Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Mata kuliah Pondasi merupakan salah satu mata kuliah yang
ada di Departemen Pendidikan Teknik Sipil. Setiap bangunan Sipil,
seperti gedung, jembatan, jalan raya, terowongan, dinding, menara,
dam/tanggul harus mempunyai pondasi yang dapat mendukungnya.
Oleh sebab itu mata kuliah Pondasi ini sangat penting bagi
Mahasiswa jurusan Pendididkan Teknik Bangunan. Pondasi
banguan harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan
bangunan terhadap berat sendiri, beban-beban bangunan, gaya-gaya
luar dan lain-lain.

2. Rumusan Masalah
1. Apa itu pondasi? Dan apa saja yang harus diperhatikan dalam
pondasi?
2. Apa itu pondasi menerus dan pondasi rakit?
3. Apa itu pondasi telapak?
4. Apa yang dimaksud daya dukung tiang?
5. Apa itu pondasi pancang?
6. Apa itu pondasi sumuran?
7. Apa itu pondasi laba-laba?

3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
- Menerangkan definisi dan hal-hal yang harus diperhatikan
dalam pondasi
- Menerangkan tentang pondasi menerus dan rakit.
- Menerangkan tentang pondasi telapak.
- Menerangkan tentang daya dukung tiang..
- Menerangkan tentang pondasi pancang.
- Menerangkan tentang pondasi pancang.
- Menerangkan tentang pondasi sumuran.
- Menerangkan tentang pondasi laba-laba.

4. Manfaat
Pembuatan makalah ini tidak hanya bermanfaat bagi penulisnya
saja, melainkan juga untuk para pembacanya. Beberapa manfaatnya
adalah kita dapat mengetahui definisi dan hal-hal yang diperhatikan
dalam pembuatan pindasi, mengetahui jenis-jenis pondasi pada
bangunan, dan mengetahui apa yang dimaksud dengan daya dukung
tiang.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pondasi
Setiap bangunan sipil, seperti gedung, jembatan, jalan raya,
terowongan, dinding penahan, menara dan sebagainya harus
mempunyai pondasi yang dapat mendukungnya. Istilah pondasi
dalam dunia teknik sipil untuk mendefinisikan suatu bagian
konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai penopang bangunan
dan meneruskan beban bangunan atas ke lapisan tanah yang cukup
kuat daya dukungnya. Pondasi banyak sekali macamnya, tergantung
dari fungsi bangunan, bentuk bangunan, dan kondisi tanah.

Untuk itu, pondasi bangunan harus diperhitungkan untuk dapat


menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban-beban
berguna, gaya-gaya luar, seperti tekanan angin, gempa bumi, dan
lain-lain. Di samping itu, tidak boleh terjadi penurunan melebihi
batas yang diijinkan.
Di dalam merencanakan suatu pondasi harus memperhatikan
beberapa persayaratan di bawah ini :
Syarat yang berhubungan dengan konstruksi dan beban yang
diterima oleh pondasi, adalah :

 Beban maksimum yang diterima.


 Muatan sedapat mungkin merata.
 Tanah dasar pondasi terlindung dari penggerusan air.
Syarat yang berhubungan dengan perencanaan dan perluasan
pondasi, adalah :

 Galian tanah sekecil-kecilnya.


 Lubang pondasi harus dapat dikeringkan.
 Menghindari kemungkinan terjadinya kebocoran dari air tanah.
 Pondasi yang terbuat dari kayu harus terletak pada muka air
tanah terendah.
Syarat yang berhubungan dengan stabilitas dan deformasi, adalah :

 Kedalaman pondasi harus cukup untuk menghindari kerusakan


tanah dalam arah lateral di bawah pondasi.
 Kedalaman pondasi harus di bawah daerah yang mempunyai
sifat kompresibilitas yang tinggi.
 Konstruksi harus aman terhadap guling, geser, rotasi dan
keruntuhan geser tanah.
 Konstruksi harus aman terhadap korosi atau kegagalan akibat
bahan-bahan kimia yang ada di dalam tanah.
 Konstruksi diharapkan mudah untuk dimodifikasi jika terdapat
perubahan geometri konstruksi.
 Pondasi harus dapat memberikan toleransi terhadap pergerakan
diferensial akibat pergerakan tanah.
 Pondasi harus memenuhi persyaratan standar.
 Pondasi harus ekonomis dalam pelaksanaan.
2. Pondasi menerus dan Pondasi rakit

3.
4. Pondasi menerus biasa digunakan untuk pondasi dinding, terutama
digunakan pada bangunan rumah tinggal tidak bertingkat, seluruh
beban atap/ beban bangunan umumnya dipikul oleh dinding dan
diteruskan ke tanah melalui pondasi menerus sepanjang dinding
bangunan.
5. Untuk bangunan kecil diatas tanah baik, pondasi menerus dapat dibuat
dari pasangan batu bata dengan lebar 2-3 kali tebal pasangan bata dan
pondasi dinding setengah bata cukup diletakan pada kedalaman 60 -
80 cm. Selain itu bahan pondasi yang mendukung beban bangunan
yang lebih besar dan banyak yang dipakai adalah pasangan batu kali.
Lebar dasar pondasi umumnya tidak kurang dari dua setengah kali
tebal
6. Diatas pondasi batu perlu dipasang balok sloof beton bertulang yang
berfungsi sebagai balok pengikat dan juga dapat meratakan beban
dinding. Untuk dinding yang memikul beban agak berat atau karena
daya dukung tanah kecil digunakan pondasi jalur pelat beton. Untuk
menambah ketahanan bangunan terhadap gempa , pondasi sebaiknya
dibuat menerus pada sekeliling bangunan tanpa terputus.
7. Batu kali ini diikat menjadi satu kesatuan yang erat dan kuat dengan
adukan perekat dari campuran 1 kp : 1 pc : 5 ps. Sebelum pasangan
batu kali dibuat bangunan bawahnya diberi pasir urug setebal 20 cm
dan batu kosong satu lapis. Kemudian setelah pasangan batu kali
selesai dikerjakan, lubang sisa di kanan kiri diurug dengan pasir.
Pondasi Rakit (Raft Foundation)
Pondasi rakit (raft foundation) adalah pelat beton yang berbentuk rakit
melebar keseluruh bagian dasar bangunan, yang digunakan untuk
meneruskan beban bangunan ke lapisan tanah dasar atau batu-batuan di
bawahnya. Sebuah pondasi rakit bisa digunakan untuk menopang tangki-
tangki penyimpanan atau digunakan untuk menopang beberapa bagian
peralatan industri. Pondasi rakit biasa¬nya digunakan di bawah kelompok
silo, cerobong, dan berbagai konstruksi bangunan.

Sebuah pondasi rakit bisa digunakan di mana tanah dasar mempunyai daya
dukung yang rendah dan/atau beban kolom yang begitu besar, sehingga
lebih dari 50 % dari luas bangunan diperlukan untuk pondasi telapak sebar
konvensional agar dapat mendukung pondasi. Disarankan penggunaan
pondasi rakit sebab lebih ekonomis karena dapat menghemat biaya
penggalian dan penulangan beton.

Pondasi rakit biasanya juga dipakai untuk ruang-ruang bawah tanah


(basement) yang dalam, baik untuk menyebarkan beban kolom menjadi
distribusi tekanan yang lebih seragam dan untuk memberikan lantai buat
ruang bawah-tanah. Keuntungan khusus untuk ruang bawah-tanah yang
berada pada atau di bawah MAT (Muka Air Tanah) ialah karena
merupakan penyekat air.

Bangunan bawah tanah yang lantainya terletak beberapa meter di bawah


tanah, dibangun dengan cara menggali tanah sampai kedalaman dasar
pondasi. Berat tanah yang digali untuk ruang tanah ini, untuk setiap
pengurangan tekanan per satuan luas sebesar 0,5 kg/cm2 (50 kN/m2) kira-
kira setara dengan bangunan kantor berlantai 3 sampai 4. Jadi bangunan
sebesar ini dapat didukung oleh ruang bawah tanah yang tanah dasarnya
berupa lempung sangat lunak dan muda mampat, yang secara teoritis
beban tersebut tidak akan mengakibatkan penurunan.

Pondasi rakit bisa ditopang oleh tiang-pancang, di dalam keadaan seperti


air tanah yang tinggi (untuk mengontrol gaya apung) atau di mana tanah
dasar mudah ter¬pengaruh oleh penurunan yang besar. Perencana harus
memperhatikan bahwa sebagian dari tegangan sentuh pondasi telapak yang
akan menembus tanah ke kedalaman yang lebih besar, atau mempunyai
intensitas yang lebih besar pada kedalaman yang lebih dangkal. Pondasi
rakit terbagi lagi dalam beberapa jenis yang lazim atau sering digunakan,
yaitu:
a)Plat rata.
b) Pelat yang ditebalkan di bawah kolom
c) Balok dan plat
d) Plat dengan kaki tiang
e) Dinding ruang bawah tanah sebagai bagian pondasi telapak

Pada gambar pondasi rakit di atas menggambarkan pondasi rakit yang


mungkin dapat dibuat. Perancangan rakit yang paling lazim terdiri dari
sebuah pelat beton rata dengan tebal 0,75 - 2 m, dan dengan alas serta
dengan penulangan dua arah atas dan bawah yang menerus.

3. Pondasi Telapak

Pondasi telapak berbentuk seperti telapak kaki seperti ini.


Pondasi ini setempat, gunanya untuk mendukung kolom baik untuk
rumah satu lantai maupun dua lantai. Jadi, pondasi ini diletakkan
tepat pada kolom bangunan. Pondasi ini terbuat dari beton
bertulang. Dasar pondasi telapak bisa berbentuk persegi panjang
atau persegi.

Untuk pondasi bangunan rumah tinggal dan gedung bertingkat


ringan, biasanya, cukup digunakan pondasi dangkal yang disebut
dengan pondasi telapak (spread footing), yaitu dengan memperlebar
bagian bawah kolom atau dinding bangunan, sehingga membentuk
suatu telapak yang menyebarkan beban bangunan (spread) menjadi
tegangan yang lebih kecil daripada daya dukung tanah yang
diijinkan.

Pondasi telapak berfungsi untuk mendukung bangunan secara


langsung pada lapisan tanah yang mempunyai daya dukung yang
cukup baik, seperti lapisan batuan, kerikil, lapisan berpasir dengan
nilai N lebih besar dari 30 atau tanah kohesif dengan nilai N lebih
besar dari 20.

Kedalaman pondasi telapak makin dangkal akan semakin murah


dan semakin mudah pelaksanaannya. Pondasi telapak biasanya
dibedakan menurut bentuknya dan jenis struktur yang disangganya.
Oleh karena itu, pondasi telapak dibagi menjadi empat golongan:

- Pondasi telapak tunggal


Pondasi telapak tinggal digunakan untuk memikul sebuah
kolom tunggal, tugu, menara, tangki air, pilar jembatan,
cerobong asap dan sebagainya
- Pondasi telapak menerus
Pondasi telapak menerus digunakan untuk menyangga
suatu bangunan yang panjang, seperti : dinding penahan,
dinding bangunan/tembok dan sebagainya.

- Pondasi telapak gabungan


Pondasi ini sangat cocok digunakan untuk beban kolom
yang besar dan daya dukung tanahnya relatif kecil.
- Pondasi pelat
Pondasi ini merupakan sebuah pelat beton yang tebal,
biasanya berukuran 0,75 – 2,0 meter dan menggunakan
tulangan atas dan bawah yang menerus. Pondasi pelat
yang dikenal juga dengan nama pondasi rakit, dapat
digunakan untuk menopang tangki-tangki penyimpanan,
ruang peralatan industri dan bangunan-bangunan yang
tanah dasarnya mempunyai daya dukung yang rendah
(tanah lunak) atau beban kolom yang terlalu besar.

4. Daya dukung tiang


Pondasi suatu bangunan berfungsi untuk memindahkan beban-beban
pada struktur atas ke tanah. Substruktur ini meliputi pondasi dan balok
penghubung.
Dalam tulisan ini terlampir contoh perencanaan / perhitungan Pondasi
tiang pancang.

Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang


1. Daya Dukung berdasarkan Kekuatan bahan
P=(Ap*Tbk)+(As*Tau) ; dimana ; P = daya dukung tiang pancang ijin
(kg)

Ap = Luas penampang tiang pancang (cm2)


As = Luas tulangan tiang pancang (cm2)
Tbk = Tegangan ijin beton (kg/cm2)
Tau = Tegangan ijin tulangan (kg/cm2)
2. Daya dukung tiang pancang berdasarkan data sondir
(CPT/Cone Penetration Test)
P =(qc*Ap)/3 + (JHL*Ka)/5 ;

dimana ; P = Daya dukung tiang pancang ijin (kg)


qc = Nilai konus (kg/cm2)
Ap = Luas penampang tiang pancang (cm2)
Ka = Keliling penampang tiang (cm1)
JHL = Jumlah hambatan lekat
SF = Safety factor ; 3 dan 5
3. Daya dukung tiang pancang berdasarkan Data SPT/
Standart Penentration Test

Qu = (40*Nb*Ap)

dimana ; Qu = Daya dukung batas pondasi tiang pancang


Nb = nilai N-SPT rata-rata pada elevasi dasar tiang pancang
Nb = (N1+N2)/2 ;
N1 = Nilai SPT pada kedalaman 3B pada ujung tiang ke bawah
N2 = nilai SPT pada kedalaman 8B pada ujung tiang ke atas
Ap = luas penampang dasar tiang pancang (m2)

Qsi = qs*Asi; dimana ;

Qsi = Tahanan limit gesek kulit


qs = 0.2N—– untuk tanah pasir
0.5N—– untuk tanah lempung
Asi = keliling penampang tiang*tebal lapisan
Daya Dukung Tiang Pancang (SPT)
P = (Qu +Qsi)/3

DARI HASIL KE TIGA PERHITUNGAN DI ATAS NANTI ,


DAYA DUKUNG IJIN TIANG PANCANG YANG AKAN
DIPERGUNAKAN ADALAH NILAI DAYA DUKUNG
TERKECIL.

5. Pondasi Pancang

Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan

apabila tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak

mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk

memikul berat bangunan dan beban yang bekerja padanya Atau

apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk

memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja

berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah

kedalaman lebih dari 8 meter.

Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk

memindahkan atau mentransfer beban-beban dari konstruksi di

atasnya (super struktur) ke lapisan tanah keras yang letaknya

sangat dalam.

Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan

tegak lurus dalam tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring

(battle pile) untuk dapat menahan gaya-gaya horizontal yang

bekerja, Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga dimana

terdapat tekanan kesamping dari kapal dan perahu. Sudut

kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari alat

yang dipergunakan serta disesuaikan pula dengan

perencanaannya.

Tiang Pancang umumnya digunakan :

- Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah

kedalam atau melalui sebuah stratum/lapisan tanah. Didalam

hal ini beban vertikal dan beban lateral boleh jadi terlibat.
- Untuk menentang gaya desakan

keatas, gaya guling, seperti untuk

telapak ruangan bawah

tanah dibawah bidang batas air

jenuh atau untuk menopang kaki-

kaki menara terhadap guling.

- Memampatkan endapan-endapan

tak berkohesi yang bebas lepas

melalui kombinasi

perpindahan isi tiang pancang dan getaran dorongan. Tiang

pancang ini dapat ditarik keluar kemudian.

- Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar

atau telapak berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah

lapisan yang kemampatannya tinggi.

- Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk

mengontrol amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari

sistem tersebut.

- Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan

jembatan dan atau pir, khususnya jika erosi merupakan

persoalan yang potensial.

- Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban

diatas permukaan air melalui air dan kedalam tanah yang

mendasari air tersebut. Hal seperti ini adalah mengenai tiang

pancang yang ditanamkan sebagian dan yang terpengaruh oleh

baik beban vertikal (dan tekuk) maupun beban lateral.

6. Pondasi Sumuran

Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi


dangkal dan pondasi tiang. Pondasi sumuran sangat tepat

digunakan pada tanah kurang baik dan lapisan tanah kerasnya

berada pada kedalaman lebih dari 3m. Diameter sumuran

biasanya antara 0.80 - 1.00 m dan ada kemungkinan dalam satu

bangunan diameternya berbeda-beda, ini dikarenakan masing-

masing kolom berbeda bebannya.

Disebut pondasi Sumuran, karena dalam pengerjaannya

membuat lubang-lubang berbentuk sumur. Lobang ini digali

hingga mencapai tanah keras atau stabil. Sumur-sumur ini diberi

buis beton dengan ketebalan kurang lebih 10 cm dengan

pembesian. Dasar dari sumur dicor dengan ketebalan 40 cm

sampai 1,00 m, diatas coran tersebut disusun batu kali sampai

dibawah 1,00 m buis beton teratas. Ruang kosong paling atas

dicor kembali dan diberi angker besi, yang gunanya untuk

mengikat plat beton diatasnya. Plat beton ini mirip dengan

pondasi plat setempat, yang fungsinya untuk mengikat antar

kolom yang disatukan oleh sloof beton.

7. Pondasi Sarang Laba-Laba

Pondasi sarang laba-laba di temukan oleh Ir. Ryantori dan Ir.


Soetjipto, pada tahun 1975. Konstruksinya terdiri dari pelat beton
tipis bermutu K-225 berukuran 10-15 cm yang dibawahnya
dilakukan oleh rib-rib tegak tipis dan relatif tinggi, biasanya, 50-150
cm. Penempatan rib-rib diatur sedemikian rupa sehingga dari atas
kelihatan membentuk petak-petak segitiga, sedangkan rongga-
rongga dibawah pelat dan diantara rib-rib diisi dengan tanah/pasir
yang dipadatkan lapis demi lapis.
Karena fungsinya untuk memikul beban terpusat/kolom, maka
susunan rib-rib diatur supaya titik pertemuannya berimpit dengan
titik kerja beban/kolom. Rib tepi keliling biasanya, dibuat lebih
dalam dari rib-rib tengah (berkisar antara 2-3 meter), agar
penurunan total direduksi dan untuk menjaga kestabilan bangunan
terhadap kemungkinan terjadinya kemiringan.

Untuk kondisi tanah yang jelek misalnya: 0,40 kg/cm2,


tergantung ukuran pondasinya, pondasi sarang laba-laba mampu
menahan beban sampai 750 ton, pondasi ini dapat digunakan pada
bangunan bertingkat tiga sampai lima, pabrik, hanggar, menara
transmisi tegangan tinggi, tugu, menara air, jalan raya, landasan
pesawat udara, jembatan, dan sebagainya. Selain itu, pondasi ini
mampu menggantikan fungsi dari berbagai konstruksi, antara lain:
sebagai pondasi kolom, sloof, konstruksi pelat lantai, dinding
penahan urugan dibawah lantai, septic tank, dan resapan.
BAB III

PENUTUP
1. Kesimpulan

Pondasi merupakan bagian paling bawah dari suatu konstruksi


bangunan. Fungsi pondasi adalah meneruskan beban konstruksi ke
lapisan tanah yang berada di bawah pondasi dan tidak melampaui
kekuatan tanah yang bersangkutan. Apabila kekuatan tanah
dilampaui, maka penurunan yang berlebihan atau keruntuhan dari
tanah akan terjadi, kedua hal tersebut akan menyebabkan
kerusakkan konstruksi yang berada di atas pondasi.

Pondasi bangunan harus diperhitungkan untuk dapat menjamin


kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban-beban berguna,
gaya-gaya luar, seperti tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain. Di
samping itu, tidak boleh terjadi penurunan melebihi batas yang
diijinkan.
Pondasi dangkal adalah pondasi yang mempunyai perbandingan
antara kedalaman dengan lebar pondasi sekitar kurang dari 4 (Df/B
< 4), dan bentuk pondasi biasanya dipilih sesuai dengan jenis
bangunan dan jenis tanahnya dan secara umum pondasi dangkal
dapat berbentuk:

 Pondasi telapak (square foudations)

 Pondasi menerus (continus foudations)

 Pondasi lingkaran (circle foudations)

 Pondasi rakit (raft foudations)


DAFTAR PUSTAKA

Agustina Melania, dkk. (2017). Pondasi Telapak (Power Point).


Bandung : Pendidikan Teknik Bangunan, Universitas
Pendidikan Indonesia.

Amin, Rais, dkk. (2017). Dasar Perhitungan dan Macam Pondasi


(Power Point). Bandung : Pendidikan Teknik Bangunan,
Universitas Pendidikan Indonesia.

Eka, Aditya, dkk. (2017). Pondasi Tiang Pancang (Power Point).


Bandung : Pendidikan Teknik Bangunan, Universitas
Pendidikan Indonesia.

Hadi, Lutfi, dkk. (2017). Pondasi Menerus dan Pondasi Rakit


(Power Point). Bandung : Pendidikan Teknik Bangunan,
Universitas Pendidikan Indonesia.

Muhammad, Aji, dkk. (2017). Daya Dukung Pondasi Tiang


Pancang (Power Point). Bandung : Pendidikan Teknik
Bangunan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Nazhar, Luthfiyanti, dkk. (2017). Pondasi Sumuran (Power Point).


Bandung : Pendidikan Teknik Bangunan, Universitas
Pendidikan Indonesia.

Permana, Ari, dkk. (2017). Pondasi Konstruksi Sarang Laba – Laba


(KSLL) (Power Point). Bandung : Pendidikan Teknik
Bangunan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai