Anda di halaman 1dari 2

Hal-hal penting baru yang terkait dengan AMDAL yang termuat dalam UU No.

32 Tahun
2009, antara lain:

 AMDAL dan UKL/UPL merupakan salah satu instrumen pencegahan pencemaran


dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
 Penyusun dokumen AMDAL wajib memiliki sertifikat kompetensi penyusun
dokumen AMDAL;
 Komisi penilai AMDAL Pusat, Propinsi, maupun kab/kota wajib memiliki lisensi
AMDAL;
 Amdal dan UKL/UPL merupakan persyaratan untuk penerbitan izin lingkungan;
 Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai
kewenangannya.
Selain ke - 5 hal tersebut di atas, ada pengaturan yang tegas yang diamanatkan dalam UU No.
32 Tahu 2009, yaitu dikenakannya sanksi pidana dan perdata terkait pelanggaran bidang
AMDAL. Pasal-pasal yang mengatur tentang sanksi-sanksi tersebut, yaitu:

 Sanksi terhadap orang yang melakukan usaha/kegiatan tanpa memiliki izin


lingkungan;
 Sanksi terhadap orang yang menyusun dokumen AMDAL tanpa memiliki sertifikat
kompetensi;
 Sanksi terhadap pejabat yang memberikan izin lingkungan yang tanpa dilengkapi
dengan dokumen AMDAl atau UKL-UPL.

Dalam PP 27/2012 mengatur hubungan (interface) antara izin lingkungan dengan proses
pengawasan dan penegakan hukum. Pasal 71 dalam PP 27 Tahun 2012 memberikan ruang
yang jelas mengenai pengenaan sanksi atas pemegang izin lingkungan yang melanggar
kewajibannya sebagaimana yang diatur dalam Pasal 53. Secara umum, dapat disimpulkan
bahwa sasaran dari terbitnya PP 27 Tahun 2012 ini adalah terlindungi dan terkelolanya
lingkungan hidup sedangkan sasaran mikro dari terbitnya peraturan ini adalah memberi dasar
hukum yang jelas atas penerapan instrument izin lingkungan dan memberikan beberapa
perbaikan atas penerapan instrument amdal dan UKL-UPL (kajian lingkungan hidup) di
Indonesia.

PERMEN LH NO.5 TAHUN 2012

(1) Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki

Amdal dapat ditetapkan menjadi rencana Usaha dan/atau

Kegiatan yang tidak wajib memiliki Amdal, apabila:

a. dampak dari rencana Usaha dan/atau Kegiatan tersebut

dapat ditanggulangi berdasarkan perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi

b. berdasarkan pertimbangan ilmiah, ,tidak menimbulkan

dampak penting terhadap lingkungan hidup.

(2) Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri.

(3) Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diusulkan secara tertulis kepada

Menteri, oleh:

a. kementerian dan/atau lembaga pemerintah

nonkementerian;

b. gubernur;

c. bupati/walikota; dan/atau

d. masyarakat.

(4) Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki UKL-UPL atau surat

pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan

lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-

undangan mengenai jenis rencana usaha dan/atau kegiatan

yang wajib memiliki UKL-UPL atau surat pernyataan

kesanggupan

Anda mungkin juga menyukai