BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di sekitar kita saat ini, banyak sekali zat-zat adiktif yang sangat berbahaya
bagi tubuh dan menjadi masalah bagi umat manusia di berbagai belahan bumi.
Salah satunya dikenal dengan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya
hanya dipakai secara terbatas oleh beberapa komunitas di berbagai negara. Obat-
obatan ini digunakan untuk tujuan pengobatan, diresepkan para dokter meskipun
digunakan luas pada waktu perang di abad ke-19 hingga sekarang dan
hingga saat ini. Penggunaan obat yang terlalu sering akan menjadi kebiasaan,
setelah biasa menggunakan napza kemudian untuk menimbulkan efek yang sama
diperlukan dosis yang tinggi (toleransi). Setelah fase toleransi ini berakhir
Lisa, 2013).
(WHO) jika terdata satu kasus, berarti ada sepuluh kasus disekitarnya yang tidak
2
terdeteksi, dan menurut WHO pada tahun 2012, terdapat sekitar 162-324 juta
orang didunia yang berusia antara 15-64 tahun yang pernah mengonsumsi napza.
diperkirakan ada sekitar 167 hingga 315 juta orang penyalahguna dari populasi
penduduk dunia yang berumur 15-64 tahun yang menggunakan napza minimal
Pada tahun 2011 pravalensinya sebesar 2,32%, tahun 2013 sebesar 2,56% dan
tahun 2015 sebesar 2,80% (BNN RI, 2016b). Hasil Penelitian yang dilakukan oleh
tahun 2015, dengan jumlah 63.352 kasus dari 3.664.900 jiwa dari rentang usia 10-
59 tahun. Jumlah ini selalu mengalami peningkatan dan tahun 2007 sampai 2011
Kabupaten Pesisir Selatan. Jumlah ini jauh meningkat dibanding tahun 2015 yaitu
15 kasus, menurut Kapolres Pesisir Selatan, AKBP Deni Yuhasdi, SIK melalui
adanya anggapan jika memakai napza orang akan melihat dirinya hebat, dewasa,
mengikuti mode dan sebagainya, adanya keyakinan bahwa napza dapat digunakan
merupakan gaya hidup modern dan mengikuti globalisasi dan awalnya ingin coba-
coba dan dipengaruhi oleh teman dan akhirnya kecanduan dan terus menggunakan
napza, penyebab yang lain yaitu pergaulan bebas, adanya masalah keluarga yang
membuat seorang remaja ingin menghibur diri sendiri dengan cara mengonsumsi
yang dihabiskan oleh remaja tanpa pengawasan dari orang dewasa untuk
perilaku atau sikap pada remaja akibat interaksi yang terjalin antara remaja dan
teman sebaya.
4
remaja sebagai usia bermasalah, karena masa remaja adalah masa peralihan,
dimana remaja cenderung memiliki rasa keingintahuan yang besar dan tantangan
serta cenderung berani menanggung resiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh
penyalahgunaan napza ini yaitu menyerang fungsi otak yang dapat mengakibatkan
napza, kesempatan belajar hilang dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah dan
tidak dipercayai karena pengguna napza biasanya akan suka berbohong, dan dapat
ketergantungan mental dan fisik, dan dapat mengakibatkan kerusakan pada otak
karena terus mengonsumsi napza, dapat juga merusak gigi, jantung, hati, paru-
paru, ginjal dan organ reproduksi, dan dapat juga menurunkan kemampuan belajar
Berencana (GenRe) bisa menjauhkan remaja dari berbagai ancaman yang bisa
5
menjadikan siswa/pelajar SLTA dan Mahasiswa memiliki pola pikir, sikap, dan
memprioritaskan para pekerja agar memiliki pola pikir, sikap dan trampil menolak
pusat maupun daerah juga lembaga bisnis dan sosial maupun individu dapat
Berencana (GenRe) bisa menjauhkan remaja dari berbagai ancaman yang bisa
yaitu orang tua dan sosial para remaja seperti teman sebaya. Hal tersebut
PIK- R/M) yang berada di Sekolah dan Universitas, dan pendekatan secara tidak
langsung kepada orang tua remaja melalui Bina Keluarga Remaja (BKR) (BKKN,
pengaruh era globalisasi dan teknologi pada saat ini, dan kurangnya pengetahuan
akan bahayanya penggunaan napza tersebut. Selain itu, peneliti juga melakukan
diantaranya jenis – jenis napza, dampak penggunaan napza dan bahaya napza,
40% yang cukup mengetahui tentang napza mendapat pengetahuan tentang napza
dan penggunaan napza melalui televisi dan pesantren ramadhan yang dilakukan
Penggunaan NAPZA pada Siswa Kelas X dan Kelas XI SMA Negeri 1 Bayang”
B. Rumusan Masalah
Pentingnya mencegah perilaku remaja penggunaan Napza yang beresiko
terhadap masa depan remaja, banyak upaya yang dilakukan namun masih
D. Manfaat Penelitian
sekolah dan guru - guru bidang studi bimbingan konseling dan agama
remaja.
2. Institusi pendidikan
9
3. Bagi peneliti
4. Peneliti selanjutnya
tentang penggunaan NAPZA pada siswa kelas X dan kelas XI SMA Negeri 1
Bayang pada tahun 2018, meliputi variabel independen yaitu pangetahuan, sikap
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja
1. Pengertian Remaja
Remaja adalah suatu masa transisi dari masa anak ke dewasa, yang
kognitif dan sosial (Latifah, 2008). Sebagai akibat dari bekerjanya hormon -
hormon, seorang anak sejak memasuki usia remaja (lebih kurang usia 12
pada anak - anak yang lebih kecil, sejak usia remaja itu kita bisa langsung
membedakan pria dari wanita, misalnya dari kumis, suaranya yang berat,
jakunnya, otot - otot yang kuat dan lain - lain (pada pria), pada wanita bisa
11
jangka waktu yang berbeda - beda antara satu peneliti dan lainnya. Ada yang
2007). Selain itu ada yang menyatakan antara usia 10 - 12 tahun dan 18 - 22
2. Perkembangan Remaja
a. Perkembangan fisik remaja
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak - anak ke dewasa,
bulu ketiak.
12
disebabkan antar lain oleh adanya konflik peran sosial. Disatu pihak ia
harus terus mengikuti kemauan orang tua, pola harapan orang tua di
tua mungkin adalah dalam rangka agar anak menjadi orang yang
prestasi sekolah yang tinggi dengan cara mendidik anak agar menuruti
orang tua ternyata adalah tindakan yang kurang tepat, karena meurut
usia yang lebih awal dari pada anak - anak yang berprestasi di
jiwa remaja. Sebagian orang berpendapat bahwa moral dan religi bisa
efektif
d. Mencapai kemandirian secara emosional dari orang tua dan orang
dewasa lainnya
e. Mengembangkan kemampuan dan konsep - konsep intelektual
(Dyana, 2010).
4. Problem Remaja
1) Problem Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri ialah kemampuan seseorang untuk hidup dan bergaul
dirintis itu akan dikalahkan oleh pengaruh film tadi. Dalam hal ini
dan tangkas. Remaja puteri ingin memiliki kulit yang halus, badan
kesehatan mental.
4) Problem Ekonomi dan Mendapatkan Pekerjaan
Masalah mendapatkan pekerjaan dan pemenuhan kebutuhan ekonomi
beban orang tuanya. Ia ingin bekerja sambil ingin melepaskan diri dari
Pada masa ini kadang-kadang timbul konflik antara dia dengan orang
tuanya dalam soal pemilihan jodoh. Konflik ini akan terselesaikan jika
orang tua lebih banyak berdialog dengan remaja secara baik tanpa
demikian akan terasa oleh anak sebagai suatu toleransi yang tinggi, di
umunya.
7) Problem pendidikan
Problem ini berhubungan dengan kebutuhan akan ilmu pengetahuan
remaja.
belajar dan bekerja. Waktu terluang ini relatif panjang dar-dari pada
waktu bekerja dan belajar. Ambil saja sebuah contoh seorang murid
SMP, waktu belajar di sekolah adalah antara jam 7.30-12.30 yaitu lima
orang tua, dan lain-lain. Semuanya paling banyak dua jam, sisanya
sampai malam amat panjang. Waktu terluang yang paling jelas ialah
Ada yang dya minggu, ada yang lebih dari itu, bergantung keadaan.
mengatur diri sendiri dengan disiplin yang ketat. Untuk itu sekolah
sekolah, atau terluangnya tanpa ada bimbingan orang tua, guru dan
kosong itu merupakan problema yang sulit juga, karena mereka belum
dapat mengatur diri sendiri dengan yang sulit juga, karena mereka
belum dapat mengatur diri sendiri dengan disiplin yang ketat. Untuk
remaja.
9) Problema Pekerjaan dan Pengangguran
“Pengangguran orang terdidik”. Berita seperti itu muncul di media
karena jumlah lapangan kerja lebih sedikit dari pada jumlah lulusan,
20
remaja tidak timbul. Upaya preventif lebih besar manfaatnya dari pada
upaya kuratif, karena jika kenakalan itu sudah meluas, amat sulit
Beragama
pun akan bertingkah laku seperti apa yang dilakukan orang tua
(Sofyan, 2014).
22
jika teman bergaul anak kita adalah orang yang baik, maka
diatur sedemikian rupa dan jangka waktu yang jauh lebih singkat
sikap dan kecerdasan anak didik. Jika proses belajar mengajar tidak
Tegar Remaja, yaitu remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari risiko Triad
menjadi contoh, model, idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya.
Reproduksi.
pendekatan, yaitu :
Suatu wadah dlm program GenRe yang dikelola dari, oleh dan
penunjang lainnya
Sejahtera
2) Tujuan Khusus
a) Remaja memahami dan mempraktikan pola hidup sehat dan
berakhlak
b) Remaja memahami dan mempraktikan pola hidup yang
berketahanan
c) Remaja memahami dan mempersiapkan diri menjadi Generasi
Berencana Indonesia
c. Sebagai percontohan/model
magang.
dan BKR
berjenjang
untuk remaja/mahasiswa.
28
remaja/mahasiswa.
c) Strategi Pembelajaran
a. Introspeksi Diri
d) . Strategi Pelembagaan
1) Sekolah/Perguruan Tinggi
c. Strategi Pencapaian
d. Mengembangkan Prototype materi Program GenRe
e. Adanya mekanisme regenerasi pengelola disesuaikan
kegiatan Kelompok
7. Cita-Cita GenRe
Menjadi Generasi Emas Bangsa Seperti :
a. Pola hidup sehat sehar-hari
30
adikti lainnya. Napza ini kadang kala disebut dengan istilah “NARKOBA”
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
(Sutrisna, 2013).
dan distilasi atay ermentasi tanpa distilasi, baik dengan cara memberikan
perlakuan terlebih dahulu atau tidak, menambahkan bahan lain atau tidak,
2013)
syara pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku. Zat Adikti lainnya adalah bahan lain bukan narkotika atau
(Sutrisna,2013
mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya : ganja, heroin, kokain, opium
2) Narkotika Golongan II
Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai
mengakibatkan ketergantungan.’
Contohnya : kodein dan turunanya, metadon, naltrexon dan
1) Golongan I
Adalah psikotropika yang hanya digunakan untuk tujuan ilmu
ketergantungan.
Contohnya : ametamin, metilfenidat atau ritalin.
3) Golongan III
Adalah psikotropika yang bekhasiat pengobatan dan banyak
ketergantungan.
Contohnya : lumibal, buprenorsina, pentobarbital, flunitrazepam
4) Golongan IV
Adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
(Sutrisna, 2013).
c. Bahan Adiktif
Contohnya : rokok, alkohol, thinner, lem kayu, penghapus cair,
keluar rumah, pulang larut malam, pulang dini hari bahkan sampai
malu
f. Sifat mencuri, menjual barang, terlibat hutang, dan tindakan
kriminal lainnya
g. Prestasi belajar merosot tajam
h. Seringkali melanggar disiplin di rumah, disekolah atau di kampus,
pada tahap ini adalah rasa keingintahuan yang tinggi dan ingin
34
oleh teman-temannya
b. Tahap rekreasi (tahap rekreasi sosial), pemakaian lebih sering dan
narkoba.
ragu.
Kesehatan
Pengaruh narkoba secara umum ada tiga :
1) Depresan
a. Menekan atau memperlambat fungsi system saraf pusat
yang negatif itu sudah pasti merugikan dan sangat buruk efeknya bagi
umum dan bebas oleh masyarakat. Oleh karena itu obat dan narkotik
dan eksim.
d. Gangguan pada paru-paru (pulmoner ) seperti penekanan fungsi
seperti hepatitis B, C dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya.
i. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat atal ketika terjadi Over Dosis
2013).
3) Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan/ Mental Manusia
a. Menyebabkan depresi mental
b. Menyebkan gangguan jiwa berat/psikotik.
c. Menyebabkan bunuh diri.
d. Menyebabkan melakukan tindak kejahatan kekerasan dan
pengrusakan.
e. Dampak psikis :
1. Lamban kerja, ceroboh kerja,sering tegang dan gelisah.
2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga.
3. Agitati, mejadi ganas dan tingkah laku yang brutal.
4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan.
5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh
diri.
f. Dampak sosial :
1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh
lingkungan.
2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga.
3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram (Sutrisna,
2013).
b. Bahaya Penggunaan Narkoba
a. Bagi diri sendiri
1) Dapat merusak kepribadian pelaku secara drastis
2) Dapat menimbulkan sifat apatis
38
mendapatkan obat
5) Komplikasi medik seperti : gangguan pada jantung, gangguan
berlaku
d. Bahaya bagi bangsa dan Negara
1) Suramnya masa depan Bangsa dan Negara apabila
mulanya pria saja yang merokok, kemudian turut juga kaum wanita
(Lubis,A, 2015)
Walaupun sudah diinformasikan melalui berbagai media bahwa
sebanyak 451 milyar batang. Amerika serikat sebanyak 328 milyar batang.
Jepang sebanyak 286 milyar batang dan Rusia sebanyak 215 milyar batang
(Ikhsan, H, 2012)
persen/.Pravalensi perokok saat ini 30.7 persen dengan rerata jumlah rokok
yang dihisap 8,9 batang perhari. Usia mulai merokok tiap hari yaitu pada
rentan usia 15-19 tahun. Penduduk yang merokok 83.8 persen juga merokok
yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku, yang termasuk dalam
sesudah perilaku itu ada. Hal-hal yang termasuk dalam faktor ini
sudah kecanduan akan meninggal lebih cepat dan jika tidak meninggal
akan hilang ingatan. Menurut remaja, ciri – ciri fisik pengguna narkoba
tertutup, stress, lemah mental, dan menarik diri dari pergaulan (Laili,
2005)
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan - tingkatan
(Notoatmodjo, 2007 ).
2. Sikap
Sikap merupakan evaluasi umum yang di buat manusia terhadap
dirinya sendiri, orang lain, obyek atau issue (Azwar S, 2005). Sedangkan
smaa membentuk sikap yang utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini,
(Notoatmodjo, 2007).
Berbagai tingkatan sikap yang pertama yaitu menerima, ini diartikan
(objek). Misalnya sikap orang tehadap gizi dapat dilihat dari kesedian
pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide
(Notoatmodjo, 2007).
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak
luas, apakah boleh dipakai untuk kegiatan posyandu? Atau, saya akan
yang sama, seperti teman sekolah atau teman kerja. Teman sebaya
orang tua berkurang dan beralih kepada teman sebaya untuk memenuhi
sekolah.
Berndt (1990) mengakui bahwa tidak semua teman dapat
akan terbantu apabila anak memiliki teman yang secara sosial terampil
ingin lepas dari segala aturan-aturan dari orang tua mereka. Dan
2013)
46
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Teori
Menurut Green (1980) di kutip dalam Franciska, Y & Novita, N tahun
2011 perilaku remaja dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu faktor predisposisi
merupakan faktor anteseden terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi
bagi perilaku, yang termasuk dalam faktor ini adalah pengetahuan, sikap,
motivasi atau aspirasi terlaksana, yang termasuk dalam faktor ini adalah
merupakan faktor penyerta perilaku atau yang datang sesudah perilaku itu ada.
Hal-hal yang termasuk dalam faktor ini adalah keluarga, teman, petugas,
Faktor Predisposisi :
Bagan 3.1 Kerangka Teori
(Sumber : Franciska, Y & Novita, N tahun, 2011)
Kepercayaan
Tradisi
Norma Sosial
Pengalaman
Pengetahuan
Sikap
47
Faktor Pendukung :
Perilaku
Ketersediaan Kesehatan
fasilitas sarana
prasarana
Keterampilan
Individu
Ketergantungan
sumber
Faktor Penguat :
Teman Sebaya
Keluarga
Petugas
Dll
Keterangan: : diteliti
: tidak diteliti
B. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep yang dapat peneliti gambarkan sebagai berikut :
Bagan 3.2 Kerangka Konsep
Pengetahuan siswa
48
Resiko Pengguna
Sikap siswa
NAPZA
Teman sebaya
C. Hipotesis Penelitian
Dari kerangka konsep dapat dirumuskan hipotesa sebagai berikut :
H1 : Terdapat hubungan pengetahuan siswa kelas X dan XI dengan
penggunaan napza di SMA Negeri 1 Bayang tahun 2018
H2 : Terdapat hubungan sikap siswa kelas X dan XI dengan penggunaan
napza di SMA Negeri 1 Bayang tahun 2018
H3 : Terdapat hubungan teman siswa kelas X dan XI dengan penggunaan
napza di SMA Negeri 1 Bayang tahun 2018
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian bersifat deskriptif analitik dengan desain penelitian cross
NAPZA pada siswa kelas X dan kelas XI SMA Negeri 1 Bayang tahun 2018.
49
Populasi dalam penelitian ini adalah semua murid kelas X dan XI SMA
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
N
n=
1 + N (d²)
Keterangan:
N = Besar populasi
n = Besar Sampel
d2 = Tingkat kepercayaan / ketetapan yang diinginkan (0,01)
300
n=
1 + 300 (0,01)
300
=
4
= 75 Orang
50
random sampling) yaitu dengan cara jumlah responden dalam satu kelas
dari suatu populasi target terjangkau dan akan diteliti. Kriteria eksklusi
D. Defenisi Operasional
Tabel 4.1 Defenisi Operasional
menyikapi negatif
penggunaan napza -Positif 2.Negatif
meliputi reaksi atau SS = 4 dengan
respon, S=3 mean <
pengalaman TS= 2 25
pribadi, dan STS= 1
pengaruh teman -Negatif
SS = 1
S=2
TS = 3
STS = 4
-
4 Teman Kelompok orang- Kuesioner Memberikan Dikategorik Ordinal
sebaya kelas orang yang seumur angket yang an atas:
X dan XI dan mempunyai berisi 10
SMA Negeri kelompok sosial pertanyaan 1.Baik
1 Bayang yang sama seperti dengan dengan
teman sekolah atau jawaban, mean ≥
teman kerja dengan apabila benar 5
penggunaan napza diberi nilai 1
meliputi pengaruh dan salah 2.Buruk
teman saat melihat diberi nilai 0 dengan
narkoba,psikotropi mean < 5
ka, dan zat adiktif,
saat melihat teman
memakai narkoba,
psikotropika dan
zat adiktif saat
teman mengajak
memakai narkoba,
psikotropika dan
zat adiktif
E. Instrument Penelitian
Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan
yang pernah menggunakan napza dan data jumlah siswa SMA Negeri
1 Bayang .
2. Prosedur pengumpulan data
Prosedur pengumpulan data terdiri dari:
a. Mengurus surat izin meneliti dari institusi pendidikan Sekolah
Bayang
d. Peneliti melakukan pengambilan data dilakukan selama 2 hari
kode (1), jika salah maka diberi kode (0). Untuk variabel sikap
S nilai (3), TS nilai (2), STS nilai (1), bila pernyataan negatif, SS
nilai (1), S nilai (2), TS nilai (3), STS nilai (4). Untuk variabel
teman, apabila jawaban dari responden benar diberi kode (1), jika
salah maka diberi kode (0). Untuk variabel resiko pengguna napza,
apabila jawaban dari responden benar diberi kode (1), jika salah
diperiksa.
H. Etika Penelitian
Setelah mendapatkan persetujuan barulah dilaksanakan penelitian dengan
berikut :
a. Lembar Persetujuan (Informed consent)
Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan partisipan,
partisipan.
b. Tanpa Nama (Anonimity)
Merupakan etika dalam penelitian keperawatan dengan cara tidak
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau
dan sosial. Hal ini terjadi karena akibat penelitian, pemberian obat.
I. Analisa Data
Data dianalisa dengan menggunakan software komputer melalui :
1. Analisa univariat
Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran distribusi
teori dari setiap aspek dan kriteria standar kualitatif. Analisa univariat
P= X 100%
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk melihat faktor-faktor yang
95% atau p value = 0,05. Jika nilai p value ≤ 0,05 maka hasil statistik
dinilai bermakna artinya ada hubungan antara dua variabel. Jika P value
X2
Ketentuan apabila dalam tabel terdapat nilai E < dari 5 maka digunakan
rumus :
X2= ∑
Keterangan :
X2 = Nilai Chi-square
O = Nilai observasi
kepercayaan 95% (α< 0,05) maka Ha diterima artinya terdapat hubungan yang
58