Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Guided Imagery

Imajinasi didefinisikan sebagai “penggunaan manfaat


kekuatan imajinasi secara sadar dengan maksud mengaktifkan
penyembuhan biologis, psikologis, atau spiritual” (Kozier, 2010 :
499). Individu berespons baik terhadap citra yang dapat menghasilkan
perubahan fisik, mental, emosional, dan spiritual. Sebagian besar citra
tidak disadari dan dapat menghasilkan perubahan. Imajinasi yang
disadari melibatkan penciptaan citra mental apa yang diinginkan dan
dapat dibangkitkan dari ingatan, mimpi, khayalan, dan harapan.
Meskipun sering kali dianggap sebagai visualisasi, imajinasi dapat
melibatkan semua indra-melihat, mendengar, merasakan, meraba,
atau bahkan mengecap citra yang tercipta.

Imajinasi terbimbing (guided imagery) adalah sebuah


teknik relaksasi yang bertujuan untuk mengurangi stres dan
meningkatkan perasaan tenang dan damai serta merupakan obat
penenang untuk situasi yang sulit dalam kehidupan. Imajinasi
terbimbing atau imajinasi mental merupakan suatu teknik untuk
mengkaji kekuatan pikiran saat sadar maupun tidak sadar untuk
menciptakan bayangan gambar yang membawa ketenangan dan
keheningan (National Safety Council, 2004).

Guided imagery adalah proses yang menggunakan


kekuatan pikiran dengan menggerakkan tubuh untuk menyembuhkan
diri dan memelihara kesehatan atau rileks melalui komunikasi dalam
tubuh melibatkan semua indra meliputi sentuhan, penciuman,
penglihatan, dan pendengaran (Potter & Perry, 2005 : 1503).
B. Dasar Guided Imagery

Imajinasi merupakan bahasa yang digunakan oleh otak


untuk berkomunikasi dengan tubuh. Segala sesuatu yang kita lakukan
akan diproses oleh tubuh melalui bayangan. Imajinasi terbentuk
melalui rangsangan yang diterima oleh berbagai indera seperti gambar
aroma, rasa suara dan sentuhan (Holistic-online, 2006). Respon
tersebut timbul karena otak tidak mengetahui perbedaan antara
bayangan dan aktifitas nyata. Penelitian membuktikan bahwa dengan
menstimulasi otak melalui imajinasi dapat menimbulkan pengaruh
langsung pada system saraf dan endokrin (Tusek, 2000).

C. Manfaat Guided Imagery

Guided imagery dapat bermanfaat untuk menurunkan


kecemasan, kontraksi otot dan menfasilitasi tidur (Black and
Matassarin, 1998). Potter and Perry (2005: 1503) juga menyatakan
imajinasi terbimbing (guided imagery) dapat meningkatkan tidur.
Teknik guided imagery digunakan untuk mengelola stres dan koping
dengan cara berkhayal atau membayangkan sesuatu.

Menurut Townsend (1977), manfaat guided


imagery diantaranya mengurangi stress dan kecemasan, mengurangi
nyeri, mengurangi efek samping, mengurangi tekanan darah tinggi,
mengurangi level gula darah (diabetes), mengurangi alergi dan gejala
pernapasan, mengurangi sakit kepala, mengurangi biaya rumah sakit,
meningkatkan penyembuhan luka dan tulang, dan lain-lain
(Rahmayanti, Yeni. N, 2010).
D. Mekanisme Kerja Teknik Relaksasi Guided Imagery

Relaksasi dengan teknik guided imagery akan membuat tubuh lebih


rileks dan nyaman dalam tidurnya. Dengan melakukan nafas dalam
secara perlahan, tubuh akan menjadi lebih rileks. Perasaan rileks akan
diteruskan ke hipotalamus untuk menghasilkan Corticotropin
Releasing Factor (CRF). Selanjutnya CRF merangsang kelenjar
pituitary untuk meningkatkan produksi Proopioidmelano-
cortin (POMC) sehingga produksi enkephalin oleh medulla adrenal
meningkat. Kelenjar pituitary juga menghasilkan endorphin sebagai
neurotransmitter yang mempengaruhi suasana hati menjadi rileks
(Guyton and Hall, 2007 : 677).

Imajinasi terbimbing (Guided Imagery) merupakan suatu teknik


yang menuntut seseorang untuk membentuk sebuah
bayangan/imajinasi tentang hal-hal yang disukai. Imajinasi yang
terbentuk tersebut akan diterima sebagai rangsang oleh berbagai
indra, kemudian rangsangan tersebut akan dijalankan ke batang otak
menuju sensor thalamus. Ditalamus rangsang diformat sesuai dengan
bahasa otak, sebagian kecil rangsangan itu ditransmisikan ke
amigdala dan hipokampus sekitarnya dan sebagian besar lagi dikirim
ke korteks serebri, dikorteks serebri terjadi proses asosiasi
pengindraan dimana rangsangan dianalisis, dipahami dan disusun
menjadi sesuatu yang nyata sehingga otak mengenali objek dan arti
kehadiran tersebut. Hipokampus berperan sebagai penentu sinyal
sensorik dianggap penting atau tidak sehingga jika hipokampus
memutuskan sinyal yang masuk adalah penting maka sinyal tersebut
akan disimpan sebagai ingatan. Hal-hal yang disukai dianggap
sebagai sinyal penting oleh hipokampus sehingga diproses menjadi
memori. Ketika terdapat rangsangan berupa bayangan tentang hal-hal
yang disukai tersebut, memori yang telah tersimpan akan muncul
kembali dan menimbulkan suatu persepsi dari pengalaman sensasi
yang sebenarnya, walaupun pengaruh / akibat yang timbul hanyalah
suatu memori dari suatu sensasi (Guyton and Hall, 2007 : 678).

Amigdala merupakan area perilaku kesadaran yang bekerja pada


tingkat bawah sadar. Amigdala berproyeksi pada jalur system limbik
seseorang dalam hubungan dengan alam sekitar dan pikiran.
Berlandaskan pada informasi ini, amigdala dianggap membantu
menentukan pola respon perilaku seseorang sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan setiap keadaan. Dari hipokampus
rangsangan yang telah mempunyai makna dikirim ke amigdala.
Amigdala mempunyai serangkaian tonjolan dengan reseptor yang
disiagakan untuk berbagai macam neurotransmitter yang mengirim
rangsangan kewilayah sentralnya sehingga terbentuk pola respons
perilaku yang sesuai dengan makna rangsangan yang diterima
(Guyton & Hall, 2007: 678).

Dengan relaksasi nafas dalam secara perlahan sehingga


meningkatnya enkephalin dan endorphin dan dengan adanya suatu
rangsangan berupa bayangan tentang hal-hal yang disukai, lansia akan
merasa lebih rileks dan nyaman dalam tidurnya.

E. Prosedur Teknik Relaksasi Guided Imagery

1. Anjurkan klien mengenakan pakaian yang longgar.


2. Tidur dengan posisi yang nyaman.

3. Anjurkan klien untuk menutup mata dengan lembut.

4. Minta klien menarik napas dalam dan perlahan untuk


menimbulkan relaksasi.

5. Minta klien untuk menggunakan seluruh pancaindranya


dalam menjelaskan bayangan dan lingkungan bayangan tersebut.

6. Mulailah membayangkan tempat yang menyenangkan dan


dapat dinikmati.

7. Minta klien untuk menjelaskan perasaan fisik dan


emosional yang ditimbulkan oleh bayangannya, dan bantu klien untuk
mengekplorasi respons terhadap bayangannya.

8. Ulangi 10 sampai 15 menit sampai Anda tertidur.

9. Ciptakan lingkungan yang sunyi dan bebas dari gangguan


(Berman, 2009).

Sebaiknya dilakukan pada waktu kita kesulitan untuk memulai tidur.


Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam relaksasi, ada 3 hal
yang harus diperhatikan, yaitu : posisi yang nyaman, pikiran yang
tenang dan lingkungan yang nyaman. Dengan melakukan latihan
selama tujuh hari, pemenuhan kebutuhan tidur dapat terpenuhi baik
kualitas maupun kuantitasnya.

Anda mungkin juga menyukai