BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Tahap pelaksanaan merupakan tahapan untuk mewujudkan setiap rencana yang dibuat oleh pihak
perencana. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat penting dan membutuhkan pengaturan
serta pengawasan pekerjaan yang baik sehingga diperoleh hasil yang baik, tepat pada waktunya, dan sesuai
dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.
Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan berhasil tidaknya suatu proyek, oleh
karena itu perlu dipersiapkan segala ‐ sesuatu yang berhubungan ‐ dengan teknis pekerjaan, rencana kerja,
serta tenaga pelaksana khususnya tenaga ahli yang profesional ‐yang dapat mengatur pekerjaan dengan baik
serta dapat mengambil keputusan keputusan mengenai masalah masalah yang ditemui di lapangan.
Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek
‐ bisa saja timbul masalah masalah yang tidak terduga dan tidak dapat
diatasi
‐ oleh satu pihak saja. Untuk itulah diperlukan adanya rapat koordinasi untuk memecahkan dan
‐menyelesaikan masalah bersama sama. Dalam rapat koordinasi dihadiri oleh :
‐ Konsultan Proyek
‐ Koordinator dan Pelaksana
‐ Pihak Pemilik ( Owner )
Konsultan Perencana
Bantuan Teknis ( Dinas terkait )
Dalam tahap pelaksanaan, semua pelaksanaan pekerjaan di lapangan mengikuti rencana yang telah dibuat
oleh pihakperencana. Antara lain gambar rencanadan segala detailnya, jenis material, dan dokumen lainnya.
Tahap selanjutnya kontraktor mengerjakan shop drawing sebagai gambar pelaksanaan dengan ruang lingkup
serta detail yang lebih sempit kemudian untuk tahap akhir kontraktor membuat as built drawing sebagai
gambar akhir sesuai dengan yang ada di lapangan yang digunakan sebagai laporan akhir.
LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan berada di KECAMATAN Tarogong Kabupaten Garut
LINGKUP PEKERJAAN
Ruang Lingkup pekerjaan Pembangunan gedung farmasi Kabupaten Garut ini adalah sebagai berikut :
1 PEKERJAAN PERSIAPAN
2 PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
3 PEKERJAAN PONDASI DAN BETON
4 PEKERJAAN BAJA IWF
5 PEKERJAAN ATAP
6 PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
7 PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA
8 PEKERJAAN PERKERASAN LANTAI
9 PEKERJAAN PLAFOND RUANG KANTOR
10 PEKERJAAN PENGECATAN
11 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
12 PEKERJAAN POLDING GATE
13 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR
BAB II
METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN
SITE MANAJEMEN
Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan Pembangunan gedung farmasi Kabupaten Garut perlu
dilakukan Site Manajemen yang meliputi :
1. Kecukupan ruang kerja dan sirkulasi kegiatan
2. Tata letak lokasi pekerjaan
3. Meminimalisir gangguan yang ada selama pekerjaan.
4. Efektif dan Efisiensi dalam pekerjaan
Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan Pembangunan gedung farmasi Kabupaten Garut perlu
dilakukan Site Manajemen yang meliputi :
1. Kecukupan ruang kerja dan sirkulasi kegiatan
2. Tata letak lokasi pekerjaan
3. Meminimalisir gangguan yang ada selama pekerjaan.
4. Efektif dan Efisiensi dalam pekerjaan
STRUKTUR ORGANISASI
Untuk dapat mencapai hasil yang baik, di perlukan pengaturan dan manajemen lapangan yang baik. Untuk
itu pada proyek ini di bentuk Struktur Organisasi Proyek yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan
pekerjaan dilapangan. Struktur Organisasi untuk pelaksanaan proyek ini sebagaimana yang disampaikan
kepada panitia pengadaan dalam dokumen administrasi dan usulan teknis dalam lembar tersendiri.
BAB III
URAIAN PEKERJAAN UTAMA
A. Penjelasan Umum
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan setelah di keluarkan Surat Penunjukan Pemenang serta kontrak
disetujui serta Surat Perintah Mulai Kerja Berikut Surat Penyerahan Lapangan telah di terima oleh Pihak
Kami. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam dokumen
kontrak yaitu selama 60 hari kalender. Dalam pelaksanaan proyek, kami selaku kontraktor pelaksana
akan tetap mengacu pada RKS baik untuk bahan bangunan dan mutu bangunan.
Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi, penentuan metode kerja sangatlah penting. Hal ini
dikarenakan methode kerja yang tepat sesuai dengan pekerjaan dan kondisi proyek akan menentukan
hasil penyelesian proyek tersebut, sehingga methode kerja ini harus di rencanakan dan dievaluasi
secara cermat sebelum pekerjaan berlangsung.
Pemilihan alat kerja yang sesuai, teknis pelaksanaan yang tepat serta pengelolaan sumber daya manusia
yang baik akan menunjang performa dan progress pekerjaan dilapangan dengan baik.
Pembahasan pada bab ini meliputi beberapa bagian dari pelaksanaan pekerjaan, mulai dari material,
peralatan, dan pekerjaan struktur, Arsitektur, Pekerjaan ME dan Pekerjaan Infrastruktur.
B. Material‐
Material adalah semua jenis bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan suatu proyek.
Material material yang digunakan harus memenuhi syarat yang telah ditentukan dalam Rencana Kerja
dan Syarat – syarat (RKS) yang telah ditentukan oleh konsultan perencana dan pemilik proyek.
1 PEKERJAAN PERSIAPAN
Ruang lingkup pada pekerjaan persiapan ini adalah :
1 Administrasi dan Dokumentasi
2 Direksi keet/rumah jaga+gudang (konstruksi kayu)
3 Papan Nama proyek
4 Pemasangan dan Pengukuran Bouplank
5 Pembersihan Halaman (bekas tebangan pohon)
1 Administrasi dan Dokumentasi
Administrasi pada proyek ini meliputi foto-foto proyek yang diambil dari pertama pelaksaan proyek (foto
0%) dilanjutkan dengan foto 5% dan sampai ke foto 100%.Untuk Administrasi dilakukan setiap hari
dengan menghitung progress pelaksanaan serta membuat laporan harian pekerjaan yang disesuaikan
dengan rencana pekerjaan termasuk surat menyurat. Kemudian pada akhir pekerjaan akan dibuatkan
Asbuilt Drawing yaitu gambar pelaksanaan dilapangan.
2 Direksi keet/rumah jaga+gudang (konstruksi kayu)
Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan pembangunan Klinik Jiwa di bangun kantor Direksikeet.
Bedeng buruh ditempatkandidekat lokasi pekerjaan, sehingga dapat dijangkau pekerja-pekerja dalam
pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Klinik Jiwa.
Rencana Waktu Pelaksanaan : = 2,00 Hari Kalender
Minggu ke 1 Bulan Ke I sampai dengan Minggu Ke 1 Bulan Ke I
I Pekerjaan Tanah
I.1 Galian pondasi lateral (batu kali)
Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi yaitu:
- Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui ukuran
panjang, lebar dan kedalaman pondasi.
- Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis tanah yang kurang
baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat
tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi.
- Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras dengan daya
dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2
- Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2, maka galian tanah
harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari
- Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi agar tukang lebih
leluasa bekerjanya.
- Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak
mengganggu pekerjaan.
Penulangan Pondasi
a. Perakitan Tulangan
Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi
proyek agar setelah dirakit ‐dapat langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi dapat berjalan
Cara perakitan tulangan :
• Mengukur panjang masing masing type tulangan yang diketahui dari ukuran pondasi setempat.
‐
• Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat, dengan memperhitungkan
bentuk bentuk type tulangan yang ada pada pondasi setempat tersebut;
• Merakit satu persatu bentuk dan typetulangan pondasi dengan kawat pengikat agar kokoh dan
tulangan tidak terlepas;
b. Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan
cara‐ manual karena tulangan untuk pondasi setempat ini tidak terlalu berat dan kedalaman pondasi
ini juga tidak terlalu dalam.
Hal hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
• Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak turus permukaan
tanah dengan bantuan waterpass.
• Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah, jarak antara
tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan pengganjal yang dibuat dari batu
kali disetiapujungsisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar
tanah untuk melindungi/melapisi tulangan ‐ dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak
• menjadi karat.
Setelah dipastikan rakitan tulangan benar benar stabil, maka dapat langsung melakukan
Pekerjaan Begisting
Bekisting
‐ adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk mencetak
beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya.
Tahap tahap pekerjaan bekisting :
• Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan kolom
sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
• Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat bekisting, jarak
sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
• Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
• Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak miring
dengan ‐ bantuan alat waterpass.
• Papan cetakan tidak boleh bocor.
• Papan papan disambung dengan klem‐/ penguat / penjepit.
• Paku diantara papan secara berselang seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.
‐
Pekerjaan Pengecoran ‐
Bahan bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split
‐ serta air. Kualitas/mutu
beton untuk pondasi ini menggunakan mutu beton K-250. Bahan bahan harus diperiksa dulu ‐ sebelum
dipakai membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat syarat mutu dipenuhi. Semen
merupakan bahan pokok terpenting dalam ‐ pembuatan beton karena mempersatukan butir butir pasir
dan kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air
akan mengeras.
‐ Agregat adalah butiran butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut kerikil/split dan batu
Tahap tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat mempergunakan
ember sebagai ukuran perbandingan.
• Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau seng/pelat
dengan ukuran tinggi x‐ lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm dapat juga dibuat dari
pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
• Mempersiapkan bahan bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen, pasir, split, serta
air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
• Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1
‐
volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volune split serta air secukupnya.
• Bahan bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan pasir, kedua
semen portand, ke tiga‐ split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru ‐ kemudian ditambahkan
air secukupnya.
• Setelah adukan benar benar tercampur sempurna kuranglebih selama 4 10 menit tabung mollen
(mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
•
Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang sudah diletakan
tulangan dengan bantuan ‐alat sendok spesi centong/ dan dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit
demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang
besar dapat masuk kecelah celah tulangan.
Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan mengering dan setelah
mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.
Bahan yang dibutuhkan :
1 Paku biasa 2'-5" = 2,60 Kg
2 Minyak bekisting = 1,15 Ltr
3 Besi beton ( G-07) ulir d13 = 2.353,90 Kg
4 Begisting (G-09) = 34,67 m2
5 Beton K-225 (G-05) = 15,00 M3
‐
Pekerjaan Sloof
Tahap tahap pembesian sloof :
• Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai dengan yang tertera didalam gambar
rencana, yaitu besi D16 mm dan sengkang besi Ø8 dengan jarak sengkang 100 mm dan 200 mm
pada tumpuan dan 150 mm pada lapangan
• Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan pokok untuk mempermudah pekerjaan
• Sengkang dipasang dengan jarak 100 mm , 200 mm pada tumpuan dan 150 mm pada lapangan
sama untuk keseluruhan tulangan. ‐
• Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat agar jaraknya tidak berubah.
‐
• Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus dilakukan selang seling dan
penempatan sambungan di tempat tempat dengan tegangan maksimum sedapat mungkin dihindari.
• Sambungan lewatan harus ada overlapping / tidak sejajar antara tulangan atas dengan tulangan
bawah. Dipasang beton decking pada tulangan sloof tersebut yang berfungsi untuk membuat selimut
pada beton sehingga tidak ada tulangan yang tampak karena dapat menyebabkan tulangan
‐
berkarat. Tebal beton decking yang dipasang harus disesuaikan dengan tebal selimut beton yang
Tahap tahap pembuatan bekisting untul sloof : ‐
• Mengadakan marking posisi bekisting yang akan dipasang.
• Pemotongan papan kayu dan perakitan bagian bagian bekisting yang akan dibuat disesuaikan
dengan ukuran tie beam tersebut.
• Sebelum bekisting dipasang, terlebih dahulu bekisting dibagian dalam diolesi dengan menggunakan
mud oil, hal ini berfungsi agar pada waktu pembongkaran bekisting tidak mengalami kesulitan
Pemasangan bekisting tegak lurus pada lokasi sloof yang telah ditentukan kemudian dikunci dengan
menggunakan
‐ kayu 8 / 12 dan paku secukupnya sebagai penahan goyangan.
4 PEKERJAAN
‐ BAJA IWF
Penentuan As Kolom ‐
Titik titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan dengan
gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat alat seperti: theodolit,
meteran, tinta, sipatan dll.
Proses Pelaksanaan :
• Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop drawing dengan
menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama.
• Buat as kolom dari garis pinjaman.
• Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).
• Pembesian Kolom Dengan baja IWF
Pengecekan
Setelah pembesian balok WF dianggap selesai, lalu diadakan checklist/ pemeriksaan untuk tulangan.
Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah diameter dan jumlah tulangan utama, diameter,
jarak, dan jumlah sengkang, ikatan
‐ kawat, dan beton decking. Untuk pembesian pelat lantai yang
diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra,
perkuatan (sparing) pada lubang lubang di pelat lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.
Pengecekan
Setelah pembesian balok WF dianggap selesai, lalu diadakan checklist/ pemeriksaan untuk tulangan.
Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah diameter dan jumlah tulangan utama, diameter,
jarak, dan jumlah sengkang, ikatan
‐ kawat, dan beton decking. Untuk pembesian pelat lantai yang
diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra,
perkuatan (sparing) pada
‐ lubang lubang di pelat lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.
Pemasangan Kuda kuda Baja WF diatas struktur pendukungnya ( kolom dan ringbalk ) harus dilaksanakan
secara‐ benar dan cermat. Agar rangka atap baja ringan terpasang sesuai dengan persyaratannya.
Persyaratan teknis rangka atap baja ringan diantaranya adalah:
1 Kuda kuda ‐terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dynabolt) pada kedua
tumpuannya. ‐
2 Semua kuda kuda tegak lurus terhadap ringbalk.
3 Ketinggian apex untuk pemasangan nok diatas setiap kuda kuda rata.
4 Sisi miring atap rata ( tidak bergelombang ).
5 Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.
6 Tidak terjadi deformasi
‐ (perubahan bentuk) akibat kesalahan pelaksanaan pekerjaan.
‐
VI PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
Tahap tahap pekerjaan :
• Mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti : meteran, jidar aluminium, roskam kayu, kertas
semen dan benang
• Selanjutnya mempersiapkan bahan yaitu adukan adukan
• Pasang benang untuk menentukan ketegakan horizontal dan vertikal untuk keperluan penggunaan
kepalan plesteran dan cek kembali ketegakkan dan kerataannya, ketebalan plesteran adalah 1 cm.
• Memastikan tata letak mekanikal elektrikal yang menempel tertanam dalam plesteran untuk
efisiensi pekerjaan agar tidak terjadi pengulangan plesteran.
• Plesteran dapat dilaksanakan setelah mengecek kerataan dengan menggunakan alat jidar.
• Setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan penyiraman selama 7 hari agar tidak terjadi keretakan
‐
dinding.
• Setelah plesteran benar benar kering dapat dilanjutkan dengan pekerjaan acian menggunakan
campuran semen dan air dengan ketebalan maksimal 3 mm
Tenaga Kerja yang dibutuhkan :
1 Pekerja = 176,000 OH
2 Tukang Batu = 89,600 OH
3 Kepala tukang = 127,000 OH
4 Mandor = 21,300 OH
bahan yang dibutuhkan :
1 semen portlan = 1.450,00 kg
2 pasir pasang = 10,00 m3
Rencana Waktu Pelaksanaan : = 14,00 Hari Kalender
Minggu ke 4 Bulan ke I sampai dengan Minggu ke 5 Bulan ke I
VII PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA
Pekerjaan Pintu/Jendela mencakup pelaksanaan pekerjaan :
1 Type P1 ( 1 Unit )
2 Type J1 ( 1 Unit )
3 kusen Type BV 1 ( 5 Unit )
4 kusen Type BV 2 ( 8 Unit )
5 kusen Type BV 3 ( 5 Unit )
Pabrikasi rangka kusen dan daun pintu dilaksanakan di whork shop atau di tempat konstruksi ‐Sup
Kusen
‐ Alumunium. Jenis dan ‐ type kusen di sesuaikan dengan gambar rencana. Pemasangan kusen pin
dan jendela dapat dilakukan setiap areal lubang yang akan dipasang kusen dan kaca benar ben
siku siku. Pengukuran siku siku dapat dilakukan dengan cara pengukuran yang kedua diagonalnya har
sama. Pemasangan akan dilakukan jika pekerjaan plesteran /acian disekitar kusen seluruhnya telah
Hal ini untuk menghindari ternodanya kusen aluminium tersebut oleh cairan semen, yang pada akhirn
akan menyebabkan cacatnya permukaan dari kusen tersebut. Perkuatan kusen terhadap dinding deng
cara penyekrupan. Khusus untuk kusen yang merupakan dudukan dari daun jendela dan daun pin
maka pada letak engsel dari daun jendela maupun engsel dari daun pintu pada bagian dalam kusenn
diberi perkuatan. Untuk memperkuat dudukan kaca ke kusen maka harus dijepit oleh karet atau sealant
Semuan kusen pintu dan jendela dipasang pada lantai satu dan lantai dua di seuaikan dengan jenis d
type yang ada dalam gambar. Untuk pemasangan kusen pintu akan dilaksanakan apabila pasangan lan
keramik tlah selesai dilaksanakan. Sedangkan untuk pabrikasi akan dilakukan secara bersamaan den
kusen pintu jendela yang lain.
Langkah Pekerjaan :
• Fabrikasi di tempat Suplier Kusen Alumunium telah selesai dilaksanakan sesuai gambar d
Type yang ada dalam gambar rencana dan telah disesuaikan dengan shop drawing yang te
disetujui oleh konsultan pengawas dan direksi pekerjaan.
• Pasang kusen pintu/jendela pada lokasi yang telah ditentukan ( sesuai Type yang ada ).
• Sesuaikan lubang kusen dengan ukuran kusen ( selisih lubang 1 cm ).
• Masukan Kusen yang siap di pasang ke lubang tembok dengan bantuan baji karet/kayu
• Atur kedudukan kusen dengan Baji Karet/Kayu
• Stel kelurusan / kedudukan kusen terhadap tembok / dinding
• Lubangi tembok/dinding melalui lubang kusen dengan bor untuk tempat sekrup
• Masukan Fischer ke dalam lubang bor.
• Fischer di kencangkan dengan obeng.
•
Pasang Daun Pintu/Jendela ( Setelah di Pasang kaca kedalam kusen ).
•
Finish tembok / dinding dengan Sealent
Bahan yang dibutuhkan :
Profil alluminium 4" = 1,10 m
Skrup fixer = 2,00 buah
Sealant = 0,06 Tube
Profil kaca = 4,40 m
Kaca tebal 5 mm = 4,50 m
Kaca tempered tebal 12 mm = 1,10 m2
1,10 m2
Tenaga Kerja
Pekerja = 198,00 m
Tukang khusus alumunium = 17,20 buah
Kepala tukang = 12,20 Tube
Mandor = 0,70 m
Langkah Pekerjaan :
• Reaksi pengerasan (curing) semen pada plesteran harus sudah sempurna, minimal harus ditunggu
selama 28 hari.
• Periksa kelembaban tembok. Gunakan alat protimeter, yaitu alat pengukur kadar air. Kadar air
harus sudah di bawah 18 %.
• Periksa kadar alkali tembok. Gunakan kertas lakmus untuk mengukur pH (derjat keasaman/alkali).
• Kadar alkali harus menunjukkan kurang lebih pH 8.Kalau lebih dari pH 8, berarti reaksi semen
belum sempurna dan tembok belum layak dicat.
• Kalau kadar air sudah rendah, tetapi kadar alkali masih tinggi, berarti masih ada semen bebas yang
belum beraksi karena kekurangan air. Basahkan permukaan tembok dengan air bersih.
• Bila semua persyaratan diatas sudah terpenuhi, bersihkan permukaan dari bekas percikan semen,
Efflorescene (pengkristalan garam), pengapuran, debu, kotoran, dan minyak. Gosok permukaan
tembok dengan kertas amplas kasar atau sikat sambil permukaan ‐ tembok dibasahi air bersih.
Kemudian keringkan dengan kain lap yang bersih.
•
Cuci permukaan tembok dengan larutan asam chlorida (HCl) 10 15% untuk menetralkan ‐ alkali yang
masih ada dan juga mengetching permukaan tembok agak lebih kasar sehingga daya lekat lebih
baik. Bila permukaan tembok berlumut atau berjamur cuci dengan larutan kaporit10 15%
Pengecatan Plafond
Langkah pekerjaan pengecatan pada plafon sama dengan pengecatan pada tembok. Bahan cat yang
digunakan juga adalah cat untuk tembok/dinding. Perbedaan mendasar yang ada adalah bahwa plafon
terletak di bagian atas dalam posisi mendatar, sehingga diperlukan cara khusus dalam menyapukan cat
pada plafon.
Bersihkan bidang yang akan dicat dari kotoran yang menempel, biasanya bekas adukan semen ketika
tukang batu mengerjakan pekerjaan plesteran dan acian dinding. Gunakan kapek kayu, dan haluskan
dengan amplas ukuran sedang.
Bersihkan permukaan GRC dari debu bekas amplas menggunakan kain ball politur (kain limbah kaos).
Lakukan pengecatan dengan cat dasar kayu yang diencerkan dengan thinner. Cat dasar gunanya untuk
melapisi permukaan kayu agar plamur kayu menempel dengan baik dan menyatu, sehingga dalam
waktu yang lama cat finishing tidak retak dan mengelupas. Kayu yang akan dicat harus benar-benar
kering (kayu oven). Kayu yang kurang kering hasil pengecatannya kurang baik, dan pada jangka waktu
tertentu akan retak-retak dan keriput.
Menutup cat dasar dengan plamur kayu. Kerjakan pekerjaan plamur kayu dengan teliti dan rapi agar
permukaannya benar-benar rata dan menutup pori-pori kayu. Menegerjakan pekerjaan ini setelah cat
dasar minimum 2 hari.
Permukaan kayu yang sudah diplamur, kemudian diamplas dengan amplas ukuran sedang. Pekerjaan
ini dilakukan setelah lapisan plamur kayu benar-benar kering (2 hari). Apabila masih ada yang terlewat
(pori-pori kayu masih terlihat), lakukan plamur ulang.
Setelah lapisan plamur sudah diamplas, benar-benar halus dan rata, tidak ada yang terlewat, lakukan
pengecatan masih menggunakan cat dasar yang diencerkan dengan thinner (lebih encer dari campuran
no. 1).
Pengecatan dengan cat finishing (3 x), atau 3 lapis. Lakukan setelah cat dasar benar-benar kering. Setiap
lapisan dicat dengan cat yang dicampur thinner sehingga cat tidak mengenental. Setelah bebarapa saat
cat di dalam kaleng akan mengental, lakukan pengenceran ulang dengan thinner seukupnya, jangan
Bahan yang dibutuhkan :
1 Plamuur = 0,10 Kg
2 Cat dasar = 0,10 Kg
3 Cat penutup = 0,26 Kg
4 Menie besi = 0,10 Kg
5 Kwas = 0,01 buah
6 pengencer = 0,03 kg
7 amplas = 0,20 lbr
8 Roll cat = 0,01 buah
9 Kape = 0,05 buah
10 Cat TEMBOK = 0,47 Kg
11 Cat perekat beton (sebagai dasar) = 0,26 kg
12 Cat Waterproofing = 0,26 Kg
Pembantu tukang
6,900 OH
Tenaga Kerja yang dibutuhkan : = listrik
Tukang listrik 64,000 OH
Kepala Tukang Listrik 3,500 OH
Rencana Waktu Pelaksanaan : = 10,00 Hari Kalender
Minggu ke 3 Bulan ke I sampai dengan Minggu ke6 Bulan ke II
XII PEKERJAAN POLDING GATE
Pekerjaan ini akan dilakukan WORK SHOP Dengan ukuran akan menyesuaikan dengan gambar dan
Sesuai dengan spesifikasi,sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan cepat karna dilakukan oleh tenaga
Pekerja sesuai dengan keahliannya,namun pekerjaan untuk bukaan akan kita lakukan di awal sehingga
Pada saat pemasangan di workshop beres dan di publikasikan kelapangan bisa langsung terpasang
Sesuai dengan spek
Bahan yang dibutuhkan : = dan gambar
WORK SHOP DAN
Tenaga Kerja yang dibutuhkan : = MENYESUAIKAN
XIII INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR
Pekerjaan Sanitair mencakup pelaksanaan pekerjaan :
1 Pipa PVC dia 1/2" Maspion AW
2 Pipa PVC dia 2" Maspion AW
3 Pmasangan Wastafel cuci tangan Setara Toto
• Hal yang perlu diketahui : Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur
• pembuangan. ‐
• Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.
• Sambungan harus betul betul rapat.
‐
Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak kontrol) pada
• tempat tempat tertentu.
• Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.
Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. ( diatas plat = 25 cm, dibawah plat
• 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.
• Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan).
• Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out.
Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada), dimana letak sparing
clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet, fungsinya adalah untuk pembersihan
•
apabila closet terjadi penyumbatan.
Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan saluran
•
pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara pada pipa pada saat
• Pipa saluran dari closet menuju ke septictank harus diperhatikan kemiringannya, karena
kemiringan pipa dapat memperlancar penyaluran kotoran apabila digelontor dengan air, kemiringan
minimal 2 %.
• Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal type D.
• Jangan ada percabangan untuk pipa yang ditanam di tanah (bangunan 1 lantai), karena bila ada
penyumbatan susah untuk perbaikannya. Untuk bangunan bertingkat (ada shaft) harus dibuat
• Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang.
• Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan menggunakan lem atau
• dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 “.
• Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak kontrol pada pertemuan
pipa air hujan dengan saluran pembuang.
• Bila terdapat sambungan,
‐ arah shock harus sebelah atas, dan penyambungannya harus benarbenar
• Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram Isometri dimana
dapat diketahui jalur jalur instalasi pipa itu diletakkan.
• Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan plesteran dan acian,
fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan dinding. (Untuk instalasi dalam
• bangunan).
Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan setelah pekerjaan
• plesteran diselesaikan.
Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing atau pemipaan
• terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak mudah lepas
• (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).
•
Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
•
Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter
‐
Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as keramik, simetris dengan
•
luas keramik.
Setelah seluruh instalasi pemipaan selesai maka selanjutnya dilaksanakan pemasangan alat alat
sanitair.
Bahan yang dibutuhkan :
1 Pipa PVC 1/2” = 1,20 M
2 Perlengkapan = 35,00 %
3 Pipa PVC 21/2” = 1,20 M
4 Pipa PVC 3” = 1,20 M
5 Pipa PVC 4” = 1,20 M
6 Closet jongkok = 1,00 Unit
7 Semen Portland = 6,00 Kg
8 Pasir pasang = 0,01 M3
9 Wastafel = 1,20 Unit
10 Floor drain = 1,00 Unit
11 Jet shower = 1,00 M
Drs.H Sobarna KR
Direktur