Anda di halaman 1dari 4

Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam

kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi


suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang
E=h.v
didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya.
Peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut
E = h . c/ λ
spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa
cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat
berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah
elektron valensi. dimana
Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu
disebut juga sebagai radiasi elektromagnetik. Radiasi E = energi tiap foton
elektromagnetik yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
adalah cahaya matahari. h = tetapan Planck (6,626 x 10-34 J.s),
Dalam interaksi materi dengan cahaya atau radiasi
elektromagnetik, radiasi elektromagnetik kemungkinanan v = frekuensi sinar
dihamburkan, diabsorbsi atau dihamburkan sehingga dikenal
adanya spektroskopi hamburan, spektroskopi absorbsi c = kecepatan cahaya (3 x 108 m.s-1).
ataupun spektroskopi emisi.

Pengertian spektroskopi dan spektrofotometri pada Dari rumus di atas dapat diketahui bahwa energi dan
dasarnya sama yaitu di dasarkan pada interaksi antara materi frekuensi suatu foton akan berbanding terbalik dengan
dengan radiasi elektromagnetik. Namun pengertian panjang gelombang tetapi energi yang dimiliki suatu
spektrofotometri lebih spesifik atau pengertiannya lebih foton akan berbanding lurus dengan frekuensinya.
sempit karena ditunjukan pada interaksi antara materi
dengan cahaya (baik yang dilihat maupun tidak terlihat).
Sedangkan pengertian spektroskopi lebih luas misalnya
cahaya maupun medan magnet termasuk gelombang Misalnya: energi yang dihasilkan cahaya UV lebih
elektromagnetik. besar dari pada energi yang dihasilkan sinar tampak. Hal ini
Radiasi elektromagnetik memiliki sifat ganda yang disebabkan UV memiliki panjang gelombang (λ) yang lebih
disebut sebagai sifat dualistik cahaya yaitu: pendek (100–400 nm) dibanding panjang gelombang yang
dimiliki sinar tampak (400–800 nm).
1) Sebagai gelombang Berbagai satuan energi beserta faktor konversinya dapat
dilihat pada tabel:
2) Sebagai partikel-partikel energi yang disebut foton.

Karena sifat tersebut maka beberapa parameter perlu


diketahui misalnya panjang gelombang, frekuensi dan energi Erg Joule Kalori
tiap foton. Panjang gelombang (l) didefinisikan sebagai
jarak antara dua puncak.
1 erg = 1 10-7 2,3901×10-8

Hubungan dari ketiga parameter di atas dirumuskan J joule = 107 1 2,3901×10-1


oleh Planck yang dikenal dengan persamaan Planck.
Hubungan antara panjang gelombang frekuensi dirumuskan
1 kalori 4,1849×107 4,1840 1
sebagai

1 atm = 1,0133×109 1,0133×102 24,218

c = λ . v atau λ = c/v atau v = c/λ 1 E.volt = 1,6021×10-12 1,6021x-19 3,8291×10-20

Interaksi antara materi dengan cahaya disini adalah


terjadi penyerapan cahaya, baik cahaya Uv, Vis maupun Ir
Persamaan Planck: hubungan antara energi tiap foton oleh materi sehingga spektrofotometri disebut juga
dengan frekuensi sebagai spektroskopi absorbsi.
Dari 4 jenis spektrofotometri ini (UV, Vis, UV-Vis 3. Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan sampel
dan Ir) memiliki prinsip kerja yang sama yaitu “adanya
interaksi antara materi dengan cahaya yang memiliki – UV, VIS dan UV-VIS menggunakan kuvet sebagai tempat
panjang gelombang tertentu”. Perbedaannya terletak pada sampel. Kuvet biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas,
panjang gelombang yang digunakan. namun kuvet dari kuarsa yang terbuat dari silika memiliki
kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan yang terbuat
Secara sederhana Instrumen spektrofotometri yang disebut dari kaca dan plastik dapat menyerap UV sehingga
spektrofotometer terdiri dari : penggunaannya hanya pada spektrofotometer sinar tampak
(VIS). Cuvet biasanya berbentuk persegi panjang dengan
sumber cahaya – monokromator – sel sampel – detektor lebar 1 cm.
– read out (pembaca).
– IR, untuk sampel cair dan padat (dalam bentuk pasta)
biasanya dioleskan pada dua lempeng natrium klorida.
Untuk sampel dalam bentuk larutan dimasukan ke dalam sel
natrium klorida. Sel ini akan dipecahkan untuk mengambil
kembali larutan yang dianalisis, jika sampel yang dimiliki
sangat sedikit dan harganya mahal.

4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan


dari sampel dan mengubahnya menjadi arus listrik. Syarat-
Fungsi masing-masing bagian:
syarat sebuah detektor :

1. Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar


 Kepekaan yang tinggi
polikromatis dengan berbagai macam rentang panjang
gelombang. Untuk sepktrofotometer
 Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi
 UV menggunakan lampu deuterium atau disebut juga
heavi hidrogen  Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.

 Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.


 VIS menggunakan lampu tungsten yang sering
disebut lampu wolfram
 Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan
 UV-VIS menggunan photodiode yang telah dilengkapi tenaga radiasi.
monokromator.

 Infra merah, lampu pada panjang gelombang IR. Macam-macam detektor :

2. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang  Detektor foto (Photo detector)


gelombang yaitu mengubah cahaya yang berasal dari
sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monaokromatis.  Photocell, misalnya CdS.
Jenis monokromator yang saat ini banyak digunakan adalan
gratting atau lensa prisma dan filter optik.  Phototube

Jika digunakan grating maka cahaya akan dirubah menjadi  Hantaran foto
spektrum cahaya. Sedangkan filter optik berupa lensa
berwarna sehingga cahaya yang diteruskan sesuai dengan  Dioda foto
warnya lensa yang dikenai cahaya. Ada banyak lensa warna
dalam satu alat yang digunakan sesuai dengan jenis  Detektor panas
pemeriksaan.

Pada gambar di atas disebut sebagai pendispersi atau


penyebar cahaya. dengan adanya pendispersi hanya satu 5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap
jenis cahaya atau cahaya dengan panjang gelombang tunggal besarnya isyarat listrik yang berasal dari detektor.
yang mengenai sel sampel. Pada gambar di atas hanya
cahaya hijau yang melewati pintu keluar. Proses dispersi
atau penyebaran cahaya seperti yang tertera pada gambar.
Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang
digunakan untuk menghitung banyaknya cahaya yang
Ketika cahaya dengan panjang berbagai panjang hamburkan:
gelombang (cahaya polikromatis) mengenai suatu zat, maka
cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan
diserap. Di dalam suatu molekul yang memegang peranan
penting adalah elektron valensi dari setiap atom yang ada
hingga terbentuk suatu materi. Elektron-elektron yang
dimiliki oleh suatu molekul dapat berpindah (eksitasi), dan absorbansi dinyatakan dengan rumus:
berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika dikenai suatu
energi.

Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan


terjadi perpindahan elektron dari keadaan dasar menuju ke
keadaan tereksitasi. Perpindahan elektron ini
disebut transisi elektronik. Apabila cahaya yang diserap dimana I0 merupakan intensitas cahaya datang dan It atau
adalah cahaya inframerah maka elektron yang ada dalam I1 adalah intensitas cahaya setelah melewati sampel.
atom atau elektron ikatan pada suatu molekul dapat hanya
akan bergetar (vibrasi). Sedangkan gerakan berputar Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis
elektron terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya sebagai:
pada gelombang radio.

Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk


mengukur konsentrasi suatu suatu yang ada dalam suatu
A= a . b . c atau A = ε . b . c
sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel disinari
dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu.
Ketika cahaya mengenai sampel sebagian akan diserap,
sebagian akan dihamburkan dan sebagian lagi akan
diteruskan. dimana:

Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya A = absorbansi


masuk atau cahaya yang mengenai permukaan zat dan
cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang dapat b atau terkadang digunakan l = tebal larutan (tebal kuvet
diukur adalah It/I0 atau I0/It (perbandingan cahaya datang diperhitungkan juga umumnya 1 cm)
dengan cahaya setelah melewati materi (sampel)). Proses
penyerapan cahaya oleh suatu zat dapat digambarkan c = konsentrasi larutan yang diukur
sebagai berikut:
ε = tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan
yang diukur dalam molar)
Gambar Proses penyerapan cahaya oleh zat dalam sel
sampel. dari gambar terlihat bahwa zat sebelum melewati sel a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang
sampel lebih terang atau lebih banyak di banding cahaya diukur dalam ppm).
setelah melewati sel sampel

Secara eksperimen hukum Lambert-beer akan


Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) terpenuhi apabila peralatan yang digunakan memenuhi
sedangkan cahaya yang hamburkan diukur sebagai kriteria-kriteria berikut:
transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer
atau Hukum Beer, berbunyi: 1. Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel
berupa sinar dengan dengan panjang gelombang
tunggal (monokromatis).
2. Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam
“jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah larutan tidak dipengaruhi oleh molekul yang lain yang
dan sebagainya) yang diserap atau ditransmisikan oleh ada bersama dalam satu larutan.
suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari 3. Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas
konsentrasi zat dan tebal larutan”. penampang (tebal kuvet) yang sama.
4. Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar
pendafluor. Artinya larutan yang diukur harus benar-
benar jernih agar tidak terjadi hamburan cahaya oleh
partikel-partikel koloid atau suspensi yang ada di
dalam larutan.
5. Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi
tinggi akan menggangu kelinearan grafik absorbansi
versus konsntrasi.

Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan


dalam menggunakan spektrofotometer dalam mengukur
konsentrasi suatu analit:

1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi


dengan penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi
selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat
pembentuk warna.
2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari
bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa
memiliki kualitas yang lebih baik.
3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan
absorbansi sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini
dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai
dengan kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan Gambar spektrum UV. Namun spektrum dari
(melalui pengenceran atau pemekatan). spektrofotometer VIS dan UV-VIS menyerupai spektrum
UV

Spektrum UV, VIS, UV-VIS dan IR

Data-data yang dikeluarkan oleh UV atau VIS dapat


berupa absorbansi atau transmitansi yang langsung dibaca
pada spektrofotometer. Namun untuk UV, VIS, UV-VIS dan
IR data yang dikeluarkan dapat berupa spektrum jika telah
dihubungkan dengan komputer.

Spektrum yang dikeluarkan oleh UV, VIS dan UV-


VIS berupa pita yang lebar sedangkan pada pita yang
dikeluarkan oleh IR berupa garis atau puncak tajam.

Pita melebar dari UV-VIS disebabkan karena energi


yang dimiliki selain menyebabkan transisi elektronik terjadi
pula rotasi dan vibrasi elektron dalam molekul. Sedangkan
pada IR hanya terjadi vibrasi elektron maka spektrum yang
dihasilkan berupa garis atau puncak tajam. Selain pada IR,
spektrum berupa garis dapat terjadi pula pada spektroskopi Gambar spektrum IR. Pita tertinggi mengarah ke bawah
NMR karena hanya terjadi rotasi elektron. sedangkan pada UV pita yang paling tinggi mengarah ke
Spektrum yang dihasilkan dari setiap spektroskopi atas hal ini disebabkan spektrofotometer IR ditulis dalam
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Para kimiawan bentung bilangan gelombang
spektrum UV, VIS maupun IR dapat dibedakan dengan
mudah. Spektrum yang dihasilkan oleh UV, VIS dan UV-
VIS tidak berbeda jauh namun sangat sangat berbeda bila
dibanding spektrum IR. Untuk membedakannya dapat
dilihat pada gambar:

Anda mungkin juga menyukai