Imunisasi
Imunisasi
Disusun oleh :
Jakarta
2018
KATA PENGANTAR
Pada kesempatan yang baik ini, kami menyampaikan rasa hormat dan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah
memberikan bantuan dan dorongan kepada kami dalam pembuatan makalah ini
terutama kepada :
1. Ibu Ns. Rokhaida, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.An selaku dosen tutor “Kelas B” pada
blok Keperawatan Anak I.
2. Orang tua kami yang telah memberikan semangat, dukungan serta doa untuk
menyelesaikan makalah ini
3. Semua aspek yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................... i
A. Kesimpulan ................................................................................. 25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan yang hendak dicapai oleh World Health Organization
(WHO) yang telah dirumuskan dalam pertemuan Atlanta tahun 1978 adalah
mencapai sehat semua di tahun 2000, yang lebih dikenal dengan Health for all
by year 2000. Upaya untuk mencapai tujuan ini berbagai program dengan
berbasis Primary Health Care telah dilaksanakan untuk meningkatkan derajat
kesehatan. Beberapa indicator yang digunakan WHO untuk mengukur tingkat
keberhasilan program-program tersebut, antara lain angka kematian bayi
(AKB), angka kematian balita (AKABA), angka kematian ibu (AKI) dan angka
harapan hidup (life expectancy). Salah satu indikator Mellenium Develompent
Goals (MDGs) adalah mengurangi kematian anak dengan target menurunkan
angka kematian anak di bawah lima tahun (balita) sebesar dua per tiga
jumlahnya selama periode tahun 1990 sampai dengan tahun 2015 artinya
menurunkan dari 97 per 1000 kelahiran hidup menjadi 32 per 1000 kelahiran
hidup. Diikuti dengan indikator kesehatan dalam SDGs 2015 yang merupakan
goals ketiga yaitu jaminan kesehatan dan promosi kesehatan bagi semua umur.
1
Setiap tahun lebih 1,4 juta anak di dunia meninggal karena berbagai
penyakit yang sesungguhnya dapat dicegah dengan imunisasi. Beberapa
penyakit menular yang termasuk ke dalam Penyakit yang Dapat Dicegah
dengan Imunisasi (PD3I) antara lain: Difteri, Tetanus, Hepatitis B, radang
selaput otak, radang paru- paru, pertusis, dan polio. Anak yang telah diberi
imunisasi akan terlindungi dan terhindar dari kesakitan, kecacatan atau
kematian.
2
imunisasi rutin tersebar di Kongo, India, Nigeria, Ethiopia, Indonesia dan
Pakistan. Oleh karena itu, semua proses tumbuh kembang harus mendapatkan
perhatian dan penanganan yang lebih serius (Fida & Maya, 2012).
3
bayi berumur 11 bulan dengan berat badan 5 kg dan hasilnya bayi tersebut
tergolong gizi kurang (-3 SD s/d <-2 SD) dan perkembangannya meragukan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami
konsep dasar imunisasi agar mampu berkembang dalam penyuluhan
maupun praktisial.
2. Tujuan Khusus
Setelah memahami materi, Diharapkan mahasiswa dapat:
1) Menjelaskan pengertian imunisasi pada anak, dimulai bayi, batita,
balita, anak sekolah, maupun WUS (wanita usia subur)
2) Menjelaskan macam-macam imunisasi sesuai dengan tahapan usia
tumbuh kembang anak
4
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Manusia (Anak)
Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah anak yang
diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari 18 (delapan belas) tahun
dalam masa tumbuh kembang, dengan kebutuhan khusus yaitu kebutuhan fisik,
psikologis, sosial dan spiritual. Anak merupakan individu yang berada dalam
satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja.
Dalam proses berkembang anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola
koping dan perilaku sosial. Ciri fisik pada semua anak tidak mungkin
pertumbuhan fisiknya sama, demikian pula pada perkembangan kognitif
adakalanya cepat atau lambat. Perkembangan konsep diri sudah ada sejak bayi
5
akan tetapi belum terbentuk sempurna dan akan mengalami perkembangan
seiring bertambahnya usia anak. Pola koping juga sudah terbentuk sejak bayi di
mana bayi akan menangis saat lapar.
2. Sehat-Sakit
Rentang sehat-sakit merupakan batasan yang dapat diberikan bantuan
pelayanan keperawatan pada anak adalah suatu kondisi anak berada dalam
status kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit kronis
dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang
bersifat dinamis dalam setiap waktu. Selama dalam batas rentang tersebut anak
membutuhkan bantuan perawat baik secara langsung maupun tidak langsung,
seperti apabila anak dalam rentang sehat maka upaya perawat untuk
meningkatkan derajat kesehatan sampai mencapai taraf kesejahteraan baik fisik,
6
sosial maupun spiritual. Demikian sebaliknya apabila anak dalam kondisi kritis
atau meninggal maka perawat selalu memberikan bantuan dan dukungan pada
keluarga.
Jadi batasan sehat secara umum dapat diartikan suatu keadaan yang
sempurna baik fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit dan
kelemahan.
3. Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adalah
lingkungan eksternal maupun internal yang berperan dalam perubahan status
kesehatan anak. Lingkungan internal seperti anak lahir dengan kelainan bawaan
maka di kemudian hari akan terjadi perubahan status kesehatan yang cenderung
sakit, sedang lingkungan eksternal seperti gizi buruk, peran orang tua, saudara,
teman sebaya dan masyarakat akan mempengaruhi status kesehatan anak.
4. Keperawatan
Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan
kepada anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal
dengan melibatkan keluarga. Upaya tersebut dapat tercapai dengan keterlibatan
langsung pada keluarga mengingat keluarga merupakan sistem terbuka yang
anggotanya dapat dirawat secara efektif dan keluarga sangat berperan dalam
menentukan keberhasilan asuhan keperawatan, di samping keluarga
mempunyai peran sangat penting dalam perlindungan anak dan mempunyai
peran memenuhi kebutuhan anak. Peran lainnya adalah mempertahankan
kelangsungan hidup bagi anak dan keluarga, menjaga keselamatan anak dan
mensejahterakan anak untuk mencapai masa depan anak yang lebih baik,
melalui interaksi tersebut dalam terwujud kesejahteraan anak (Wong, 2009).
7
B. Prinsip Keperawatan Anak
1. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik,
artinya bahwa tidak boleh memandang anak dari segi fisiknya saja
melainkan sebagai individu yang unik yang mempunyai pola pertumbuhan
dan perkembangan menuju proses kematangan.
2. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai
tahap perkembangannya. Sebagai individu yang unik, anak memiliki
berbagai kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai tumbuh
kembang. Kebutuhan fisiologis seperti nutrisi dan cairan, aktivitas,
eliminasi, tidur dan lain-lain, sedangkan kebutuhan psikologis, sosial dan
spiritual yang akan terlihat sesuai tumbuh kembangnya.
3. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit
dan peningkatan derajat kesehatan yang bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian pada anak mengingat anak adalah penerus generasi
bangsa.
4. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada
kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara
komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Dalam
mensejahterakan anak maka keperawatan selalu mengutamakan
kepentingan anak dan upayanya tidak terlepas dari peran keluarga sehingga
selalu melibatkan keluarga.
8
5. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga
untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi dan meningkatkan
kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai
dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum (legal).
6. Tujuan keperawatan anak dan keluarga adalah untuk meningkatkan
maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai
makhluk biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga dan
masyarakat. Upaya kematangan anak adalah dengan selalu memperhatikan
lingkungan yang baik secara internal maupun eksternal dimana kematangan
anak ditentukan oleh lingkungan yang baik.
7. Pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak berfokus
pada ilmu tumbuh kembang, sebab ini yang akan mempelajari aspek
kehidupan anak.
Perawat merupakan anggota dari tim pemberi asuhan keperawatan anak dan
orang tuanya. Perawat dapat berperan dalam berbagai aspek dalam memberikan
pelayanan kesehatan dan bekerjasama dengan anggota tim lain, dengan
keluarga terutama dalam membantu memecahkan masalah yang berkaitan
dengan perawatan anak. Mari kita bahas secara jelas tentang peran perawat
anak. Perawat merupakan salah satu anggota tim kesehatan yang bekerja dengan
anak dan orang tua. Beberapa peran penting seorang perawat, meliputi:
1. Sebagai pendidik.
Perawat berperan sebagai pendidik, baik secara langsung dengan memberi
penyuluhan/pendidikan kesehatan pada orang tua maupun secara tidak langsung
dengan menolong orang tua/anak memahami pengobatan dan perawatan
anaknya. Kebutuhan orang tua terhadap pendidikan kesehatan dapat mencakup
pengertian dasar penyakit anaknya, perawatan anak selama dirawat di rumah
9
sakit, serta perawatan lanjut untuk persiapan pulang ke rumah. Tiga domain
yang dapat dirubah oleh perawat melalui pendidikan kesehatan adalah
pengetahuan, keterampilan serta sikap keluarga dalam hal kesehatan khususnya
perawatan anak sakit.
2. Sebagai konselor
Suatu waktu anak dan keluarganya mempunyai kebutuhan psikologis
berupa dukungan/dorongan mental. Sebagai konselor, perawat dapat
memberikan konseling keperawatan ketika anak dan keluarganya
membutuhkan. Hal inilah yang membedakan layanan konseling dengan
pendidikan kesehatan. Dengan cara mendengarkan segala keluhan, melakukan
sentuhan dan hadir secara fisik maka perawat dapat saling bertukar pikiran dan
pendapat dengan orang tua tentang masalah anak dan keluarganya dan
membantu mencarikan alternatif pemecahannya.
10
pasien. Perawat juga harus terlibat dalam perumusan rencana pelayanan
kesehatan di tingkat kebijakan. Perawat harus mempunyai suara untuk didengar
oleh para pemegang kebijakan dan harus aktif dalam gerakan yang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan anak. Perawat yang paling mengerti tentang
pelayanan keperawatan anak. Oleh karena itu perawat harus dapat meyakinkan
pemegang kebijakan bahwa usulan tentang perencanaan pelayanan keperawatan
yang diajukan dapat memberi dampak terhadap peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan anak.
5. Sebagai peneliti.
Sebagai peneliti perawat anak membutuhkan keterlibatan penuh dalam
upaya menemukan masalah-masalah keperawatan anak yang harus diteliti,
melaksanakan penelitian langsung dan menggunakan hasil penelitian
kesehatan/keperawatan anak dengan tujuan meningkatkan kualitas
praktik/asuhan keperawatan pada anak. Pada peran ini diperlukan kemampuan
berpikir kritis dalam melihat fenomena yang ada dalam layanan asuhan
keperawatan anak sehari-hari dan menelusuri penelitian yang telah dilakukan
serta menggunakan literatur untuk memvalidasi masalah penelitian yang
ditemukan. Pada tingkat kualifikasi tertentu, perawat harus dapat melaksanakan
penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas praktik keperawatan
anak.
11
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pengertian Imunisasi
12
Menurut Rizema, P. (2012 ) ada 3 manfaat imunisasi bagi anak, keluarga
dan negara adalah sebagai berikut :
13
2. Tujuan Pemberian Imunisasi
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu
cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di
seluruh desa/ kelurahan pada tahun 2014.
b. Tervalidasinya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di
bawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun
2013.
c. Eradikasi polio pada tahun 2015.
d. Tercapainya eliminasi campak pada tahun 2015.
e. Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta
pengelolaan limbah medis (safety injection practise and waste
disposal management).
1. Bila ada antigen (kuman, bakteri, virus, parasite) memasuki tubuh maka
tubuh akan berusaha menolaknya tubuh membuat zat anti berupa antibody
atau anti toxin.
2. Reaksi tubuh pertama kali terhadap antigen berlangsung secara lambat dan
lemah, sehingga tak cukup banyak antibody yang terbentuk.
3. Pada reaksi atau respon yang kedua, ketiga, dan seterusnya tubuh sudah
mulai lebih mengenal jenis antigen tersebut.
14
4. Setelah beberapa waktu, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang. Untuk
mempertahankan agar tetap kebal, perlu diberikan
antigen/suntikan/imunisasi ulang.
5. Kadar antibody yang tinggi dalam tubuh menjamin anak akan sulit untuk
terserang penyakit.
D. Macam-macam Imunisasi
Imunisasi pasif, Disini tubuh tidak membuat sendiri zat anti akan tetapi
tubuh mendapatkannya dari luar dengan cara penyuntikan bahan atau serum
yang telah mengandung zat anti, atau anak tersebut mendapatkannya dari ibu
pada saat dalam kandungan.
1. Vaksin Polio
2. Vaksin campak
15
flakon adalah berbentuk gumpalan-gumpalan yang beku dan kering untuk
kemudian dilarutkan dalam 5 cc cairan, vaksin ini mudah rusak oleh panas.
Vaksin BCG melindungi anak terhadap tuberculosis (TBC), dibuat dari bibit
penyakit hidup yang telah dilemahkan. Vaksin ini berasal dari bakteri,
bentuknya beku kering seperti campak, kalau sudah dilarutkan harus segera
digunakan max 3 jam, mudah rusak jika terkena sinar matahari langsung,
sehingga kemasannya terbuat dari botol yang berwarna gelap.
Terdiri dari toxoid difteri, bakteri pertusis dan tetanus toxoid, dapat
disimpan dalam suhu 2-8 derajat celcius. Kemasan yang digunakan adalah 5 cc
untuk DPT 5 cc untuk TT dan 25 cc untuk DT.
Merupakan bagian dari vaksin DPT atau DT, vaksin ini dibuat dari toxoid
yang merupakan racun yang telah dilemahkan dan ini akan rusak jika
dibekukkan dan juga bisa rusak oleh panas.
16
E. Sasaran Imunisasi
17
4. Sasaran Imunisasi pada wanita usia subur/WUS
Pemberian imunisasi pada WUS disesuaikan dengan hasil skrining
terhadap status T.
Jenis Pemberian Usia Pemberian Masa
Perlindungan
TT1 - -
TT2 1 bulan setelah TT1 3 Tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 5 Tahun
TT4 12 bulan setelah TT3 10 Tahun
TT5 12 bulan setelah TT4 25 Tahun
18
F. Imunologi PD3i
1. Sistem kekebalan
Sistem kekebalan adalah suatu sistem yang rumit dari interaksi sel yang
tujuan utamanya adalah mengenali adanya antigen. Antigen dapat berupa virus
atau bakteri yang hidup atau yang sudah diinaktifkan. Jenis kekebalan terbagi
menjadi kekebalan aktif dan kekebalan pasif.
19
2. Klasifikasi Vaksin
3. Penggolongan Vaksin
20
G. Jenis Imunisasi
Pada bagian selanjutnya akan diuraikan satu persatu tentang jenis imunisasi.
1. Imunisasi Wajib
a. Imunisasi Rutin
21
b. Imunisasi Tambahan
c. Imunisasi khusus
22
H. Jadwal Imunisasi
Perlu Anda ketahui bahwa saat ini imunisasi yang diberikan kepada bayi
dan anak cukup banyak jumlahnya. Untuk itu, perlu diatur urutan pemberian
vaksin dalam jadwal imunisasi. Berikut ini jadwal pemberian imunisasi pada
bayi di bawah 1 tahun, usia Batita, anak usia SD, dan WUS.
23
3. Jadwal imunisasi lanjutan pada usia Sekolah
24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Imunisasi merupakan reaksi antara antigen dan antibody, yang dalam
bidang ilmu imunologi merupakan kuman atau racun (toxin disebut
sebagai antigen). Secara khusus, antigen merupakan bagian dari protein
kuman atau protein racunnya. Bila antigen pertama kalinya masuk ke
dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk
zat anti terhadap racun kuman yang disebut antibody.
Imunisasi berarti mengebalkan, memberi kekebalan pasif (diberi
antibodi) yang sudah jadi seperti Hepatitis B imunoglobin pada bayi
yang lahir dari ibu dengan Hepatitis B. Sedangkan vaksinasi berasal dari
kata “ vaccine ” yaitu zat yang dapat merangsang timbulnya kekebalan
aktif seperti BCG, Polio, DPT, Hepatitis B dan lain-lain (Sunarti.2012).
Imunologi adalah ilmu yang sangat kompleks mempelajari tentang
sistem kekebalan tubuh. Perlindungan terhadap penyakit infeksi
dihubungkan dengan suatu kekebalan, yaitu kekebalan aktif dan
kekebalan pasif.
Pada bagian selanjutnya akan diuraikan satu persatu tentang jenis
imunisasi.
1. Imunisasi Wajib
a. Imunisasi Rutin
b. Imunisasi Tambahan
c. Imunisasi Khusus
25
DAFTAR PUSTAKA
Setiadi. 2013. Konsep Dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Edisi 2. Graha
Ilmu : Yogyakarta. // diakses via website pada 04/02/2018.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |April 2016 - September 2016 | Vol. 10, No.
2, Hal. 123-135. Faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi
dasar lengkap pada bayi tahun 2015. // diakses via website pada 04/02/2018.
Jurnal Ilmiah Bidan, Volume 2 Nomor 2. Juli – Desember 2014. ISSN : 2339-1731.
Gambaran Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan. //
diakses via website pada 04/02/2018.
Buku Ajar Imunisasi, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Cetakan
II, September 2015 . ISBN 978-602-235-809-1. // diakses via website pada
04/02/2018.
26