Anda di halaman 1dari 14

1

TUGAS EVALUASI
OLEH :
EKNESYA
NIM 1610204009

A. Pengertian Evaluasi
Ada beberapa pengertian evaluasi. Wand dan Brown (1957)
mendevenisikan evaluasi sebagai ”... refer to act or process to determining the
value of something” evaluasi mengacu kepada suatu proses untuk menentukan
nilai sesuatu yang dievaluasi. (Sanjaya, Wina: 2008: 335)
Sejalan dengan pendapat tersebut Guba dan Lincoln mendevenisikan
evaluasi itu merupakan suatu proses memberikan pertimbangan (evaluand).
Pendapat Hamih Hasan (dalam Sanjaya, Wina: 2008: 335) Sesuatu yang
dipertimbangkan itu bisa orang, benda, kegiatan, keadaan atau sesuatu kesatuan
tertentu.1
Dari konsep tersebut di atas, ada dua hal yang menjadi karakteristik
evaluasi. Pertama, evaluasi merupakan suatu proses. Artinya daam suatu
pelaksanaan evaluasi mestinya terdiri dari macam tindakan yang harus dilakukan.
Dengan demiakian evaluasi bukanlah hasil atau produk, akan tetapi rangkaian
kegiatan. Kegiatan dilakukan untuk memberikan makna atau nilai sesuatu yang di
evaluasi.
Kedua, evaluasi berhubungan dengan pemberian nilai atau arti. Artinya,
berdasarkan hasil pertimbangan evaluasi apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau
tidak. Dengan kata lain evaluasi adapat menunjukkan kualitas yang dinilai.

1
Purwanto, Ngalim. 1984. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.h. 8

2
2

B. Jenis-Jenis Evaluasi
1. Tes
Tes merupakan alat untuk menaksir kemampuan seseorang secara
tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus. Bentuk-
bentuk tes :
a. Tes Objektif
Tes objektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari
butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh testee dengan jalan memilih
salah satu atau lebih jawaban di antara beberapa kemungkinan jawaban yang
telah dipasangkan pada masing-masing items, atau dengan jalan menuliskan
(mengisikan) jawaban berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada
tempat yang telah disediakan untuk masing-masing butir item yang
bersangkutan. Tes objektif dapat dibedakan menjadi lima golongan yaitu :
a) Tes objektif bentuk benar salah
Tes benar salah adalah bentuk tes yang mengajukan beberapa pernyataan
yang bernilai benar atau salah. Biasanya ada dua pilihan jawaban yaitu
huruf B yang berarti pernyataan tersebut benar dan S yang berarti
pernyataan tersebut salah. Tugas peserta tes adalah menentukan apakah
pernyataan tersebut benar atau salah.
Contoh salah satu tes bentuk uraian adalah :
B S : Ibukota Peru berjumlah lima buah.
B S : Manado adalah Ibukota propinsi Sulawesi Utara
b) Tes objektif bentuk menjodohkan
Menjodohkan terdiri atas satu sisi pertanyaan dan satu sisi jawaban, setiap
pertanyaan mempunyai jawaban pada sisi sebelahnya. Siswa ditugaskan
untuk memasangkan atau mencocokkan, sehingga setiap pertanyaan
mempunyai jawaban yang benar.
c) Tes objektif bentuk isian
Tes isian terdiri dari kalimat yang dihilangkan (diberi titik-titik). Bagian
yang dihilangkan ini yang diisi oleh peserta tes merupakan pengertian
3

yang diminta agar pernyataan yang dibuat menjadi pernyataan yang benar.
Contoh:
1. Yang merupakan nama asli dari Sultan Hamengkubuwono X adalah
…..
2. Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak
berasal dari kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari para penguasa,
tetapi dari diri manusia sendiri. Namun tentang aspek mana yang berperan
ada beda pendapat. Aliran ……………….. beranggapan bahwa sumber
pengetahuan adalah rasio: kebenaran pasti berasal dari rasio (akal). Aliran
……………, sebaliknya, meyakini pengalamanlah sumber pengetahuan
itu, baik yang batin, maupun yang inderawi.

d) Tes objektif bentuk pilihan ganda


Tes pilihan ganda merupakan tes yang menggunakan pengertian/
pernyataan yang belum lengkap dan untuk melengkapinya maka kita harus
memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban benar yang telah
disiapkan. Contoh :
Di pulau Sumatra terdapat beberapa buah danau. Salah satu danau
tersebut mempunyai ciri fisik yang berbeda dari danau lain, karena
ditengahnya terdapat daratan luas berupa pulau. Danau manakah yang
dimaksud?
a. Danau Ranau
b. Danau Maninjau
c. Danau Singkarak
d. Danau Toba

C. Prinsip-prinsip evaluasi pendidikan


Prinsip-prinsip Penialain Menurut Ngalim Purwanto
Ngalim Purwanto (2000:72-75) merumuskan enam prinsip penialian, yaitu:
1. Penilaian hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif. Ini
berarti bahwa pengukuran didasarkan atas sampel prestasi yang cukup banya,
4

baik macamnya maupun jenisnya. Untuk itu dituntut pelaksanaan penilaian


secara sinambung dan penggunaan bermacam-macam teknik pengukuran.
Dngan macam dan jumlah ujian yang lebih banyak, prestasi siswa dapat
diungkapkan secara lebih mantap meskipun harus pula dicatat bahwa
banyaknya macam dan jumlah ujian harus dibarengi dengan kualitas soaol-
soalnya, yang sesuai dengan fungsinya sebagai alat ukur.
2. Harus dibedakan antara penskoran (scoring) dan penilaian (grading).
Penskoran berarti proses pengubahan prestasi menjadi angka-angka, sedangkan
dalam penilaian kita memproses angka-angka hasil kuantifikasi prestasi ini
dalam hubungannya dengan“kedudukan” personal siswa dan yang memperoleh
angka-angka tersebut di dalam skala tertentu, misalnya skala tentang baik-
buruk, bisa diterima, dinyatakan lulus-tidak lulus. Dalam penskoran, perhatian
terutama ditujukan kepada kecermatan dan kemantapan (accuracy dan
reliability); sedangkan dalam penilaian, perhatian terutama ditujukan kepada
validitas dan keguanaan (utility).
3. Dalam proses pemberian nilai hendaknya diperhatikan adanya dua macam
orientasi, yaitu penilaian yang norm-referenced dan yang criterion-referenced.
Norm-referenced evaluation adalah penilaian yang diorientasikan kepada suatu
kolompok tertentu; jadi hasil evaluasi perseoranagn siswa dibandingkan
dengan prestasi kelompoknya. Prestasi kelompoknya itulah yang dijadikan
patokan atau norm dalam menilai siswa atau mahasiswa secara perseorangan.
Penilaian norm-referenced evaluation ialah penilaian yang diorientasikan
kepada suatu standar absolut, tanpa dihubungkan dengan suatu kelompok
tertentu. Misalnya, penilaian prestasi siswa atau mahasiswa didasarkan atas
suatu kriteria pencapaian tujuan instruksional dan suatu mata pelajaran atau
bagian dari mata pelajran yang diharapkan dikuasai oleh siswa setelah melalui
sejumlah pengalaman belajar tertentu.
4. Kegiatan pemberian nilai hendaknya merupakan bagian integral dari proses
belajar mengajar. Ini berarti bahwa tujuan penilaian, di samping untuk
mengetahui status siswa dan menaksir kemampuan belajar serta penguasaannya
terhadap bahan pelajaran, juga digunakan sebagai feedback (umpan balik), baik
5

kepada siswa sendiri maupun bagi guru atau pengajar. Berdasarkan hasil tes,
pengajar dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa tertentu sehingga
selanjutnya ia dapat melakukan koreksi terhadap kesalahan yang diperbuatnya
dan atau memberi reinforcement bagi yang prestasinya baik.
Bagi guru atau pengajar meskipun umumnya jarang dilakukan
seharusnya hasil penilaian para siswanya itu dipergunakan untuk “mawas diri”
sehingga ia dapat mengetahui di mana letak kelemahan dan kekurangannya.
Mungkin metode mengajar kurang tepat, atau bahan pelajaran terlalu sukar dan
tidak sistematis cara penyajiannya, atau sikap pengajar yang tidak selalu
menburu-buru setiap tugas yang telah diberikan. Ini semua akan dapat
dilakukan dengan baik jika guru atau pengajar benar-benar ikhlas dan
beriktikad baik untuk meningkatkan profesinya. Ia menyadari bahwa kegagalan
siswa, setidak-tidaknya menyadari bahwa kegiatan belajar-mengajar itu pada
hakikatnya adalah suatu proses komunikasi dua arah, bahwa di dalam proses
belajar-mengajar, baik siswa maupun pengajar sama-sama belajar.
5. Penilaian harus bersifat komparabel. Artinya setelah tahap pengukuran yang
menghasilkan angka-angka itu dilaksanakan, prestasi-prestasi yang menduduki
skor yang sama harus dilakukan secara adil, jangan sampai terjadi
penganakemasan atau penganaktirian. Penilaian yang tidak adil mudah
menimbulkan frustasi pada siswa dan mahasiswa, dan selanjutnya dapat
merusak perkembangan psikis siswa sehingga pembentukan efektif dirusak
karenanya.
6. Sistem penilaian yang dipergunakan hendaknya jelas bagi siswa dan pengajar
sendiri. Sumber ketidakberesan dalam penilaian terutama adalah tidak jelasnya
sistem penilaian itu sendiri bagi para guru atau pengajar. Apa yang dinilai
serta macam skala penilaian yang dipergunakan dan makna masing-masing
skala.

D. Langkah-langkah evaluasi
Secara umum, proses pengembangan penyajian dan pemanfaatan evaluasi
belajar dapat digambarkan dalam langkah-langkah berikut :
6

1. Penentukan tujuan evaluasi


Dalam melakukan evaluasi seorang guru mempunyai tujuan
tertentu,tujuan itu dapat berupa tujuan evaluasi misalnya untuk mengetahui
penguasaan peserta didik dalam kompetensi /subkompitensi tertentu setelah
mengikuti proses proses pembelajaran. Dapat pula evaluasi tersebut yang
bertujuan untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik (diangnostic
tes)Tujuan evaluasi tersebut harus jelas sehingga dapat memberikan arah dan
lingkup pengembangan evaluasi selanjutnya. Merumuskan tujuan
dilaksanakannya evaluasi. Perumusan tujuan evaluasi hasil belajar itu penting
sekali, sebab tanpa tujuan yang jelas maka evaluasi hasil belajar akan berjalan
tanpa arah dan pada gilirannya dapat mengakibatkan evaluasi menjadi
kehilangan arti dan fungsinya.
2. Penyusunan Kisi-kisi soal
Kisi kisi soal dikenal pula dengan nama test blue-print atau table of
specification”. Pada intinya, kisi-kisi ini diperlukan sebelum seseorang
menyusun suatu tes kisi-kisi adalah suatu diskripsi mengenai ruang lingkup
dan isi apa yang diujikan, serta memberikan perincian mengenai soal-soal
yang diperlukan dalam mengevaluasi.
Penulisan soal merupakan salah satu langkah penting untuk dapat
menghasilkan alat ukur tes yang baik. Penulisan soal adalah penulisan
indikator jenis dan tingkat perilaku yang hendak diukur menjadi pertanyaan-
pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan perinciannya dalam kisi-kisi.
Dengan demikian setiap peryataan atau butir-butir soal perlu dibuat
sedemikian rupa sehingga jelas pula jawaban apa yang dituntut. Mutu setiap
butir soal akan menentukan mutu tes secara keseluruhan.
Setelah diketahui ruang lingkup pelajaran yang akan dinilai dan
evaluasi , disusunlah bagan perincian, yaitu suatu bagan yang merupakan
pedoman dalam penyusunan alat evaluasi selanjutnya
Dalam penyususunan bagan perincian, perlu perhatikan hal-hal berikut
ini.
7

a. Pokok bahasan bidang studi / subbidang studi /mata pelajaran yang akan
dinilai
b. Taraf-taraf penguasaan aspek-aspek yang akan diukur kognitif
(ingatan/recall, pemahaman /comprehension,penerapan
/application),afektif dan psikomotor.
c. Jumlah item yang akan disusun beserta alat evaluasi yang akan dipenuhi.
d. Jumlah item setiap aspek dari setiap pokok bahasan.besarnya ditentukan
oleh guru berdasarkan tingkat penguasaan/ aspek-aspek yang akan
dinilai. Jumlah waktu yang diperlukan untuk mengerjakan tes tersebut.
3. Telaah atau “review dan Revesi” Soal.
Langkah ini merupakan hal penting untuk diperhatikan, karena
seringkali kekurangan yang terdapat pada suatu soal tidak terlihat oleh
penulis soal. Review dan Revesi soal ini idealnya dilakukan oleh orang lain
yang berkopeten (bukan si penulis soal) dan terdiri dari suatu tim penelaah
yang terdiri dari ahli-ahli bidang studi,pengukuran dan bahasa.
Setelah selesai menyusun soal, selanjutnya harus menelaah soal-soal
yang telah dibuat. Dengan menelaah soal, berarti sudah menganalisis soal
tersebut secara kualitatif . Telaah soal meliputi hal-hal berikut : materi,
Konstruksi ,dan bahasa.
4. Uji coba (Try out)
Uji coba soal pada prinsipnya adalah upaya untuk mendapatkan
impormasi empiric mengenai sejauh mana sebuah soal dapat mengukur apa
yang hendak diukur. Informasi empirik tersebut pada umumnya menyangkut
segala hal yang dapat mempengaruhi validitas soal seperti tingkat kesukaran
soal pada jawaban,tingkat daya pembeda soal, pengaruh budaya ,bahasa yang
dipergunakan, dan sebagainya.

5. Penyusunan Soal
Agar skor yang diperoleh dapat dipercaya,diperlukan banyak butir
soal.sebab itu. Dalam penyajian butir-butir soal perlu disusun manjadi
suatu alat ukur yang terpadu.Hal-hal yang dapat mempengaruhi validitas
8

tes seperti urutan nomor soal., pengelompokan bentuk-bentuk soal, kalau


dalam suatu perangkat tes terdapat lebih dari satu bentuk soal, tata “lay
out” soal dan sebagainya haruslah diperhatikan dalam penyusunan soal
menjadi sebuah tes.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
a. peletakan soal dengan soal yang lainnya, jangan sampai membuat siswa
menebak- nebak jawabannya.
b. perintah pengerjaan soal tertulis secara rinci, jelas,lengkap dan tidak
mempersulit siswa.
c. Lay-out soal yang meliputi jenis huruf, spasi, ukuran kertas,dan
sejenisnya harus disesuaikan dengan usia siswa.
6. Penyajian tes
Setelah tes tersusun, naskah (tes) siap diberikan atau di sajikan
kepada peserta didik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian tes
ini adalah waktu penyajian, petunjuk yang jelas mengenai cara menjawab
atau mengerjakan tes, ruangan dan tempat duduk peserta didik. Pada
prinsipnya, hal-hal yang menyangkut segi administrasi penyajian tes harus
diperhatikan sehingga evaluasi dapat terselenggara dengan benar dan baik.
7. Scorsing
Scorsing atau pemeriksaan terhadap lembar jawaban dan pemberian
angka merupakan langkah untuk mendapatkan informasi kuantitatif dari
masing-masing peserta didik. Pada prinsipnya, scorsing ini harus
diusahakan agar dapat dilakukan secara objektif. Artinya, apabila scorsing
dilakukan oleh dua orang atau lebih, yang sama tingkat kompetensinya,
akan menghasilkan scor atau angka yang sama. Atau jika orang yang sama
mengulangi proses pengscoran, akan dihasilkan scor yang sama.

8. Pengelolahan hasil tes


Setelah dilakukan scorsing, hasilnya perlu dipilah dengan mencari
konvermasi nilai. Dalam proses konversi ini ada norma dan ada pula skala,
yaitu norma relatif dan penilaian Acuan norma (PAP), dan norma mutlak
9

dengan penilaian Acuan patokan (PAP), masing-masingnya dengan skala 5


(A, B, C, D, E) skala 9 (1-9) skala 11 (1-11), skala 100, skala z score, skala
T score,. Kemudian dilakukan prosedur statistic mencari ranking (rank
order), mean, media.modus dan mode.
9. Pelaporan hasil tes
Setelah tes dilaksanakan dan dilakukan scorsing, hasil pengetesan
tersebut perlu dilaporkan. Laporan tersebut dapat diberikan kepada peserta
didik yang bersangkutan. Kepada orang tua peserta didik , kepada kepala
sekolah,dan sebagainya. Laporan kepada masing-masing yang
berkepentingan dengan hasil tes ini sangat penting karena dapat
memberikan informasi yang sangat berguna dalam rangka penentuan
kebijaksanaan selanjutnya. Pelaporan hasil penilaian tesebut harus
diketahui oleh siswa yang melakukan penilaian, guru untuk mendapat
umpan balik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, pihak sekolah
untuk mengetahui mutu pembelajaran yang telah dilaksanakan guru-guru,
dan juga orang tua sebagai stake holder dari jasa yang ditawarkan sekelah
dalam menyelenggarakan pendidikan.

10. Pemanfaatan hasil tes


Hasil pengukuran yang diperoleh melalui ujian sangat berguna
sesuai dengan tujuan ujian. Informasi atau data hasil pengukuran dapat
dimanfaatkan untuk perbaikan atau penyempurnaan system , proses atau
kegiatan belajar mengajar, maupun sebagai data untuk mengambil
keputusan atau menentukan kebijakan.

E. Metode evaluasi
Secara garis besar, metode evaluasi dalam pendidikan dibedakan dalam
dua bentuk, yaitu tes dan nontes. Tipe evaluasi yang pertama adalah tes yang
biasanya direalisasikan dengan tes tertulis. Tes tertulis juga dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
10

1) Tes objektif
Tes ini disebut juga alat evaluasi guna mengungkap atau menghafal
kembali dan mengenal materi yang telah diberikan. Tes ini biasanya diberikan
dengan item pertanyaan menghafal yang di antaranya sebagai jawaban bebas,
melengkapi, dan identifikasi (Cross 1973: 19). Pertanyaan pengenalan
(recognizing question) dibedakan menjadi tiga macam bentuk tampilan, yaitu soal
benar-salah, pilihan ganda, dan menjodohkan.
Tes objektif ini ada dua macam, yaitu jenis isian (supply type) dan jenis
pilihan ganda (selection type). Tes objektif jenis isian juga mencakup tiga macam
tes, yaitu tes jawaban bebas atau jawaban terbatas, tes melengkapi, dan tes
asosiasi.
Tes objektif jenis pilihan ganda dikatakan lebih efektif oleh sebagian ahli
penilaian, terutama untuk mengukur beberapa hasil belajar peserta didik. Tes ini
bervariasi dari yang sederhana misalnya jawaban dua alternatif betul-salah, item
tes menjodohkan, sampai pada item tes pilihan ganda yang dapat digunakan untuk
mengukur hasil belajar kompleks.

2). Tes Esai


Pertanyaan esai pada umumnya dapat dibedakan dalam dua jawaban
berbeda, yaitu jawaban terbatas dan jawaban luas. Evaluasi yang dibuat dengan
menggunakan pertanyaan esai biasanya digunakan untuk menerangkan,
mengontraskan, menunjukkan hubungan, memberikan pembuktian, menganalisis
perbedaan, menarik kesimpulan, dan menggeneralisasi pengetahuan peserta didik.
Grounlund (1990) membedakan tes esai menjadi dua macam, yaitu tes esai
dengan jawaban panjang, dan tes esai dengan jawaban singkat. Tes esai dengan
jawaban panjang dirancang oleh para evaluator untuk melihat kemampuan siswa
dalam menuangkan ide dalam satu kesatuan yang komprehensip, koherensi, dan
sistematis sehingga memberikan kejelasan jawaban. Jawaban tes esai yang tidak
membatasi ide-ide yang dituangkan oleh siswa untuk menjawab pertanyaan item
merupakan tes yang disusun untuk tujuan tertentu. Contohnya, tes tertulis ujian
11

tahap akhir, yakni ujian skripsi, tesis, dan disertasi, di mana siswa dituntut untuk
menjawab pertanyaan secara komprehensip dan mendalam.
Tes esai dikatakan sebagai jawaban terbatas, apabila dalam menjawab para
siswa hanya diminta menguraikan ide-idenya secara singkat dan tepat sesuai
dengan spasi atau ruang yang disediakan oleh para evaluator. Jawaban pertanyaan
esai terbatas ini biasanya mengarah kepada jawaban yang lebih spesifik dan lebih
pasti seperti kunci jawaban yang telah dibuat evaluator.
Item tes esai dapat dikontruksi dengan menggunakan kata bantu
pertanyaan tertentu yang mengandung unsur 4W + 1H. Di samping itu,
pertanyaan esai harus direncanakan secara sistematis untuk mendorong para siswa
agar memiliki kemampuan mengekspresikan ide-ide mereka
Bentuk kedua evaluasi ialah nontes. Alat nontes ini digunakan untuk
mengevaluasi penampilan dan aspek-aspek belajar efektif dari siswa. Alat nontes
kadang ada yang menggunakan pengukuran, tetapi ada pula yang tidak
menggunakan pengukuran, sebagai contoh observasi, bentuk laporan, teknik audio
visual, dan teknik sosiometri.
Alat evaluasi lain yang termasuk nontes adalah angket dan kuesioner. Dalam
bidang evaluasi, angket sering digunakan untuk menentukan kondisi tertentu dan
fakta tentang siswa

F. Kedudukan Evaluasi dalam proses pembelajaran


Kedudukan evaluasi dalam belajar dan pembelajaran sungguh sangat
penting, dan bahkan dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan
keseluruhan proses belajar dan pembelajaran. Penting karena dengan evaluasi
diketahui apakah belajar dan pembelajaran tersebut telah mencapai tujuan ataukah
belum. Dengan evaluasi juga akan diketahui faktor-faktor apa saja yang
menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tersebut berhasil dan faktor-faktor
apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tidak atau belum
berhasil. Tidak hanya itu, dengan evaluasi juga diketahui dimanakah letak
kegagalan dan kesuksesan belajar dan pembelajaran. Padahal diketahuinya hal
12

tersebut, akan dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam mengadakan perbaikan
belajar dan pembelajaran.
Pada proses pendidikan evaluasi dilakukan untuk mengetahui keefektifan
pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang dilakukan, serta untuk
mengetahui apakah kompetensi dasar dan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan
dapat dicapai oleh peserta didik melalui pembelajaran.
Evaluasi pendidikan mencakup semua komponen, proses pelaksanaan dan
produk pendidikan secara total, dan di dalamnya terakomodir tiga konsep, yaitu:
memberikan pertimbangan ( judgement), nilai ( value ), dan arti ( worth ). Dengan
demikian evaluasi pendidikan dapat berupa
1. Evaluasi context / tujuan / kebijakan
2. Evaluasi input, seperti evaluasi tehadap peserta didik, pendidik, prasarana
dan sarana, kurikulum / program, serta input lingkungan
3. Evaluasi proses, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap proses atau kegiatan
pendidikan atau pembelajaran yang sedang berlansung.
4. Evaluasi hasil / produk
5. Evaluasi “outcomes” ( dampak)
Secara keseluruhan evaluasi pendidikan akan muncul pada :
1. Awal kegiatan pendidikan.
Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan dan
kemampuan peserta didik sehingga memungkinkan tenaga pengajar
menyusun rancangan pendidikan sesuai dengan peserta didik, dengan selalu
berpijak pada kompetensi yang akan di capai.
2. Pada saat proses pendidikan atau belajar mengajar sedang berlangsung.
Evaluasi ini dapat merupakan evaluasi proses pelaksanaan
pembelajaran dan komponen pendidikan. Evaluasi proses di awali pada tahap
pertama pembelajaran di laksanakan dan secara runtun sampai pada akhir
pendidikan. Melalaui evaluasi proses akan tampak dengan jelas apakah rencana
penddidikan yang telah di susun dapat dilaksanan dengan baik. Apakah
langkah-langkah yang disusun terlaksana dengan baik? Jika tidak faktor-faktor
13

apakah yang menyebabkan nya. Untuk ini diperlukan evaluasi komponen-


konponen pendidikan dan evaluasi mata pelajaran.
3. Pada akhir kegiatan pendidikan atau pembelajaran.
Kegiatan ini di maksusdkan untuk menentukan tingkat pencapaian
peserta didik dalam belajar. Evluasi seperti ini dapat juga di lakukan pada akhir
satuan mata pelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu system yang memiliki komponen yang
saling berinteraksi, berinterelasi dan berinterdependensi, salah satu
komponenenya adalah evaluasi, dengan demikian evaluasi merupakan satu
bagian yang tidak bisa dipisahkan dari proses pembelajaran dan ini menjadi
bukti bahwa evaluasi mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting
terhadap pembelajarandan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya
Dalam cakupan luasnya evaluasi pembelajaran memiliki kedudukan
dalam proses pendidikan. Bahwa evaluasi merupakan umpan balik dalam
proses pendidikan dengan mendapatkan segala informasi yang
berhasil diperoleh selama proses pendidikan yang digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk perbaikan, masukan dan transformasi yang ada dalam
proses pendidikan itu sendiri. Kedudukan evaluasi dalam proses pendidikan
bersifat intergatif, setiap ada proses pendidikan pasti ada evaluasi.

.
14

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 1997. Evaluasi Pendidikan. Solo: Rineka Cipta.h. 12

Purwanto, Ngalim. 1984. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.


Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.h.90

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara,


2005),

Siregar, Evelin. dan Hartini Nara., Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2010), h.139

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Kencana Prenada


Media Group.

Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta. Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai

  • Kover Stkip
    Kover Stkip
    Dokumen1 halaman
    Kover Stkip
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • Sistem Informasi Manageman Pendidikan Is-Dikonversi
    Sistem Informasi Manageman Pendidikan Is-Dikonversi
    Dokumen22 halaman
    Sistem Informasi Manageman Pendidikan Is-Dikonversi
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • Surat Keterangan Penelitian
    Surat Keterangan Penelitian
    Dokumen2 halaman
    Surat Keterangan Penelitian
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • Eni Juni PDF
    Eni Juni PDF
    Dokumen1 halaman
    Eni Juni PDF
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • Buku TK
    Buku TK
    Dokumen35 halaman
    Buku TK
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • Fiqh Muamalah
    Fiqh Muamalah
    Dokumen170 halaman
    Fiqh Muamalah
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • 2 Dikonversi
    2 Dikonversi
    Dokumen67 halaman
    2 Dikonversi
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • Khutbah Jum'At
    Khutbah Jum'At
    Dokumen10 halaman
    Khutbah Jum'At
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • Kover Iain Perbankan Syariah 1
    Kover Iain Perbankan Syariah 1
    Dokumen1 halaman
    Kover Iain Perbankan Syariah 1
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • Indikator Dan Angket 1
    Indikator Dan Angket 1
    Dokumen6 halaman
    Indikator Dan Angket 1
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen18 halaman
    Bab Ii
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • FORMULIR
    FORMULIR
    Dokumen14 halaman
    FORMULIR
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen20 halaman
    Bab I
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • A. B. C. D. E. A. B. C. Iii
    A. B. C. D. E. A. B. C. Iii
    Dokumen6 halaman
    A. B. C. D. E. A. B. C. Iii
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • Makalah Permintaan Dan Penawaran Terleng
    Makalah Permintaan Dan Penawaran Terleng
    Dokumen13 halaman
    Makalah Permintaan Dan Penawaran Terleng
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • Analisis Rasio Keuangan
    Analisis Rasio Keuangan
    Dokumen22 halaman
    Analisis Rasio Keuangan
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • Askep Dermatitis
    Askep Dermatitis
    Dokumen25 halaman
    Askep Dermatitis
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • Dislokasi
    Dislokasi
    Dokumen17 halaman
    Dislokasi
    nn zela
    Belum ada peringkat
  • BAHAN
    BAHAN
    Dokumen10 halaman
    BAHAN
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen23 halaman
    Bab Ii
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • Analisis Rasio Keuangan
    Analisis Rasio Keuangan
    Dokumen22 halaman
    Analisis Rasio Keuangan
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • PENDIDIKAN HAKEKAT, TUJUAN, DAN PROSES Makalah PDF
    PENDIDIKAN HAKEKAT, TUJUAN, DAN PROSES Makalah PDF
    Dokumen13 halaman
    PENDIDIKAN HAKEKAT, TUJUAN, DAN PROSES Makalah PDF
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen3 halaman
    Bab V
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen23 halaman
    Bab Ii
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen18 halaman
    Bab Ii
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Zaidal Amra-AzzamNet
    Belum ada peringkat