Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN

KEPERAWATAN
KOMUNITAS
POPULASI RENTAN
PENYAKIT MENTAL
TUTOR E
GROUPS
• MAYA SURYAWANTI 1610711112
• DEWI ASTRI YULIANTI 1610711118
• SANTI SH 1610711120
• NAZIAH PRIHANDINI 1610711122
• RIZKY ARJUNA I.M 1617111124
ON SLIDE CONTENT
1. LATAR BELAKANG PREVALENSI
2. TEORI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA POPULASI
RENTAN : PENYAKIT MENTAL
3. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA PADA POPULASI
RENTAN : PENYAKIT MENTAL BERDASARKAN KASUS
4. PROGRAM KOMUNITAS
5. PEMBAHASAN
POPULASI RENTAN
Populasi rentan adalah populasi yang lebih besar kemungkinannya
untuk mengalami masalah kesehatanakibat paparan berbagai risiko
daripada populasi yang lainnya (Stanhope&Lancaster, 2010).
Vulnerable population ialah suatu kelompok yang
mempunyaikarakteristik lebih memungkinkan berkembangnya
masalah kesehatan dan lebihmengalami kesulitan dalam mengakses
pelayanan kesehatan serta kemungkinanbesar penghasilannya
kurang atau masa hidup lebih singkat akibat kondisikesehatan
(Maurer&Smith, 2005).
LATAR BELAKANG PREVALENSI
DATA PREVALENSI
World Health Organization (2017) menyatakan bahwa sebanyak 15% dari orang
dewasa yang berusia lebih dari sama dengan 60 tahun mengalami gangguan
mental dan 6.6% dari ganguan ini dapat menyebabkan disabilitas.

Menurut Wardhani, F. Paramitha A dalam Jurnal Pelayanan Kesehatan Mental


Dalam Hubungannya Dengan Disabilitas Dan Gaya Hidup Masyarakat Indonesia
(Analisis Lanjut Riskesdas 2007 Dan 2013) thn 2016, Gangguan mental
emosional, tinggi pada kelompok umur 20–24 tahun, 35–39 tahun dan 40–44
tahun. ART dengan gangguan 2 atau lebih cenderung meningkat dengan
bertambahnya umur. Persentase tinggi ditemukan pada kelompok lansia (> 60
tahun) (SKRT, 2004). Jenis gangguan mental emosional tidak berbeda menurut
jenis kelamin, hanya pada 2 gangguan atau lebih, persentasenya sedikit lebih
tinggi pada perempuan dibanding laki-laki.
PENYAKIT MENTAL

Penyakit mental, juga dikenal sebagai gangguan mental, merupakan


penyakit yang mempengaruhi otak Anda dengan menggangu
keseimbangan kimiawi. Penyakit mental dapat menyebabkan
gangguan ringan sampai gangguan berat terhadap cara Anda berpikir,
merasa, bertindak dan bagaimana Anda memandang orang-orang dan
peristiwa dalam hidup. Gangguan mental bisa menjadi kondisi kronis,
namun dapat ditangani. (WHO, 2010)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KERENTANAN

Faktor Faktor Faktor


Keterbatasan Perubahan Risiko Faktor
Sumber Status Kesehata Marjinalisasi
Daya Kesehatan
n
TINJAUAN KASUS
Hasil pengkajian yang dilakukan oleh perawat puskesmas didapatkan data 52% lansia
mengidap depresi, diantaranya 47% mengatakan kesepian, takut jatuh dan hanya
memikirkan kematian karena penyakit yang dideritanya, 32% karena diabaikan oleh
keluarga, 20% lainnya mengatakan karena lingkungan yang bising dekat dengan pabrik.
Sebagian besar lansia di Desa Sukamaju sudah lama tinggal di daerah ini karena orang
tua dan keluarga besarnya bertempat di wilayah Desa Sukamaju. Kelompok etnis yang
ada di wilayah ini diantaranya :adat sunda, jawa, betawi, padang dll dan mayoritas agama
islam. Lokasi tempat tinggal termasuk lokasi padat penduduk, kondisi rumah padat, status
kepemilikan tempat tinggal ada yang sendiri ada juga yang mengontrak, banyak polusi
udara karena tidak adanya flora hijau di sekitar lingkungan rumah, ada juga pabrik yang
kebisingan nya terdengar di sekitar lingkungan rumah. Fasilitas kesehatan yang ada
adalah puskesmas, klinik dengan jarak tempuh 3-5 KM, menurut masyarakat posbindu
ada tetapi kurang efektif. Rata -rata lansia di wilayah ini sudah tidak bekerja dan
mengandalkan pendapatan dari anak anaknya.
Transportasi yang biasa digunakan adalah angkutan umum dan motor
juga mobil. Biasanya lansia menggunakan angkot dan ojek untuk
berpergian. Menurut warga, sudah ada program posbindu tetapi tidak
berjalan dengan baik. Media komunikasi yang digunakan jika ada
informasi mengenai lansia hanya dari mulut ke mulut, tetapi sebagian
tidak tersampaikan karena hanya menyampaikan lewat keluarga yang
mempunyai kesibukan. Tingkat pendidikan rata rata lansia di wilayah ini
adalah tidak sekolah, paling tinggi tamatan SD ada juga yang SMP.
Kegiatan yang dilakukan oleh rata rata kelompok lansia adalah hanya
berdiam diri dirumah. Jika ada posbindu hanya beberapa saja yang pergi,
sebagian berhalangan karena kondisi kesehatan nya. Persepsi dari
tenaga kesehatan, masyarakat, keluarga maupun lansia tentang masalah
depresi pada lansia. Persepsi bisa berbeda-beda karena bersifat subjektif
tergantung dari individu masing-masing.
Pengkajian Community As Patner CAP
Variabel Sub Variabel Hasil Pengkajian

Core Sejarah Sebagian besar lansia di Desa Sukamaju sudah


lama tinggal di daerah ini karena orang tua dan
keluarga besarnya bertempat di wilayah Desa
Sukamaju.

Demografi RW 01 Desa Sukamaju

Etnis adat sunda, jawa, betawi, padang dll

Nilai dan Keyankinan Agama Mayoritas Islam

Subsystem Lingkungan Fisik Lokasi tempat tinggal termasuk lokasi padat


penduduk, kondisi rumah padat, status
kepemilikan tempat tinggal ada yang sendiri ada
juga yang mengontrak, banyak polusi udara
karena tidak adanya flora hijau di sekitar
lingkungan rumah, ada juga pabrik yang
kebisingan nya terdengar di sekitar lingkungan
rumah.
Layanan Fasilitas kesehatan yang ada adalah puskesmas, klinik dengan jarak
Kesehatan dan tempuh 3-5 KM, menurut masyarakat posbindu ada tetapi kurang
Sosial efektif.
Ekonomi Rata -rata lansia di wilayah ini sudah tidak bekerja dan mengandalkan
pendapatan dari anak anaknya.

Transportasi dan Transportasi yang biasa digunakan adalah angkutan umum dan motor
Keamanan juga mobil. Biasanya lansia menggunakan angkot dan ojek untuk
berpergian.
Politik dan Menurut warga, sudah ada program posbindu tetapi tidak berjalan
Pemerintahan dengan baik.

Komunikasi Media komunikasi yang digunakan jika ada informasi mengenai lansia
hanya dari mulut ke mulut, tetapi sebagian tidak tersampaikan karena
hanya menyampaikan lewat keluarga yang mempunyai kesibukan.
Pendidikan Tingkat pendidikan rata rata lansia di wilayah
ini adalah tidak sekolah, paling tinggi tamatan
SD ada juga yang SMP

Rekreasi Kegiatan yang dilakukan oleh rata rata


kelompok lansia adalah hanya berdiam diri
dirumah. Jika ada posbindu hanya beberapa
saja yang pergi, sebagian berhalangan
karena kondisi kesehatan nya.

Persepsi Persepsi dari tenaga kesehatan, masyarakat,


keluarga maupun lansia tentang masalah
depresi pada lansia. Persepsi bisa berbeda-
beda karena bersifat subjektif tergantung dari
individu masing-masing.
ANALISA DATA
NO Analisa Data Masalah Etiologi
1. DS: Sindrom lansia lemah Faktor resiko :
- 52% lansia mengidap depresi, (00231) kesepian, tinggal
diantaranya sendirian, penyakit
kronis, takut jatuh.
47% mengatakan kesepian, takut
jatuh dan hanya memikirkan
kematian karena penyakit yang
dideritanya, 32% karena diabaikan
oleh keluarga, 20% lainnya
mengatakan karena lingkungan yang
bising dekat dengan pabrik.
DO:
- cenderung sendiri dirumah
2. DS: Defisiensi kesehatan Tidak adanya program
- Masyarakat mengaku belum komunitas (00215) untuk menghilangkan
efektifnya program kesehatan satu atau lebih
(posbindu) yang ada dilingkungan masalah kesehatan
desa. bagi suatu populasi dd
kurang efektifnya
DO: program kesehatan di
- Rata-rata pendidikan lansia warga lingkungan.
desa tergolong rendah yaitu tidak Dan dekat dengan
sekolah, tamatan SD, dan pabrik
sedikitnya tamat SMP
Sumber daya kurang
memadai.
3. DS: Ketidakefektifan Tidak efektifnya
- Masyarakat sekitar menyatakan pemeliharaan program posbindu di
tidak efektifnya program kesehatann (00099) wilayah desa.
posbindu di wilayah desa Penyampaian informasi
hanya melalui mulut
DO: kemulut dengan
- Tidak ada nya penyampaian keluarga yang sibuk.
informasi untuk lansia
Diagnosa Keperawatan (NANDA, 2018, NIC, NOC)

NO Diagnosa Keperawatan

1. Sindrom Lansia lemah(00231)

2. Defisiensi Kesehatan Komunitas (00215)

3. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatann (00099)


PENAPISAN MASALAH
Dari hasil analisis data, didapatkan data yang kemudian dilakukan penapisan masalah
untuk menentukan prioritas masalah, adapun penapisan tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
Kriteria
No Diagnosa Keperawatan Jumlah Keterangan
A B C D E F G H I J K L
1 Sindrom lansia lemah 5 5 5 5 4 3 3 2 3 3 2 3 44 Keterangan kriteria :
(00231) 52% lansia A. Sesuai dengan peran perawat komunitas
mengidap depresi,
B. Resiko terjadi
diantaranya 47%
mengatakan kesepian, C. Resiko parah
takut jatuh dan hanya D. Potensi untuk pendidikan kesehatan
memikirkan kematian
E. Interest untuk komunitas
karena penyakit yang
dideritanya, 32% karena F. Kemungkinan diatasi
diabaikan oleh keluarga,
20% lainnya mengatakan
karena lingkungan yang
bising dekat dengan
pabrik.Faktor resiko :
kesepian, tinggal
sendirian, penyakit
kronis, takut jatuh.
2 Defisiensi Kesehatan 5 5 5 5 4 2 3 2 3 3 2 3 42
Komunitas (00215) G. Relevan dengan program
Tidak adanya
H. Tersedianya tempat
program untuk
menghilangkan satu I. Tersedianya waktu
atau lebih masalah J. Tersedianya dana
kesehatan bagi suatu K. Tersedianya fasilitas
populasi dd kurang
L. Tersedianya sumberdaya
efektifnya program
kesehatan di
lingkungan.Dan dekat
dengan pabrik

Sumber daya kurang


memadai.
3 Ketidakefektifan 4 4 4 4 3 2 2 2 3 3 2 3 36 Keterangan pembobotan :
pemeliharaan 1. sangat rendah
kesehatann
2. rendah
(00099) akibat
Tidak efektifnya 3. Cukup
program posbindu 4. Tinggi
di wilayah desa. 5. Sangat tinggi
Penyampaian
informasi hanya
melalui mulut
kemulut dengan
keluarga yang
sibuk. sehingga
tidak ada
keinginan untuk
perbaikan perilaku
sehat.
Diagnosa Keperawatan Pentingnya Perubahan Positif Untuk Penyelesaian Total Score
Penyelesaian Penyelesaian Di Untuk Peningkatan
Masalah Komunitas Kualitas Hidup
0 : tidak ada
1: rendah 0 : tidak ada 1 : rendah
2: sedang 1 : rendah 2 : sedang
3: tinggi 2 : sedang 3 : tinggi
3 : tinggi
Sindrom lansia lemah (00231) 3 3 3 9
52% lansia mengidap depresi,
diantaranya 47% mengatakan
kesepian, takut jatuh dan hanya
memikirkan kematian karena
penyakit yang dideritanya, 32%
karena diabaikan oleh keluarga,
20% lainnya mengatakan
karena lingkungan yang bising
dekat dengan pabrik.Faktor
resiko : kesepian, tinggal
sendirian, penyakit kronis,
takut jatuh.
Defisiensi Kesehatan 3 3 2 8
Komunitas (00215) Tidak
adanya program untuk
menghilangkan satu atau
lebih masalah kesehatan
bagi suatu populasi dd
kurang efektifnya program
kesehatan di lingkungan.Dan
dekat dengan pabrik.Sumber
daya kurang memadai.
Ketidakefektifan 2 2 3 7
pemeliharaan kesehatann
(00099) akibat Tidak
efektifnya program posbindu
di wilayah desa.
Penyampaian informasi
hanya melalui mulut kemulut
dengan keluarga yang sibuk.
sehingga tidak ada keinginan
untuk perbaikan perilaku
sehat.
Intervensi Keperawatan Komunitas (NANDA 2018,NIC,NOC)
Data Diagnosis Keperawatan NOC NIC

Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Hasil

Data pendukung masalah kesehatan komunitas : Sindrom Lansia lemah; Depresi; Penyakit Mental
Sindrom lansia lemah 00231 Sindrom Prevensi Primer Prevensi primer
(00231) 52% lansia lansia lemah
1805 Pengetahuan; perilaku sehat . 6610 Identifikasi risiko Pendidikan
mengidap depresi, (00231) 1832 5510 kesehatan Perlindungan
Pengetahuan; promosi
diantaranya 47% 1855 8880 lindungan
kesehatan.
mengatakan kesepian, 1600 berisiko Pengembangan
takut jatuh dan hanya 1602 Pengetahuan; gaya hidup sehat 8700 program Pendidikan
1603 . 5510 kesehatan Fasilitasi belajar
memikirkan kematian
1606 1704 5520 Mendengarkan secara aktif
karena penyakit yang Kepatuhan perilaku
4920 Peningkatan/penambahan
dideritanya, 32% 5370 peran
Perilaku promosi kesehatan .
karena diabaikan oleh
Pencarian perilaku sehat .
keluarga, 20% lainnya
mengatakan karena Partisipasi dalam pengambilan
lingkungan yang keputusan

bising dekat dengan perawatan kesehatan. Health


pabrik.Faktor resiko : beliefs; perceived threat
kesepian, tinggal
sendirian, penyakit
kronis, takut jatuh.
Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder

3011 Kontrol resiko (6490) Fall prevention


Symptom Control - Identifikasi penurunan
- (301015) Mengatur strategi kemampuan kognitif dan
untuk mencegah jatuh dengan kemampuan fisik
dapat mengenali factor perilaku - Identifikasi perilaku dan
dan lingkungan yang bisa factor yang dapat
meningkatkan resiko jatuh mengakibatkan jatuh
dengan indikator dari tidak puas
- Kaji ulang riwayat jatuh
(1st) ke puas sedang (3rd)
- Identifikasi lingkungan yang
dapat meningkatkan resiko
jatuh
- Lakukan pengawasan
terhadap klien
Prevensi Tersier Prevensi tertier
2012 Status kenyamanan; sosialkultur (5330) Mood Management :
2000
Kualitas hidup - Evaluasi alam perasaan
- Tentuksn terhadap resiko keamanan pada diri sendiri atau orang lain
(301113) Monitored for comfort from somewhat (2nd) to moderately satisfied (3rd) - Lakukan tindakan untuk pencegahan dari resiko membahayakan fisik
seperti kekerasan
- (301113) Merasa nyaman dengan system pendukung yang ada, seperti anak-
- Monitor status fisik klien
anak dan teman-teman dengan indikator dari agak puas (2nd) ke puas sedang
- Monitor dan atur tingkat aktivitas sesuai kemampuan
(3rd)
- Gunakan bahasa yang sederhana saat berkomunikasi dengan kalien
Kesehatan spiritual - Gunakan alat bantu mengingat dan tanda-tanda visual untuk klien
dengan kognitif bermasalah
- Bantu klien untuk mengidentifikasi pemicu disfungsi alam perasaan
seperti berduka/kehilangan dan masalah fisik
- Dukung klien untuk terlibat dalam interaksi social dan aktivitas dengan
orang lain
- Berikan umpan balik dan apresiasi terhadap kemajuan dalm
interaksi/perilaku social
- Monitor dan tangani terkait ada tidaknya efek samping pengobatan dan
dampak terhadap alam perasaan
- Monitor dan dukung kepatuhan klien dalam berobat
- Berikan pendidikan terkait penyakit dan pengobatan (pendidikan
kesehatan penyakit degeneratif)
- Sediakan petunjuk dalam hal dukungan system seperti keluarga,
teman, sumber spiritual, dukungan kelompok dan konseling
- Dorong dan bantu kenangan positif klien
- Dukung interaksi social klien seperti terapi aktivitas kelompok dan/atau
terapi modalitas
- Kaji system pendukung klien, ingatkan klien bila keluarga sangat
membutuhkan klien begitu juga sebaliknya
PROGRAM
HARI JIWA BLM DITAMBAHIN
POSBINDU
PEMBAHASAN BAB IV
Thank You

Anda mungkin juga menyukai