diberi aroma yang khas. Saponifikasi merupakan proses hidrolisis basa terhadap lemak dan minyak, dan reaksi saponifikasi bukan merupakan reaksi kesetimbangan. Hasil mula-mula dari penyabunan adalah karboksilat karena campurannya bersifat basa. Setelah campuran diasamkan, karboksilat berubah menjadi asam karboksilat. Sabun menurunkan tegangan pada permukaan air, sehingga memungkinkan air untuk membasahi bahan yang akan dicuci menjadi lebih efektif. (Naomi., dkk, 2013) DAFTAR PUSTAKA Naomi., P., Gaol., A., M., L., Toha., M., Y. 2013. Pembuatan Sabun Lunak dari Minyak Goreng Bekas Ditinjau dari Kinetika Reaksi Kimia. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 2(19): 42-48