Bab I
Bab I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pada 2015 tercatat
ada 305 ibu meninggal per 100 ribu orang. Menurut Direktur Jenderal
Kesehatan Keluarga Kemenkes Eni Gustina, tingginya angka kematian pada
ibu dipengaruhi status kesehatan dan gizi yang rendah. AKI berkolerasi
dengan angka kematian bayi (AKB). Sebagai upaya meminimalkan faktor
risiko keduanya, para ibu hamil dihimbau melakukan pemeriksaan berkala
secara rutin selama masa kehamilan sekaligus mendeteksi faktor risiko
kelainan atau penyakit yang dapat meningkatkan risiko kematian saat
persalinan.
Upaya pemerintah dalam menurunkan AKI dan AKB, dengan cara
membuat program pembangunan global yang baru diresmikan mulai bulan
januari 2016 atau di kenal dengan Sustainable Development Goals (SDGs),
pemerintah menginginkan percepatan penurunan Angka Kematian Ibu ( AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB). Tingginya AKI dan AKB dapat disebabkan
oleh kehamilan dengan resiko tinggi. Dalam kehidupan, tidak semua
kehamilan berlangsung normal, salah satunya kehamilan resiko tinggi atau
resti. Ibu hamil resti adalah ibu hamil dengan keadaan penyimpangan dari
normal yang secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan kesakitan
dan kematian ibu maupun bayinya. Salah satu faktor yang menyebabkan
kehamilan resiko tinggi ialah umur ibu. Kehamilan di usia tua adalah
kehamilan yang terjadi pada wanita yang berusia lebih atau sama dengan 35
tahun. Kelompok usia ini sudah tidak masuk dalam usia aman untuk
kehamilan, yakni antara usia 20-34 tahun, dimana pada rentan usia tersebut,
kondisi fisik dan psikis ibu dalam kondisi prima dan dinilai paling cocok
untuk menerima kehamilan. Oleh sebab itu, diyakini bahwa pada kehamilan di
usia tua terjadi peningkatan berbagai faktor risiko yang dapat meningkatkan
morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun janin.
2
5 orang PEB dan 1 orang perdarahan, salah satu cara untuk mengurangi faktor
resiko yang dapat terjadi pada kehamilan yaitu dengan melakukan asuhan
komprehensif.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu untuk
melaksanakan dan memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu L
mulai dari kehamilan, persalinan, babyi baru lahir, nifas, neonates, serta
rencana pelayanan kontrasepsi di Bidan Praktek Mandiri Puji Handayani,SST
Tahun 2017.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan asuhan kebidanan komperehensif pada ibu L dengan
mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatal dan rencana
pelayanan kontrasepsi di Bidan Praktek Mandiri Puji Handayani,SST Tahun
2017 ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan mulai dari
kehamilan, persalinan, nifas serta bayinya termasuk rencana pelayanan
kontrasepsi dengan menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan
manajemen kebidanan menurut Varney.
2. Tujuan Khusus
Dalam memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif penulis
mampu:
a. Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada kehamilan atau
Antenatal Care (ANC) menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan menurut Varney.
b. Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada persalinan atau
Intranatal Care (INC) menggunakan pendekatan manajemen kebidanan
menurut Varney.
c. Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
4