FAKULTAS FARMASI
BAB I
PENDAHULUAN
Skripsi, tesis, dan disertasi adalah karya ilmiah berdasarkan hasil penelitian
untuk mencapai gelar akademik di suatu perguruan tinggi. Skripsi adalah tugas
akhir berupa karya ilmiah dalam bentuk laporan hasil penelitian yang ditulis
memenuhi salah satu syarat guna memperoleh derajat atau gelar sarjana strata-
pengujian teori, atau pemecahan masalah. Jadi, penelitian adalah suatu kegiatan
teori atau proses gejala alam atau sosial. Maka, skripsi harus bersifat asli,
mahasiswa sebagai calon sarjana agar dapat menulis karya ilmiah pada tingkat
profesional dan menurut aturan yang lazim berlaku. Format penulisan skripsi
1
tidaklah sama untuk semua perguruan tinggi di seluruh dunia bahkan di Indonesia
sendiri. Setiap perguruan tinggi memiliki format tersendiri yang menjadi pedoman
bagi mahasiswa di perguruan tinggi yang bersangkutan, tetapi jika diperhatikan lebih
cermat lagi ternyata bahwa setiap karya ilmiah termasuk skripsi mempunyai
sistematik, logis dan benar (Brotowijoyo, 1988; Djuharie, 2001; Surakhmad, 1988).
Tesis adalah tugas akhir yang ditulis oleh mahasiswa program magister
(S-2) dan disertasi ditulis oleh mahasiswa program doktor (S-3) berdasarkan
mampu meneliti. Dengan kata lain penyelesaian skripsi sangat tergantung pada
pembimbing sehingga dapat dikatakan bahwa skripsi adalah penelitian dosen yang
dilakukan oleh mahasiswa sebagai pelaksana atau anggota tim peneliti. Melalui
skripsi belum banyak diharapkan untuk pengembangan ilmu. Sedangkan tesis sudah
pembimbing kurang dari 50%. Disertasi mempunyai bobot yang lebih tinggi
pada dosen pembimbing kurang dari 10%. Tahapan penyelesaian skripsi dan tesis
berdasarkan hasil penelitian dan diakhiri dengan penulisan skripsi dan tesis yang siap
2
untuk diuji. Skripsi dianggap sah sesudah selesai dipertahankan dalam ujian meja hijau
penelitian, bahan serminar hasil penelitian, skripsi dan tesis serta format yang
dianjurkan yang berlaku di Fakultas Farmasi Universias Sumatera Utara. Setiap bagian
dimulai dengan sistematika kemudian diberikan penjelasan tentang tujuan dan isi
diberikan di dalam penulisan usul penelitian khususnya tentang bab pendahuluan dan
metode penelitian.
3
BAB II
USUL PENELITIAN
Mahasiswa yang bermaksud melakukan penelitian untuk skripsi atau tesis harus
menulis sebuah usul penelitian atau proposal. P roposal penelitian adalah suatu
suatu uraian lengkap dan terperinci dari suatu rencana penelitian yang memuat
sebagai (1) informasi tentang apa yang akan dilakukan dan (2) pedoman bagi si
Surakhmad, 1988).
Sebelum menulis proposal, semua informasi yang lengkap dari literatur yang
relevan berhubungan dengan judul harus diperoleh secara cermat. Teori yang
Dengan kajian pustaka yang luas, akan diperoleh peluang besar untuk mengidentifikasi
dan prosedur untuk pengumpulan dan analisis data. Karena proposal dikaji
dalam proposal harus jelas sumbernya dan diacu di dalam proposal. Secara
4
sederhana unsur-unsur yang harus ada di dalam suatu usul penelitian dapat
dibedakan atas delapan unsur yakni (1) judul, (2) latar belakang, (3) perumusan
masalah, (4) hipotesis, (5) tujuan, (6) metodologi penelitian, (7) pentahapan dan
waktu kerja dan (8) lampiran, termasuk daftar pustaka (Cunning, 2004;
Jumlah halaman sebuah usul penelitian sebaiknya tidak melebihi dari dua
puluh halaman dan sistematika dari usul penelitian adalah sebagai berikut:
Judul
Halaman Pengesahan
BAB I. Pendahuluan
Jadwal Penelitian
Daftar Pustaka
2.1 Judul
Judul penelitian itu selalu di depan, tetapi tidak berarti bahwa penelitian
dilakukan dimulai dari judul. Bahkan penelitian kualitatif, judul penelitian dapat
dibuat setelah penelitian selesai. Judul penelitian dibuat bertitik tolak dari masalah,
sehingga urutan dan pola pikir membuat judul penelitian adalah sebagaimana tertera
dalam Gambar I berikut. Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa judul penelitian itu
5
penelitian yang telah dibatasi dalam proses ini yang kemudian diangkat menjadi judul
masalah yang hendak diteliti, dan tidak membuka peluang untuk penafsiran yang
Judul harus merupakan suatu ringkasan yang pendek dan secara akurat
menggambar isi, juga harus singkat dan jelas, biasanya tidak lebih dari sepuluh
kata.
Jika ini tidak memungkinkan, maka harus diusahakan untuk membaginya sehingga
terbentuk sebuah judul utama yang pendek diikuti oleh sub judul. Judul harus
populasi sasaran.
6
Contoh:
Oksidasi”
Lama Pemanasan”.
Minyak Kelapa”.
Halaman ini berisi tentang judul usul penelitian, nama mahasiswa, nomor induk,
2.4 Pendahuluan
7
Bagian pendahuluan merupakan bagian yang paling penting dalam usul
penelitian. Bagian ini menyajikan latar belakang dari penelitian dan hipotesis.
Dalam pendahuluan harus dipaparkan latar belakang penelitian yang akan dilakukan.
Selanjutnya ada uraian yang dapat menuntun pembaca menuju kepada pemikiran logis
yang berakhir pada pernyataan mengenai percobaan yang akan dilakukan, dan hasil-
hasil yang akan diharapkan. Jadi pendahuluan harus mampu memikat perhatian
pembaca dengan memuat tiga hal yang penting yakni yang pertama ”apa alasan
memilih suatu masalah dan mengapa hal itu penting dilakukan”; yang kedua dan
ketiga harus berkaitan dengan yang pertama adalah ”pemaparan tinjauan pustaka
memahami apa masalah dan bagaimana dapat dipecahkan”. Bagian ini biasanya
terdiri dari: (1) latar belakang, (2) perumusan masalah, (3) hipotesis dan, (4) tujuan
(Anderson, dkk., 1970; Day, 1995; Sevilla, dkk., 1993; Nana, dkk., 2004).
kepada pembaca tentang persoalan atau masalah yang dihadapi, sifat umum dari
penelitian berdasarkan acuan pustaka terutama jurnal ilmiah yang relevan dan
8
mutakhir sehingga akan memperlihatkan urgensi (penting untuk dilakukan) dan
originalitas (asli, belum pernah dilakukan) dan aktualitas (relevan dengan isu
masa kini) masalah yang diajukan untuk diteliti. Hal ini dapat diketahui
berdasarkan rujukan yang digunakan. Misalnya rujukan yang digunakan adalah hasil
Kalau rujukan yang digunakan hanya buku walaupun tahun terakhir, hal
ini tidak dapat menjamin aktualitas dan keaslian suatu masalah yang sedang
diajukan (Brotowijoyo, 1988; Day, 1995; Sevilla, dkk., 1993; Nana, dkk., 2004).
Dalam penelitian suatu masalah terjadi bila: (1) tidak ada informasi yang
berakibat timbulnya kesenjangan dalam pengetahuan kita, (2) ada hasil-hasil yang
bertentangan, (3) ada kenyataan atau temuan tetapi belum diketahui penyebabnya dan
penyimpangan dari apa yang seharusnya diharapkan dengan apa yang terjadi
praktik, perencanaan dan pelaksanaan dsb. Penelitian kuantitatif bertolak dari studi
pendahuluan dari objek yang diteliti untuk mendapatkan yang betul-betul masalah. Agar
peneliti dapat menggali masalah dengan baik, maka peneliti harus menguasai teori
baik, maka masalah tersebut harus dirumuskan secara spesifik (Lindsay, 1988;
9
Dalam perumusan masalah, dirumuskan dengan jelas dan tegas permasalahan
yang ingin diteliti sehingga mudah diketahui ruang lingkup masalah dan arah kegiatan
yang akan dilakukan. Harus jelas variabel (peubah) bebas yakni sifat atau karakteristik
yang mengakibatkan atau mempengaruhi hasil atau kriteria yang juga diukur atau
disebut sebagai variabel terikat. Merumuskan masalah yang akan diteliti, walaupun
oksidatif minyak kelapa?". Dalam hal ini, jenis antioksidan dan lama pemanasan
adalah variabel bebas, sedangkan stabilitas atau mutu minyak kelapa adalah variabel
terikat yang tergantung pada variabel bebas. Rumusan masalah yang diajukan ini
telah dilakukan dalam satu penelitian, sedangkan dalam penelitian yang lain
mengetahui interaksi dari kedua variabel di atas sekaligus melalui satu penelitian belum
pernah dilakukan. Sebenarnya banyak lagi faktor lain yang mempengaruhi stabilitas
minyak kelapa, tetapi dari banyak faktor yang mempengaruhi stabilitas minyak, hanya
dua variabel yang disebut di atas yang akan diteliti karena belum pernah diteliti
2.4..3 Hipotesis
penelitian) adalah harapan yang dinyatakan oleh peneliti mengenai hubungan antara
10
variabel-variabel dalam masalah penelitian berdasarkan hasil penelitian dan data yang
telah ada dalam literatur dan jurnal yang terbaru. Hipotesis bukanlah pernyataan
mengenai fakta, melainkan pernyataan yang akan membawa kita kepada fakta yang
belum kita ketahui, tetapi kita harapkan dapat dicari melalui urutan fakta-fakta yang
dapat diterima akal. Hipotesis harus mempunyai dua sifat agar berguna dalam
penyelidikan ilmiah: (1) harus cocok dengan fakta-fakta yang telah diketahui dan (2)
harus dapat diuji. Untuk dapat memenuhi syarat yang pertama, perlu membaca pustaka
untuk mengumpulkan fakta dari publikasi ilmiah yang mutakhir. Untuk memenuhi syarat
yang kedua kita harus melakukan penelitian. Kalau masalah dalam bentuk pertanyaan
maka suatu hipotesis adalah suatu pernyataan yang paling spesifik. Dengan kata lain
hipotesis adalah pernyataan yang didukung data yang telah ada tetapi masih memerlukan
pembuktian melalui penelitian (Brotowijoyo, 1988; Lindsay, 1988; Sevilla, dkk., 1993).
minyak kelapa".
dapat diteliti,
11
Menentukan tahapan atau prosedur penelitian.
Hipotesis nol mengandung arti tidak ada pengaruh, tidak ada interaksi,
induktif.
memecahkan masalah. Atas dasar itu penelitian adalah penelaahan terkendali yang
melibatkan (i) adanya logika proses berpikir dan (ii) adanya informasi yang
dikumpulkan secara empirik. Jadi penelitian melibatkan gabungan dari (i) berpikir
rasional atau berpikir deduktif dan (ii) berpikir empiris (berpikir induktif)
berdasarkan fakta. Oleh karena itu berpikir ilmiah adalah gabungan dari cara berpikir
12
deduktif dan induktif. Hasil dari berpikir secara logis dan menurut data yang berasal dari
kepustakaan adalah hipotesis yang perlu dibuktikan melalui data empiris yang diperoleh
yang akan diteliti. Hipotesis berfungsi untuk: (1) membantu merancang penelitian,
metode, analisis statistik yang dipilih (2) dasar untuk menentukan asumsi, (3) dasar
untuk menjelaskan dan membahas data yang dikumpulkan, dan (4) dasar untuk rumusan
simpulan (Pemeger dan Hudelson, 2004; Sevilla, dkk., 1993; Nana, dkk., 2004).
Teori
Observasi/Percobaan
Verifikasi data empiris
Apakah hipotesis suatu yang wajib? Tidak semua laporan hasil penelitian
penelitian deskriptif mengenai bahan baru atau bidang baru, akan tetapi, pasti ada
alasan mengapa dilakukan penelitian dan harapan ditemukannya sesuatu. Harapan akan
penemuan sesuatu itu adalah hipotesis. Tidak menjadi soal betapa lemahnya harapan
tersebut, pemikiran di belakang tindakan yang dilakukan adalah latar belakang yang
13
hasilnya akan dinilai oleh para pembaca. Misalnya, dilakukan skrining fitokimia dalam
tidak akan menarik jika tidak mengemukakan harapan yang ingin dicapai. Apa
sebenarnya alasan dilakukannya penelitian itu? (Surakhmad, 1988; Sevilla, dkk., 1993;
ditemukan ratio kelompok senyawa yang bersifat sinergistik dalam aktivitas tertentu?
Setiap butir di atas merupakan hipotesis yang mungkin, dan akan memberikan maksud
dan arah kepada pokok masalah. Jadi, dapat dikatakan bahwa suatu penelitian
harus selalu mempunyai hipotesis. Akan tetapi hipotesis dari penelitian deskriptif
adalah suatu pernyataan yang menunjukkan harapan yang mungkin atau ingin
ditemukan, jadi bukan untuk pembuktian (Sevilla, dkk., 1993; Nana, dkk., 2004).
2.4.4 Tujuan
Dengan adanya rumusan masalah dan hipotesis yang sudah jelas maka akan
mudah menyatakan tujuan penelitian, dan dari contoh di atas maka dapat ditulis
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis antioksidan dan
Tinjauan pustaka, kerangka pikir, dan hipotesis merupakan tiga hal berkaitan
14
Tanpa kajian pustaka terlebih dahulu, seseorang pengusul tidak akan mampu
1. Tinjauan pustaka memuat uraian singkat dan jelas atas pustaka yang
2. Bagian ini memuat cuplikan bahan pustaka meliputi dasar teori dan data
yang tersedia dari hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan erat dengan
akan dijelaskan.
akan digunakan.
tinjauan atau buku-buku yang ditulis oleh para ahli yang memberikan pendapat,
pengalaman, teori-teori atau ide-ide tentang apa yang baik dan yang buruk, hal-hal yang
diinginkan dan yang tidak di dalam bidang masalah. Sedangkan kepustakaan penelitian
meliputi laporan-laporan penelitian yang telah diterbitkan dalam majalah atau jurnal
15
perhatian diarahkan pada pertanyaan tentang kesesuaiannya dengan masalah
direncanakan.
tersedia.
16
b) merumuskan asumsi dan hipotesis,
belakang penelitian juga, sehingga tidak perlu dituliskan secara eksplisit dalam suatu
bab kerangka pikir. Bagian ini dapat diletakkan setelah pendahuluan atau sesudah
tinjauan pustaka atau pada bagian pertama bab metode. Isinya dapat berupa langkah
kerja yang logis, metode yang dipilih beserta alasannya, kurun waktu penelitian serta
alasannya, dan lainnya, sedangkan bab metode lebih menonjolkan prosedur kerja.
(Nazir, 1988; Sevilla, dkk., 1993; Nana, dkk., 2004). Cara penulisan sumber pustaka
Bab metode penelitian ini dimulai dengan menyebutkan jenis penelitian yang akan
faktorial seperti rancangan acak lengkap (RAL) atau salah satu dari metode penelitian
yang lain. Perlu dijelaskan alasan pemilihan metode yang dipilih tersebut. Selanjutnya
17
diuraikan semua yang berkaitan dengan bahan dan prosedur penelitian yang terdiri atas:
(1) bahan-bahan, dan (2) alat-alat, (3) prosedur yang diterapkan serta digunakan dalam
penelitian. Metode penelitian harus ditulis sejelas mungkin sehingga percobaan dapat
diulang oleh peneliti lainnya jika diperlukan. Jadi ukuran bahwa metode penelitian telah
memenuhi syarat ialah bahwa percobaan dapat diulang oleh peneliti lain setelah membaca
metode penelitian tanpa perlu bertanya kepada penulisnya (Sevilla, dkk., 1993; Nana,
dkk., 2004).
secara objektif, dan (2) penggunaan data empiris secara sistematis untuk
dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan
Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai
kriteria tertentu dan valid. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang
sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui alat
18
atau instrumen yang digunakan untuk mengukurnya (Sevilla, dkk., 1993; Nana, dkk.,
2004).
diterapkan adalah: (1) tujuan penelitian, (2) sifat masalah yang digarap, dan (3)
strategi yang paling efektif untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan
penelitian.
menggambarkan sifat dari suatu keadaan secara sistematis atau bidang minat secara
faktual dan akurat pada waktu penelitian dilakukan dan menjelajahi penyebab dari
gejala-gejala tertentu. Ada beberapa jenis penelitian deskriptif yaitu: studi kasus, survey,
populasi dan sampel harus difahami. Metode sampling harus dilakukan dengan cermat
agar hasil yang diperoleh dengan meneliti sampel dapat mewakili semua populasi,
19
sehingga dapat dilakukan generalisasi.(Brotowijoyo; 1988; Sevilla, dkk., 1993; Nana,
dkk., 2004)
Contoh judul penelitian deskriptif jenis survey " Pemeriksaan Kadar Nitrit
dan Nitrat dari Air Sumur Sumber Air Minum di Daerah Sumatera Utara".
dengan memakai kuesioner memang sering dilakukan di dalam penelitian survey (Nana,
dkk., 2004).
Studi kasus mempelajari secara intensif latar belakang, status kini, dan
komunitas. Disebut kasus karena berlaku untuk kelompok kecil dan belum tentu
berlaku untuk kelompok atau orang lain. Biasanya studi kasus tidak lazim memiliki
hipotesis (karena belum ada di dalam literatur) dan tidak akan menghasilkan suatu
menghasilkan suatu hipotesis, artinya kemungkinan berlaku bagi kelompok atau orang
lain. Survey mempelajari data dari sampel yang diamati dari suatu populasi untuk
metode cross-sectional. Dalam metode longitudinal sampel peserta diteliti pada kurun
waktu yang sangat panjang pada satu partisipan yang sama dalam penelitian,
waktu yang sama. Misalnya, pada metode longitudinal, diteliti perkembangan anak
20
dengan mengumpulkan data dari satu kelas yang sama mulai dari kelas satu sampai
mereka duduk di kelas enam, berarti diikuti perkembangannya selama enam tahun. Pada
metode cross-sectional, cukup pada waktu yang sama, data diperoleh dari kelas satu, kelas
dua sampai dengan kelas enam secara serentak pada saat yang sama (Sevilla, dkk., 1993;
peserta setelah diberikan perlakuan tertentu atau setelah keadaan tertentu. Analisis
Penelitian korelasi dirancang untuk menyelidiki sejauh mana variasi dalam satu faktor
berkaitan dengan variasi dalam satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi
variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol ketat. Dalam
bebas, mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengamati pengaruh dari satu atau
eksperimental terdapat dua kelompok yaitu satu sebagai kelompok eksperimen dan
lainnya sebagai kelompok kontrol (hal ini tidak terdapat dalam penelitian
deskriptif). Manipulasi langsung satu variabel bebas adalah salah satu karakteristik
Kontrol diartikan sebagai bagian dari upaya dalam penelitian untuk memindahkan
atau meniadakan pengaruh beberapa variabel (selain variabel bebas yang akan diteliti)
21
kontrol penting dibuat atau diadakan agar perobahan yang teramati hanya karena
pengaruh dari variabel bebas yang sedang diteliti. Dalam penelitian eksperimental,
sampel atau bahan yang diteliti harus homogen karena sampel yang heterogen akan
mempengaruhi efek dari variabel bebas yang sedang diteliti. Sampling di sini bukan
untuk memperoleh bahan yang homogen (Sevilla, dkk.,1993; Nana, dkk., 2004).
pengaruh variabel bebas yakni (1) jenis antioksidan, dan (2) lama pemanasan. Dalam
percobaan ini diupayakan supaya bahan hanya satu jenis agar homogen dan dilakukan
percobaan). Maka dapat dikatakan bahwa pada metode penelitian eksperimental tidak
diperlukan metode sampling. Tetapi yang diperlukan adalah memilih bahan yang
homogen untuk penelitian (Surakhmad, 1988; Sevilla, dkk., 1993; Nana, dkk., 2004).
terjadi). Ex post facto "setelah kejadian". Secara sederhana, dalam penelitian ini,
variabel. Variabel terikat dalam penelitian ini segera dapat diamati dan persoalan
dalam bidang pendidikan, psikologis dan sosiologis, karena sebagian besar variabel yang
22
Dalam metode penelitian ini, peneliti berusaha untuk menentukan sebab, atau alasan
adanya perbedaan tingkah laku atau status kelompok individu dll. Jadi tujuan
penelitian kausal komparatif adalah untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan
menimbulkan kejadian tersebut. Untuk memahami lebih jauh, pada Tabel 1 berikut
dapat dilihat berbagai metode penelitian yang biasa digunakan dalam beberapa
23
Kasus Mempelajari secara intensif latar Biasanya tanpa hipotesis,
belakang, status kini, dan interaksi sebaliknya menghasilkan
lingkungan unit sosial tertentu: hipotesis. Tidak ada
perseorangan, kelompok, institusi generalisasi dan tanpa
atau komunitas. sampling.
Korelasi Mendeteksi tingkat pertalian variasi Menentukan tinggi rendahnya
dalam satu faktor berkaitan dengan saling hubungan, bukan
variasi dalam satu atau lebih faktor mencari ada tidaknya hubungan
lain berdasarkan koefisien korelasi. seperti pada eksperimenal. Tidak
ada manipulasi kondisi.
Eks perimental Mencari pengaruh variabel tertentu Menggunakan kelompok
(bebas) terhadap variabel lain (terikat) kontrol sebagai pembanding
dalam kondisi yang terkontrol terhadap kelompok
eksperimental. Dilakukan
pengaturan variabel-variabel
dan kondisi percobaan secara
ketat baik terhadap kontrol
atau manipulasi. Bahan yang
diteliti harus homogen.
Metode sampling tidak
perlu.
Kausal Meneliti peristiwa yang telah Tidak ada kontrol pada
komparatif atau terjadi dan kemudian merunut ke variabel bebas, tidak ada
post ex facto belakang untuk mengetahui faktor- penetapan subjek secara
faktor yang dapat menimbulkan acak.
kejadian tersebut. Mengambil satu atau lebih
akibat sebagai variabel
terikat, kemudian data itu
ditelusuri mencari penyebab.
24
2.6.2 Bahan-bahan
Bagian ini menguraikan semua bahan yang digunakan dalam penelitian yang
meliputi sampel atau bahan dan reagensia. Uraian ini meliputi sumber dan spesfikasi
lengkap dari bahan dan reagensia yang digunakan. Penjelasan yang dikemukakan
harus cukup rinci sehingga jika peneliti lain mengulang percobaan dengan menggunakan
bahan dan kemurnian reagensia yang sama diharapkan akan memberi hasil yang sama
pula. Bagian ini disusun dalam bentuk kalimat, bukan dengan membuat daftar bahan
Pada tahap ini peneliti harus dapat menentukan atau memilih teknik atau
kaitan ini proses pemilihan atau pengembangan alat pengukuran dan metode yang
sesuai untuk masalah yang dievaluasi dikenal dengan istilah instrumentasi. Dengan
proses yang demikian akan diperoleh instrumen yang dapat digunakan sebagai alat
untuk mengumpulkan data dan mengukur nilai variabel yang diamati (Nana, dkk.,
2004).
alam (IPA) telah banyak tersedia dan telah teruji keterandalannya (reliabilitas) dan
diukur dengan meteran, dan berat badan dengan timbangan berat. Tetapi timbangan
dengan skala kecil gram tentu saja berbeda dengan penggunaan dan ketelitiannya
25
dengan timbangan berskala terkecil milligram. Alat ukur yang digunakan dalam suatu
pengukuran, sedapat mungkin alat itu harus dapat menghasilkan data kuantitatif.
Dengan skala pengukuran, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu
dapat dinyatakan dalam angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif.
Validitas adalah derajat ketepatan suatu alat ukur tentang arti sebenarnya yang diukur.
Validitas berkenaan dengan keterkaitan data yang diperoleh dengan sifat atau
karakter variabel yang diteliti. Setiap alat memiliki limit of detection (LOD) yakni
nilai yang terkecil yang masih dapat dideteksi atau diukur. Kriteria tertentu untuk
menilai instrumen yang baik dapat dievaluasi melalui proses validasi (Ermer dan
Validasi
akurasi (recovery),
presisi (repitibilitas),
selektivitas,
keliniearan.
26
Reliable berarti dapat dipercaya, stabil dan dapat diramalkan. Ketepatan atau stabilitas
tidak cukup menghasilkan reliabilitas. Suatu tes dapat menghasilkan ketepatan tetapi
mungkin kurang akurat atau teliti. Misalnya, penimbangan secara pas menghasilkan
ukuran yang sama untuk objek yang sama (reliabel) tetapi bisa tidak menghasilkan
ukuran yang benar atau tepat (valid) (Oktavia, 2006; Ermer dan Miller, 2005; Sevilla,
dkk., 1993; Nana, dkk., 2004). Misalnya, penentuan kadar analit (zat yang dianalisa)
di dalam suatu sampel dengan metode yang berbeda dapat memberikan hasil yang
berbeda. Bahkan dengan metode yang sama untuk sampel yang berbeda belum tentu
memberikan hasil yang sama ketepatannya karena perbedaan matriks bahan yang
dianalisis. Untuk mengetahui kadar yang sebenarnya analit di dalam sampel harus
dilakukan dengan menambahkan zat murni (bahan baku) yang diketahui jumlahnya ke
dalam sampel, kemudian prosedur analisa dilakukan sama seperti pada sampel.
Jika persen perolehan kembali 100%, berarti metode yang digunakan adalah
valid, tetapi jika tidak, berarti jelas bahwa kadar yang diperoleh tidak sesuai dengan
yang sebenarnya. Meramalkan kadar analit yang sebenarnya di dalam sampel dapat
dihitung atau dikoreksi dengan memakai faktor konversi persen recovery yang telah
27
diperoleh. Misalnya, dengan menggunakan suatu metode analisis, jumlah analit di
dalam sampel 50mg, dan jika recovery ternyata 90%, jelas bahwa kadar yang
sebenarnya bukanlah 50mg, tetapi lebih dari 50mg. Jadi untuk meramalkan jumlah zat
dengan 100/90 = 55,55 mg (Harmita, 2004; Sevilla, dkk., 1993; Nana, dkk., 2004;
Ermer dan Miller, 2005). Apabila jumlah tersebut (50 mg) adalah batas maksimum yang
diperbolehkan menurut peraturan, jelas bahwa metode analisis ini dengan recovery 90%,
tersedia dan telah teruji, misalnya instrumen untuk mengukur prestasi, mengukur sikap,
mengukur IQ, mengukur bakat dan lain-lain. Tetapi belum tersedia instrumen lainnya
dan relatif sukar untuk menemukan instrumen yang dapat digunakan dalam mengukur
variabel dalam ilmu sosial, sedangkan instrumen dalam ilmu pengetahuan alam banyak
tersedia dan relatif mudah diperoleh. Walaupun instrumen dalam ilmu sosial telah
tersedia dan telah teruji keterandalan dan kesahihannya, bila digunakan dalam setting
yang berbeda atau tempat atau lingkungan tertentu mungkin saja tidak andal dan
sahih. Hal ini dapat dimaklumi karena gejala atau fenomena sosial cepat berubah dan
sulit dicari kesamaannya. Oleh karena itu, para peneliti di bidang sosial sering harus
kesahihannya. Sebagai contoh, jika variabel yang diteliti adalah tingkat kekayaan,
maka dapat dibuat indikator kekayaan seperti jumlah dan kualitas rumah yang
28
Maka dalam bagian alat-alat dan instrumentasi ini perlu menyebutkan semua
alat yang digunakan terutama alat elektronik yang kepekaannya sangat tinggi. Alat-
alat sederhana seperti alat gelas tidak perlu disebutkan buatan atau merek misalnya
"Pyrex", cukup dengan menyebutkan beaker glas, erlenmeyer, dll. Alat-alat elektronik
seperti spektrofotometer, gas kromatografi, dan alat lain yang jika digunakan merek
lain mungkin dapat mempengaruhi hasil akhir, perlu disebutkan nama pabrik
secara khusus, harus diuraikan dengan jelas, bahkan gambar alat tersebut perlu
2.6. 4 Prosedur
dari: (1) metode sampling atau penyediaan bahan, (2) penyiapan sampel dan kondisi
percobaan, (3) pembuatan reagensia, dan (4) metode analisis dan pengukuran.
Sampel adalah kelompok kecil yang kita amati dan populasi adalah
"beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi". Pengambilan
sampel adalah proses yang meliputi pengambilan satu bagian kecil dari populasi,
29
1. Penelitian deskriptif 10 persen dari populasi. Untuk populasi terkecil
Untuk menetukan ukuran sampel dari populasi, dapat digunakan rumus berikut.
n = N/l +Ne2
populasi). Contoh soal. Jika dalam suatu penelitian populasi sebesar 9000 dan batas
kesalahan yang diinginkan adalah 2%, berapa ukuran sampel yang ditarik? Pada
sampling dan non-probability sampling (Sevilla, dkk., 1993; Nana, dkk., 2004).
A. Probability Sampling
Probability sampling atau pengambilan sampel secara acak adalah suatu metode
pemilihan ukuran sampel dari suatu populasi di mana setiap anggota populasi
diseleksi sebagai sampel mempunyai peluang yang sama. Syarat pengambilan sampel
secara acak meliputi tiga tahapan, yaitu: (a) menetapkan populasi; (b) daftar semua
anggota populasi; dan (c) mimilih sampel melalui prosedur yang sesuai dimana setiap
anggota mempunyai peluang yang sama. Pengambilan sampel secara acak meliputi
30
tabel nomor acak dan pengambilan sampel melalui undian (Sevilla, dkk., 1993; Nana,
dkk., 2004).
melalui peluang dan suatu "sistem" untuk menentukan keanggotaan dalam sampel.
melalui pemilihan acak, misalnya setiap ke 5, setiap subjek ke-10 dan seterusnya.
memiliki strata yang sama. Misalnya, jika ada populasi sebanyak 1000 dan kita
menginginkan 100 sampel dari beberapa strata menurut jumlah variabel, pertama
dengan mengidentifikasi perbedaan strata yang ada di dalam populasi. Jika jenis
kelamin merupakan strata pertama yang meliputi 200 wanita dan 800 pria, maka
untuk memperoleh 100 anggota sampel dari wanita = 200/1000 x 100= 20 orang; pria
= 800/1000 x 100 = 80. Jumlah sampel = 20 + 80 = 100. Dari dua kelompok tersebut
selanjutnya strata lain dapat diidentifikasi berdasarkan variabel dalam penelitian (Sevilla
kluster dan bukan menyeleksi individu secara terpisah. Pengambilan sampel ini
dilakukan secara kelompok, bukan secara individual yang diseleksi secara acak.
31
E. Pengambilan Sampel Non-Acak
Analisa statistik harus sudah dirancang sejak awal sebelum penelitian dilakukan.
Pada bagian akhir dari prosedur dicantumkan rumus yang digunakan untuk mengolah
data dan statistik yang digunakan. Dalam bagian prosedur tidak perlu dicantumkan
tentang hasil. Jika dianggap perlu dapat dicantumkan contoh perhitungan yang
disertakan dalam lampiran, tetapi tidak perlu menyebutkan "hasil penelitian lihat dalam
lampiran", karena hasil akan dimasukkan dalam bab hasil dan pembahasan. Lokasi,
waktu penelitian juga perlu dinyatakan, jika dilakukan di lapangan1 (Day, 1995; Sevilla
menyebutkan bulan dan tahun serta perincian kegiatan untuk masing-masing tahap.
2. 8 Daftar Pustaka
Bagian ini menyajikan daftar semua literatur yang menjadi sumber informasi
yang digunakan dalam penelitian. Daftar pustaka yang disusun harus jelas dan dapat
32
dicari dengan mudah oleh pembaca atau peneliti-peneliti lain jika peneliti tersebut ingin
membaca keseluruhan isinya. Karena itu, daftar bacaan tersebut harus berisi hat-hal berikut:
Tahun penerbitan
Edisi
Halaman yang dikutip ataupun jumlah halaman dari artikel atau buku
Bahan pustaka disusun berturut-turut secara abjad menurut nama keluarga penulis.
Apabila seorang menulis dua atau lebih karangan dalam tahun yang sama, maka di
belakang tahun ditulis a, b, misalnya 2003a, 2003b. Demikian juga, apabila seorang
menulis lebih dari satu karangan dalam daftar pustaka disusun menurut urutan waktu. Daftar
pustaka ditulis dalam satu spasi. Dalam daftar pustaka harus dituliskan semua
nama penulis walaupun lebih dari tiga pengarang. Pedoman umum yang sering
digunakan untuk menyusun daftar pustaka adalah mengikuti urutan seperti berikut
(Anonim a, 2005; Anonim c, 2003; Djuharie, 2001). Judul buku nama jurnal ditulis
33
Nama pengarang - tahun - judul artikel - nama jurnal (majalah ilmiah) - yang
memuat artikel tersebut - volume majalah atau bulan majalah tersebut diterbitkan, nomor
majalah, (kalau ada) halaman yang dikutip atau halaman artikel tersebut.
Nama pengarang diawali dengan huruf besar, dimulai dengan nama famili,
kemudian kependekan dari nama awal dan nama tengah (first name and middle name).
Judul artikel ditulis vertikal tetapi nama majalah atau jurnal ditulis dengan huruf
miring. Jika nama kota penerbitan lebih dari satu maka dituiis nama kota yang lebih
dekat dengan penulis. Penulisan nama pengarang Indonesia yang terdiri dari dua kata
atau lebih tapi salah satu di antaranya bukan marga dapat dilakukan dengan dua pilihan.
Nama yang ditulis sesuai dengan yang tertera pada sumber pustakanya atau nama
yang terakhir ditulis dan nama lain disingkat pada nama yang ada marga.
kota penerbitan -nama penerbit - halaman yang dikutip. Contoh penulisan daftar pustaka
34
BAB III
BAHAN SEMINAR
Judul
Halaman Pengesahan
Abstrak
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
BAB I Pendahuluan
Daftar Pustaka
Lampiran
3.1 Judul
35
Sama seperti yang diuraikan dalam usul penelitian.
.
3.2 Halaman Pengesahan
Disetujui oleh Pembimbing dan Dekan
3.3 Abstrak
Abstrak merupakan pernyataan ringkas mengenai; latar belakang,
membaca abstrak, maka pembaca dapat mengetahui dengan cepat, apakah yang
sedang dibacanya berhubungan dengan yang diperlukannya, dan apakah perlu dibaca
Abstrak harus pendek dan tidak boleh berisi tabel, grafik dan buku acuan.
Abstrak biasanya ditulis paling akhir. Ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris. Panjang abstrak tidak lebih dari 250-300 kata. Abstrak harus didahului
dengan judul dan nama penulis. Abstrak biasanya ditulis paling terakhir. Abstrak
dapat ditulis dalam bentuk terstruktur dan tidak terstruktur. Abstrak terstruktur artinya
dalam abstrak dituliskan unsur-unsurnya sedangkan yang tidak terstruktur tidak (Day,
1995; Cummings, dkk., 2004). Lihat contoh abstrak dalam Lampiran 5 dan Lampiran
6.
3.4 Pendahuluan
36
Pengembangan dari pendahuluan pada usul penelitian dengan penambahan
lain sesuai dengan hasil penelitian yang baru yang dipublikasikan selama penelitian
Pada prinsipnya bagian ini harus memberikan uraian yang berkaitan dengan
pelaksanaan penelitian seperti yang tertera pada usul penelitian. Jika suatu prosedur
dikemukakan
Urutan dari hasil yang ditampilkan harus sesuai dengan tahapan yang
Pada umumnya, hasil percobaan memuat semua data yang relevan yang
Data dibagi atas data mentah dan data yang telah diolah. Misalnya,
volume titran dalam penentuan kadar suatu analit dalam sampel adalah data mentah,
tetapi kadar analit yang diperoleh melalui titrasi tadi dalam sampel adalah data yang
37
telah diolah dengan rumus perhitungan yang telah ada tercantum dalam Bab bahan
dan metode.
yang telah diolah dimasukkan dalam hasil dan pembahasan untuk selanjutnya
dibahas.
Walaupun demikian, data mentah juga dapat dimasukkan dalam bagian ini
Data disusun dalam kelompok dan kategori tertentu yang sesuai dengan
masalah yang dihadapi yang ingin dipecahkan dan disusun dalam bentuk tabel, grafik,
ataupun histogram.
hipotesis.
dengan hasil penelitian sebelumnya tetapi yang baru atau mutakhir (Lindsay,
1988; Sevilla, dkk., 1993; Day, 1995; Brotowijoyo, 1998; Surakhmad, 1988).
Gambar dan Tabel harus lengkap serta dapat dimengerti dengan jelas
walaupun terpisah dari teksnya dan biasanya disajikan sesudah pertama kalinya
disebut di dalam teks bagian ini sehingga mudah melihatnya seperti contoh pada
Lampiran 7 dan 8. Jika semua hasil penelitian dinyatakan dalam tabel, maka harus
disertai dengan uraian ringkas tentang hal-hal yang penting sehingga pembaca dapat
melihat apa yang ingin disampaikan penulis untuk disimak oleh pembaca dari hasil
penelitian.
38
Pembahasan merupakan kesempatan bagi para pembaca untuk menilai
Nalaran hasil penelitian secara teoritik dan atau empirik, sehingga dapat
date) dan temuan-temuan hasil penelitian yang mutakhir dari jurnal ilmiah yang
relevan.
Setiap pernyataan harus didukung oleh hasil penelitian kita sendiri, hasil
penelitian orang lain, atau pernyataan bersifat otoritas dari hasil penelitian orang lain.
39
Setiap pernyataan di dalam pembahasan harus ada dasarnya. Jika suatu
pernyataan tidak ada rujukannya dari literatur berarti pernyataan tersebut adalah fakta
Dalam ilmu modern, prinsip dan pendapat selalu diperbaharui dengan adanya
bukti baru yang ditemukan. Karangan mungkin mengemukakan bukti yang dimaksud.
Penulis harus yakin bahwa prinsip yang menjadi dasar pemikiran penulis masih
berlaku dan dikenal atau aktual Sekiranya penulis keberatan terhadap acuan yang
akan dikutip dan penulis tak menemukan pilihan lain, beberapa alasan dapat
dimodifikasi untuk menjelaskan masalah ini. Jika belum ada data sebelumnya
maka penjelasan spekulatif dapat dikemukakan dan hal ini menjadi dasar hipotesis
untuk penelitian selanjutnya. Akhirnya, manfaat dari hasil penelitian dalam bidang
tertentu harus dicatat dan diperhatikan. Misalnya, jika hasil penelitian mempunyai
aplikasi dalam industri, maka diajukan saran berdasarkan hasil yang diperoleh
pendahuluan.
pembuktian hipotesis dan bukan merupakan laporan data dalam bentuk angka lagi.
Bagi pembaca untuk mengetahui isi sebuah skripsi dengan cepat, akan
40
Oleh karena itu, kesimpulan akan berfungsi untuk mengemukakan
penemuan dalam konteks yang benar, sebab dalam sebuah abstrak hal seperti
mengemukakan saran atau rekomendasi tentang apa yang harus diperbuat selanjutnya
3.9 Lampiran
angka tambahan yang berfungsi untuk melengkapi uraian yang telah disajikan dalam
skripsi.
skripsi yang merupakan tempat yang cocok untuk memuat berbagai hal yang meliputi
metode analisis, data mentah dan evaluasi data secara statistik, dan hal lain seperti
contoh perhitungan yang berfungsi untuk melengkapi uraian yang disajikan dalam
bagian ini.
Jadi lampiran bukan tempat data yang dibahas dalam bab hasil dan
pembahasan.
41
Sekiranya ada data mentah yang harus dibicarakan di dalam pembahasan,
berarti data tersebut seharusnya ditempatkan di dalam hasil dan pembahasan bukan di
dalam lampiran.
Jika ada lampiran harus selalu dirujuk dalam bagian pembahasan untuk
mendukung/sebagai bukti yang merupakan landasan dari informasi data yang telah
Judul dari semua lampiran ditulis di bagian atas sebagai judul lampiran
termasuk gambar.
Gambar, tabel atau foto yang sudah termasuk dalam kategori lampiran/sebagai
lampiran tidak boleh lagi dimasukkan dalam daftar gambar, daftar tabel. Contoh
42
BAB IV
SKRIPSI
Skripsi adalah bukti tertulis dari penelitian yang dilakukan seorang mahasiswa
Skripsi yang baik mengandung semua unsur karangan ilmiah dan tinjauan
(tinjauan pustaka).
Jika dilihat dari unsur-unsur dari usul penelitian dan bahan seminar hasil
yang terbaru agar tinjauan pustaka dan pembahasan jangan sampai ketinggalan
43
Pada umumnya, sistematika dari skripsi terdiri atas semua atau beberapa unsur
pokok yang disusun menurut urutan yang lazim seperti di bawah ini (Surakhmad,
judul
halaman Judul
halaman Pengesahan
kata pengantar
abstrak
daftar isi
daftar tabel
daftar gambar
daftar lampiran
BAB I Pendahuluan
Daftar Pustaka
Lampiran
4.1 Judul
44
Judul skripsi seperti yang diuraikan dalam usul penelitian. Tidak tertutup
Pada halaman judul dicantumkan judul skripsi, nama penulis dan tujuan pengajuan
skripsi yang sedang diajukan (Lampiran 11).
biasanya mengemukakan: (1) rasa syukur atas rampungnya skripsi yang dibuat, (2)
maksud dilaksanakannya penelitian, (3) uraian singkat mengenai latar belakang, (4)
tujuan penelitian, (5) sifat penelitian, (6) harapan berdasarkan hasil penelitian, (7)
ucapan terima kasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang membantu. Di bawah
isi kata pengantar, sebelah kanan, disebutkan kota dan tahun skripsi diterbitkan
dengan jarak empat single space dari akhir isi kata pengantar. Kemudian dengan jarak
dua single space di bawah kota dan tahun penerbitan ditulis kata penulis. Pada jarak
satu single space di bawahnya ditulis nama penulis (Djuharie, 2001) (contoh kata
4.4 Abstrak
45
Abstrak sama seperti yang disajikan dalam bahan seminar hasil penelitian.
Daftar isi mengandung outline yang terdiri dari bab, bagian, sub bagian
dengan halaman. Pada umumnya tidak boleh lebih dari dua atau tiga tingkat
Contoh:
Bab III
Seksi 3.1.1
Tidak lazim membuat pendahuluan pada setiap bab yang akan diikuti oleh sub
bagian. Setiap sub bagian sebaiknya tidak lebih dari 5-8 halaman ketik. Dalam setiap
bab, sub-bab, seksi maupun sub-seksi, harus dihindari rujukan pustaka, singkatan dari
4.6 Pendahuluan
Uraian ini merupakan pengembangan dari tinjauan pustaka yang tertera pada
usul penelitian. Sumber pustaka yang diacu dan telah dipublikasikan, termasuk
46
dalam pembahasan sebagai pembanding terhadap hasil penelitian. Tinjauan pustaka
merupakan satu bagian yang penting dari skripsi dan penulis harus mampu membaca
dengan cermat dan mengevaluasinya sehingga materi yang disajikan hanya informasi
yang akan mendukung (berkaitan erat dengan) program penelitian. Tinjauan pustaka
harus memuat latar belakang masalah penelitian dan uraian ringkas dari usaha-usaha
mengatasi masalah yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dalam bidang
keunggulan dari setiap penelitian. Maka bagian ini bukan semata-mata berupa sebuah
koleksi dan ringkasan, tapi merupakan ikhtisar untuk memudahkan dan mengevaluasi
mengetahui apa yang telah diketahui mengenai topik yang sedang diteliti.
yang dilakukan.
yang sama.
Beberapa kesalahan yang harus dihindari pada saat menulis tinjauan pustaka:
47
a) Penulisan yang hanya sebagai daftar hasil penelitian atau pendapat para ahli
Seharusnya, tinjuan pustaka dari suatu tesis (mungkin juga skripsi) harus
sejajar bobot ilmiahnya dengan artikel tinjauan (review article) yang akan dimuat
Metode penelitian seperti yang tertera pada bahan seminar hasil penelitian.
Sama seperti hasil dan pembahasan yang diuraikan pada bahan seminar yang
ini dinamakan argumen atau pendapat yang harus dibenarkan sesuai dengan yang
48
relevansi, kegunaan dan kemungkinan atau keterbatasan mengenai penelitian yang
telah dilakukan serta hasilnya (Lindsay, 1988; Nana, dkk., 2004; Sevilla, dkk., 1993).
kepada pembaca untuk memahami beberapa hal satu demi satu. Unsur-unsur suatu
paragraf yang baik dalam menyampaikan pendapat kita terdiri dari: (1)
kalimat topik (pokok), (2) perkembangan logika, dan (3) kesimpulan atau
Paragraf dimulai dengan ringkasan kecil mengenai apa yang akan dibahas.
Kalimat ini dinamakan kalimat pokok. Kalimat pokok dapat dengan sendirinya
demikian kalimat pokok akan menarik perhatian pembaca dan mengarahkan daya
pembaca untuk menerima pemikiran logis yang akan diuraikan pada kalimat
menggunakan fakta dari hasil penelitian dan menghubungkannya dengan fakta atau
teori lain untuk membangun pendapat kita. Tujuannya ialah mengambil kesimpulan
dengan cara deduksi, induksi, atau kombinasi keduanya. Setiap pendapat bersifat khas
dan didukung oleh seperangkat fakta. Kesimpulan harus diutarakan sesuai dengan
data yang menunjangnya. Jika tak ada bukti nyata, jangan mengungkapkannya
bahwa ......" yang langsung menyiratkan bahwa kita tidak mempercayai data
kita sendiri. Jika ada perbedaan yang kecil saja antara plot perlakuan dan kontrol
49
belum meyakinkan kita untuk mengemukakan: "Ada indikasi yang jelas… " Dalam
hal seperti ini lebih baik tak mengembangkan argumen di luar nilai-nilai aktual.
Spekulasi dalam pembahasan yang tetap tinggal tak diuji akan mengundang
kritik. Jika spekulasi dikembangkan dari hasil penelitian sama halnya dengan
hipotesis, dan mempunyai kriteria yang sama dengan hipotesis. Maka spekulasi tidak
saja dapat diterima dalam pembahasan, bahkan diinginkan. Spekulasi ditolak hanya
apabila tidak cocok dengan fakta yang diketahui, atau spekulasi tak dapat diuji
dengan teknologi yang ada. Penolakan spekulasi dapat merangsang peneliti lain untuk
menumbuhkan gagasan baru dan sangat berharga sebagai sumber ilmiah (Lindsay,
1988).
4.10 Kesimpulan
4.12 Lampiran
50
PENGETIKAN DAN FORMAT SKRIPSI
Kertas
Harus digunakan kertas putih (HVS) ukuran A4 (21 x 29,7 cm) berat 80
gram. Kertas duplikator atau kertas komputer bagian depan saja (tidak timbal balik).
Pengetikan
Kualitas Pengetikan
51
Semua skripsi diketik dua spasi. Ketikan satu spasi diperbolehkan untuk
membuat judul, tabel yang panjang, daftar pustaka dan catatan kaki. Pengetikan
dengan komputer, digunakan hanya satu jenis bentuk ketikan pika, elit atau eksekutif.
mempunyai standar kualitas yang minimum yaitu Time New Roman. Ukuran huruf
untuk semua skripsi adalah 12 poin (12 huruf dalam 1 inci). Lambang atau tanda
khusus yang tidak dijumpai pada mesin ketik atau pada komputer, harus ditulis
dengan alat mekanis menggunakan tinta cina hitam atau tinta yang sejenis.
-Bilangan desimal ditandai dengan koma, bukan dengan titik, misalnya: berat sampel
10,5 g.
-Satuan dinyatakan dengan singkatan resminya tanpa titik di belakangnya (jika tidak
pada akhir kalimat), misalnya: m, cm, kg, mg, mcg, mm, °C.
Baris Pinggir
Baris pinggir (margin) untuk semua teks skripsi ditetapkan sebagai berikut:
52
1. Jangan mengetik lebih dari satu baris di bawah baris pinggir. Seandainya yang
catatan kaki atau baris terakhir sesuatu bab, sub-sub atau keterangan gambar.
2. Semua tabel, skema dan gambar termasuk keterangan harus menurut format
baris pinggir.
3. Paragraf baru pada bagian bawah dari suatu halaman harus terdiri dari
demikian, harus dimulai pada halaman yang baru. Paragraf baru dimulai
pada ketikan yang ke-6 dari batas pinggir kiri dengan jarak tetap dua
spasi.
4. Bilangan dan lambang yang memulai suatu kalimat harus ditulis dalam bentuk
Penomoran Halaman
Semua nomor halaman naskah diberi nomor unit angka Arab, dicetak tanpa
tanda bacaan kira-kira 1,5 cm dari batas bawah di pertengahan baris teks tersebut.
Bagian permulaan (preliminary) diberi huruf kecil secara berurutan (i, ii, iii, dst.).
Halaman judul pada halaman depan skripsi dianggap sebagai halaman i, tetapi
nomornya tidak diketik. Huruf kecil ii terletak pada halaman pertama sesudah
halaman judul.
Tabel
Tabel melintang lazim dimuat dalam skripsi. Semua tabel harus terletak di
tengah-tengah halaman pada baris pinggir yang telah ditentukan. Setiap tabel harus
53
mempunyai nomor angka Arab dan keterangan. Perkataan "Tabel" atau 'TABEL",
nomor dan keterangan dicetak pada sebelah atas tabel tersebut. Apabila suatu tabel
harus bersambung pada halaman berikutnya, maka pada baris atas halaman
baru harus berbunyi (sebagai contoh: Tabel 2, sambungan). Keterangan tabel tidak
perlu diulang, tetapi setiap kolom tabel diberi nomor unit. Apabila suatu tabel
merupakan kutipan, kepustakaan asal harus dituliskan dibawah tabel. Apabila ada
keterangan tentang tabel, dituliskan di bawah tabel. Judul dan keterangan tabel ditulus
Gambar
Gambar adalah gambar foto, skema, illustrasi, atau grafik yang dilekatkan
pada halaman naskah, dan tidak merupakan skrip ataupun tabel. Perkataan gambar,
Umumnya suatu gambar tidak lebih dari satu halaman. Apabila gambar tersebut harus
bersambung pada halaman berikutnya, caranya sama seperti pada tabel. Gambar
dapat disatukan menjadi kelompok dan diberi nomor secara berurut. Contoh lihat
Lampiran 8. Gambar foto yang lebih kecil dari ukuran satu halaman harus dilekatkan
dengan menggunakan pelekat/lem yang baik pada kertas yang sama untuk skripsi itu.
Apabila memungkinkan, gambar foto dapat dicetak sebesar kertas yang digunakan
untuk skripsi. Judul dan keterangan gambar ditulis dalam satu spasi.
Bahasa
1. Bahasa
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia baku (ada subjek dan
predikat, serta supaya lebih sempurna ditambah dengan objek dan keterangan). Untuk
54
jelasnya mengacu pada Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Untuk
mengetahui dan memastikan apakah kata yang digunakan (terutama yang berasal dari
bahasa asing) sudah resmi atau tidak pemakaiannya di dalam bahasa Indonesia maka
2. Bentuk kalimat
Kalimat tidak boleh menampilkan orang pertama atau orang kedua (saya, aku,
kami, kita, dan engkau), tetapi harus dalam bentuk pasif dan titik pandang ketiga.
Kata-kata saya pada ucapan terima kasih dalam kata pengantar, diganti dengan
kata penulis.
3. Istilah
Istilah yang dipakai adalah istilah Indonesia atau istilah yang telah di
Indonesiakan sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jika terpaksa harus
2. Kata depan, misalnya pada, sering dipakai tidak pada tempatnya, misalnya
3. Kata di mana dan dari selalu kurang tepat pemakaiannya, dan diperlakukan
sesuai seperti kata where dan of dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa
55
5. Kutipan
a. Kutipan langsung
Mengutip secara langsung dilakukan dengan cara menyalin kata demi kata yang sama
bunyinya dan ejaannya. Kutipan pendek, yaitu kutipan yang tidak lebih dari lima
baris, maka dapat ditulis langsung pada teks dengan tanda kutip di antara bagian yang
dikutip. Contoh: Permenkes No. 168 tahun 2005 tentang prekursor farmasi pasal 1
butir 3, menyebutkan "Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku". Kutipan panjang (lebih dari lima baris), ditulis tanpa tanda kutip, tetapi
dimulai baris baru 6 ketuk baris pertama dan 3 ketuk untuk baris selanjutnya dengan
Contoh: Permenkes No. 168 tahun 2005 tentang prekursor farmasi pasal 1 butir 2,
menyebutkan:
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri
dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan
sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang atau yang kemudian ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Kesehatan.
Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang dibuat bila penulis mengutip karangan
yang diolah memakai bahasa sendiri (tanpa memasukkan kalimat pribadi penulis).
Ditulis tanpa menggunakan tanda kutip. Pernyataan tentang suatu masalah yang
56
sama dapat mengacu dari beberapa sumber, sepanjang isi, maksud dan jiwa yang
Contoh:
Inhibitor kompetitif nitric oxide synthase (NOS) telah diidentifikasi yakni derivat
yang penting dalam meneliti peran nitrogen oksida dalam sistem biologis
6. Tanda Baca
Tanda baca yang umum dipakai adalah titik ( . ), koma ( , ), titik koma ( ; ), titik dua
Djuharie, 2001).
Di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar (3.1,
57
Menyatakan pecahan desimal (untuk itu dipakai koma sehingga setengah
Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik.
jumlah seperti tahun 1995 bukan 1.995, juga halaman 1455 bukan 1.455
seperti RNA bukan R.N.A yang lain seperti DDT bukan D.D.T
Singkatan nama negara seperti USA bukan U.S.A. juga singkatan nama
Satuan ukuran seperti kg bukan kg., juga cm. 1 (liter) dan oC. Satuan ini
Perangkat angka yang letaknya berdekatan seperti "Pada tahun 1935, 178
58
Koma hendaklah dipakai untuk menyatakan pecahan desimal (mis.
Titik koma dipakai untuk memisahkan unsur-unsur sintaksis yang setara, atau
dalam deret di dalamnya sudah mengandung tanda baca lain, (saya datang; saya lihat;
saya menang).
Memperkenalkan senarai.
15-17).
Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat pertanyaan langsung. Dalam tulisan
ilmiah tanda tanya juga dapat dipergunakan untuk menunjukkan keragu-raguan dalam
suatu pernyataan. Untuk kasus tertentu adakalanya tanda tanya itu diapit tanda
59
6.6. Tanda seru (!)
6.7. Tanda hubung (-) dan bulit (.,) tanda hubung dipakai untuk:
Merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai huruf kapital (mis:
se-lndonesia); ke- dengan angka (abad ke-21), angka dengan an (tahun 90-
an)
Tanda kurung untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya dalam
Misalnya:
Kebutuhan dasar manusia adalah (1) pangan, (2) sandang, (3) papan, (4)
60
6.9 Tanda kurung siku [...]
Istilah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
(permusyawaratan/perwakilan).
61
Memisahkan bagian-bagian penanggalan yang ditulis dengan angka,
Berfungsi sebagai pengganti kata dan bila bentuk lebih singkat diinginkan.
Tanda ini dianjurkan dipakai dalam pengacuan pada daftar pustaka sebab
bandingkan dengan menurut Reid dan Webster (1968). Selain itu pemakaian
tulisan berbahasa asing. Teks aslinya "menurut Reid and Webster (1968), Le Gal et
Arpin (1969) menjadi seragam dengan mempergunakan ampersan. Kata dan sebagai
(Junani). Dalam skripsi ampersan tidak digunakan, tetapi yang dipakai adalah
Selain tanda baca yang terumus yaitu: titik, titik dua, titik koma, koma, tanda
tanya, tanda seru, tanda hubung, juga dijumpai tanda sama dengan (=), tanda tambah
(+), tanda kurang (-), tanda bagi (:), lebih besar (>), dan tanda lebih kecil (<).
(1) Titik, koma, titik dua, tanda seru, tanda tanya, dan tanda persen (%) diketik rapat
62
Contoh:
(2) Tanda kutip ("...") dan tanda kurung ( ) diketik rapat dengan huruf dari kata atau
( Standardized ) (Standardized)
(3) Tanda hubung ( - ), tanda pisah ( — ), dan garis miring (/) diketik rapat dengan
Ini terjadi selama tahun 1942 - 1945 Ini terjadi selama tahun 1942-1945
(4) Tanda sama dengan ( = ), lebih besar ( > ), tanda lebih kecil ( < ), tanda
p=0,05 p = 0,05
63
p<0,01 p < 0,01
a+b=c a+b=c
a:b=d a:b=d
bxc=f bxc=f
Akan tetapi tanda bagi ( : ) yang dipakai untuk memisahkan tahun penerbitan dengan
nomor halaman pada penulisan rujukan diketik rapat dengan angka yang mendahului
dan mengikutinya.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, J., Durston B.H., dan Poole. M (1970). Thesis and Assignment Writing.
Brisbane: John Wiley dan Sons.
64
Brotowijoyo, M.D. (1988). Penulisan Karangan Ilmiah. Edisi Pertama, Jakarta:
Akademik Pressindo
.
Cummings, P., Rivera, F.P., dan Koepsel, TD ( 2004). Writing Informative Abstracts
for Journals Articles. Arch.Pediatr Adolesc Med. Vol. 158. Nov:
Cunning, S.J (2004). How to write a Thesis. Journal of Orthodontics. Vol.31; 144-
148.
Day, R A. (1995). How to Write and Publish a Scientific Paper. 4th Ed.Cambridge
University Press. Moulbourne. Australia.
Djuharie, O.S. (2001). Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi. Bandung:
Yrama Widya.
Ebel, H.F., Bliefert, C dan. Russey, W.E. (1987). The Art of Scientific Writing. New
York: VCH Verlagsgesellschaft mbH.
Nana, S., Dharma, S., Achmadi, S., Sofro, AS., Aswindinnor, H dan Wijaya, H.
(2004). Kumpulan Materi. Penataran dan Lokakarya Training of Trainers.
Metodologi Penelitian PTN dan PTS Tahun 2004 Diselengarakan oleh
Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Dirjen Dikti. DepdikNas. Jakarta, 26-30 April 2004.
Sevilla, C.G., Ochave, J.A., Punsalam, T.G., Regala, B.P., dan Uriarte, G.G. (1993).
65
Pengantar Metode Penelitian. Penterjemah: Alimuddin Tuwu., Jakarta: Ul-
Press.
Wells, WA. (2004). Me write pretty one day: how to write a good scientific paper.
The Journal of Cell biology. Vol. 165 (21): 757-758.
66
Lampiran 1. Contoh Halaman Judul Usul Penelitian Skripsi.
USUL PENELITIAN
OLEH:
RADIATUN MARDIAH ZUHRI
NIM
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
67
Lampiran 2. Contoh Halaman Pengesahan Usul Penelitian Skripsi
USUL PENELITIAN
OLEH:
RADIATUN MARDIAH ZUHRI
NIM
Medan,............. 200.
……………….. ………………..
NIP NIP
Disetujui oleh:
Pembimbing II,
………………..
NIP
68
Lampiran 3. Contoh Cara Penulisan Sumber Pustaka dalam Teks.
Alkaloida adalah senyawa organik yang mengandung atom nitrogen pada inti
Jika penulis terdiri dari dua orang, maka keduanya harus disebutkan.
pemberian vitamin C secara intra peritoneal pada tikus (Ghiretti dan Magalde,
1977).
Jika penulis lebih dari dua orang, maka yang dlcantumkan hanya penulis pertama
diikuti dengan dkk., (apabila kepustakaan bahasa Indonesia) atau dkk., (apabila
69
berbagai sumber, maka dalam hal ini semua pustaka pendukung yang
digunakan harus disebut di dalam teks. Misalnya: Inhibitor kompetitif nitric oxide
argmin, dimettl arginin, merupakan bahan dan alat yang penting dalam meneliti
peran nitrogen oksida dalam sistim biologis (Moncada, 2002; Ruscittz, dkk., 2000;
70
Journal
1 . Artikel standar
a. Vega, K.J., Pina, I., dan Krevsky, B. (1996). Heart Transplantation is associated
with an increased risk for pancreatobiliary disesase. Ann Intern Med. Jun. l:
124(II): 980-983.
Cara lain: bila jurnal tersebut mengurut halaman dalam suatu volum, maka bulan dan
b. Vega, K.J., Pina, I., dan Krevsky, B. (1996). Heart Tranplantation is associated with
an increased risk for pancreatobiliary disesase. Ann Intern Med. 124: 980-3.
The Cardiac Society of Australia and New Zealand (1996). Clinical exercise stress
testing. Safety and performance guidelines. Med J Aust. 164:282-4.
Shen, H.M., dan Zhang, Q.F. (1994). Risk assessment of nickel carcinogenicity
and occupational lung cancer. Environ Health Prespect. lQ2 Suppl 1: 275-
82.
Ozben, T., Nacitarhan, S. dan Turcer N. (1995). Plasma and urine sialic acid in non-
insulin dependent diabetes meliitus. Ann Clin Biochem. 32(Pt 3): 303-6.
Poole, G.H. dan Mills, S.M. (1990). One hundred consecutive cases of flap
lacerations of the leg in ageing patients. NZ Med J. 107(986 Pt l): 377-8.
7. Edisi tanpa volum
71
Browell, D.A., dan Lennard, T.W. (1993). Immunologic status of the cancer patient
and the effects of blood transfusion on antitumor responses. Curr Opin
Gen Surg.: 325-33.
Fischer, G.A, dan Sikic, B.I. (1995). Drug resistance in clinical oncology and
hemetology. Introduction. Hematol Oncol Clin North Am Apr. 9(2): xi-xii.
Ringsven, M.K., dan Bond, D. (1996). Gerontology and leadership skills for
nurses. 2nd ed. Albany (NY): Delmar Publisher: 4-9
Norman, I.J., dan Redfern, SJ. (eds). I992 Mental health care for elderly people.
New York ; Churchill Livingstone: 3-9
Phillips, S.J. dan Whisnant, J.P. (1995). Hypertension and stroke. In: Laragh, J.H.,
and Brenner BM, editors. Hypertension: patohysiology, diagnosis, and
management. 2nd ed. New York: Raven Press: 465-78.
Bengstsson, S., dan Solheim, B.C. (1992). Enforcement of data protection, privacy
and security in medical information. Dalam: Lun, K.C., Degoulet, P., Piemme,
T.E., dan Rienhoff, O. (eds). MEDINFO 92. Proceedings of the 7th World
Congress on Medical Informatics; 1992 Sep 6-10; Geneva, Switzerland.
Amsterdam: North-Hoilan: 1561-5.
72
a. Kaplan, S.J. (1995). Post-hospital home health care: the elderly/access and
utilization. Dissertation. St Louis (MO): Washington University.
Anonim (1995).HIV + AIDS: the facts and the future [videocassette]. St. Louis (MO):
Mosby-Year Book.
Morse, S.S.(1995). Factors in the emergence of infectious diseases. Emerg infect Dis
[serial online] Jan-Mar [diakses 5 Jun 1996]; 1 (1): [24 screens].
Diambil dari: URL: HYPERLINK.
http://www.cdc.gov/ncidod/EID/eid.htm
Anonim (1993). Hemodynamics 111 the ups and downs of hemodynamics [computer
program]. Version 2.2. Orlando (FL): Computerized Educational System.
22. Terjemahan
Harris, R.S., dan Karmas, E. (1989). Evaluasi Gizi Pada Pengolahan Bahan
Pangan. Penterjemah: Suminar Achmadi. Penerbit ITB: Bandung: 25-40.
73
Lampirao 5 . Contoh Penulisan Abstrak
Abstrak
Air minum adalah salah satu sumber kontaminan nitrit dan nitrat dalam
makanan, dan kandungan nitrit dan nitrat di dalam air sumur yang digunakan sebagai
sumber air minum dipengaruhi oleh lokasi dan lingkungan. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menentukan kadar nitrit dan nitrat di dalam air sumur yang digunakan
sebagai sumber air minum di lokasi yang berbeda di sekitar kota Medan
Sampel diambil dari lima lokasi yakni perkebunan kelapa sawit, daerah
persawahan, perkebunan karet, pertanian hortikultura, dan daerah tepi pantai.
74
Penentuan kadar nitrit dan nitrat dilakukan menurut metode spektrofotometri sesuai
dengan prosedur dan alat spektrofotometer DR 2000 yang digunakan di laboratorium
PAM Tirtanadi Medan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa air sumur yang berbeda lokasi dan
lingkungannya ternyata mengandung kadar nitrit dan nitrat yang berbeda pula. Kadar
nitrit berkisar antara 0,009-0,327 mg/1, hasil ini belum melewati batas yang
diperbolehkan menurut Per Men Kes Rl No. 416 tahun I990 yakni 3,3 mg/1. Kadar
nitrat yang terendah adalah 0,324 mg/1 sedangkan yang tertinggi adalah 103,1 mg/1.
Batas maksimum 45 mg/1 yang diperbolehkan oleh DepKes RI.
Kata kunci: air sumur, air minum, penentuan kadar, nitrit, nitrat,
spektrofotometer.
Abstrak
Drinking water is one of the nitrite and nitrate contaminant sources in the diet,
and nitrite and nitrate content of well water that is used as drinking water is influenced
by location and environmental conditions. The aim of this research was to determine
nitrite and nitrate content of well water in Medan that is used as drinking water.
Sampels were obtained from five locations that is coconut palm oil plantation,
paddy field area, rubber plantation, horticultural area, and the beach area.
Quantification of nitrite and nitrate was conducted by the spectrophotometric method
using Spectrophotometer DR 2000 as described by PAM Tirtanadi Medan Laboratory.
The results of this research shows that well water from different location and
environmental conditions contain different level of nitrite dan nitrate. Nitrite levels
75
ranging from 0,009-0,327 mg/1, and this is still under the maximum level permitted
by regulation of Permenkes Rl No. 416, I990 that is 3,3 mg/1. The lowest level of
nitrate is 0,324 mg/1, where as the highest level is 103,1 mg/1. Upper maximum limit
of 45 mg/1 is allowed based on the regulation by oleh Depkes RI.
76
Lampiran 8. Contoh Pembuatan Gambar
77
Lampiran 1. Gambar Kromatogram HPLC dari satu zat A dengan fase gerak
yang berbeda
menit
78
Lampiran 2 Tabel dari Beberapa Insektisida Hidrokarbon Berklorinasi
Keterangan:
*)Tingkat toksisitas: kemungkinan dosis letal oral manusia untuk kelas
3=500-5000 mg/kg bb; kelas 4= 50-500 mg/kg bb; kelas 5=5-50
mg/kgbb.
**)ADI(Acceptable daily intake) =asupan harian yang diperbolehkan
79
Lampiran 11. Contoh Halaman Judul Skripsi
SKRIPSI
OLEH:
RADIATUN MARDIAH ZUHRI
NIM
FAKULTAS FARMASI
80
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
PENGESAHAN SKRIPSI
OLEH:
RADIATUN MARDIAH ZUHRI
NIM
………………. ………………..
NIP NIP
Pembimbing II,
………………..
NIP
..........................
NIP
………………..
NIP
………………..
NIP
81
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
..............................
NIP
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan
rahmat, karunia, dan ridhoNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Penentuan Kadar Nitrit dan Nitrat Dalam Air Sumur di Sekitar Kota
Medan”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Salah satu parameter mutu air minum adalah kandungan nitrit dan nitrat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kadar nitrit dan nitrat di dalam air
sumur sebagai air minum di lokasi yang berbeda di sekitar kota Medan. Ternyata
bahwa air sumur yang berbeda lokasi dan lingkungannya ternyata mengandung kadar
nitrit dan nitrat yang berbeda pula. Kadar nitrit tidak ada yang melewati batas
maksimum, beberapa air sumur dari lokasi tertentu, kadar nitrat melewati batas
maksimum. Hendaknya hasil penelitian ini menjadi masukan kepada Depkes tentang
mutu air minum dari air sumur bagi masyarakat pedesaan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, Apt., yang telah membimbing
dengan penuh kesabaran, tulus dan ikhlas selama penelitian dan penulisan skripsi ini
berlangsung. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., yang telah
memberikan bantuan dan fasilitas selama masa pendidikan.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus
kepada kedua orang tua, Ayahhanda Alm. Hasan Basri dan Ibunda Zuharti tercinta,
serta abang, kakak dan adik-adikku atas doa, dorongan dan pengorbanan baik moril
maupun materil dalam penyelesaian skripsi ini.
82
Penulis,
83