LP 7 DPD
LP 7 DPD
Disusun Oleh :
Nama :
NIM :
JAKARTA
II.2 Etiologi
Menurut Potter dan Perry (2009), terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
personel hygine, yaitu :
1. Citra tubuh
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri. Perubahan fisik akibat operasi bedah, misalnya, dapat memicu
individu untuk tidak peduli terhadap kebersihannya.
2. Status ekonomi sosial
Sumber penghasilan atau sumber ekonomi mempengaruhi jenis dan
tingkat praktik perawatan diri yang dilakukan. Perawat harus
menentukan apakah pasien dapat mencukup perlengkapan perawat diri
yang penting, seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, dan sampo. Selain
itu,hal yang perlu diperhatikan adalah apakah penggunaan ssuai dengan
kebiasaan sosial yang dipraktikkan oleh kelompok sosial pasien.
3. Pengetahuan
Pengetahuan tentang perawatan diri sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Kurangnya pengetahuan
tentang pentingnya perawatan diri dan implikasinya bagi kesehatan
dapat mempengaruhi praktik perawatan diri.
4. Variabel budaya
Kepercayaan akan nilai kebudayaan dan nilai diri mempengaruhi
perawatan diri. Orang dari latar belakang yang berbeda mengikuti
praktik kesehatan yang berbeda pula. Disebagian masyarakat, misalnya,
ada yang menerapkan mandi setiap hari, tetapi masyarakat dengan
lingkup yang berbeda hanya mandi seminggu sekali.
5. Kondisi fisik
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan memerlukan bantuan. Biasanya, jika tidak mampu, klien
dengan kondisi fisik yang tidak sehat lebih memilih untuk tidak
melakukan perawat diri.
(Sutejo,2017)
II.4 Pengakajian
Defisit perawatan diri pada klien terjadi akibat adanya perubahan proses pikir,
yang menyebabkan menurunnya kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri. Defisit perawatan diri tampak dari ketidakmampuan individu
merawat kebersihan diri, makan, berhias, dan eliminasi (buang air besar atau
buang air kecil) secara mandiri.
1. Batasan karateristik
NANDA (2016) menjelaskan batasan karateristik yang terdapat pada
lingkup defisit perawatan diri. Batasan karateristik pada tiap lingkup
tersebut meliputi:
a. Defisit perawatan diri: mandi (Bathing self-care deficit)
Hal ini merupakan gangguan kemampuan melakukan atau
menyelesaikan aktivitas mandi untuk diri sendiri. Batasan
karateristik meliputi:
1) Gangguan kemampuan mengeringkan tubuh
2) Gangguan kemampuan unutk mengakses kamar mandi
3) Gangguan kemampuan unutk mengakses air
4) Gangguan kemampuan untuk mengambil perlengkapan
mandi
5) Gangguan kemampuan untuk mengatur air mandi
6) Gangguan kemampuan untuk membasuh tubuh
b. Defisit perawatan diri: berhias/berpakaian (Dressing self deficit)
Defisit perawatan diri: berhias/berdandan merupakan gangguan
kemampuan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas
berpakaian untuk diri sendiri.
1) Ketidakmampuan memilih pakaian
2) Ketidakmampuan memadupadankan pakaian
3) Ketidakmampuan mempertahankan penampilan yang
memuaskan
4) Ketidakmampuan mengambil pakaian
5) Ketidakmampuan mengenakan pakaian dibawah bagian
tubuh
6) Ketidakmampuan mengenakan pakaian dibagian atas
tubuh
7) Ketidakmampuan memakai berbagai item pakaian (mis:
kemeja, kaus kaki)
8) Ketidakmampuan melepaskan atribut pakaian (mis:
kemeja, kaus kaki, sepatu)
9) Ketidakmampuan menggunakan alat bantu alat
10) Ketidakmampuan menggunakan resleting
11) Ketidakmampuan mengancingkan pakaian
c. Defisit perawatan diri: makan (feeding self-care deficit)
Defisit perawatan diri: makan merupakan gangguan kemampuan
untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan (self-
feeding) (NANDA, 2016). Batasan karateristik defisit perawatan
diri meliputi:
1) Ketidakmampuan mengambil dan memasukkan
makanan ke mulut
2) Ketidakmampuan menggunakan alat bantu
3) Ketidakmampuan mengunyah makanan
4) Ketidakmampuan memanipulasi makanan di mulut
5) Ketidakmampuan membuka kontainer/wadah makanan
6) Ketidakmampuan mengambil cangkir
7) Ketidakmampuan meletakkan makanan ke alat makanan
8) Ketidakmampuan menyiapkan makanan untuk dimakan
9) Ketidakmampuan makan dengan tata cara yang bisa
diterima
10) Ketidakmampuan menelan makanan
11) Ketidakmampuan menelan jumlah makanan yang
memadai
12) Ketidakmampuan memegang alat makan
13) Ketidakmampuan menghabiskan makanan secara
mandiri
2. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya suatu kondisi. Faktor predisposisi defisit perawatan diri
meliputi:
a. Faktor psikologi
Pada faktor ini, keluarga terlalu melindungi dan memanjakan
klien, sehingga klien menjadi begitu bergantung dan
perkembangannya inisiatifnya terganggu. Pasien gangguan jiwa,
misalnya, mengalami defisit perawatan diri dikarenakan
kemampuan realitias yang kurang. Hal ini menyebkan klien
tidak peduli terhadap diri dan lingkungannya, termasuk
perawatan diri.
b. Faktor biologis
Pada faktor ini, penyakit kronis berperan sebagai penyebab klien
tidak mampu melakukan perawatan diri. Defisit perawat diri
disebabkan n oleh adanya penyakit fisik dan mental yang
menyebakan pasien tidak mampu melakukan perawatan diri.
Selain itu, faktor herediter (keturunan) berupa anggota keluarga
yang mengalami gangguan jiwa, juga turut menjadi penyebab.
c. Fakor sosial
Fakor sosial faktor sosial ini berkaitan dengan kurangnya
dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya.
3. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi defisit keperawatan diri, meliputi kurangnya motivasi,
kerusakan kognitif atau perseptual, cemas, dan kelelahan yang dialami
klien.
a. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang nampak pada klien dengan gangguan
defisit perawatan diri, antara lain:
1) Data subjektif
Klien mengatakan tentang:
a) Malas mandi
b) Tidak mau menyisir rambut
c) Tidak mau menggosok gigi
d) Tidak mau memotong kuku
e) Tidak mau berhias atau berdandan
f) Tidak bisa atau tidak mau menggunakan alat
mandi atau kebersihan diri
g) Tidak menggunakan alat makan dan minum saat
makan dan minum
h) BAB dan BAK sembarangan
i) Tidak membersihkan diri dan tidak
membersihkan tempat BAB dan BAK setelah
BAB dan BAK
j) Tidak mengetahui cara perawatan diri yang benar
b. Data objektif
1) Badan klien bau,kotor,berlaku,rambut kotor,gigi kotor,
kuku panjang
2) Tidak menggunakan alat-alat mandi pada saat mandi dan
tidak mandi dengan benar
3) Rambut kusut, berantakan, kunis dan jenggot tidak rapi,
serta tidak mampu berdandan
4) Pakaian tidak rapi, tidak mampu memilih, mengambil,
memakai, mengencangkan dan memindahkan pakaian.
5) Memakai barang-barang yang tidak perlu dalam
berpakaian, misalnya memakai pakaian berlapis-lapis,
penggunaan pakaian yang tidak sesuai. Melepas barang-
barang yang perlu dalam berpakaian, misalnya telanjang.
6) Makan dan minum sembarangan serta berceceran, tidak
menggunakan alat makan, tidak mampu menyiapkan
makanan, memindahkan makanan ke alat makan (dari
panci ke piring atau mangkok, tidak mampu
menggunakan sendok dan tidak mengetahui fungsi alat-
alat makan), memegang alat makan, membawa makanan
dari piring ke mulut, mengunyah, menelan makanan
secara aman dan menghabiskan makanan.
7) BAB dan BAK tidak pada tempatnya. Klien tidak
membersihkan diri setelah BAB dan BAK serta tidak
mampu menjaga kebersihan toilet dan menyiram toilet
setelah BAB atau BAK.
c. Sumber Koping
Sumber koping defisit perawatan diri mencakup kemampuan
personal (personal ability) akan:
1) Kemampuan klien dalam melakukan kebersihan diri
secara mandiri
2) Berhias dan berdandan secara baik
3) Melakukan makan dengan baik
4) Melaksanakan BAB/BAK secara mandiri
5) Mengidentifikasi perilaku kebersihan diri yang
maladaptif
6) Kemampuan klien dalam mengubah perilaku maladaptif
menjadi perilaku adaptif.
(Sutejo,2017)
II.5 Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi dua (Stuart
& Sunden, 2000) yaitu:
1. Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan,
belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah klien bisa memenuhi
kebutuhan perawatan diri secara mandiri.
2. Mekanisme koping maladtif
Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecahkan
petumbuhan, menurunkan otonomi, dan cenderung menguasai
lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau merawat diri.
Gangguan pemeliharaan
III.5
kesehatan
(Sutejo,2017)
Meemberikan
kesempatan
jepada
keluarga untuk
membantu
pasien.
TUK 6: Kriteria 6.1 Diskusikan dengan Memberikan
Keluarga Evaluasi: akeluarga tentang kesempatan
mampu merawat Keluarga dapat fasilitas kebersihan kepada
anggota mengetahui diri yang keluarga untuk
keluarganya defisit dibutuhkan oleh membantu
yang mengalami perawatan diri pasien untuk pasien dan
masalah kurang pasien dan cara menjaga perawatan memberikan
perawatan diri. memberikan diri pasien. motivasi.
dukungan dalam 6.2 Anjurkan keluarga
memberikan untuk terlibat Keluarga
dukungan pada dalam merawat diri sebagai sistem
pasien dalam pasien dan penduung
melakukan membantu berperan
perawatan diri. meningkatkan penting dalam
pasien dalam membantu
merawat diri pasien.
(sesuai dengan
yang telah di
sepakati).
6.3 Anjurkan keluarga
untuk memberikan
pujian atas
keberhasilan pasien
dalam merawat
diri.
DAFTAR PUSTAKA