Anda di halaman 1dari 25

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MOBILISASI DAN

PENCEGAHAN STROKE BERULANG DI RUANGAN


SYARAF RSUP
DR. M DJAMIL PADANG

OLEHKELOMPOK I 1:

Difa Aidila
Siti Jamilah
Maidatifani
Beta Afrilidia
Yeki Sandra

PROGRAM STUDI NERS


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik / masalah : Mobilisasi dan Pencegahan Stroke Berulang


2. Tempat : Ruangan Syaraf RSUP Dr. M Djamil Padang
3. Hari/Tanggal : Jumat, 25 September 2013
4. Waktu : 14.00 WIB
5. Sasaran : Keluarga pasien yang menderita Stroke

A. Latar Belakang
Stroke merupakan penyakit yang terjadi akibat penyumbatan pada
pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Sehingga akibat
penyumbatan maupun pecahnya pembuluh darah tersebut, bagian otak
tertentu berkurang bahkan terhenti suplai oksigennya sehingga menjadi rusak
bahkan mati. Akibatnya timbullah berbagai macam gejala sesuai dengan
daerah otak yang terlibat, seperti wajah lumpuh sebelah, bicara pelo (cedal),
lumpuh anggota gerak, bahkan sampai koma dan dapat mengancam jiwa
(Mediskus, 2013).
Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke
tahun. Saat ini di Indonesia penyakit stroke merupakan penyebab kematian
ketiga setelah penyakit jantung koroner dan kanker. Depkes RI (2007)
melaporkan bahwa stroke merupakan penyebab kematian yang utama di
rumah sakit disamping itu stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan
nomor satu didunia ( Pinzon & Asanti, 2010).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi terjadinya
serangan berulang atau kekambuhan pada penderita stroke adalah dengan
menjalankan perilaku hidup sehat sejak dini. Pengendalian faktor-faktor
resiko secara optimal harus dijalankan, melakukan kontrol secara rutin,
mengkonsumsi makanan yang sehat serta konsumsi obat, tidak merokok, dan
harus mengenali tanda-tanda dini stroke ( Wardhana, 2011).
Untuk mengurangi dan mencegah terjadinya stroke berulang maka
pengetahuan keluarga dan pasien perlu ditingkatkan, agar berbagai faktor
resiko yang dapat menimbulkan kejadian stroke berulang dapat dicegah atau
dihindari, salah satunya melalui penyuluhan kesehatan. Sekitar 90 % pasien
stroke mengalami kelemahan pada anggota gerak. Pemulihan pasien stroke
dapat dilakukan dengan mobilisasi sedini mungkin dalam rangka mencegah
kekakuan sendi dan mengembalikan kemampuan klien secara fisik
(Sukmaningrum, 2014).
Rehabilitasi merupakan program terapi dasar dari pemulihan pasien stroke
yang mengalami gangguan fungsi gerak. Rehabilitasi yang dapat
meningkatkan kemampuan pada penderita stroke yang mengalami kelemahan dapat
diberikan berupa latihan fisik. Latihan ini dapat diberikan selama 4 minggu
dengan latihan 2 kali dalam seminggu dengan durasi 1 jam pada setiap latihannya.
Rehabilisasi pasca stroke salah satunya yaitu melalui latihan ROM baik pasif
ataupun aktif. Latihan ROM ini ialah latihan yang dilakukan guna memaksimalkan
dan mengoptimalkan fungsi dari persendian dari kemampuan seseorang yang tidak
menimbulkan rasa nyeri. Range Of Motion (ROM) sendiri dapat di kombinasikan
dengan tambahan sarana bola karet sebagai intervensinya (Sukmaningrum, 2014).
Penggunaan bola pada latihan ini adalah yang memiliki ciri fisik
bergerigi dengan sifat lembut/elastis. Penggunaan bola dengan ciri fisik tersebut
diharapkan dapat menstilmulus titik akupuntur terutama pada bagian tangan yang
secara tidak langsung akan memberikan sinyal ke bagian saraf sensorik pada
permukaan tangan yang akan disampaikan ke otak.
Latihan menggengam bola ini juga dapat merangsang serat-serat otot untuk
berkontraksi, hanya dengan sedikit kontraksi kuat setiap latihan dengan karakteristik
bola karet yang memilikiki tekstur bergerigi dan lentur akan melatih reseptor sensorik
dan motorik (Sukmaningrum, 2014).
Beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya salah satunya penelitian
yang dilakukan oleh Beebe & Lang menunjukkan peningkatan yang signifikan pada
pemberian ROM secara rutin, dimana peningkatan kekuatan otot yang sebelum
pemberian ROM skalanya 2 dan setelah pemberian ROM meningkat menjadi 3.
Pemulihan fungsi ektremitas atas biasanya terjadi dalam rentang waktu 4
minggu, latihan yang dapat dilakukan dalam meningkatkan fungsi ekstremitas atas
yaitu menggenggam, mencengkram, bergerak, dan melepaskan beban
(Sukmaningrum, 2014).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan melalui wawancara pada
keluarga pasien stroke di ruangan syaraf, dari 10 yang di wawancarai, 6
diantaranya karena adanya faktor resiko hipertensi, 1 diantaranya dipicu oleh
penyakit diabetes militus, 3 diantaranya karena kebiasaan gaya hidup seperti
merokok. Maka dari itu, kami akan memberikan penyuluhan tentang
“Mobilisasi dan Pencegahan Stroke Berulang “ di ruangan syaraf RSUP Dr.
M. Djamil Padang.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang pencegahan stroke berulang
diharapkan keluarga pasien dapat memahami konsep tentang mobilisasi
pasien stroke dan pencegahannya.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang diare diharapkan audiens dapat:
a. Menyebutkan Pengertian Stroke
b. Menyebutkan Penyebab Penyakit Stroke
c. Menjelaskan mobilisasi pada pasien stroke
d. Menyebutkan Cara Pencegahan Stroke Berulang

C. Pelaksanaan Kegiatan
A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik :Cara Pencegahan Stroke Berulang
2. Sasaran dan Target : keluarga dan pasien stoke
3. Metode
 Ceramah
 Demonstrasi
 Diskusi
 Tanya Jawab
4. Media dan Alat
 Leaflet
 Laptop
 LCD
 Microfon
1. Waktu dan tempat
Hari/Tanggal : Jmat, 11 Januari 2019
Pukul : 14.00 WIB
Tempat : bansal syaraf RSUP M Djamil Padang
2. Pengorganisasian dan fungsinya/ Uraian tugas
a. Moderator : Difa Aidila
 Membuka acara
 Memperkenalkan mahasiswa
 Menjelaskan tujuan dan topic yang disampaikan
 Menjelaskan kontrak waktu diskusi
 Mengatur jalannya diskusi
b. Presenter : Maidatifani
 Menyampaikan materi penyuluhan tentang pencegahan stroke berulang
c. Observer : Beta Afrilidia
 Mengamati hasil penyuluhan kesehatan tentang pencegahan stroke
berulang
 Mencatat hasil pelaksanaan penyuluhan pencegahan stroke berulang
 Membuat laporan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan
d. Fasilitator : Yeki Sandra dan Siti Jamilah
 Memotifasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegiatan
 Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
 Membuat absensi penyuluhan yang telah dilaksanakan
 Mendemonstrasikan cara pencegahan stroke berulang
.

J. Setting Tempat

Keterangan:
= Moderator
= Presenter
= Audience/peserta
= Observer
= Fasilitator

J. Kegiatan Penyuluhan
No. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu
1 Pembukaan
 Moderator memberikan salam  Menjawab salam 5 menit
 Moderator memperkenalkan anggota  Memperhatikan
penyuluh
 Moderator menjelaskan topik penyuluhan  Mendengarkan dan
 Moderator membuat kontrak waktu memperhatikan

 Moderator menjelaskan tujuan  Mendengarkan dan


penyuluhan memperhatikan

2 Pelaksanaan
 Menggali pengetahuan peserta tentang  Mengemukakan 20 menit
pencegahan stroke berulang pendapat
 Memberi reinforcement positif
 Menjelaskan tentang pengertian stroke  Mendengarkan

 Menggali pengetahuan peserta tentang


faktor penyebab stroke
 Mendengarkan dan
 Memberi reinforcement positif
memperhatikan
 Menjelaskan tentang faktor penyebab
stroke
 Mengemukakan
 Menggali pengetahuan peserta tentang pendapat
tanda dan gejala stroke
 Memberi reinforcement positif
 Menjelaskan tentang tanda dan gejala  Mendengarkan
stroke
 Menggali pengetahuan peserta tentang  Mengemukakan
akibat lanjut stroke pendapat
 Memberi reinforcement positif
 Menjelaskan tentang akibat lanjut stroke
 Mendengarkan dan
 Menggali pengetahuan peserta tentang memperhatikan
Cara Pencegahan Stroke Berulang
 Memberi reinforcement positif
 Menjelaskan tentang Cara Pencegahan
 Mendengarkan
Stroke Berulang
 Mengemukakan
 Menggali tentang Cara Pencegahan
pendapat
Stroke Berulang
 Memberi reinforcement positif
 Moderator memberi kesempatan peserta  Memberikan
untuk bertanya pertanyaan

 Memberikan reinforcement pada peserta


yang mengajukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan  Mendengarkan dan
memperhatikan

3 Penutup
 Moderator melakukan evaluasi  Menjawab 5 menit
pertanyaan
 Moderator meyimpulkan hasil diskusi
 Bersama moderator
 Moderator menyampaikan pesan untuk
menyimpulkan
masyrakat
materi
 Moderator mengucapkan salam
 Memdengarkan
dan memperhatikan
 Menjawab salam
o. Memberikan reinforcement positif Mendengarkan dan
pada peserta yang bertanya memperhatikan
p. Memberikan kesempatan pada Menjawab
peserta lain peserta yang lain untuk pertanyaan
memberikan pendapat
Mendegarkan dan
q. Melengkapi jawaban peserta
memperhatikan
3. 5 menit Penutup
a. Mengevaluasi atau menanyakan a. Menjawab
kembali materi yang telah pertanyaan
disampaikan pada peserta
b. Menyimpulkan kembali materi b. Memperhatikan
yang telah disampaikan
c. Memperhatikan
c. Memberikan motivasi kepada
keluarga agar selalu optimis dalam
merawat anggota keluarganya yang
menderita stroke
d. Memberi salam penutup d. Menjawab salam

g. Kriteria Evaluasi
1. Evalusi Struktural

 Mahasiswa dan audiens sudah berada pada posisi yang drencanakan

 Tempat dan alat sesuai dengan perencanaan

 Preplanning telah disetujui

 peserta menghadiri penyuluhan

2. Evalusi Proses

 Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan

 Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan

 70% peserta mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai

 70% audiens berperan aktif selama kegiatan berjalan

3. Evalusi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan 80% peserta mampu :
a. Menyebutkan pengertian stroke
b. Menyebutkan penyebab penyakit stroke yang dapat dikontrol dan yang
tidak dapat dikontrol
c. Menjelaskan tentang mobilisasi pasien stroke
d. Menyebutkan cara pencegahan stroke berulang
LAMPIRAN
MATERI

1. Pengertian Stroke

Menurut kriteria WHO stroke secara klinis didefinisikan sebagai gangguan

fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis

baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat

menimbulkan kematian yang disebabkan oleh karena gangguan peredaran

darah otak. Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh

berhentinya suplai darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan

oksigen ini dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan, atau pecahnya

pembuluh darah di otak (Smeltzer, 2001).

2. Faktor Penyebab Stroke

a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol

Usia

Setiap manusia akan bertambah umurnya, dengan demikian

kemungkinan terjadinya stroke lebih besar. Pada umumnya resiko

terjadinya stroke mulai usia 35 tahun dan meningkat setiap tahunnya.

Jenis kelamin

Pria memiliki kecenderungan lebih besar terkena serangan stroke

dibanding perempuan.

Ras/suku bangsa

Genetik/keturunan
Seseorang yang mempunyai riwayat stroke dalam keluarganya,

menjadi seseorang yang beresiko tinggi terkena serangan stroke.

b. Faktor resiko yang dapat dikontrol atau dikendalikan diantaranya :

Hipertensi

Diabetes mellitus

Penyakit jantung

Riwayat stroke sebelumnya

Merokok

Kolesterol tinggi

Obesitas

Minuman Alkohol

3. Mobilisasi Pada Pasien Stroke

Mobilisasi adalah jalan untuk melatih hampir semua otot tubuh untuk

meningkatkan fleksibilitas sendi atau mencegah terjadinya kekakuan pada

sendi.

A. Pelaksanaan mobilisasi dini posisi tidur

Berbaring telentang

- Posisi kepala, leher, dan punggung harus lurus.

- Letakkan bantal dibawah lengan yang lemah/lumpuh secara berhati-

hati, sehingga bahu terangkat keatas dengan lengan agak ditinggikan

dan memutar kearah luar, siku dan pergelangan tangan agak

ditinggikan.

- Letakkan pula bantal di bawah paha yang lemah/lumpuh, dengan posisi

agak memutar ke arah dalam, dan lutut agak ditekuk.


Miring kesisi yang sehat

- Bahu yang lumpuh harus menghadap kedepan

- Lengan yang lumpuh memeluk bantal dengan siku diluruskan

- Kaki yang lumpuh diletakkan didepan

- Dibawah paha dan tungkai diganjal bantal

- Lutut ditekuk

Miring kesisi yang lumpuh/lemah

- Lengan yang lumpuh menghadap kedepan, pastikan bahu pasien tidak

memutar secara berlebihan

- Tungkai agak ditekuk, tungkai yang sehat menyilang di atas tungkai

yang lumpuh/lemah dengan diganjal bantal.

B. Latihan Gerak Sendi (Range of Motion)

Latihan gerak sendi ini bertujuan untuk mengurangi kekakuan pada sendi

dan kelemahan pada otot yang dapat dilakukan aktif maupun pasif

tergantung dengan keadaan pasien.

Gerakan-Gerakan dalam latihan gerak sendi ini adalah sebagai

berikut:
a. Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan

Cara :

- Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku

menekuk dengan lengan.

- Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain

memegang pergelangan tangan pasien.

- Tekuk tangan pasien ke depan sejauh mungkin.

Gambar 1. Latihan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan

b. Fleksi dan Ekstensi Siku

Cara :

- Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak

mengarah ke tubuhnya.

- Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangannya mendekat

bahu.

- Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya.


Gambar 2. Latihan fleksi dan ekstensi siku

c. Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah

Cara :

- Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku

menekuk.

- Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang

tangan pasien dengan tangan lainnya.

- Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya menjauhinya.

- Kembalikan ke posisi semula.

- Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya menghadap

ke arahnya.

- Kembalikan ke posisi semula.

Gambar 3. Latihan pronasi dan supinasi lengan bawah


d. Pronasi Fleksi Bahu

Cara :

- Atur posisi tangan pasien disisi tubuhnya.

- Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan

pasien dengan tangan lainnya.

- Angkat lengan pasien pada posisi semula.

Gambar 4. Latihan pronasi fleksi bahu

e. Abduksi dan Adduksi Bahu

Cara :

- Atur posisi lengan pasien di samping badannya.

- Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan

pasien dengan tangan lainnya.

- Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya kearah perawat

(Abduksi).
- Gerakkan lengan pasien mendekati tubuhnya (Adduksi)

- Kembalikan ke posisi semula.

Gambar 5. Latihan abduksi dan adduksi bahu

f. Rotasi Bahu

Cara :

- Atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh dengan siku menekuk.

- Letakkan satu tangan perawat di lengan atas pasien dekat siku dan

pegang tangan pasien dengan tangan yang lain.

- Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai menyentuh tempat tidur,

telapak tangan menghadap ke bawah.

- Kembalikan posisi lengan ke posisi semula.

- Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai menyentuh tempat tidur,

telapak tangan menghadap ke atas.

- Kembalikan lengan ke posisi semula.


Gambar 6. Latihan rotasi bahu

g. Fleksi dan Ekstensi Jari-jari

Cara :

- Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan, sementara tang lain

memegang kaki.

- Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah

- Luruskan jari-jari kemudian dorong ke belakang.

- Kembalikan ke posisi semula.

Gambar 7. Latihan fleksi ekstensi jari

h. Infersi dan efersi kaki

Cara :

- Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan pegang

pergelangan kaki dengan tangan satunya.

- Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki

lainnya.

- Kembalikan ke posisi semula


- Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang

lain.

- Kembalikan ke posisi semula.

Gambar 8. Latihan infersi dan efersi kaki


i. Fleksi dan ekstensi pergelangan Kaki

Cara :

- Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu

tangan yang lain di atas pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rilek.

- Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada pasien.

- Kembalikan ke posisi semula.

- Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien.

Gambar 9. Latihan fleksi dan ekstensi kaki


j. Fleksi dan Ekstensi lutut.

Cara :

- Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien

dengan tangan yang lain.

- Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha.

- Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin.

- Kebawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke

atas.

- Kembali ke posisi semula.

Gambar 10. Latihan fleksi ekstensi lutut

k. Rotasi pangkal paha

Cara :

- Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan satu tangan

yang lain di atas lutut.

- Putar kaki menjauhi perawat.


- Putar kaki ke arah perawat.

- Kembalikan ke posisi semula.

Gambar 11. Latihan potasi pangkal paha

l. Abduksi dan Adduksi pangkal paha.

Cara :

- Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan

pada tumit.

- Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari

tempat tidur, gerakkan kaki menjauhi badan pasien.

- Gerakkan kaki mendekati badan pasien.

- Kembalikan ke posisi semula.


Gambar 12. Abduksi adduksi pangkal paha

4. Cara Pencegahan Penyakit Stroke Berulang

Stroke merupakan penyakit pemicu kematian yang serius, namun

sebenarnya dapat dicegah. Perubahan gaya hidup perlu ditingkatkan guna

mengurangi risiko stroke. Berikut beberapa perubahan gaya hidup yang dapat

dilakukan :

a. Konsumsi makanan sehat

Konsumsi makanan dengan tinggi serat. Makanan tinggi serat akan

membantu dalam pencegahan penyakit stroke ini dan juga turut andil

mengendalikan lemak dalam darah. Kurangi kolesterol "jahat" sehingga

dapat meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi risiko stroke.

b. Kurangi konsumsi garam

Mengurangi konsumsi garam dapat menurunkan tekanan darah sehingga

mengurangi risiko stroke.

c. Hindari Kebiasaan buruk seperti : merokok dan minum alkohol

Perokok memiliki risiko stroke dua kali lipat. Merokok dapat merusak

pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah, serta mempercepat

penyumbatan di pembuluh darah. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan

atherosclerosis (pengerasan dinding pembuluh darah) dan membuat darah

menjadi mudah untuk menggumpal dan darah menggumpal akan

meningkatkan resiko penyakit stroke ini.


d. Hidup aktif dan olahraga yang teratur

Orang yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki risiko yang lebih

besar memiliki kadar kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes, dan stroke.

Olahraga dapat mengurangi berat badan sehingga mengurangi risiko

penyakit-penyakit tersebut. Melakukan aktivitas fisik secara teratur dengan

berolahraga termasuk dalam salah satu tips dan cara dalam membantu

menurunkan tensi darah dan menciptakan keseimbangan lemak yang sehat

dalam darah.

e. Perbanyak konsumsi serat dan banyak minum air putih

Para peneliti menemukan risiko stroke bisa berkurang sampai 7 persen

untuk setiap 7 gram penambahan serat yang dikonsumsi setiap hari.

Dengan kata lain mereka yang paling rajin mengonsumsi serat risikonya

paling rendah terkena stroke.


DAFTAR PUSTAKA

http://mediskus.com/penyakit/stroke-pengertian-jenis-gejala-stroke. diakses
tanggal 07 januari 2019
Purwanti dan Arina. 2008. Rehabilitasi Klien Pasca Stroke. Kartasura:FIK
UMS
Smeltzer, Suzanne.(2001). Keperawatan Medikal Bedah.. Jakarta : EGC
STIKES Hang Tuah Surabaya. ROM (Range Of Motion). Diakses dari
www.http://stikes-hang-tuah-ROM-range-of-motion tanggal 23 September
2013
Potter, Patricia A dan Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar
FundamentalKeperawatan: Konsep, Proses Dan Praktek. Jakarta: EGC
Sukmaningrum, F. Efektivitas Range Of Motion ( Rom ) Aktif-Asistif : Spherical Grip
Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Ekstremitas Atas Pada Pasien Stroke,
14;2014

Anda mungkin juga menyukai