Anda di halaman 1dari 8

114 | Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.

1 Januari 2017, 114-121

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING


DAN DIRECT INSTRUCTION SISWA KELAS X MAN SUAK TIMAH
KABUPATEN ACEH BARAT

Putra Irawan, Susanna, Tarmizi Hamid


Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah
Email: putrairawan@windowslive.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar Melalui Model Problem Based
Learning dan Direct Instruction Siswa Kelas X MAN Suak Timah Aceh Barat pada materi hukum
Newton. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan populasi adalah kelas X di MAN
Suak Timah Kabupaten Aceh Barat. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik
purposive sampling, sehingga diperoleh kelas X/A yang berjumlah 20 siswa sebagai kelas
eksperimen, dan kelas X/B yang berjumlah 20 siswa sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data
penelitian dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar dalam bentuk Pretest dan posttest yang
terdiri dari 10 butir soal pilihan ganda. Hasil analisis data menggunakan uji-t dua sampel yang
terikat. Hasil penelitian diperoleh skor rata-rata posttest kelas eksperimen berbeda signifikan
dengan rata-rata skor Posttest kelas kontrol dengan pengujian dua pihak maka, th > tt dan –th < -tt,
atau 2,57 > 2,024 dan -2,57 < - 2,024 pada taraf signifikan 95%. Maka, dapat ditarik kesimpulan
bahwa terdapat Perbedaan Hasil Belajar Melalui Model Problem Based Learning dan Direct
Instruction Siswa Kelas X MAN Suak Timah Kabupaten Aceh Barat.

Kata Kunci : Problem Based Learning, Direct Instruction, Hasil belajar.

Abstract
This research aims to see the difference in the learning through the model of the Problem Based
Learning and Direct Instruction the students of class X MAN Suak Timah West Aceh on the matter
of the law Newton. This research experiment with the population is of class X IN MAN Suak Timah
district of West Aceh. Research samples taken using the technique of purposive sampling, so that
obtained the class X/A 20 students as class experiments and class X/B which numbered 20 students
as control classes. Data Collection research was done by using the test results of the study in the
form of Pretest and posttest consisting of 10 items multiple choice questions. The results of the
analysis of the data using the test t two samples bound. The research results obtained the average
posttest score class experiment differ significantly with the average Posttest score control classes
with the trial of the two parties then, , th > tt dan –th < -tt, atau 2,57 > 2,024 and -2,57 < - 2,024 on
equal significant 95%. The conclusion can be that there is a difference in the learning through the
model of the Problem Based Learning and Direct Instruction the students of class X MAN Suak
Timah district of West Aceh.

Key Words : Problem Based Learning, Direct Instruction, learning results.


Putra Irawan. (2016). Perbedaan Hasil Belajar Melalui Model Problem Based Learning.... | 115

PENDAHULUAN dalam pendidikan, dengan baiknya mutu


Pendidikan merupakan bagian yang pendidikan di bidang Fisika maka dapat
penting dalam kehidupan umat manusia, menjadikan sebuah bangsa dapat bersaing
sebab dengan pendidikan manusia dapat dengan negara-negara lain yang lebih maju,
hidup sesuai dengan fungsinya sebagai karena Fisika adalah ilmu yang mempelajari
mahluk yang berakal. Oleh karena itu perlu hubungan antara materi, energi, gejala alam
adanya usaha yang sungguh-sungguh dan bahkan teknologi. Adapun mengingat
bantuan berbagai pihak untuk mencapai pentingnya peran Fisika dalam dunia
keberhasilan pendidikan. Kegiatan pendidikan pendidikan untuk kemajuan sains dan
tidak dapat dipisahkan dari manusia lahir teknologi suatu bangsa, maka pelajaran Fisika
sampai meninggal dunia. Pendidikan ada di setiap jenjang pendidikan, baik SD,
merupakan sebuah proses untuk SMP, SMA, apalagi di perguruan tinggi.
memanusiakan manusia, yang dikatakan Pada zaman ini sudah tidak menjadi
manusia adalah manusia yang cerdas, rahasia bahwa pelajaran fisika merupakan
berahlak mulia, mandiri, bertanggung jawab, mata pelajaran yang tidak banyak disukai oleh
dan berguna untuk bangsa, negara dan agama. siswa, baik di tingkat SD, SMP, dan SMA, di
Keberhasilan dari suatu pendidikan sudut pandang siswa fisika merupakan
tidak akan terwujud apabila tidak dapat pelajaran yang susah karena banyak rumus
memberi dampak positif , yaitu dapat dan tidak terlepas dari angka-angka.
menjadikan pelajar cerdas dan berhasil dalam Dalam proses pembelajaran ilmu
menguasai berbagai ilmu pengetahuan, Fisika maka sangat dibutuhkan kreatifitas
karena sesuai dengan tujuan awal pendidikan seorang guru untuk menciptakan kondisi
adalah untuk mencerdaskan kehidupan tertentu dalam menyampaikan materi Fisika,
bangsa. Hal ini sesuai dengan UU Nomor 2 supaya siswa dapat termotivasi, dan tertarik
tahun 1985 dalam Hasbullah (2001:11) mengikuti pelajaran fisika , hal ini sesuai
mengatakan, “Tujuan pendidikan nasional, dengan yang dikemukakan oleh Nugroho
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan (2013:12) di dalam jurnalnya, “Oleh karena
mengembangkan manusia indonesia itu penting menciptakan kondisi tertentu agar
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan siswa selalu termotivasi dan ingin terus
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan belajar”.
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan Beberapa model pembelajaran yang
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan sudah dikembangkan oleh ahli pendidikan di
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri antaranya yaitu; Contextual Teaching and
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan Learning, Cooperative Learning, Problem
dan kebangsaan”. Based Learning, Cycle Learning, Direct
Persoalan yang dimaksud tidak lain Instruction dan lain sebagainya. Semua model
merupakan merupakan persoalan negara, yang dikembangkan oleh para ahli bertujuan
setiap negara yang ingin menjadi tersohor dan untuk meningkatkan pemahaman peserta
terbaik, maka jalan yang harus diutamakan didik, dengan meningkatnya pemahaman
dengan cara meningkatkan mutu pendidikan. peserta didik tentang suatu ilmu pengetahuan
Pemerintah Indonesia selalu berbenah untuk maka mutu pendidikan nasional akan
meningkatkan mutu pendidikan dengan cara meningkat.
menyempurnakan kurikulum dari KTSP Dalam hal ini Penulis akan mencoba
menjadi Kurikulum 2013 yang menerapkan model Problem Based
mengutamakan pendidikan karakter, dan Learning(PBL) dan Direct Instruction guna
gurupun dituntut untuk dapat menggunakan melihat peningkatan pemahaman peserta
berbagai macam metode dalam mengajar, didik. Problem Based Learning(PBL) atau
serta cakap dalam menentukan model-model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
pembelajaran yang tepat untuk mengatasi adalah metode pembelajaran yang mendorong
masalah peserta didik. siswa untuk bekerja sama untuk mencari
Fisika merupakan salah satu bidang suatu penyelesaian masalah-masalah. Hal ini
pelajaran di sekolah yang berperan penting di sesuai yang disebutkan oleh Gunantara (2014)
116 | Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.1 Januari 2017, 114-121

dalam jurnalnya menegaskan, “PBL adalah metode ceramah. Hal inilah yang menjadi
suatu pendekatan pembelajaran dengan pengaruh tidak berhasilnya guru menerapkan
membuat konfrontasi kepada pebelajar model Problem Based Learning dan berefek
dengan masalah-masalah praktis atau pada lemahnya pemahaman siswa dalam
pembelajaran yang dimulai dengan pemberian memahami materi Fisika.
masalah dan memiliki konteks dengan dunia Untuk itu, peneliti akan mengadakan
nyata”. penelitian dengan judul “Perbedaan Hasil
Problem Based Learning dianggap Belajar Melalui Model Problem Based
salah satu model pembelajaran yang sesuai Learning dan Direct Instruction Siswa Kelas
dengan abad ini karena model tersebut X MAN Suak Timah Kabupaten Aceh Barat”.
berbasis masalah, karena suatu masalah yang Berdasarkan uraian di atas,maka
dikaji di dalam sebuah mata pelajaran sesuai diperlukan upaya untuk melihat Perbedaan
dengan kejadian dalam kehidupan sehari-hari Hasil Belajar Melalui Model Problem Based
sehingga dapat membawa siswa tertarik untuk Learning dan Direct Instruction Siswa Kelas
memecahkan masalah tersebut. Maka dengan X MAN Suak Timah Kabupaten Aceh Barat.
menggunakan model pembelajaran PBL dapat Menurut Slameto (2003:2) bahwa,
memudahkan siswa dalam memahami suatu “Menurut pengertian secara psikologis,
konsep. Hal ini sesuai yang disebutkan oleh belajar merupakan suatu proses perubahan
Kusumaningtias (2013:35) di dalam yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil
jurnalnya, “PBL merupakan suatu interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi
pembelajaran yang menggunakan kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan
permasalahan secara kontekstual yang terjadi tersebut akan nyata dalam seluruh aspek
di lingkungan”. tingkah laku”.
Model pembelajaran Direct Pendapat yang serupa juga
Instruction adalah model pembelajaran diungkapkan oleh Skinner dalam buku
langsung yang dirancang untuk meningkatkan Dimyati (2009: 9) Bahwa:
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan Skinner berpandangan belajar adalah
prosedural pada siswa, sehingga siswa suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka
mampu melakukan suatu kegiatan sampai responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya,
berhasil. Menurut Trianto (2009:41) bila ia tidak belajar maka responsnya
mengemukan, “Model pengajaran langsung menurun. Dalam belajar ditemukan adanya
adalah salah satu pendekatan mengajar yang hal berikut:
dirancang khusus untuk menunjang proses 1. Kesempatan terjadinya peristiwa yang
belajar siswa yang berkaitan dengan menimbulkan respons pembelajar,
pengetahuan deklaratif dan prosedural yang 2. Respons si pebelajar, dan
terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan 3. Konsekuensi yang bersifat menguatkan
dengan pola kegiatan yang bertahap, respon tersebut. Pemerkuat terjadi pada
selangkah demi selangkah”. stimulus yang menguatkan konsekuensi
Dalam hal ini peneliti juga tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku
melakukan Observasi dengan cara melakukan respon si pebelajar yang baik diberi
wawancara baik dengan guru maupun siswa hadiah, perilaku respon tidak baik diberi
kelas X MAN Suak Timah, peneliti teguran dan hukuman.
menemukan bahwa di sekolah banyak siswa Hasil belajar merupakan gabungan
yang kesulitan dalam memahami materi dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil
Fisika, gurupun melakukan berbagai cara adalah perolehan atau sesuatu yang diperoleh
untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam dari kerja keras atau usaha, sedangkan belajar
memahami materi Fisika, salah satunya merupkan suatu proses perubahan tingkah
mencoba menerapkan model Problem Based laku karena ada pengaruh yang diberikan oleh
Learning dan direct instruction pada beberapa pendidik. Jadi, hasil belajar merupakan
materi Fisika, akan tetapi karena tidak adanya sesuatu yang didapatkan melalui proses
persiapan dari guru, mengakibat proses belajar, baik didapatkan di sekolah,
pembelajaran cenderung menggunakan lingkungan sosial maupun di keluarga.
Putra Irawan. (2016). Perbedaan Hasil Belajar Melalui Model Problem Based Learning.... | 117

Menurut Nana (1991:3) Hasil belajar siswa tidak terlepas dari


mengemukakan, “Hasil belajar siswa pada faktor-faktor yang mempengaruhi. Menurut
hakikatnya adalah perubahan-perubahan Winkle (1997:591) dalam Skripsi Nurul
seperti yang dijelaskan di muka. Tingkah laku (2016:10) menyatakan, “Faktor internal
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang merupakan faktor yang berasal dalam diri
luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan siswa yang dapat mempengaruhi prestasi
psikomotorik”. Seperti yang sudah dijelaskan belajar. Sedangkan faktor eksternal
oleh nana bahwa belajar baru mempunyai merupakan faktor dari luar yang dapat
hasil apabila siswa atau peserti didik sudah mempengaruhi prestasi belajar yang akan
mengalami perubahan di bidang kognitif atau diraih,misalnya faktor lingkungan keluarga,
pengetahuan, afektif atau sikap, dan faktor lingkungan sekolah, dan faktor
psikomotorik atau keterampilan, perubahan lingkungan masyarakat”.
yang diharapkan adalah perubahan kearah Model pembelajaran adalah pola yang
positif. digunakan oleh seorang pendidik dalam
Hasil belajar menurut Bloom menjalankan proses berlajar mengajar. Model
(dalam Thobrani, 2013:23) mencakup pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi
kemampuan kognitif, afektif dan perancang pembelajaran dan para guru dalam
psikomotorik. merencana aktifitas belajar mengajar. Hal ini
1) Domain kognitif mencakup pengetahuan, sesuai yang dikemukan oleh Suprijono
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis (2010:46), “Model pembelajaran ialah pola
dan evaluasi. yang digunakan sebagai pedoman dalam
2) Domain afektif mencakup sikap menerima, merencanakan pembelajaran dikelas maupun
memberika respon, menilai, organisasi dan tutorial. Menurut Arends, model
karakterisasi. pembelajaran mengacu pada pendekatan yang
3) Domain psikomotor mencakup akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-
keterampilan produktif, teknik, fisik, tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam
social, manajerial dan intelektual. kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas”.
Hasil belajar yang dicapai siswa Dalam mendefenisikan model
melalui proses belajar mengajar yang optimal pembelajaran pendapat yang hampir serupa
cenderung menunujukkan hasil yang berciri juga dikemukan oleh Rahyubi (2012:251),
sebagai berikut : “Model pembelajaran adalah kerangka
1) Kepuasan dan bangga yang dapat konseptual yang digunakan sebagai pedoman
menumbuhkan motivasi belajar intrinsik dalam melakukan pembelajaran. Model
pada diri siswa. pembelajaran merupakan kerangka konseptual
2) Menambah keyakinan akan kemampuan yang melukiskan prosedur dan sistematis
dirinya. dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
3) Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi untuk mencapai tujuan belajar. Jadi, model
dirinya. pembelajaran cenderung preskriptif (memberi
4) Hasil belajar diperoleh siswa secara petunjuk dan bersifat menentukan), yang
menyeluruh (komprehensif), yakni relatif sulit dibedakan dengan strategi
mencakup ranah kognitif, pengetahan, atau pembelajaran”.
wawasan; ranah afektif atau sikap dan Rusman (2010:136) menjelaskan ciri-
apresiasi; serta ranah psikomotor, ciri model pembelajaran sebagai berikut:
keterampilan, atau perilaku. a) Berdasarkan teori pendidikan dan teori
5) Kemampuan siswa untuk mengontrol atau belajar dari para ahli tertentu. Sebagai
menilai dan mengendalikan dirinya contoh, model penelitian kelompok
terutama dalam menilai hasil yang disusun oleh Herbert Thelen dan
dicapainya maupun menilai dan berdasarkan teori John Dewey. Model ini
mengendalikan proses dan usaha dirancang untuk melatih partisipasi dalam
belajarnya. (Sudjana, 2009 : 56) kelompok secara demokratis.
118 | Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.1 Januari 2017, 114-121

b) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan McMaster University School Of Medicine


tertentu, misalnya model berpikir induktif Kanada pada tahun 1969 (Rideout, 2001).
dirancang untuk mengembangkan proses Sejak itu PBL menyebar keseluruh dunia,
berpikir induktif. khususnya dalam pendidikan
c) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kedokteran/keperawatan dan bidang-bidang
kegiatan belajar mengajar di kelas, ilmu pengetahuan lain di perguruan tinggi,
misalnya model Synectic dirancang untuk misalnya arsitektur, matematika, okupasi, dan
memperbaiki kreativitas dalam pelajaran fisioterapi, ilmu mumi (Jaramillo, 1999;
mengarang. Kang, 1999)”.
d) Memiliki bagian-bagian model yang Dari uraian di atas dapat diambil
dinamakan: (1) urutan langkah-langkah kesimpulan bahwa pembelajaran berdasarkan
pembelajaran (syntax); (2) adanya prinsip- masalah adalah suatu model pembelajaran
prinsip reaksi; (3) sistem sosial; dan (4) yang dirancang untuk mengembangkan
sistem pendukung. Keempat bagian kemampuan peserta didik dalam memecahkan
tersebut merupakan pedoman praktis bila suatu masalah. Pemecahan masalah dilakukan
guru akan melaksanakan suatu model dengan pola kerja sama dan menggunakan
pembelajaran. kemampuan berfikir untuk memecahkan suatu
e) Memiliki dampak sebagai akibat terapan masalah.
model pembelajaran. Dampak tersebut Terdapat beberapa tujuan dari model
meliputi: (1) Dampak pembelajaran, yaitu yaitu dapat meningkatkan kedisplinan dan
hasil belajar yang dapat diukur; (2) kesuksesan dalam hal:
Dampak pengiring, yaitu hasil belajar 1. Adaptasi dan partisipasi dalam perubahan
jangka panjang. 2. Mempunyai keterampilan dalam
f) Membuat persiapan mengajar (desain memecahkan suatu masalah
instruksional) dengan pedoman model 3. Pemikiran yang kreatif dan krisis
pembelajaran yang dipilihnya. 4. Beragam cara pandang dalam satu tim
Dari beberapa pendapat di atas dapat 5. Terampil dalam mengidentifikasikan
disimpulkan model pembelajaran adalah pola suatu masalah
atau konsep yang digunakan sebagai pedoman 6. Kemampuan dalam memimpin dan
untuk guru supaya dapat mengarahkan peserta mempresentasikan suatu hasil.
didik menjadi kreatif, penuh dengan ide, PBL berfokus pada penyajian suatu
mempunyai keterampilan yang tinggi dalam masalah yang nyata atau simulasi yang terjadi
mengolah informasi dan mengekspresikan ide dalam kejadian sehari-hari yang langsung
sehingga tercapailah tujuan pendidikan. dan dijadikan sebagai masalah, kemudian
Problem Based Learning adalah suatu siswa diarahkan untuk mencari cara
pendekatan pengajaran yang menggunakan memecahkan masalah tersebut dengan cara
masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari- melakukan serangkaian penelitian dan
hari untuk dijadi suatu masalah yang harus investigasi berdasarkan teori, konsep, prinsip
dipecahkan oleh siswa, sehingga siswa dapat yang dipelajari dari berbagai bidang ilmu.
berpikir kritis dan mempunyai keterampilan Permasalahan menjadi fokus bagi siswa, dan
dalam memecahkan suatu masalah. Menurut menjadi pemandu proses belajar. Sementara,
Riyanto (2010:285), “Pembelajaran berbasis guru hanya menjadi fasilitator dan
masalah adalah suatu model pembelajaran pembimbing.
yang menuntut peserta didik untuk berpikir Model pembelajaran langsung (Direct
kritis, memecahkan masalah, belajar secara Instruction) adalah sebuah model
mandiri, dan menuntut keterampilan pembelajaran yang dirancang khusus untuk
berpartisipasi dalam tim”. menunjang proses belajar siswa yang
Pembelajaran berbasis masalah berkaitan dengan pengetahuan yang
sebenarnya sudah diterapakan 47 tahun yang mempunyai tahapan-tahapan dan langkah-
lalu, hal ini sesuai yang ditulis oleh Riyanto langkah dalam pelaksanaannya. Menurut
(2010:284), “Pembelajaran berbasis masalah Arends (1997) dalam Trianto (2009:41)
(PBL) mulai pertama kali dilaksanakan di mengatakan, “Model pengajaran langsung
Putra Irawan. (2016). Perbedaan Hasil Belajar Melalui Model Problem Based Learning.... | 119

adalah salah satu pendekatan mengajar yang penelitian dilakukan pada semester ganjil
dirancang khusus untuk menunjang proses pada tanggal 3 s/d 12 November 2016 tahun
belajar siswa yang berkaitan dengan ajaran 2016/2017.
pengetahuan prosedural yang terstruktur populasi adalah objek keseluruhan dari
dengan baikyang dapat diajarkan dengan pola sumber data atau sampel-sampel tertentu
kegiatan bertahap, selangkah demi dalam penelitian disebut dengan populasi.
selangkah”. Pengertian serupa juga diutarakan Menurut Margono (2009:118) mengatakan,
oleh Suprijono (2009:46), “Pembelajaran “Populasi adalah seluruh data yang menjadi
langsung atau direct instruction dikenal perhatian dalam suatu ruang lingkup dan
dengan sebutan active teaching. Pembelajaran waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi
langsung juga dinamakan whole-class berhubungan dengan data, bukan manusia”.
teaching. Penyebutan itu mengacu pada gaya Pada penelitian ini yang menjadi populasi
mengajar dimana guru terlibat aktif dalam adalah seluruh siswa Kelas X MAN Suak
mengusung isi pelajaran kepada peserta didik Timah.
dan mengajarkannya secara langsung kepada Sedangkan sampel adalah bagian
seluruh kelas”. terkecil dari sebuah populasi, mengingat
Pelaksanaan model pembelajaran populasi relatif banyak maka pengambilan
langsung membutuhkan lingkungan belajar sampel untuk dua kelas yaitu kelas
dan sistem pengelolaan. Model pembelajaran eksperimen dan kelas kontrol dilakukan
langsung identik dengan model presentasi, melalui tehtik purposive sampling, menurut
karena guru dituntut lebih aktif dalam Arikunto (2003:128) mengatakan, “Sampling
menyampaikan informasi. bertujuan(Purposive sampling), yaitu teknik
sampling yang digunakan oleh peneliti jika
METODE PENELITIAN peneliti mempunyai pertimbangan-
Penelitian ini menggunakan pertimbangan tertentu di dalam pengambilan
pendekatan kuantitatif. Proses dalam sampelnya”. Dalam hal ini Peneliti
penelitian ini berdasarkan perhitungan data melakukan pretest, data pretest tersebut akan
berupa angka. Sugiyono (2012:13) diolah untuk menentukan kelas eksperimen-1
mengatakan, “Metode ini disebut kuantitatif dan kelas eksperimen-2.
karena data penelitian berupa angka-angka Dalam kegiatan mengumpulkan data
dan analisisnya menggunakan statistik”. berasal dari hasil tes tertulis yaitu pretest dan
Adapun jenis penelitian yang posttest. Kedua kelas akan diajarkan materi
digunakan adalah penelitian eksperimental yang sama dengan menggunakan model
menurut Sukma (2010:194) mengatakan, pembelajaran yang berbeda, yaitu kelas X A
“Penelitian eksperimental (eksperimental model Problem Based Learning dan kelas X
research), merupakan pendekatan penelitian B menggunakan model Direct Instruction.
kuantitatif yang paling penuh, dalam artinya
semua persyaratan untuk menguji hubungan HASIL DAN PEMBAHASAN
sebab-akibat. Pendekatan penelitian ini Hasil Penelitian
banyak digunakan dalam penelitian-penelitian Dalam penelitian ini peneliti
sains atau ilmu kealaman, sebab memang menggunakan dua kelas yakni kelas X/A
awal pengembangnnya adalah dalam bidang sebagai kelas eksperimen-1 berjumlah 20
tersebut”. siswa dan kelas X/B sebagai kelas
Desain penelitian berbentuk quasi eksperimen-2 yang berjumlah 20 siswa,
eksperimental designs (desain eksperimental model pembelajaran Problem Based Learning
semu). Menurut Sugiyono (2012:114), untuk kelas eksperimen-1 dan Direct
“Desain ini mempunyai kelompok kontrol, Instruction untuk kelas eksperimen-2.
tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk Materi pokok yang diajarkan adalah
mengontrol variabel-variabel luar yang “Hukum Newton” sebelum melakukan
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen”. penelitian, peneliti terlebih dahulu
Tempat penelitian ini dilakukan di menyiapkan Rencana Pelaksanaan
MAN Suak Timah Aceh Barat. Waktu Pembelajaran (RPP) sebagai acuan kegiatan
120 | Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.1 Januari 2017, 114-121

belajar mengajar dalam penelitian, peneliti = 2,17 maka dapat dikatakan bahwa kedua
juga menggunakan instrumen tes yang berupa sampel tersebut adalah homogen. Setelah data
pretest dan posttest, yang terdiri dari soal masing-masing sampel terbukti homogen dan
yang berpilihan ganda, hal ini dilakukan berdistribusi normal, maka data tersebut
untuk mendapatkan data mengenai hasil dilanjutkan pengolahannya dengan uji
belajar siswa pada materi pelajaran fisika. statistik yaitu uji-t. Dari daftar distribusi
Berdasarkan hasil pengolahan data, dengan taraf signifikan 5% untuk uji dua
dengan dk sebesar 38 berkonsultasi dengan pihak dan dk = 38 ttabel= 2,024, dan dari
nilai tabel “t”, ternyata pada taraf signifikan pengolahan data didapatkan thitung =2,57, maka
5% untuk uji dua pihak ttabel = 2,024. Karena berdasarkan kriteria terima Ha apabila –t1 – 1/2
thitung= 2,57dan ttabel = 2,024 pada taraf α > t > t1 – 1/2α, maka didapatkan , th > tt dan –
signifikan 5%. Maka, dapat diputuskan bahwa th < -tt, atau 2,57 > 2,024 dan -2,57 < - 2,024
Ha diterima, karena , th > tt dan –th < -tt, atau . Dari hasil data perhitungan menyatakan H0
2,57 > 2,024 dan -2,57 < - 2,024 . Dengan ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti ada
demikian hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar melalui model
perbedaan hasil belajar melalui model Problem Based Learning dan Direct
Problem Based Learning dan Direct Instruction siswa kelas X MAN Suak Timah
Instruction siswa kelas X MAN Suak Timah Aceh Barat pada materi Hukum Newton.
Aceh Barat pada materi Hukum Newton yang Penelitian terdahulu telah
disebutkan di rumusan masalah diterima atau membuktikan bahwa ada peningkatan hasil
disetujui. belajar dengan menerapkan model
Dengan demikian hasil penelitian ini pembelajaran Problem Based Learning,
dinyatakan bahwa “Terdapat perbedaan model penelitian tersebut dilakukan Putra (2015)
pembelajaran yang diberikan kepada siswa dalam skripsi “Penerapan Model Pembelajaran
pada kelas X/A dan kelas X/B yang diteliti Problem Based Learning Untuk Meningkatkan
perbedaan hasil belajar siswa tersebut, Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X
terdapat perbedaan signifikan terhadap hasil SMAN 1 Darussalam Aceh Besar”
belajar fisika mereka”. mengatakan, “Hasil analisis berdasarkan data
observasi menunjukkan bahwa aktifitas guru
Pembahasan mengalami peningkatan setiap siklusnya yaitu
Hasil belajar siswa yang dibuktikan 80%, 92%, 96% dan aktifitas siswa sebesar
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh 78%, 79%, 85%,. Berdasarkan tes,
peneliti terhadap sampel yang berjumlah 20 peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa
siswa yang terdiri dari kelas eksperimen-1 90% dari keseluruhan siswa secara individu
dan kelas eksperimen-2. Untuk menguji yaitu 85%,90%, 95%, dan 100%, sedangkan
normalitas, terlihat dua kelas tersebut bersifat secara klasikal 89%, 90%, 94%, dan 98%.
normal, karena sesuai dengan hasil berdasarkan angket tanggapan siswa, 90% dari
perhitungan untuk kelas eksperimen-1 sebesar keseluruhan siswa merasa senang terhadap
5,03 dan untuk kelas eksperimen-2 sebesar penggunaan model pembelajaran Problem
8,68. Kedua kelas tersebut dinyatakan normal, Based Learning (PBL) dalam pembelajaran”.
sehingga dapat dilanjutkan untuk menguji Dilihat dari nilai rata-rata kelas
homogenitas data. eksperimen-1 (model pembelajaran Problem
Uji homogenitas data dilaksanakan untuk Based Learning) dan kelas eksperimen-2
membuktikan varians dari kedua kelompok (model pembelajaran Direct Instruction)
tersebut adalah sama. Pengujian sampel dapat disimpulkan bahwa model
dalam penelitian ini menggunakan pengujian pembelajaran Problem Based Learning lebih
varians terbesar yang bernilai 113,18 baik dibandingkan dengan model
dibandingkan dengan varian terkecil yang pembelajaran Direct Instruction dalam
bernilai 84,58, maka Fhitung didapatkan adalah meningkatkan hasil belajar siswa terhadap
1,33. Karena syarat untuk memutus sebuah pelajaran fisika pada materi hukum Newton
data homogen atau tidak apabila Fhitung < Ftabel, kelas X MAN Suak Timah Kabupaten Aceh
maka didapatkan bahwa Fhitung = 1,33 < Ftabel Barat tahun ajaran 2016/2017.
Putra Irawan. (2016). Perbedaan Hasil Belajar Melalui Model Problem Based Learning.... | 121

KESIMPULAN Margono, S. 2009. Metodologi Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian dan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
pembahasan dapat disimpulkan bahwa Nugroho. 2013. Pengembangan Media
terdapat perbedaan hasil belajar melalui Pembelajaran Fisika Menggunakan
model Problem Based Learning dan Direct Permainan Ular Tangga Ditinjau Dari
Instruction siswa kelas X MAN Suak Timah Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII
Aceh Barat pada materi Hukum Newton. Materi Gaya. Jurnal Pendidikan Fisika,
Hasil belajar yang diajarkan dengan model Vol. 1 No.1.
Problem Based Learning lebih baik Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru
dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media
diajarkan dengan menggunakan model Direct Group.
Instruction pada materi hukum Newton kelas Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran
X MAN Suak Timah Kabupaten Aceh Barat Mengembangkan Profesionalisme
tahun pelajaran 2016/2017. Guru. Jakarat: PT RajaGrafindo
Persada.
DAFTAR PUSTAKA Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor
Dimyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran. yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Jakarta: Rineka Cipta Rineka Cipta.
Gunantara, dkk. 2014. Penerapan Model Sukma, Syaodih, Nana. 2010. Metode
Pembelajaran Problem Based Learning Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Untuk Meningkatkan Kemampuan Remaja Rosda Karya.
Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sudjana, Nana. 1991. Penilaian Hasil Proses
Kelas V. Jurnal Mimbar PGSD Belajar Mengajar. Bandung: PT
Universitas Pendidikan Genesha Remaja RosdaKarya.
Jurusan PGSD (Vol.2, No.1 tahun Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung:
2014). Tarsito.
Hanifah, Nurul. 2016. “Perbedaan Hasil Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian.
Belajar Materi Elastisitas Melalui Bandung: Alfabeta.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Trianto. 2009. Mendesain
Jigsaw Dan Studen Archivment ModelPembelajaran Inovatif-Progresif:
Division (STAD) Siswa Kelas X SMA Konsep, Landasan, dan
Negeri 5 Banda Aceh”. Skripsi tidak Implimentasinya pada Kurikulum
diterbitkan. Banda Aceh: PFIS FKIP Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP).
UNSYIAH. Jakarta: KENCANA
Hasbullah, 2001. Dasar-dasar Ilmu Putra, Hendransyah. 2015. “Penerapan Model
Kependidikan. Jakarta: PT Pembelajaran Problem Based Learning
RajaGrafindo Persada. Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Kusumaningtias, Anyta, Dkk. 2013. Pengaruh Fisika Pada Siswa Kelas X SMAN 1
Dipadu Strategi Numbered Heads Darussalam Aceh Besar”. Skripsi tidak
Together Terhadap Kemampuan diterbitkan. Banda Aceh: PFIS FKIP
Metakognitif, Berpikir Kritis, dan UNSYIAH.
Kognitif Biologi. Jurnal Penelitian Rahyubi, Heri. 2012. Teori-Teori Belajar dan
Kependidikan Tahun 23 Nomor 1 April Aplikasi Pembelajaran Motorik.
2014. Bandung: Nusa Media.

Anda mungkin juga menyukai