Kepga Fkelompok 5
Kepga Fkelompok 5
KELUARGA
KELOMPOK 2
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
makalahini dengan judul “ Konsep dan aplikasi etik dalam keperawatan keluarga“.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
D. Manfaat ........................................................................................................... 2
BAB II ........................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
PENUTUP ................................................................................................................... 14
A. Simpulan ....................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................. 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah kumpulan dua orang manusia atau lebih, yang satu sama
lain saling terikat secara emosional, serta bertempat tinggal yang sama dalam satu
daerah yang berdekatan (Friedman, 2002). Dalam hal ini keluarga merupakan
suatu system yang mempunyai anggota yaitu ayah, ibu, dan kakak atau semua
individu yang tinggal didalam rumah tangga tersebut (Harmoko, 2012). Keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si
penerima asuhan keperawatan.
Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota
keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-
sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa
kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat
berhubungan atau signifikan. Sebagai seorang perawat atau calon perawat tentunya
kita harus mengetahui etika dan hukum dalam profesi keperawatan sebagai
landasan untuk memberikan layanan keperawatan kepada masyarakat sehingga
kita dijauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistemastis dalam melakukan
refleksi. Karena itulah etika merupakan sesuatu ilmu. Sebagai suatu ilmu objek
etika adalah tingkah laku manusia. Karena etika sangat penting dalam malakukan
asuhan keperawatan keluarga maka dari itu kami kelompok akan membahas
mengenai etika keperawatan keluarga.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan etik?
2. Bagaimanakah etik dalam keperawatan keluarga?
3. Bagaimanakah bentuk masalah etik dalam askep keluarga?
4. Bagaimanakah pemecahan masalah etik dalam keluarga?
1
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
dan wawasan mengenai konsep dan aplikasi etik dalam keperawatan keluarga.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengertian etik
b. Untuk mengetahui etik dalam keperawatan keluarga
c. Untuk mengetahui bentuk dan masalah etik dalam askepga
d. Untuk mengetahui pemecahan masalah etik dalam askepga
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Dapat memberikan informasi bagi mahasiswa lainnya mengenai pengertian
etik, etik dalam keperawatan keluarga, bentuk dan masalah etik dalam kepga,
dan pemecahan masalah etik dalam askepga.
2. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan penulis mengenai mengenai pengertian etik,
etik dalam keperawatan keluarga, bentuk dan masalah etik dalam kepga, dan
pemecahan masalah etik dalam askepga.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etik
Etik atau ethics berasal dari kata yunani, yaitu etos yang artinya adat,
kebiasaaan, perilaku, atau karakter. Sedangkan menurut kamus webster, etik
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara
moral. Dari pengertian di atas, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang
menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang
menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku
yang benar, yaitu : a) baik dan buruk, b) kewajiban dan tanggung jawab (Ismani,
2001).
Etik mempunyai arti dalam penggunaan umum. Pertama, etik mengacu pada
metode penyelidikan yang membantu orang memahami moralitas perilaku
manuia; yaitu, etik adalah studi moralitas. Ketika digunakan dalam acara ini, etik
adalah suatu aktifitas; etik adalah cara memandang atau menyelidiki isu tertentu
mengenai perilaku manusia. Kedua, etik mengacu pada praktek, keyakinan, dan
standar perilaku kelompok tertentu (misalnya : etik dokter, etik perawat).
Etik merupakan studi tentang perilaku, karakter dan motif yang baik serta
ditekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga bagi semua orang.Secara
umum, terminologi etik dan moral adalah sama. Etik memiliki terminologi yang
berbeda dengan moral bila istilah etik mengarahkan terminologinya untuk
penyelidikan filosofis atau kajian tentang masalah atau dilema tertentu. Moral
mendeskripsikan perilaku aktual, kebiasaan dan kepercayaan sekelompok orang
atau kelompok tertentu (Makhfudli. 2009).
Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara
hidup, sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang
mempengaruhi perilaku profesional. Cara hidup moral perawat telah
dideskripsikan sebagai etik perawatan.Berdasarkan uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa etik merupakan istilah yang digunakan untuk merefleksikan
3
bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa yang seharusnya dilakukan
seseorang terhadap orang lain (Makhfudli. 2009).
4
dihormati dan didengarkan pendapatnya, untuk itu perlu adanya persetujuan
tindakan medik (informed consent). Dokter dan perawat tidak boleh
memaksakan suatu tindakan atau pengobatan.
2. Asas Manfaat (beneficence)
Semua tindakan dan pengobatan harus bermanfaat untuk menolong klien.
Untuk itu, dokter atau perawat harus menyadari bahwa tindakan atau
pengobatan yang akan dilakukan benar – benar bermanfaat bagi kesehatan dan
kesembuhan klien. Kesehatan klien senantiasa harus diutamakan oleh
perawat. Resiko yang mungkin timbul dikurangi sampai seminimal munkgin
dan memaksimalkan manfaat bagi klien.
3. Asas Tidak Merugikan (non-maleficience)
Tindakan dan pengobatan harus berpedoman pada prinsip Primum Non
Nocere ( yang paling utama, jangan merugikan). Resiko fisik, psikologi,
maupun social akibat tindakan dan pengobatan yang akan dilakukan
hendaknya seminimal mungkin.
4. Asas Kejujuran (veracity)
Dokter dan perawat hendaknya mengatakan secara jujur dan jelas apa yang
akan dilakukan serta akibat yang dapat terjadi. Informasi yang diberikan
hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan klien.
5. Asas Kerahasian (confidentiality)
Dokter dan perawat harus menghormati privasi (privacy) dan kerahasian
klien, meskipun klien telah meninggal.
6. Asas Keadilan (Justice)
Dokter dan perawat harus berlaku adil dan tidak berat sebelah.
5
evaluasi diri dan kelompok, tanggung jawab terhadap peralatan dan barang,
memberikan rekomendasi pasien pad dokter, menghadapi asuhan keperawatan
yang buruk, masalah peran merawat dan mengobati (Prihardjo,1995).
Disini akan dibahas sekilas beberapa hal yang berikaitan dengan masalah
etik yang berkaitan lansung pada praktik keperawatan.
1. Konflik etik antara teman sejawat
Keperawatan pada dasarnya ditujukan untuk membantu pencapaian
kesejahteraan pasien. Untuk dapat menilai pemenuhan kesejahteraan pasien,
maka perawat harus mampu mengenal/tanggap bila ada asuhan keperawatan
yang buruk dan tidak bijak, serta berupaya untuk mengubah keadaan tersebut.
Kondisi inilah yang sering sering kali menimbulkan konflik antara perawat
sebagai pelaku asuhan keperawatan dan juga terhadap teman sejawat. Dilain
pihak perawat harus menjaga nama baik antara teman sejawat, tetapi bila ada
teman sejawat yang melakukan pelanggaran atau dilema etik hal inilah yang
perlu diselesaikan dengan bijaksana.
2. Menghadapi penolakan pasien terhadap tindakan keperawatan atau
pengobatan
Masalah ini sering juga terjadi, apalagi pada saat ini banyak bentukbentuk
pengobatan sebagai alternative tindakan. Dan berkembangnya tehnologi yang
memungkinkan orang untuk mencari jalan sesuai dengan kondisinya.
Penolakan pasien menerima pengobatan dapat saja terjadi dan dipengaruhi
oleh beberapa factor, seperti pengetahuan, tuntutan untuk dapat sembuh cepat,
keuangan, social dan lain-lain. Penolakan atas pengobatan dan tindakan
asuhan keperawatan merupakan hak pasien dan merupakan hak outonmy
pasien, pasien berhak memilih, menolak segala bentuk tindakan yang mereka
anggap tidak sesuai dengan dirinnya, yang perlu dilakukan oleh perawat
adalah menfasilitasi kondisi ini sehingga tidak terjadi konflik sehingga
menimbulkan masalah-masalah lain yang lebih tidak etis.
6
3. Masalah antara peran merawat dan mengobati
Berbagai teori telah dijelaskan bahwa secara formal peran perawat adalah
memberikan asuhan keperawatan, tetapi dengan adanya berbagai factor sering
kali peran ini menjadai kabur dengan peran mengobati. Masalah antara peran
sebagai perawat yang memberikan asuhan keperawatan dan sebagai tenaga
kesehatan yang melakuka pengobatan banyak terjadi di Indonesia, terutama
oleh perawat yang ada didaerah perifer (puskesmas) sebagai ujung tombak
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dari hasil penelitian, Sciortio (1992)
menyatakan bahwa pertentangan antara peran formal perawat dan pada
kenyataan dilapangan sering timbul dan ini bukan saja masalah Nasional
seperti di Indonesia, tetapi juga terjadi di Negara-negara lain.Walaupun tidak
diketahui oleh pemerintah, pertentangan ini mempunyai implikasi besar.
Antara pengetahuan perawat yang berhubungan dengan asuhan keperawatan
yang kurang dan juga kurang aturan-aturan yang jelas sebagai bentuk
perlindungan hukum para pelaku asuhan keperawatan hal inisemakin tidak
jelas penyelesaiannya.
4. Berkata Jujur atau Tidak jujur
Didalam memberikan asuhan keperawatan langsung sering kali perawat tidak
merasa bahwa, saat itu perawat berkata tidak jujur. Padahal yang dilakukan
perawat adalah benar (jujur) sesuai kaedah asuhan keperawatan. Sebagai
contoh: sering terjadi pada pasien yang terminal, saat perawat ditanya oleh
pasien berkaitan dengan kondisinya, perawat sering menjawab “tidak apa-apa
ibu/bapak, bapak/ibu akan baik, suntikan ini tidak sakit”. Dengan bermaksud
untuk menyenangkan pasien karena tidak mau pasiennya sedih karena
kondisinya dan tidak mau pasien takut akan suntikan yang diberikan, tetapi
didalam kondisi tersebut perawat telah mengalami dilema etik. Bila perawat
berkata jujur akan membuat sedih dan menurunkan motivasi pasien dan bila
berkata tidak jujur, perawat melanggar hak pasien.
5. Tanggung jawab terhadap peralatan dan barang
7
Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah menguntil atau pilfering, yang berarti
mencuri barang-barang sepele/kecil. Sebagai contoh: ada pasien yang sudah
meninggal dan setalah pasien meninggal ada barang-barang berupa obat-
obatan sisa yang belum dipakai pasien, perawat dengan seenaknya
membereskan obat-obatan tersebut dan memasukan dalam inventarisasi
ruangan tanpa seijin keluarga pasien. Hal ini sering terjadi karena perawat
merasa obat-obatan tersebut tidak ada artinya bagi pasien, memang benar
tidak artinya bagi pasien tetapi bagi keluarga kemungkinan hal itu lain. Yang
penting pada kondisi ini adalah komunikasi dan informai yang jelas terhadap
keluarga pasien dan ijin dari keluarga pasien itu merupakan hal yang sangat
penting, Karena walaupun bagaimana keluarga harus tahu secara pasti untuk
apa obat itu diambil. Perawat harus dapat memberikan penjelasan pada
keluarga dan orang lain bahwa menggambil barang yang seperti kejadian
diatas tidak etis dan tidak dibenarkan karena setiap tenaga kesehatan
mempunyai tanggung jawab terhadap peralatan dan barang ditempat kerja.
Selain itu ada juga permasalahan etik yg terjadi yaitu: Selain itu ada juga
permasalahan etik yg terjadi yaitu:
a. Malpraktek
Balck’s law dictionary mendefinisikan malpraktek sebagai ” kesalahan
profesional atau kurangnya keterampilan tidak masuk akal "kegagalan atau
satu layanan render profesional untuk melatih bahwa tingkat keterampilan dan
pembelajaran umum diterapkan dalam semua keadaan masyarakat oleh
anggota terkemuka rata bijaksana profesi dengan hasil dari cedera, kerugian
atau kerusakan kepada penerima layanan tersebut atau mereka yang berhak
untuk bergantung pada mereka ". Bila dilihat dari definisi diatas maka
malpraktek dapat terjadi karena tindakan yang disengaja (intentional) seperti
pada misconduct tertentu, tindakan kelalaian (negligence), ataupun suatu
kekurangmahiran/ ketidakkompetenan yang tidak beralasan (Sampurno,
2005). Malpraktek dapat dilakukan oleh profesi apa saja, tidak hanya dokter,
8
perawat. Profesional perbankan dan akutansi adalah beberapa profesi yang
dapat melakukan malpraktek.
b. Neglience (Kelalaian)
Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi kelalaian termasuk dalam arti
malpraktik, artinya bahwa dalam malpraktek tidak selalu ada unsur kelalaian.
Kelalaian adalah melakukan sesuatu yang harusnya dilakukan pada tingkatan
keilmuannya tetapi tidak dilakukan atau melakukan tindakan dibawah standar
yang telah ditentukan. Kelalaian praktek keperawatan adalah seorang perawat
tidak mempergunakan tingkat ketrampilan dan ilmu pengetahuan keperawatan
yang lazim dipergunakan dalam merawat pasien atau orang yang terluka
menurut ukuran dilingkungan yang sama. Bentuk-bentuk dari kelalaian
menurut sampurno (2005), sebagai berikut:
1) Malfeasance : yaitu melakukan tindakan yang menlanggar hukum atau
tidak tepat/layak. Misal: melakukan tindakan keperawatan tanpa indikasi
yang memadai/tepat
2) Misfeasance : yaitu melakukan pilihan tindakan keperawatan yang tepat
tetapi dilaksanakan dengan tidak tepat. Misal: melakukan tindakan
keperawatan dengan menyalahi prosedur
3) Nonfeasance : Adalah tidak melakukan tindakan keperawatan yang
merupakan kewajibannya.
4) Misal: Pasien seharusnya dipasang pengaman tempat tidur tapi tidak
dilakukan.
c. Liability (Liabilitas)
Liabilitas adalah tanggungan yang dimiliki oleh seseorang terhadap setiap
tindakan atau kegagalan melakukan tindakan. Perawat profesional, seperti
halnya tenaga kesehatan lain mempunyai tanggung jawab terhadap setiap
bahaya yang timbulkan dari kesalahan tindakannya. Tanggungan yang
dibebankan perawat dapat berasal dari kesalahan yang dilakukan oleh perawat
baik berupa tindakan kriminal kecerobohan dan kelalaian. Seperti telah
didefinisikan diatas bahwa kelalaian merupakan kegagalan melakukan sesuatu
9
yang oleh orang lain dengan klasifikasi yang sama, seharusnya dapat
dilakukan dalam situasi yang sama, hal ini merupakan masalah hukum yang
paling lazim terjadi dalam keperawatan. Terjadi akibat kegagalan menerapkan
pengetahuan dalam praktek antara lain disebabkan kurang pengetahuan. Dan
dampak kelalaian ini dapat merugikan pasien.
10
D. Pemecahan Masalah Etik dalam Askepga
Pemecahan masalah etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada
dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan/pemecahan masalah secara
ilmiah, antara lain :
1. Model pemecahan masalah (Megan) Ada lima langkah-langkah dalam
pemecahan masalah dalam dilema etik.
a. Mengkaji situasi
b. Mendiagnosa masalah etik moral
c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
d. Melaksanakan rencana
e. Mengevaluasi hasil
2. Kerangka pemecahan dilema etik (Kozier & Erb)
a. Mengembangkan data dasar. Untuk melakukan ini perawat memerlukan
pengumpulan informasi sebanyak mungkin meliputi :
1) Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan keterlibatannya
2) Apa tindakan yang diusulkan
3) Apa maksud dari tindakan yang diusulkan
4) Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan
yang diusulkan.
b. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang
direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi
tindakan tersebut.
d. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut.
e. Mengidentifikasi kewajiban perawat
f. Membuat keputusan
3. Langkah-langkah menurut Purtillo dan Cassel
Purtillo dan Cassel menyarankan 4 langkah dalam membuat keputusan etik :
a. Mengumpulkan data yang relevan
b. Mengidentifikasi dilemma
11
c. Memutuskan apa yang harus dilakukan
d. Melengkapi tindakan
12
6. Membuat keputusan
Keputusan yang dibuat dilakukan dengan diskusi oleh orang yang terlibat
dalam kasus diatas dengan memperhatikan 6 asas etik keperawatan.
13
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Etik merupakan studi tentang perilaku, karakter dan motif yang baik serta
ditekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga bagi semua orang.secara
umum, terminologi etik dan moral adalah sama. Etika keperawatan tersebut antara
lain mengandung unsur – unsur pengorbanan, dedikasi, pengabdian dan hubungan
antara peran dengan klien, dokter, sejawat perawat, maupun diri sendiri. Perilaku
etik dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu. Etik yang berorientasi pada
kewajiban dan etik yang berorientasi pada larangan. Adapun 6 asas etik yang
tidak akan berubah dalam etik profesi kedokteran atau keperawatan dan asuhan
keperawatan adalah asas menghormati otonomi klien (autonomy), asas manfaat
(beneficence), asas tidak merugikan (non-maleficience), asas kejujuran (veracity),
asas kerahasian (confidentiality) dan asas keadilan (justice)
Adapun permasalahan etik yang yang sering muncul banyak sekali, seperti
berkata tidak jujur (bohong), abortus, menghentikan pengobatan, penghentian
pemberian makanan dan cairan, euthanasia, transplantasi organ serta beberpa
permasalahan etik yang langsung berkaitan dengan praktek keperawatan. Hal
yang berikaitan dengan masalah etik yang berkaitan lansung pada praktik
keperawatan yaitu konflik etik antara teman sejawat, menghadapi penolakan
pasien terhadap tindakan keperawatan atau pengobatan, masalah antara peran
merawat dan mengobati, berkata jujur atau tidak jujur dan tanggung jawab
terhadap peralatan dan barang. Pemecahan masalah etik banyak diutarakan oleh
para ahli dan pada
B. Saran
Dengan ditulisnya makalah ini nantinya dapat dimanfaatkan secara
optimal terkait dengan pengembangan mata kuliah Keperawatan Keluarga. Dan
penulis menyarankan materi-materi yang ada dalam tulisan ini dikembangkan
lebih lanjut agar dapat nantinya menghasilkan tulisan-tulisan sejarah yang
14
bermutu. Demikianlah makalah ini penulis persembahkan, semoga dapat
bermanfaat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M.M. 2002. Keperawatan keluarga: Teori dan praktik, edisi 3 (ed-3).
Jakarta: EGC.
16