Anda di halaman 1dari 4

PEMIKIRAN MUHAMMADIYAH

TENTANG PLURALITAS BUDAYA

Judul Buku : Tafsir Dakwah Muhammadiyah Respon


terhadap Pluralitas Budaya
Penerbit : Kafilah Publishing, Perum Soditan Permai No.
11 Block A Gumpang Kartasura
Cetakan : 2012
Tebal Halaman : 330 Halaman
Pengarang : Syamsul Hidayat

Buku yang berjudul Tafsir bersifat tetap dan final (al-thawâbit)


Dakwah Muhammadiyah Respon dihadapkan kepada fenomena
terhadap Pluralitas Budaya ini ditulis budaya yang terus berkembang
oleh kader terbaik Muhammadiyah dinamis (al-mutaghayyirât).
sekaligus dosen Universitas Mu- Ketegangan pemikiran di atas
hammadiyah Surakarta (UMS). berkisar pada dua kecenderungan:
Buku ini, terdiri dari 6 (enam) pertama, pemikiran yang dipandang
bagian. Bab pertama, Pendahuluan, ekstrem legal-formal, yang meng-
Bab kedua, Latar Belakang Pemi- akibatkan terancamnya dinamika
kiran Keagamaan Muhammadiyah, dan pluralitas budaya. Kedua,
Bab ketiga, Metodologi Pemikiran pemikiran yang dianggap liberal dan
Islam dalam Muhammadiyah, Bab permisif, sehingga seolah-olah
empat, Pemikiran Muhammadiyah agama menjadi tanpa makna dan
tentang Relasi Agama dan Pluralitas fungsi.
Budaya, Bab kelima, Strategi Kebu-
dayaan dalam Gerakan Muham- Kedua, Latar Belakang Pemi-
madiyah, Bab keenam , Penutup. kiran Keagamaan Muhammadiyah.
What next ? Dalam bab ini dimulai dari latar
belakang berdiri, sejarah, kritik
Pertama, Pendahuluan. Bab ini kondisi sosial sampai dasar-dasar
menjelaskan tentang kebudayaan metodologis pemikiran Muham-
(budaya) yang selalu mengalami madiyah.
dinamika sejalan dengan perkem-
bangan manusia. Begitu juga hu- Pemikiran dan gerakan Mu-
bungan manusia dan budaya. Ada hammadiyah, dengan segala dina-
ketegangan pemikiran, ketika agama mikanya telah menjadikannya
(Islam) sebagai nilai-nilai yang memiliki posisi strategis dalam
bersumber dari wahyu Allah yang pembangunan umat Islam.

Pemikiran Muhammadiyah Tentang Pluralitas Budaya (Dodi A.) 99


Posisi strategis itu diantaranya mika dalam merumuskan pemikiran
dalam memaknai budaya dan dan gerakannya, yang bergulir
pluralitas dalam perspektif ajaran antara al-asalah wa al-mu’asarah
Islam, yang produknya berupa (orisinalitas dan kekinian).
pelestarian dan penguatan tetapi Namun prinsip tersebut di-
sekaligus penyucian dan perbaikan implementasikan melalui thariqah
atas fenomena dan pluralitas budaya al-tajdid (metode dan strategi
yang ada. pembaruan) , yang memiliki dua
Muhammadiyah dikenal seba- makna: (1) al-I’adah , kembali
gai gerakan dakwah dan tajdid yang kepada kemurnian Islam dalam
memadukan antara purifikasi dan masalah-masalah baku (al-thawa-
dinamisasi, literalitas dan liberalitas. bit), yakni masalah akidah, ibadah
Ketiga, Metodologi Pemikiran mahdhah, dan sebagian masalah
Islam dalam Muhammadiyah. akhlak dan muamalah (selanjutnya
Muhammadiyah, sebagai gerakan dikenal dengan purifikasi). (2) al-
keagamaan yang berwatak sosio- ihya’ , menghidupkan dan men-
kultural, dalam dinamika ke- dinamisasi pemikiran dan peng-
sejarahannya selalu berusaha amalan Islam dalam masalah-
merespon berbagai perkembangan masalah yang dinamis ( muta-
kehidupan dengan senantiasa ghayyirat ), yakni sebagian besar
merujuk pada ajaran Islam. masalah muamalah duniawiyah,
seperti politik, ekonomi, budaya,
Sebagai gerakan Dakwah Islam, sistem gerakan dan sebagainya.
Muhammadiyah senantiasa me-
landasi pemikiran dan gerakannya Pandangan tersebut berimpli-
dengan Al-Quran dan Sunnah. Dan kasi kepada sikap cair dan ter-
inilah inti ( hardcore ) gerakan bukanya Muhammadiyah terhadap
Muhammadiyah. fenomena perubahan dan pluralitas
budaya beserta nilai-nilai yang
Gerakan dakwah Muhamma- dikandungnya selama tidak ber-
diyah tanpa kerangka metodologi tentangan dengan prinsip ke-
yang jelas, tidak mungkin dapat agamaan yang dipandang baku.
berjalan secara optimal, karena akan
terjadi perbedaan-perbedaan yang Meski dikenal dengan gerakan
tajam satu sama lain dalam tubuh purifikasi (puritan), Muhamma-
persyarikatan, sehingga akan meng- diyah tidak menampilkan gerakan
hambat perkembangan persyarikat- yang rigit dan intoleran. Tetapi
an. justru tampil sebagai gerakan yang
ramah dan cerdas dalam menyikapi
Keempat, Pemikiran Muham- fenomena pluralitas sosial budaya,
madiyah tentang Relasi Agama dan sekaligus memberi arah (tarsyid)
Pluralitas Budaya. Sebagai gerakan dan pengembangan ( tatwir )atas
dakwah dan tajdid, Muhamma- perubahan dan pluralitas tersebut
diyah senantiasa mengalami dina- dengan prinsip-prinsip ajaran Islam

100 Tajdida, Vol. 10, No. 1, Juni 2012: 99 - 102


Perpaduan prinsip purifikasi kebudayannya senantiasa direkon-
dan dinamisasi yang melembaga struksi dari waktu ke waktu dalam
sebagai ideologi atau teologi tajdid, rangka penguatan jatidiri Muham-
telah menjadi pijakan yang kokoh madiyah, sekaligus sebagai landasan
bagi Muhammadiyah dalam me- gerakannya baik internal maupun
rumuskan pemikiran keagamaan- eksternal.
nya, termasuk dalam memahami Prinsip pemikiran Muhamma-
dan menafsirkan pluralitas budaya. diyah yang terlembagakan dalam
Oleh karena itu, sikap terbuka ideologi (teologi) tajdid mampu
dan cairnya Muhammadiyah mengelola dan menjembatani
terhadap perubahan dan pluralitas dinamika dan pluralitas pemikiran
budaya, tetap pada prinsip-prinsip dalam tubuh Muhammadiyah.
al-Qur’an dan al-Sunnah, yang Ideologi tajdid ini telah menjadi
memilah fenomena pluralitas pijakan dalam Muhammadiyah
budaya ke dalam kategori al- dalam memahami, menafsirkan, dan
ma’rufat (budaya-budaya yang menyikapi pluralitas budaya. Prinsip
dinilai baik, diterima dan sejalan ini juga memiliki kontribusi yang
dengan ajaran Islam) dan al- signifikan bagi Muhammadiyah
munkarat (budaya yang buruk, yang dalam melakukan interaksi dengan
ditolak dan tidak sejalan dengan segala pihak. Meminjam istilah
agama Islam). Amien Rais begitu juga pandangan
Dengan ideologi di atas, Nakamura, Muhammadiyah dapat
Muhammadiyah berbeda dengan tampil dalam banyak wajah dalam
gerakan purifikasi lainnya, yang arti positif. Dengan teologi tajdidi ini
menampilkan pemurnian tanpa pula, secara metodologis telah
kelenturan, sehingga gerakannya membuat pemikiran keagamaan
kurang berkembang. Tetapi juga Muhammadiyah menjadi relatif
berbeda dengan gerakan pem- terbuka, bisa mengakomodasi siapa
baharuan Islam lainnya, yang pun yang berkeinginan untuk
mudah diboncengi ideologi liberalis- berkhidmat di dalam Muhamma-
me sekular, yang cenderung me- diyah demi tegaknya dinul al-Islam
ninggalkan ikatan-ikatan keyakinan, dan kemulian umatnya. Keter-
hukum dan moral agama. Meskipun bukaan ini dinyatakan dengan tegas
tarik menarik dari keduanya sangat dalam qaidah dan manhaj pe-
kuat, tetapi dapat dikendalikan dan mikirannya.
dikelola dengan baik. Dengan ideologi tajdid, Muham-
Kelima, Strategi Kebudayaan madiyah memiliki konsistensi yang
dalam Gerakan Muhammadiyah. sangat tinggi dalam penge-
Pemikiran Muhammadiyah tentang jawantahan ideologi dan metodologi
pluralitas budaya baik pada tataran pemikirannya. Namun begitu
metodologis-konseptual maupun kuatnya ideologisasi dalam Muham-
tataran strategi dan gerakan madiyah, ada pihak-pihak yang

Pemikiran Muhammadiyah Tentang Pluralitas Budaya (Dodi A.) 101


memandang Muhammadiyah yang membawa pandangan dunia
kurang agresif dan kurang liberal (worldview), maka agama dan
dalam merespon isu-isu pemikiran budaya merupakan dua sisi yang
kontemporer, seperti isu jender, harus tetap menyatu. Agama
HAM dan sebagainya. Tentu ini menjadi inspirator dari budaya dan
merupakan konsekwensi logis “jalan kebudayaan. Oleh karena itu
tengah” atau “sintesa” puritanitas pluralitas budaya tetap ada standar
dan modernitas, yang dipilih nilai yang melekat padanya.
Muhammadiyah. Fenomena budaya yang sejalan
Keenam , Penutup. Dengan dan menguatkan agama dikategori-
sikap keterbukaan Muhammadiyah kan budaya positif (al-ma’rufat) dan
dan kelenturan metodologis, di fenomena budaya yang jauh dan
samping konsistensinya, Muham- bertentangan nilai agama di-
madiyah memandang pluralitas kategorikan al-munkarat (budaya
budaya sebagai keniscayaan dan yang buruk, yang ditolak dan tidak
sunnatullah. Namun tetap pada sejalan dengan agama). Dakwah Is-
prinsip-prinsip al-Qur’an dan al- lam adalah untuk memuliakan Islam
Sunnah, karena kebudayaan adalah dan menegakkan amar bil ma’ruf
ekspresi gagasan, karsa, karya, cipta dan nahi ‘anil munkar. Wallahu
dan aktualisasi kehidupan manusia a’lam. [Dodi A.]

102 Tajdida, Vol. 10, No. 1, Juni 2012: 99 - 102

Anda mungkin juga menyukai